Preskas Mahmudah

You might also like

You are on page 1of 24

ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PEMASANGAN INFUS

PADA NY. R 24 TAHUN G1P0A0 GRAVIDA 12-13 MINGGU DENGAN


HIPEREMESIS DI RSUD R.SYAMSUDIN, SH

KOTA SUKABUMI

Nama :

MAHMUDAH

NPM :

522168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Kehamilan Ny. R Tahun G1P0A0


Gravida 13-14 minggu dengan hyperemesis gravidarum Di RSUD R Syamsudin
SH Kota Sukabumi

Hari : Senin
Tanggal : 1 November 2022
Tempat : Sukabumi

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Ketua ProgramStudi


Program Pendidikan Profesi Bidan Program Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Institut Kesehatan Rajawali

Dhini Wahyuni,S.S.T., M.Tr.Keb Lia Kamila, S.S.T., M. Keb


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Asuhan Kebidanan
keterampilan dasar kebidanan pemasangan infus pada Ny. R 24 tahun G1P0A0
gravida 13-14 minggu dengan hiperemsis di RSUD R. Syamsudin, SH Kota
Sukabumi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat hasil pelaksanaan praktik
klinik program studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali.

Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak, untuk itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tonika Tohri, S. Kp., M. Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali.


2. Erni Hernawati, S.S.T. Bd., M.M., M.Keb., selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali.
3. Dhini Wahyuni,S.S.T., M.Tr.Keb selaku pembimbing akademik
4. Defy Ratna Sari, S.S.T., Bd selaku pembimbing praktik klinik di di RSUD
R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi telah membimbing dan membantu
dalam penyusunan laporan selama pelaksanaan praktik klinik.
5. Keluarga yang selalu memberikan dukungannya dalam segala hal
6. Teman-teman seperjuangan yang selalu semangat dalam meningkatkan
profesionalisme
Saya sangat berharap Laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Menyadari juga masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini sehingga
berharap adanya kritik dan saran yang membangun.

Sukabumi, November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu keadaan fisologis, tetapi ada beberapa
keadaan yang dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan risiko, diawali
dari hasil bertemunya sperma dan ovum yang tidak sempurna menempel ke
rahim, kemungkinan pertumbuhan janin terhambat, berbagai penyakit ibu
yang dapat mengancam kehamilan, hingga proses kelahiran juga mempunyai
risiko dan dapat menyebabkan kematian pada ibu maupun janinnya
(Radjamada Nelawati, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari- hari karena umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Penyebab hiperemesis gravidarum
belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan disebabkan oleh adanya
peningkatan hormon estrogen dan HCG (Hormon Chorionic Gonadothrophin)
dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan. Sehingga, pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk (Nadyah, 2013: 38)
Hiperemesis gravidarum ini pada umumnya dialami oleh ibu primigravida
sebanyak 60-80%, dan multigravida sebanyak 40-60%. Menurut WHO
sebagai badan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang menangani masalah
bidang kesehatan, mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum terjadi di
seluruh dunia, di antaranya negara- negara benua Amerika dengan angka
kejadian yang beragam yaitu mulai 0,5-2%, sebanyak 0,3% di Swedia, 0,5%
di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di
Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan angka kejadian hiperemesis
gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan.
Perbandingan insidensi secara umumnya yaitu 4 : 1000 (Atika, Hardians, dkk,
2016).
Hiperemesis gravidarum tidak hanya berdampak pada ibu, tapi juga
berdampak pada janinnya. Seperti abortus, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir. Selain itu, kejadian
pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine Growth Retardation/IUGR)
meningkat pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum (Ardani, 2013).
Jika ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum dibiarkan begitu saja, maka
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil menjadi tidak terpenuhi. Jika
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi, dapat mengganggu kesehatan dan aktifitas
ibu hamil. Padahal, nutrisi mempunyai peran penting dalam kehamilan.
Terutama pada kesehatan ibu dan pertumbuhan janinnya agar tetap sehat.
Salah satu kehamilan dengan resiko yaitu ibu mengalami mual muntah
yang berlebih atau yang di sebut hyperemesis gravidarum ibu hamil yang
mengalami masalah ini tidak dapat memenuhi kebutuhan cairan ataupun intek
nutrisi yang mencukupi bagi janin dan bagi ibu oleh karna itu untuk
memenuhi kebutuhan cairan, nutrisi, mineral, elektrolit selama kehamilannya
perlu dilakukannya tambahan cairan, nutrisi, mineral, elektrolit melalui
intravena/ pemasangan infus agar kebutuhan cairan dan intek nutrisi dapat
terpenuhi.
Pemasangan infus merupakan tindakan medis yang bertujuan untuk
pemberian hidrasi intravena atau makanan dan administrasi. Pada pasien
dengan masalah sirkulasi salah satu tindakan yang sering dilakukan untuk
menangani masalah tersebut adalah dengan terapi intravena (Dougherty,
2008). Terapi intravena harus diregulasi secara berkelanjutan karena
perubahan yang terjadi pada keseimbangan cairan dan elektrolit yang
dibutuhkan pasien
Pemasangan infus mempunyai indikasi tertentu, sehingga tidak semua
penyakit memerlukan pemasangan infus. Infus sendiri merupakan cairan steril
yang berisi mineral, dan zat tertentu yang ditambahkan ke dalam cairan untuk
dimasukkan ke dalam sistem tubuh pasien dengan  kepentingan tertentu
terhadap suatu kondisi pasien. 
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Persentasi kasus ini dapat membantu mahasiswa dalam menerapkan
asuhan kebidanan tentang pemasangan infus pada ibu hamil dengan
hiperemsis.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah menerapkan asuhan kebidanan
diantranya :
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif asuhan

