Professional Documents
Culture Documents
(Bimbingan Konseling) Kelompok 1 Fix
(Bimbingan Konseling) Kelompok 1 Fix
KANAK-KANAK
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Irayani Ritonga
Erlinda Harahap
PADANG SIDEMPUAN
2022
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………………..
BAB II ISI………………………………………………………………………………………
A. Pertumbuhann Pada Bayi…………………………………………………………..
B. Masa Kanak-Kanak………………………………………………………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan mengacu pada perubahan fisik tertentu dan peningkatan ukuran
tubuh anak.bertambahnya jumlah sel-sel, dan juga semakin besarnya sel-sel yang
sudah ada, menyebabkan peningkatakan tinggi badan , berat badan, lingkar kepala,
ukuran sepatu,panjang lengan dan kaki dan bentuk tubuh anak. Semua perubahan
pertumbuhan anak ini dapat diukur secara langsung dan dapat dipercaya hasilnya.
Proses pertumbuhan ini terus berkelanjutan hamper sepanjang fase kehidupan namun
kecapatan pertumbuhannya bervariasi sesuai dengan tahapan usia. Contohnya
pertumbuhan berjalan cepat selama fase bayi dan remaja dan menjadi lebih lambat
dan tidak terlalu dramatis pada anak usia sekolah. Bahkan pada usia lanjut, walaupun
tidak terlalu pesat, tubh terus menerus mengganti selnya. (Seita,2002; Lindsay, 1999)
Perkembangan mengacu pada bertambahnya kompleksitas perubahan dari
sesuatu yang sangat sederhana menjadi sesuatu yang lebih rumit dan rinci. Proses ini
meliputi kemajuan yang teratur sepanjang rangkainn yang berurutan atau jalur.sedikit
demi sedikit, pengetahuan, perilaku, dan keterampilan menjadi semakin baik dan
berkembang. (Seita,2002; Lindsay, 1999)
Kecepatan dan tingkat perkembangan berkaitan erat dengan kematangan
psikologis dari sistem syaraf, otot, dan kerangka tubuh. Perkembangna juga
dipengaruhi oleh keunikan faktor keturunan , lingkungan , budaya dan nilai keluarga
pada tiap individu; kombinasi faktor- faktor ini menimbulkan beragamnya variasi
yang bisa diamati pada anak. Contohnya , orangtua pada sebagian besar budaya
mendorong anak mereka untuk merangkak dan berjalan pada usia dini ,sedangkan
Pada budaya yag lain ,keterampilan motorik awal ini tidak terlalu dianggap penting.
(Seita,2002; Lindsay, 1999)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Bayi ?
2. Apa itu Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Kanak- kanak?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Bayi
2. Untuk mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan pada Masa Kanak- kanak
BAB II
ISI
Bayi yang baru lahir benar-benar menakjubkan. Sejak dilahirkan dia mulai
beradaptasi dengan dunia luaryang benar-benar berbeda dari apa yang dialaminya pada
masa dalam rahim. Semua sistem tubuh berada ditempat yang seharusnya dan siap
untuk berfungsi setelah lahir. Tubuh bayi yang baru saja lahir dengan segera
menjalanakan tanggung jawabnya untuk bernafas,makan,membuang kotoran dan
menjaga suhu tubuh. Namun, sistem ini masih agak kurang matang, sehingga membuat
bayiini harus bergantung sepenuhnya kepada orang tua dan pengasuh agar bisa bertahap
hidup. (Lynn.R.Marrotz,Phd Rn .Jakarta 2010)
Ciri-ciri fisik pada bayi yang baru lahir unik dibandingkan dengan bayi yang
sedikit lebih tua. Pada saat lahir, kulit bayi Nampak keriput, dalam waktu beberapa
hari, kulit akan dan kemumgkinan akan melupas dibeberapan bagian. Warna kulit dari
semua bayi relative terang, namun secara bertahap akan menjadin semakin gelap sesuai
ciri dan latar belakaang genetiknya. Kepala berbentyuk tidak seperti biasanya sebagai
akibat dari proses kelahiran, namun akan mulai berbentukn relative normal dalam
minggu pertama. Warna dan jumlah rambut bervariasi.
