Professional Documents
Culture Documents
Artikel Dari Novel
Artikel Dari Novel
Abstract
The image of prostituted women always gets a negative stigma in society. Therefore, various
studies are needed to understand the ins and outs and portraits of prostitutes in various
literatures. This study aims to describe the representation of female prostitutes in Maman
Suherman's Re:. This type of research is qualitative with descriptive methods. The data in
this study are in the form of words, phrases, clauses, and sentences that indicate the
representation of female prostitutes in the novel. The data source in this study is the novel
Re: by Maman Suherman, published by Prima Grafika in Jakarta in 2014 which consists of
161 pages, which is the first printing. The findings in this study indicate that the
representation of female prostitutes in Maman Suherman's novel Re: by Maman Suherman
has several parts, (1) categories of female prostitutes, (2) types of representation of female
prostitutes, (3) the background or motive for the representation of female prostitutes, and (4)
due to representation of female prostitutes.
Key words: representation; prostitute; woman; novel Re:
PENDAHULUAN
Sebuah karya sastra tidak hanya hidup melalui cerita-cerita yang disampaikan saja,
tetapi juga melalui tokoh dan penokohan yang dibangun. Seiring dengan berkembangnya
permasalahan utama dalam karya sastra, maka tokoh juga akan turut mengalami
perkembangan dan menunjukkan berbagai karakter, watak, dan sifat. Berbagai unsur
penokohan dan permasalahan tersebut menjadi cikal bakal lahirnya sebuah konflik dalam
karya sastra, baik itu konflik tokoh dengan lingkungannya, maupun konflik tokoh dengan
dirinya sendiri atau konflik batin. Konflik batin adalah pertentangan yang dirasakan oleh
tokoh di pikiran, hati dan jiwanya (Nurgiyantoro, 2007, hlm. 181). Konflik yang dialami
tokoh dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik
internal terdiri kecemasan,rasa bersalah,malu,kesedihan, kesenjangan. Konflik eksternal
memiliki aspek yaitu fisik,konflik,konflik sosial (Yati, 2022).
Konflik batin yang dialami tokoh dalam sebuah cerita menjadi salah satu jenis konflik
yang erat kaitannya dengan emosi yang dirasakan tokoh tersebut, mulai dari emosi tingkat
rendah hingga tingkat yang lebih tinggi (Nurgiyantoro, 2007, hlm. 181). Kondisi kejiwaan
manusia terus berubah karena manusia memiliki alam pikiran yang terus berkembang dan
tidak selalu sama dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan (Martilopa & Ardiansyah,
2020). Perkembangan dan perubahan kondisi kejiwaan inilah yang membuat manusia
memiliki bermacam-macam jenis emosi. Menurut pendapat Fel dalam Strongman
(2003:28) ,emosi manusia adalah hubungan yang bermakna antara seseorang dengan
lingkungannya. Ada banyak emosi yang dapat dirasakan oleh individual. Berbagai emosi
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam emosi-emosi kegembiraan, kemarahan, ketakutan,
dan kesedihan yang kerap kali dianggap sebagai emosi yang paling mendasar (Yuliana,
2018). Sebagai tiruan dari kehidupan nyata, tokoh-tokoh dalam karya sastra juga mengalami
perkembangan emosi dan memiliki klasifikasi emosi yang sama juga.
Salah satu bentuk karya sastra yang menampilkan klasifikasi emosi tokoh adalah
novel berjudul Re: dan Perempuan. Kedua judul novel ini merupakan karya dari penulis
Maman Suherman yang diterbitkan pada tahun 2016 dengan tebal keseluruhuan 171 halaman
untuk judul Re: dan 204 halaman untuk judul Perempuan. Novel ini mengisahkan tentang
kehidupan seorang perempuan Bernama Re. Re awalnya hendak dijadikan oleh salah satu
tokoh bernama Herman sebagai objek penelitian skripsinya. Namun kebersamaan mereka
justru menyeret Herman semakin mendalami kehidupan Re yang seringkali dipandang
sebelah mata oleh masyarakat. Re: dan Perempuan adalah judul yang terpisah namun
digabungkan ke dalam satu buku. Perempuan adalah judul lanjutan dari Re. Re merupakan
tokoh utama dalam buku ini. Dia sendiri secara terpaksa menjalani pekerjaan sebagai pelacur
lesbian setelah bertemu dengan mami Lani, seorang mucikari. Pertemuan tersebut diawali
dengan kondisi Re yang saat itu sedang hamil besar, tidak punya uang, dan membutuhkan
bantuan. Mami Lani kemudian menawarkan bantuan yang ternyata membuat dirinya terpaksa
untuk menjadi pelacur lesbian di Jakarta demi menghidupi anaknya Melur. Melalui penggalan
tersebut, kita dapat melihat betapa kerasnya kehidupan yang dihadapi oleh Re. berbagai
konflik yang dihadirkan dalam cerita, membuat tokoh Re tidak hanya menghadapi
permasalahan dengan tokoh-tokoh lain dalam cerita, tetapi juga akhirnya menghadapi