kebidanan

2. Mampu mendiagnosa masalah berdasarkan data yang dikumpulkan.

3. Mampu menentukan analisa berdasarkan diagnose yang telah ditentukan

pada asuhan kebidanan.

4. Mampu merencanakan penalataksanaan yang sesuai

5. Mampu melakukan pendokumentasian dan mengevaluasi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Dari laporan kasus inidiharapkan dapat memperkaya keilmuan tentang

asuhan kebidanan keterampilan dasar.

1.3.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat meningkatkan pelayana Rumah sakit dalam memberikan

asuhan kepada pasien


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hyperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia
kehamilan 8-12 minggu (Susilawati dan Erlina, 2017). dalam masa kehamilan
yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau
membahayakan janin dalam kandungannya. Mual dan muntah berlebihan yang
terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan
kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu
keempat sampai kesepulluh kehamilan dan selanjuttnya akan membaik pada usia
kehamilan 20 minggu, namun pada beperapa kasus dapat terus berlanjut sampai
pada usia kehamilan tahap berikutnya (Susilawati dan Erlina, 2017).
Mual dan muntah 60-80% sering terjadi pada primigravida, hal ini
merupakan gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini 40 - 60% dialami oleh multigravida. Gejala-gejala
ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan (Sumai, dkk, 2014).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan
karena penyakit seperti appendistritis, pielititis dan sebagainya (Joseph, Nugroho,
2011).
Hiperemesis gravidarum merupakan keluhan muntah yang berlebihan pada
ibu hamil yang terjadi mulai dari minggu ke 6 kehamilannya dan bisa berlangsung
sampai minggu ke 12 atau lebih (Lisnawati, 2013).
2.1.1 Faktor Resiko Hiperemesis Gravidarum Menurut Pratiwi, Arantika M dan
Fatimah (2019) faktor risiko terjadinya cterusss gravidarum di antaranya:
a. Riwayat cterusss gravidarum baik keturunan maupun pada kehamilan
sebelumnya.
b. Hamil pertama kali / nuliparitas.
c. Obesitas / berat badan berlebih.
d. Kehamilan gamelli / mengandung anak kembar.
e. Mengandung janin perempuan.
2.1.2 Tanda Dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut berat ringannya gejala,
cterusss gravidarum dapat dibagi dalam tiga tingkatan (Manuaba, 2012).
1) Tingkat I Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum.
Pada tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit,
tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh,
turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
2) Tingkat II Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah turun suhu tubuh kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria,
dan konstipasi.
3) Tingkat III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan
saraf yang dikenal sebagai cterus ensefalopati. Gejala yang dapat timbul
seperti cteruss, zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
cterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi
perdarahan dari esophagus, lambung dan retina. (Runiari. N, 2018)
2.2 Pengertian Pemasaangan Infus