(Lynn.R.Marrotz,Phd,Rn .Jakarta 2010
Masa bayi terjadi pada umur 0-2 tahun. Banyak ahli yang menyebut masa bayi
sebagai masa vital, karena kondisi masa bayi merupakan fondasi kokoh pada tyumbuh
kembang selanjutnya.
Masa bayi dimulai dengan kelahiran yang diikuti pada tangis pertama. Bayi
lahir tanpa diikuti tangis pertama, harus diupayakan supaya menangis, misalnya
pundaknya dipukul secara perlahan-lahan, dikipasi atau dimasukkan udara kedalam
paru-parunya. Sehingga paru-paru berkembang dan mulai berfungsi . kalau paru-paru
tidak berfungsi, maka bayi tidak dapat bernafas, dan tentu saja hal ini menyebabkan
kematian. (Dra.Sri Rumini & Dra Siti Sundari H.S., M.Pd. Jakarta 2004)
2. Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik bayi baru lahir metrupakan gerakan refleks murni yang
pada awalnya didesain untuk perlindungan diri dan pertahanan hidup. Selama bulan
pertama, bayi mulai memiliki pengendalian terhadap gerak refleks awal ini, secsrs
bertahap, banyak refleksi ini menghilang karena sistem saraf pusat bayi semakin
matang dan mulain mengambil ahli kendali terhadap perilkau yang disengaja
(Bartlet,1997; Forslund dan berre,1985).kegagalan hilangnya gerakan refleksi sesuai
waktunya dapat menjadi indikator awal kemunmgkinann adanya masalah saraf
(Blasco,1994:Marquis,Ruiz dan Dilliard; 1984).
3. Perkembanagan Perseptual-Kognitif
Menangis dan rewel adalah cara utama berkomunikasi pada tahap ini.
Bereaksi terhadap suara keras dengan berkedip,bergerak. Menghentikan
gerakan,mengalihkan pandangan ,atau menunjukkan gerakan terkejut.
Memilih suara-suara tertentu,seperti musik,suara manusia,dengan menjadi tenang
atau diam.
Memalingkan kepalanya untuk mencari sumber suara atau bunyi-bunyian yang lain.
Kadang mengeluarkan suara selain tangisan. (Lynn.R.Marrotz,Phd,Rn .Jakarta
2010)
5. Perkembangan Personal-Sosial
Bayi yang baru lahir memiliki beragam keterampilan sosial. Bayi ini
menunjukkan kebutuhan dan ketidaksenangannya serta merespons reaksi orangtua dan
pengasuhnya ( Tronick,1989).. Bayi tumbuh dengan perasaan aman dan kemudian
menunjukkan kedekatan dengan pengasuh utamanya.
3. Rasa Takut
4. Reaksi Sosial Bayi karena Lama Ditinggal Obyek Kelekatannya
1. Konsep Ruang
2. Konsep Berat
3. Konsep Diri
4. Konsep Keindahan
Pola emosi yang lazim pada masa bayi antara lain adalah:
1. Marah
2. Ketakutan
4. Bayi Gembir
5. Menyenangi Sesuatu
B. Masa Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak dimulai pada akhir masa bayi sampai saat anak matang
secara seksual. Jadi mulai sekitar umur 2 tahun sampai sekitar umur 12 tahun, ada
sebagian anak yang baru berumur 11 tahun sudah tidak termasuk kanaka-kanak,tetapi
juga yang sudah berumur 14 tahun masih termasuk masa kanaka-kanak. Jadi tidak
dapat dipastikan hanya sekitar usia itu.
Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode, yaitu awal masa kanak-kanak,
sekitar umur 2 tahun-6 tahun dan akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6 tahun-12
tahun. (Dra.Sri Rumini & Dra Siti Sundari H.S., M.Pd. Jakarta 2004)
Anak pada masa kanak-kanak mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk
berbicara karena :
a. Kecerdasan
b. Jenis disiplin orang tua
c. Posisi urutan anak
d. Anak kembar bicara terhambat
e. Besarnya keluarga
f. Status sosial ekonomi yang rendah
g. Ras primitive
h. Berbahasa dua
i. Suara yang sangat gaduh
j. Alat-alat bantu
k. Gaya bicara
l. Bantuan dari guru
3. Jumlah Kosa Kata , Awalan, Akhiran, Sisipan dan Dwi Bahasa . (Dra.Sri
Rumini & Dra Siti Sundari H.S., M.Pd. Jakarta 2004)
Pada masa ini, emosi anak sangat kuat, ditandai oleh ledakan
marah,ketakutan yang hebat,iri hati yang tidak masuk akal. Hal ini karena kelemhan
anak akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, makan terlalu sedikit.