berbagai emosi dalam dirinya, termasuk yang paling dominan adalah emosi kesedihan.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan deskriptif metode. Menurut Melong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik (keseluruhan) dan melalui uraian-uraian dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam
alam yang khusus konteks dengan memanfaatkan berbagai metode alami. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Semi (2012), metode deskriptif artinya data
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata atau gambar, bukan dalam bentuk angka. Pelajaran ini
mendeskripsikan dan mendeskripsikan representasi perempuan pelacur dalam novel Re:karya
Maman Suherman. Data dalam penelitian ini berupa kata, frase, klausa, atau kalimat yang
menunjukkan representasi pelacur perempuan dan dalam bentuk narasi narator tentang
karakter, tindakan tokoh-tokoh, ujaran-ujaran para tokoh yang menjadi latar cerita dalam
novel Re:karya Maman Suherman. Dipenelitian ini, ada dua hal yang akan dianalisis dari data
yang ditemukan, diantaranya, (1) kategori-kategori dari keterwakilan perempuan tuna susila,
(2) jenis keterwakilan perempuan tuna susila, (3) latar belakang atau motif keterwakilan
perempuan pelacur, dan (4) akibat keterwakilan perempuan tuna susila perempuan dalam
novel Re:karya Maman Suherman.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa representasi kesedihan perempuan pelacur dalam novel Re: karya
Maman Suherman dalam kategori representasi perempuan pelacur memiliki tiga bagian. Pertama,
gadis panggilan. Kedua, bar girls atau b-girls. Ketiga, cewek adalah cewek nakal atau bebas. Untuk
jenis representasi dari pelacur wanita, ada tiga bagian. Pertama, jenis pelacuran menurut
kegiatannya, yaitu: prostitusi tidak terdaftar. Kedua, jenis prostitusi menurut jumlahnya, yaitu:
pelacuran yang beroperasi secara individual adalah operator tunggal. Ketiga Menurut klasifikasi
tempat atau lokalisasi, ada tiga jenis prostitusi, yaitu: (a) segregasi atau lokalisasi, yaitu terisolasi
atau terpisah dari kompleks penduduk lainnya, (b) rumah panggilan (call house, rendezvous tempat,
panti), dan (c) di belakang front organisasi atau di belakang bisnis terhormat.
DAFTAR PUSTAKA
Consedine, N. S., Strongman, K. T., & Magai, C. (2003). Emotions and behavior: Data from
a cross-cultural recognition study. Cognition & Emotion, 17, 881 – 902.
Dayana, I. N., & Andalas, E. F. (2019). Konflik batin tokoh Pak Fauzan dan Pak Iskandar
dalam novel Kambing Dan Hujan: Telaah psikologi sastra. FON: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 15(2), 1—11. https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v15i2.2159
Martilopa, N., & Ardiansyah, A. (2020). Struktur Kepribadian Dan Klasifikasi Emosi Tokoh
Utama Dalam Novel Lelaki Harimau Karya Eka Kurniawan Kajian Psikologi Sastra.
Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Minderop, Albertine (2018). Psikologi Sastra (Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh
Kasus). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Yuliana, S. R. (2018). Klasifikasi Emosi Tokoh Dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari
Kajian Psikologi Sastra Davif Krech (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Makassar).
Asri, Hayati, and Adek. 2019. “‘BRAND NEW IDENTITY: A GYNOCRITICAL READING OF
ENTROK & AMBA.” In Proceedings of the Proceedings of the 2nd International
Conference on Language, Literature and Education, ICLLE 2019, 22-23 August, Padang,
West Sumatra, Indonesia. EAI.
Bachri, Sutardji Calzoum. 2007. Isyarat: Kumpulan Esai. Jakarta: IndonesiaTera.
Destrianti, Febri dan Yessi Harnani. 2018. “Studi Kualitatif Pekerja Seks Komersial di Daerah
Jondul Kota Pekanbaru Tahun 2016”. Jurnal Endurance 3(2), 303.
Herlan, Herlan. 2020. “Jaringan Prostitusi Terselubung Di Wilayah Tambang: Dilema Kemiskinan
Dan Pekerja Seks Anak.” Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora 3 (1): 12–21.
Kartono, Kartini. 2015. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Meleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Nanik, Suhar, Sanggar Kamto, and Yayuk Yuliati. 2013. “Fenomena Keberadaan Prostitusi Dalam
Pandangan Feminisme.” Wacana: Jurnal Sosial Dan Humaniora 15 (4): 23–29.
Permatasari, Santika dan V. Indah Sri Pinasti. 2017. “Fenomena Pekerja Seks Komersial (PSK) Di
Kawasan Stasiun Kareta Api Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah”. E-
Societas 6(2).
Putri, Anisa Nuraini. 2016. “Feminisme Tentang Prostitusi (Studi pada Pegiat Hak Asasi
Manusia)”.
Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Suherman, Maman. 2014. Re:. Jakarta: Prima Grafika