Pemasangan infus merupakan tindakan medis yang bertujuan untuk


pemberian hidrasi intravena atau makanan dan administrasi. Pada pasien
dengan masalah sirkulasi salah satu tindakan yang sering dilakukan untuk
menangani masalah tersebut adalah dengan terapi intravena (Dougherty,
2018). Terapi intravena harus diregulasi secara berkelanjutan karena
perubahan yang terjadi pada keseimbangan cairan dan elektrolit yang
dibutuhkan pasien
Pemasangan infus mempunyai indikasi tertentu, sehingga tidak semua
penyakit memerlukan pemasangan infus. Infus sendiri merupakan cairan steril
yang berisi mineral, dan zat tertentu yang ditambahkan ke dalam cairan untuk
dimasukkan ke dalam sistem tubuh pasien dengan  kepentingan tertentu
terhadap suatu kondisi pasien. Diantanya :
1. Dehidrasi, pada pasien diare atau muntah.
2. Luka bakar,menunjukkan banyak cairan tubuh yang keluar akibat
luka bakar, sehingga perlu di jaga jumlah cairan tubuh.
3. Pasien yang tidak mampu atau sulit mendapatkan asupan air secara
normal, seperti pasien yang tidak dapat menelan.

2.2.1 Prinsip Kerja Infus

Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi sehingga cairan akan selalu jatuh ke bawah. Pada sistem infus laju aliran
infus diatur melalui klem selang infus, jika klem digerakan untuk mempersempit
jalur aliran pada selang maka laju cairan akan menjadi lambat ditandai dengan
sedikitnya jumlah tetesan infus/menit yang keluar dan sebaliknya bila klem
digerakkan untuk memperlebar jalur aliran pada selang infus maka laju cairan
infus akan menjadi cepat ditandai dengan banyaknya jumlah tetesan infus/menit
(Muslim,2010)
2.3 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan dan SOAP
2.3.1 asuhan kebidanan menggunakan alur berpikir Hellen Varney
a) Langkah I : pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Langkah ini merupakan langkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan memetukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendeketan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif
dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
atau masalah klien.
b) Langkah II : interpretasi data
Data dasar di interpretasikan sehingga dapat merumuskan
diangnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan
masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat di
definisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian.

c) Langkah III : mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial


Menidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien
bidan bersiap-siap bila ada masalah potensial.
d) Langkah IV : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera dan kolaborasi.
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain.
e) Langkah V : merencanakan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi atau masalah klien, tapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhada klien tersebut, apakah
membutuhkan konseling, penyuluhan atau tentang kesehatan lain.
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan
sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama sebelum
melaksanakannya.
f) Langkah VI : melaksanakan asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan komprehensif yang telah
dibuat dapat dilaksanakan secara efisiensi seluruhnya oleh bidan
atau dokter.
g) Langkah VII : evaluasi
Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bentuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa/ masalah. (Elisabeth, 2012)
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Kebidanan
No. Medrek : 0026XXXX
Tanggal masuk : 1 Novenber 2022
Tanggal/jam pengkajian : 1 November 2022 / 10.00 WIB
Tempat pengkaji : RSUD R SYAMSUDIN SH

Nama Pengkaji : Mahmudah


A. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny. R Nama : Tn. D
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja/IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Parungseah
No. Telepon :-
1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh sudah 1 minggu sering sakit kepala dan pusing
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT : 30 – 07- 2022
 Taksiran persalinan : 06 – 05 - 2023
 Gerakan janin : Belum terasa
 Keluhan saat hamil muda : Mual muntah
 Pemeriksaan ANC : 4 kali
Trimester I 3x : di Posyandu
 Imunisasi TT : TT1 saat catin
 Obat yang dikonsumsi : Obat : Kalk, Fe
Jamu : Tidak ada
Riwayat Haid
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
 Dismenorhoe : di hari Pertama dan ke dua Haid
 Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti
penyakit jantung, hipertensi, ginjal, asma, TBC paru, hepatitis
6. Riwayat penyakit keturunan atau keluarga
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung, gemeli dan diabetes mellitus.
7. Pola nutrisi
Nutrisi Sebelum hamil Selama hamil
Makan 3x/ hari (nasi dan 3-5x/ hari (nasi, sayuran
lauk pauk lainya 1 kadang-kadang dan lauk
porsi habis dalam pauk seperti telur, danging,
porsi sedang) ikan asin, ikan teri)

