Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
a. Apakah Anda sepakat dengan pendapat bahwa Pancasila pada saat ini memang berada
dalam posisi lemah? Kemukakan jawaban Anda dengan argumen yang memadai!
Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara
konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah
sepanjang masih ada pengikut yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar
pengikut tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari
kehidupannya. Semakin kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi
tersebut. Sebaliknya, walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah
tidak menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya.
Jika dilihat dengan kaca mata saat ini pancasila sebagai ideologi bias dibilang
lemah. Posisi Pancasila di era globalisasi sekarang ini sangatlah rawan terhadap
gangguan. Secara umum, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai
ideologi. Namun di tataran aplikasinya, pola dan tingkahlaku masyarakat banyak yang
mengalami pergeseran nilai. Secara tidak langsung pergeseran nilai ini membuat
masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila. Apabila Pancasila mengalami
pergeseran nilai-nilai, maka kemungkinan besar Pancasila juga akan mengalami
pergeseran. Jika globalisasi mampu menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti
dengan tatanan nilai yang baru, maka besar kemungkinan eksistensi Pancasila akan
runtuh.
b. Menurut pendapat Anda, apa saja faktor yang menyebabkan lemahnya eksistensi nilai-
nilai Pancasila di Indonesia? Kemukakan jawaban Anda dengan argumen yang memadai!
Pancasila masih tetap eksis adalah karena Pancasila digali dari nilai-nilai yang ada
di masyarakat seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Ada
atau tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah ada di masyarakat
sehingga tetap berlaku di masyarakat. Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di
era global sangat tergantung dari nilai-nilai masyarakat. Jika nilai-nilai tersebut tetap
tumbuh dan berkembang, maka Pancasila juga akan terus eksis.
Jika globalisasi mampu menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti
dengan tatanan nilai yang baru, maka besar kemungkinan eksistensi Pancasila akan
runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar,
pandangan hidup, dan ideologi sekaligus sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap
nilai-nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi.
2) Faktor politik. Peran serta politik masyarakat didasarkan pada politik untuk
menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi hal berikut:
a) Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan Pengetahuan
masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan akan menentukan corak dan
arah suatu keputusan yang akan diambil.
b) Komunikasi politik Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang
mempunyai konsekuensi politik, baik secara actual maupunpotensial, yang
mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik. Komunikasi politik
antara pemerintah rakyat sebagai antara dua pihak yang menerapkan etika.
c) Kesadaran politik Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat, dan
perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat
kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh
perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan.
b. Sebutkan dua upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah rendahnya partisipasi
publik dalam politik tersebut sehingga kondisi Ketahanan Nasional Indonesia dalam
bidang politik bisa semakin kuat.
Partsipasi merupakan hal yang esensial dalam negara demokrasi. Oleh karena itu
untuk mewujudkan partisipasi politik, setidaknya ada tigal hal yang harus diperhatian.
Pertama, harus ada kompetisi dalam arti jabatan-jabatan public harus dikompetisikan.
Kedua, partisipasi dalam rangka mempengaruhi kebijakan pemerintah. Ketiga, kebebasan
berpendapat, dalam hal ini pemerintah tidak boleh menghalang-halangi gerakan
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi masyarakat. Dengan demikian,
pasrtisipasi memiliki peranan yang penting, baik bagi setiap individu untuk mengontrol
dan mengawasi kebijakan pemerintah agar terhindar dari tindakan penyelewenangan
yang dapat merugikan masyarakat, maupun bagi pemerintahan untuk mengukur tinggi
atau rendahnya sistem demokrasi di suatu negara. Dalam pelaksanaannya, partisipasi
memiliki beberapa jenis dan pola, antara lain:
a) Otonom, yaitu partisipasi yang dilakukan secara sadar dimaksudkan untuk
mempengaruhi pemerintah,
b) Konvensional, parstisipasi yang dilakukan secara langsung seperti pemilu, pilkada, dll
c) Nonkonvensional, partisipasi yang dilakukan seperti petisi, demokrasi, dan reformasi,
d) Digerakkan, partisipasi yang dilakukan atau digerakkan dalam suatu lembaga yang
menggerakkan, salah satunya partai politik (parpol) yang dijadikan lembaga utama
dan lembaga sentral untuk mengorganisir warga negara untuk berpartisipasi.
5. Kemukakan pendapat Anda tentang satu strategi yang tepat bagi upaya pembinaan
Ketahanan Nasional di kalangan generasi milenial Indonesia ini!
Sebagai generasi penerus Bangsa Indonesia, generasi muda Indonesia harus mengetahui
tantangan dan peluang yang akan dihadapinya. Untuk itu, dia juga memaparkan mengenai
tantangan dan peluang abad 21 yang berupa revolusi 4.0, society 5.0, pandemi COVID-19,
kemiskinan, resesi ekonomi global, dan sebagainya. “Sekarang kita sudah masuk ke (society) 5.0
artinya bahwa kita hidup dalam dua dunia, dunia nyata dan dunia maya,”
Peran generasi muda dalam menghadapi tantangan dan peluang abad 21 adalah melalui
pendidikan kewarganegaraan dengan bertujuan untuk memegang kunci sebagai aksi bela negara.
Kunci ini berfungsi untuk membuka pikiran, hati, dan keinginan gerenasi muda. Penguatan pola
pikir akan terjadi bila generasi muda membuka pikirannya sehingga dapat memahami konsep diri
dalam bekerja dan memanfaatkan waktu sebagai peluang.
Ada strategi khusus dalam upaya pembinaan ketahanan nasional di kalangan
generasi milenial dan hal ini tidak mungkin dengan menggunakan metode indoktrinasi.
Fleksibilitas harus diterapkan. Metode doktrin dipandnag sudah tidak relevan dengan sikap
dan pola piker generasi milenial. Harus lebih mengedepankan budaya mendengar dari pada
menggurui. Dengarkan apa yang menjadi pemikiran mereka tentang upaya bela negara.
Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-nilai bela
negara di generasi milenial. Memanfaatkan flatfrom media social maupun teknologi
informasi yang ada merupakan metode efktif. Bahkan pemerintah juga bias memanfaatkan
tokoh pemengaruh (influencer) di media social sebagai media untuk mengenalkan kegaiatan
bela negara.