Professional Documents
Culture Documents
Preskas Mahmudah
Preskas Mahmudah
Preskas Mahmudah
PEMASANGAN INFUS
KOTA SUKABUMI
Nama :
MAHMUDAH
NPM :
522168
Hari : Senin
Tanggal : 1 November 2022
Tempat : Sukabumi
Mengetahui,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
kebidanan
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi sehingga cairan akan selalu jatuh ke bawah. Pada sistem infus laju aliran
infus diatur melalui klem selang infus, jika klem digerakan untuk mempersempit
jalur aliran pada selang maka laju cairan akan menjadi lambat ditandai dengan
sedikitnya jumlah tetesan infus/menit yang keluar dan sebaliknya bila klem
digerakkan untuk memperlebar jalur aliran pada selang infus maka laju cairan
infus akan menjadi cepat ditandai dengan banyaknya jumlah tetesan infus/menit
(Muslim,2010)
2.3 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan dan SOAP
2.3.1 asuhan kebidanan menggunakan alur berpikir Hellen Varney
a) Langkah I : pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Langkah ini merupakan langkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan memetukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam
pendeketan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif
dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
atau masalah klien.
b) Langkah II : interpretasi data
Data dasar di interpretasikan sehingga dapat merumuskan
diangnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan
masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat di
definisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian.
=
43 = 43 = 18,4 (kurus)
¿ ¿ 2,34
Normal IMT 18,5-25,0 (Kemenkes
RI, 2019).
4. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Nadi : 83x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,5ºC
5. Kepala
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, rambut
tidak rontok
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Normal
Telinga : Sejajar dengan mata, bersih,
pendengaran baik, tidak ada sekret
Hidung : Bersih, penciuman baik
Mulut : Bersih, lembab, tidak ada stomatitis
Leher : KGB : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan
Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan
6. Thorax
Dada : Bentuk simetris : Ya
Mamae : Bentuk simetris : Ya
Putting susu : menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluar ASI : Belum ada
Paru-paru : Normal, vesikuler, tidak terdengar
Ronchi atau wheezing
Jantung : Normal, terdengar regular
7. Abdomen
Inspeksi : Striae : Ya
Luka bekas operasi : Tidak ada
Palpasi : Tinggi Fundus Uteri : 3 jari di atas
simpis
Posisi janin
Leopold I : Ballotemen +
Leopold II : Ballotemen +
Kiri ibu : Ballotemen +
Leopold III : Ballotemen +
Leopold IV : Tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ : 145x/menit (Reguler)
8. Genetalia luar : tidal dilakukan pemeriksaan
9. Eksremitas
Bentuk : Kaki : Simetris Tangan :
Simetris
Kuku : Kaki : Normal Tangan :
Normal
Repleks patella : Kanan/Kiri (-/-)
Oedema : Tidak ada
10. Kulit
Warna : Normal
Turgor : Kembali < 2detik
11. Data Penunjang ( 7 Februari 2022)
Pemeriksaan Urine
Protein Urine : (-) negatif
Pemeriksaan darah
Hb : 12 gr/dl
C. ANALISA
Ny. R 24 Thaun G1P0A0 gravida 13-14 minggu dengan
hiperemesisi gravidarum
Tindakan segera :
Konseling informasi edukasi tentang ketidak nyamanan trimester 1
Pemasangan infus
Kolaborasi dokter SPOG untuk pemebrian therapy
D. PENATALAKSAAN
1. Memberitabu ibu hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. R di mulai pada tanggal 1 November 2022
terdapat identifikasi masalah yaitu :
Pada tanggal 1 November 2022 pukul 10.00 WIB klien datang ke RS
dengan tujuan untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya, klien mengatakan
usia 24 tahun hamil pertama belum pernah melahirkan dan tidak pernah
mengalami keguguran.
Dari hasil anamnesa didapat, klien mengeluh sudah 3 hari mengalami
mual muntah yeng berlrbih ketika makan dan merasa lelah, sudah dilakukan
imunisasi TT1 pada saat catin, Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu dapat
melakukan imunisasi TT pada saat kunjungan pertama ANC yaitu TT 1 dan TT 2
dapat dilakukan setelah 4 minggu TT 1. (Elisabeth,2012)
Ibu mengatakan Haid terakhir tanggal 30 juli 2022 dan usia kehamilan saat
ini yaitu 13-14 minggu, Hal ini sesuai teori bahwa menghitung usia kehamilan
menggunakan rumus neagle dengan cara tentukan HPHT serta tanggal periksa,
dengan cara membuat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari contohnya: pada
bulan januari 31 hari jadi 4 minggu 3 hari, daftar jumlah minggu dan hari di
HPHT sampai tanggal periksa setelah daftar dibuat selanjutnya di jumlahkan dan
hasilnya dalam minggu. (Widya dkk,2019)
Pola nutrisi ibu setelah hamil 2x/hari dengan porsi kecil habis nasi, sayura-
sayuran kadang dan lauk-pauk telur, daging, ikan asin, teri. pola istirahat setelah
hamil ibu malam ± 5 jam dan siang 1 jam, Hal ini tidak sesuai teori karena pola
nutrisi ibu hamil mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti terdapat
nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan yang cukup jika pola nutrisi tidak
seimbang terdapat masalah pada ibu serta pola tidur ibu hamil tidur malam yang
baik adalah 8 jam, jika ibu tidur kurang dari 8 jam terdapat masalah pada pola
tidur.