Pantangan Tidak ada Tidak ada


makan
Minum ± 7-8 gelas / hari ± 8-9 gelas / hari
Masalah Tidak ada Ibu selalu mengalami
muntah setiap kali makan
8. Pola eliminasi
Eliminasi Sebelum hamil Selama hamil
BAB 1x/hari (konsistensi 1x/hari
lembek, warna kuning (konsistensi
kecoklatan) lembek, warna
kuning
kecoklatan)
BAK 7-8x/hari (warna kuning 8-9x/hari
jernih) (warna kuning
jernih)
Masalah Tidak ada Tidak ada
9. Pola tidur
Pola tidur Sebelum hamil Selama hamil
Malam ± 8 jam/hari ± 5 jam/hari
Siang Tidak pernah Tidak pernah
Masalah Tidak ada Muntah
10. Aktivitas
Aktivitas Sebelum hamil Selama hamil
Pekerjaan Ibu mengerjakan Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
seperti menyapu, seperti menyapu,
mengepel, mencuci mengepel, mencuci
pakaian dan piring, pakaian dan piring, dan
dan lain-lain lain-lain
Pola 2x seminggu 1x seminggu
seksual
Masalah Tidak ada Tidak ada
11. Riwayat sosial ekonomi dan psikologi
 Status perkawinan : Sah
 Kawin : 1 kali
 Lama menikah : 2 tahun
 Usia menikah : saat usia 23 tahun
 Dukungan suami : Ibu mengatakan kehamilan ini
direncanakan dan suami mendukung
 Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga
Mendukung dan merasa senang
terhadap kehamilan.
 Pengambilan keputusan : Suami dan istri
 Masalah : Tidak ada
12. Riwayat penggunaan bahan lain
 Merokok (ibu & suami) : Ibu mengatakan suaminya tidak
merokok
 Minum alkohol (ibu&suami) : Ibu mengatakan tidak ada yang
meminum alkohol
 Obat-obat terlarang : Ibu mengatakan tidak ada yang
mengkonsumi obat-obatan terlarang
B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : ComposMentis
2. BB sebelum hamil : 43 kg
3. BB saat diperiksa : 45 kg
Tinggi badan : 153 cm
LILA : 28 cm
BB sebelum hamil(kg)
IMT :
Tinggibadan (m)2

=
43 = 43 = 18,4 (kurus)
¿ ¿ 2,34
Normal IMT 18,5-25,0 (Kemenkes
RI, 2019).
4. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Nadi : 83x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,5ºC
5. Kepala
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, rambut
tidak rontok
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Normal
Telinga : Sejajar dengan mata, bersih,
pendengaran baik, tidak ada sekret
Hidung : Bersih, penciuman baik
Mulut : Bersih, lembab, tidak ada stomatitis
Leher : KGB : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan
Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan
6. Thorax
Dada : Bentuk simetris : Ya
Mamae : Bentuk simetris : Ya
Putting susu : menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluar ASI : Belum ada
Paru-paru : Normal, vesikuler, tidak terdengar
Ronchi atau wheezing
Jantung : Normal, terdengar regular
7. Abdomen
Inspeksi : Striae : Ya
Luka bekas operasi : Tidak ada
Palpasi : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari di atas
simpis
Posisi janin
Leopold I : Ballotemen +
Leopold II : Ballotemen +
Kiri ibu : Ballotemen +
Leopold III : Ballotemen +
Leopold IV : Tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ : 145x/menit (Reguler)
8. Genetalia luar : tidal dilakukan pemeriksaan
9. Eksremitas
Bentuk : Kaki : Simetris Tangan :
Simetris
Kuku : Kaki : Normal Tangan :
Normal
Repleks patella : Kanan/Kiri (-/-)
Oedema : Tidak ada
10. Kulit
Warna : Normal
Turgor : Kembali < 2detik
11. Data Penunjang ( 7 Februari 2022)
Pemeriksaan Urine
 Protein Urine : (-) negatif
Pemeriksaan darah
 Hb : 12 gr/dl
C. ANALISA
Ny. R 24 Thaun G1P0A0 gravida 13-14 minggu dengan
hiperemesisi gravidarum
Tindakan segera :
Konseling informasi edukasi tentang ketidak nyamanan trimester 1
Pemasangan infus
Kolaborasi dokter SPOG untuk pemebrian therapy
D. PENATALAKSAAN
1. Memberitabu ibu hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberitahu bahwa ibu mengalami hyperemesis grvidarum yang