Pola emosi umum, yang terjadi pada awal masa kanak-kanak antara lain adalah:
a. Marah
b. Takut
c. Cemburu
d. Ingin tahu
e. Iri hati
f. Gembira
g. Sedih
h. Kasih Sayang
A. KESIMPULAN
Perkembangan selalu berarti pada diferensasi. Artinya pada setiap tahap dari
seluruh perkembangan anak,berararti mulai adanya diferensasi baru pada anak itu,
baik jasmani maupun rohaninya.Mula-mula anak kecil,menerima sesuatau dengan
menggunakan kedua tangannya, tetapi dalam perkembangannya, ia dapat menerima
sesuatu itu hanya dengan satu tangan dalam perkembangan selanjutnya mlah hanya
dengan beberapa jari saja.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dra. Sri Rumini & Dra. Siti Sundari H. S. M.Pd.2004. Perkembangan Anak &
Remaja. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta
Perilaku anak yang susah diatur mungkin akan membuat kita merasa frustasi,
tetapi sebisa mungkin hindari membentak apalagi berbuat kekerasan.Saat anak jengkel,
tinggalkan ia sejenak untuk menenangkan diri dan mintalah orang lain mengawasinya.
Selanjutnya, saat kita sudah siap, hadapi ia kembali.
Wendy Sue Swanson ahli pediatrik asal California menyatakan, umumnya
bahwa seiring perkembangan kedewasaan si kecil, kemampuan komunikasinya pun akan
semakin membaik.Jika disertai pola asuh yang tepat, perlahan perilaku anak akan
berubah.Sebagai orangtua, kita dituntut untuk lebih bersabar dan konsisten dalam
mendidik anak
Menurut American Academy of Pediatrics, marah atau tantrum sebenarnya
merupakan kondisi yang normal dialami oleh setiap anak dalam proses tumbuh
kembangnya. Seiring perkembangan usia dan pengasuhan yang tepat, perilaku buruk
anak dapat membaik.
Namun, yang perlu kita waspadai adalah penyebab anak nakal yang berkaitan
dengan kondisi medis seperti:
Oleh karena itu, jika kita menilai kenakalan si kecil tidak wajar, ada baiknya
membawa ke dokter tumbuh kembang anak untuk memastikan apakah ada kondisi medis
tertentu yang ia alami Dokter mungkin akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kondisi tersebut serta memberikan saran
penanganan dan pola asuh yang tepat.
Beberapa anak mungkin memerlukan terapi perilaku untuk memperbaiki
sikapnya.Anda sebagai orang tua juga mungkin membutuhkan sesi konsultasi dengan
psikolog anak untuk mencari tahu model pengasuhan yang sesuai.
Solusinya :
Jika penyebab anak nakal bukan karena faktor medis,kita bisa mendisiplinkan anak
dengan cara-cara tertentu agar perilakunya membaik.Melansir dari American Academy
of Pediatrics, berikut tips yang bisa kita coba.
1. Berikan perhatian yang cukup pada anak agar ia tidak merasa diabaikan.
2. Beri pujian saat ia berperilaku baik dan jangan penuhi keinginannya jika dilakukan
dengan cara kasar.
3. Latih anak untuk menenangkan diri saat sedang marah, caranya dengan
menawarkan pilihan pada apa yang mungkin ia inginkan.
4. Alihkan perhatiannya, misalnya dengan mengajaknya ke tempat lain yang lebih
tenang.
5. Beri konsekuensi jika ia berbuat kasar seperti memukul, menggigit, menendang,
atau melempar sesuatu. Jangan memakluminya.
6. Cari tahu penyebab anak nakal, misalnya bila karena sedang lapar, berilah ia
makanan tetapi dengan syarat ia harus tenang dulu.
7. Abaikan jika anak tantrum sembari terus Anda awasi. Tujuannya agar ia belajar
memahami dirinya sendiri. Kecuali jika berada dalam situasi yang berbahaya, jangan
biarkan ia tanpa pengawasan