Dari hasil pemeriksaan objektif di dapatkan hasil sebagai berikut: keadaan
baik, kesadaraan composmentis, tanda-tanda vital TD: 100/90 mmHg, N:
83x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 C, Hal ini sesuai dengan teori jika ibu
mengalami kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90
mmHg dapat dikatakan ibu mengalami hipertensi dalam kehamilan. (Elizabeth,
2012)
TFU: 3 jadi diatas simpisis, Hal ini sesuai dengan teori, TFU normal
(Tutik Ekasari, 2019), hasil pemeriksaan leopold L1: bulat keras L2: tidak
dilakukan, L3: tidak dilakukan, L4: Tidak dilakukan, DJJ:145x/menit, Hal ini
sesuai dengan teori (Elisabeth, 2012)
Ekstremitas atas dan bawah, tidak ada odema refleks patella +/+ hasil
pemeriksaan labolatorium protein urine (-), Hal ini sesuai dengan teori jika tidak
terdapat odema dan protein urine negative ibu mengalami hiperemsis gravidarum
saja. (Haidar alatas, 2019)
Dari hasil data tersebut diagnose Ny. R 24 tahun adalah G1P0A0 usia
kehamilan 13- 14 minggu dengan hyperemesis gravidarum hal ini sesuai dengan
teori Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil dapat
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit, penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan
nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepulluh
kehamilan dan selanjuttnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu,
namun pada beperapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada usia kehamilan
tahap berikutnya (Runiari, 2010)
Penatalaksaan yang diberikan pada kasus tersebut diantaranya sebagi
berikut :
Memberitau ibu mengalami mual muntah yang berlebih
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1 hal
ini sesuai dengan teori menurut (Yefi 2018) tentang tanda bahaya
trimester 1 yaitu perdarahan pada kehamilan, hyperemesis
gravidarum, nyeri abdomen dan anemia.
Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makan yang bergizi
seimbang seperti buah-buahan, sayuran-sayuran dan lauk-pauk.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh (Lowe,2022)
tentang asupan nutrisi yang harus terpenuhi.
Memberitahu ibu untuk makan sedikit- sedikit tapi sering dan di
barengi dengan air the manis hangat atau air rebusan jahe untuk
mengurangi mual muntah hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan (Rahayu K, 2020) untuk mengurangi mual muntah
berlebih bisa di atasi dengan makan sedikit- sedikit tapi sering dan
juga dibarengi dengan rebusan air jahe (Rahayu K, 2020)
Melakukan pemasangan infus untuk membantu ibu agar tidak
terjadi dehidrasi berat hal ini sesuai dengan teori dimana harus
ditindak segera untuk mencegah ibu tidak dehidrasi (Dewi, 2017)
Kolaborasi dengan dokter memberi obat anti mual.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang penulis berikan pada
klien dapat disimpulkan penulis sebagi mahasiswa dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu. Melakukan
pengakajian data subjektif dan objektif, menegakan atau memberikan
diagnose dari hasil pemeriksaan , melakukukan penatalaksanaan sesuai
dengan teori yang telah di dapat dan membrikan penatalaksanaan sesuai
kasus, evaluasi setelah melakukan asuhan kebidanan kepada klien, didapat
bahwa klien melakukan apa yang dianjurkan bidan seperti minum the
manis anget, makan sedikit – sedikit, istirahat yang cukup, keadaan klien
lebih baik. Pendokumentasian yang dilakukan pada saat memberikan
asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan varney dan
dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
5.2 Saran
1. Bagi bidan
Bagi Profesi Disarankan hendaknya bidan selalu meningkatkan
keterampilan, kemampuan dan menambah ilmu pengetahuan melalui
pendidikan formal / mengikuti seminar pelatihan, sehingga dapat
memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik pada kasus kehamilan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mampu menjadikan sebagai bahan informasi untuk peneliti
berikutnya sebagai wahana menambah bahan kepustkaan
3. Bagi Lahan Praktik
Mampu memberikan pelayanankesehatan dengan melaksanakan
asuhan kebidanan secara teori dan standart pelayanan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta
: Nuha Medika
Erina Eka Hertini. 2019. Asuhan kebidanan Kehamilan. penerbit: Wineka Media.