akan terjadi di awal kehamilan
Evaluasi : ibu paham dan mengerti
3. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya yang disebabkan dari
hiperemsis gravidarum
Evaliasi : ibu mengerti tentang tanda bahaya yang disebabkan
hyperemesis
4. Memberitahu ibu untuk makan sedikit- sedikit tapi sering dan dibantu
minum air the manis hangat, atau rebusan air jahe
Evaluasi : ibu akan melakukannya
5. Memberitahu ibu untuk beristirahat yang cukup tidak boleh terlalu
lelah dan stress
Evaluasi : ibu mengerti
6. Melakukan inform consent untuk dilakukan pemasnagan infus
Evaluasi : sudah dilakukan
7. Melakukan penyuntiakn infus
Evaluasi : sudah dilakukan
8. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : sudah dilakukan

BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. R di mulai pada tanggal 1 November 2022
terdapat identifikasi masalah yaitu :
Pada tanggal 1 November 2022 pukul 10.00 WIB klien datang ke RS
dengan tujuan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya, klien mengatakan
usia 24 tahun hamil pertama belum pernah melahirkan dan tidak pernah
mengalami keguguran.
Dari hasil anamnesa didapat, klien mengeluh sudah 3 hari mengalami
mual muntah yeng berlrbih ketika makan dan merasa lelah, sudah dilakukan
imunisasi TT1 pada saat catin, Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu dapat
melakukan imunisasi TT pada saat kunjungan pertama ANC yaitu TT 1 dan TT 2
dapat dilakukan setelah 4 minggu TT 1. (Elisabeth,2012)
Ibu mengatakan Haid terakhir tanggal 30 juli 2022 dan usia kehamilan saat
ini yaitu 13-14 minggu, Hal ini sesuai teori bahwa menghitung usia kehamilan
menggunakan rumus neagle dengan cara tentukan HPHT serta tanggal periksa,
dengan cara membuat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari contohnya: pada
bulan januari 31 hari jadi 4 minggu 3 hari, daftar jumlah minggu dan hari di
HPHT sampai tanggal periksa setelah daftar dibuat selanjutnya di jumlahkan dan
hasilnya dalam minggu. (Widya dkk,2019)
Pola nutrisi ibu setelah hamil 2x/hari dengan porsi kecil habis nasi, sayura-
sayuran kadang dan lauk-pauk telur, daging, ikan asin, teri. pola istirahat setelah
hamil ibu malam ± 5 jam dan siang 1 jam, Hal ini tidak sesuai teori karena pola
nutrisi ibu hamil mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti terdapat
nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan yang cukup jika pola nutrisi tidak
seimbang terdapat masalah pada ibu serta pola tidur ibu hamil tidur malam yang
baik adalah 8 jam, jika ibu tidur kurang dari 8 jam terdapat masalah pada pola
tidur.
Dari hasil pemeriksaan objektif di dapatkan hasil sebagai berikut: keadaan
baik, kesadaraan composmentis, tanda-tanda vital TD: 100/90 mmHg, N:
83x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 C, Hal ini sesuai dengan teori jika ibu
mengalami kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90
mmHg dapat dikatakan ibu mengalami hipertensi dalam kehamilan. (Elizabeth,
2012)

TFU: 3 jadi diatas simpisis, Hal ini sesuai dengan teori, TFU normal
(Tutik Ekasari, 2019), hasil pemeriksaan leopold L1: bulat keras L2: tidak
dilakukan, L3: tidak dilakukan, L4: Tidak dilakukan, DJJ:145x/menit, Hal ini
sesuai dengan teori (Elisabeth, 2012)
Ekstremitas atas dan bawah, tidak ada odema refleks patella +/+ hasil
pemeriksaan labolatorium protein urine (-), Hal ini sesuai dengan teori jika tidak
terdapat odema dan protein urine negative ibu mengalami hiperemsis gravidarum
saja. (Haidar alatas, 2019)

