Professional Documents
Culture Documents
CATATAN
CATATAN
Teh kombucha dapat diperoleh dengan memeram larutan teh manis yang
ditambahkan jamur kombucha. Jamur kombucha penghasil cairan kombucha
adalah campuran dari beberapa mikroba berupa bakteri dan ragi (Hartoyo, 2003).
Di Indonesia, sampai saat ini belum terdapat industri yang memproduksi dan
menjual teh kombucha secara luas. Oleh karena itu, potensi pengembangan teh
kombucha sangat besar (Purnami et al, 2008). TERAKHIR PARAGRAF
Keunggulan teh kombucha dibandingkan cairan teh biasa adalah kandungan asam-
asam organik dan beberapa senyawa seperti vitamin dan asam amino. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purwaning (2010) dan Rahayu (2005)
menggunakan teh kombucha terhadap tikus putih menunjukkan penurunan kadar
kolesterol.
Seluruh jenis teh yang ada berasal dari satu jenis tanaman teh melalui proses
pengolahan tertentu yang akan memberikan ciri khas pada teh tersebut. Proses
pengolahan teh menjadi teh kombucha dengan perbedaan konsentrasi teh,
konsentrasi stater (jamur kombucha), lama fermentasi dan jenis teh dapat
mengakibatkan adanya perbedaan rasa, aroma, komposisi dan jumlah kandungan
kimia yang terkandung didalamnya.
Purnami, K. I., Jambe, A. A., & Wisaniyasa, N. W. (2018). Pengaruh jenis teh
terhadap karakteristik teh kombucha. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 7(2).
Teh Kombucha merupakan hasil fermentasi dari cairan teh manis oleh
mikroorganisme dari kelompok bakteri dan khamir. Kombinasi bakteri
Acetobacter xylinum dan yeast yaitu Saccharomyces cereviseae, Saccharomyces
ludwigii, Saccharomyces bisporus, Zygosaccharomyces sp dan beberapa jenis
khamir (Torolupsis sp) (Aloulou et al, 2012). Kultur kombucha selanjutnya
disebut SCOBY (Symbiotic Coloni of Bacteria and Yeast). PARAGRAF
TERAKHIR.
Sel khamir akan menghidrolisis sukrosa membentuk glukosa dan fruktosa
untuk produksi ethanol, sedangkan bakteri akan mengkonversi glukosa
membentuk asam glukonat dan fruktosa akZU Wan membentuk asam asetat.
Acetobacter sp dalam kultur kombucha mengoksidasi etanol menjadi asetaldehid
selanjutnya menjadi asam asetat. Akumulasi dari masing-masing metabolit selain
membentuk asam glukuronat, asam laktat, vitamin, asam-asam amino, antibiotik,
serta zat-zat lain yang bermanfaat untuk kesehatan (Jayabalan et all., 2008) dan
beraroma spesifik. Dengan waktu fermentasi yang lama dimungkinkan
membentuk komposisi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum fermentasi.
ANTIOKSIDAN (?)
Puspitasari, Y., Palupi, R., & Nurikasari, M. (2017). Analisis kandungan vitamin C
teh kombucha berdasarkan lama fermentasi sebagai alternatif minuman untuk
antioksidan. Global Health Science, 2(3), 245-253.
Kombucha merupakan minuman fermentasi larutan daun tinggi fenol (Suhardini
dan Zubaidah, 2016) atau media buah seperti salak (Zubaidah et al, 2018), delima
(Yavari et al, 2018), apel (Akbarirad et al, 2017) dan anggur (Ayed et al, 2017)
yang ditambahkan gula dan difermentasi dengan starter kombucha yaitu simbiosis
banteri Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir diantaranya
Saccharomyces cerevisiae, proses fermentasi dilakukan selama 1-2 minggu
(Battikh et al, 2012; Sun et al, 2015).
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan sifat fisik dan kimia meliputi
kadar gula, alkohol, pH, dan kadar antioksidan (Nguyen et al, 2015).
Saccharomyces memecah glukosa membentuk etanol, sedangkan bakteri A.
xylinum mampu mengoksidasi etanol menjadi asam asetat (Ayuratri dan Kusnadi,
2017). Proses fermentasi memungkinkan dapat meningkatkan total polifenol
bebas akibat aktivitas enzimatis mikroba yang bisa membebaskan senyawa
polifenol terkelat sehingga lebih banyak yang terdeteksi selama analisis (Zubaidah
et al, 2012).
Fermentasi kombucha dipengaruhi ole lama fermentasi, konsentrasi teh jumlah
gula, dan jumlah starter yang ditambahkan. Selama fermentasi terjadi perubahan
sifat fisik dan kimia. Konsentrasi teh berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroorganisme kultur kombucha, nilai pH, jumlah gula, dan organoleptik
kombucha. Lama fermentasi juga dapat memengaruhi nilai pH, total asam, dan
total gula (Falahuddin et al, 2017).
Nurhayati, N., Yuwanti, S., & Urbahillah, A. (2020). Karakteristik fisikokimia dan
sensori kombucha Cascara (Kukullit kopi ranum). Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan, 31(1), 38-49.
Selain itu juga terdapat asam-asam organik dan asam amino, sehingga KT dapat
dikonsumsi sebagai minuman kesehatan oleh masyarakat, sebagai obat alternatif
yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, bahkan
mengurangi resiko kanker.
Kultur kombucha bukanlah kultur murni tetapi merupakan sejenis kultur simbiotik
antara bakteri dan khamir. Kombinasi bakteri dan khamir ini selanjutnya disebut
SCOBY (Symbiotic Culture of Bactery and Yeast) terdiri dari beberapa bakteri
dan khamir. Bakteri yang paling berperan adalah Acetobacter xylinum dan
beberapa khamir yang akan melakukan proses fermentasi dan oksidasi. Kultur
tersebut akan mengubah gula menjadi alkohol serta memproduksi zat-zat penting,
diantaranya adalah asam glukoronat (glucoronic acid), asam asetat, asam laktat,
vitamin, asam amino dan zat-zat antibiotik. Wulandari
Rahayu, T., & Rahayu, T. (2012). Optimasi fermentasi cairan kopi dengan inokulan
kultur kombucha (Kombucha coffee). Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 8(1), 15-
29.
gula (sukrosa) yang terdapat dalam medium menjadi alkohol dan senyawa lain
yang secara simultan dilanjutkan dengan proses oksidasi alkohol untuk menjadi
dehidrogenase.