Dari hasil data tersebut diagnose Ny. R 24 tahun adalah G1P0A0 usia
kehamilan 13- 14 minggu dengan hyperemesis gravidarum hal ini sesuai dengan
teori Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil dapat
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit, penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan
nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepulluh
kehamilan dan selanjuttnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu,
namun pada beperapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada usia kehamilan
tahap berikutnya (Runiari, 2010)
Penatalaksaan yang diberikan pada kasus tersebut diantaranya sebagi
berikut :
 Memberitau ibu mengalami mual muntah yang berlebih
 Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 hal
ini sesuai dengan teori menurut (Yefi 2018) tentang tanda bahaya
trimester 1 yaitu perdarahan pada kehamilan, hyperemesis
gravidarum, nyeri abdomen dan anemia.
 Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makan yang bergizi
seimbang seperti buah-buahan, sayuran-sayuran dan lauk-pauk.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (Lowe,2022)
tentang asupan nutrisi yang harus terpenuhi.
 Memberitahu ibu untuk makan sedikit- sedikit tapi sering dan di
barengi dengan air the manis hangat atau air rebusan jahe untuk
mengurangi mual muntah hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Rahayu K, 2020) untuk mengurangi mual muntah
berlebih bisa di atasi dengan makan sedikit- sedikit tapi sering dan
juga dibarengi dengan rebusan air jahe (Rahayu K, 2020)
 Melakukan pemasangan infus untuk membantu ibu agar tidak
terjadi dehidrasi berat hal ini sesuai dengan teori dimana harus
ditindak segera untuk mencegah ibu tidak dehidrasi (Dewi, 2017)
 Kolaborasi dengan dokter memberi obat anti mual.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang penulis berikan pada
klien dapat disimpulkan penulis sebagi mahasiswa dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu. Melakukan
pengakajian data subjektif dan objektif, menegakan atau memberikan
diagnose dari hasil pemeriksaan , melakukukan penatalaksanaan sesuai
dengan teori yang telah di dapat dan membrikan penatalaksanaan sesuai
kasus, evaluasi setelah melakukan asuhan kebidanan kepada klien, didapat
bahwa klien melakukan apa yang dianjurkan bidan seperti minum the
manis anget, makan sedikit – sedikit, istirahat yang cukup, keadaan klien
lebih baik. Pendokumentasian yang dilakukan pada saat memberikan
asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan varney dan
dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
5.2 Saran
1. Bagi bidan
Bagi Profesi Disarankan hendaknya bidan selalu meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan menambah ilmu pengetahuan melalui
pendidikan formal / mengikuti seminar pelatihan, sehingga dapat
memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik pada kasus kehamilan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mampu menjadikan sebagai bahan informasi untuk peneliti
berikutnya sebagai wahana menambah bahan kepustkaan
3. Bagi Lahan Praktik
Mampu memberikan pelayanankesehatan dengan melaksanakan
asuhan kebidanan secara teori dan standart pelayanan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Andria, ”Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis gravidarum di Rumah


Sakit Umum Daerah Rokan Hulu”, Jurnal Maternity and Neonatal, Vol 2,
No 3, 2017

Dewi, 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta
: Nuha Medika

Erina Eka Hertini. 2019. Asuhan kebidanan Kehamilan. penerbit: Wineka Media.

Evi, dkk. 2018. Buku Ajar kehamilan dan Maternal-Fetal Attachment.


Diterbitkan:Univeritas‘AisyayahYogyakarta.

Kids Health. 2020. Parents. Sever Morning Sickness (Hyperemesis Gravidarum).

Lowe, S., & Steinweg, K. 2022. Management of Hyperemesis Gravidarum and


Nausea and Vomiting in Pregnancy. Emergency Medicine Australasia, 34(1), pp.
Miftahul, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: CV Jakad
Publishing
Walyani Siwi Elisabeth. 2012. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Jogyakarta:Pustaka Baru Press

Yulrina Ardhiyanti. 2018. Asuhan kebidanan pada Ny. E dengan hyperemesis


gravidarum. Yurnal kesehatan. Vol. 17, no.

You might also like