Professional Documents
Culture Documents
Implementasi
Implementasi
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Nama : 1.SRI KANDI SUMATRI RITONGA
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, pembahasan mengenai pendidikan karakter
atau pendidikan yang berbasis pada pembangunan
karakter siswa menjadi wacana yang ramai dibicarakan
di dunia pendidikan maupun di kalangan masyarakat
umumnya. Kebutuhan akan pendidikan yang dapat
melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena
degradasi moral yang terus menerus terjadi pada
generasi bangsa ini dan nyaris membawa bangsa ini
pada kehancuran. Budaya korupsi yang seakan telah
mengakar pada kehidupan bangsa ini mulai dari tingkat
kampung hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan
dan peredaran narkoba yang semakin menggurita,
tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang
telah menghilangkan rasa aman setiap warga,
merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi
bangsa ini.
Jika diteliti lebih lanjut, pendidikan karakter merupakan
lagu lama yang diputar kembali. Dulu, pendidikan
karakter pernah diterapkan dengan nama pendidikan
budi pekerti di sekolah-sekolah. Salah satu lembaga
pendidikan yang sejak dulu dan hingga saat ini masih
menanamkan pendidikan karakter adalah pondok
pesantren. Seharusnya tidak hanya pada anak pondok
pesantren saja pendidikan karakter perlu di tanamakan
melainkan, para siswa sekolah dasar juga sangat perlu
diajarkan untuk bersikap mandiri, tasamuh, ta’awun
dan lain sebagainya sebagai perwujudan pendidikan
karakter tersebut. Para siswa sekolah dasar seharusnya
tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara materi
namun juga aplikasinya.
Dengan menyadari pentingnya pendidikan karakter,dan
mengingat pendidikan karakter tidak bisa berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu nilai yang menjadi
satu kesatuan dengan setiapa mata pelajaran di
sekolah. Proses pendidikna karakter tidak dapat
langsung dilihat hasilnya dalam proses waktu yang
singkat, tetapi memerlukan proses yang kontinu dan
konsisten. Pendidikan karakter berkaitan dengan waktu
yang panjang sehingga tidak dapat dilakukan dengan
satu kegiatan saja. Di sinilah pentingnya pendidikan
karakter. Pendidikan karakter harus diimplementasikan
kemudian di integrasikan dalam kehidupan sekolah,
baik dalam konteks pembelajaran di dalam kelas
maupun luar kelas.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah strategi implementasi pendidikan
karakter?
2.Bagaimanakah langkah-langkah pendidikan karakter?
3.Apa saja tahap-tahap pembentukan karakter?
4.Bagaimanakah pembentukan karakter melalui
pembudayaan?
C.Tujuan
1.Mengetahui strategi implementasi pendidikan
karakter.
2.Mengetahui langkah-langkah pendidikan karakter.
3.Mengetahui tahap-tahap pembentukan karakter.
4. Mengetahui pembentukan karakter melalui
pembudayaan.
D.Manfaat
1. Memberi manfaat bagi dunia pendidikan khususnya
dalam bidang pengembangan pendidikan yang berbasis
karakter.
2. Memberi sumbangan bagi khazanah kepustakaan
khususnya di bidang pendidikan.
3. Memberikan dorongan kepada para pelajar maupun
akademisi untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang pendidikan berbasis karekter.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Strategi Implementasi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat diimplemetasikan melalui
beberapa strategi dan pendekatan yang meliputi:
a. Pengintegrasian nilai dan etika pada mata pelajaran
b.Internalisasi nilai positif yang di tanamkan oleh semua
warga sekolah ( warga sekolah, guru, dan orang tua)
c.Pembiasaan dan latihan
d.Pemberian contoh dan teladan
e.Penciptaan suasana berkarakter di sekolah
f.Pembudayaan.
Menurut Agus Zaenul Fitri 2011, strategi pembelajaran
pendidikan karakter dapat dilihat dalam empat bentuk
intregrasi, yaitu:
2.Perbedaan Bahasa
Apabila anak berbeda budayanya seringkali
antarmereka juga memiliki penguasaan bahasa yang
dipergunakan secara berbeda pula. Mungkin seorang
anakan akan menjadi malu atau terhambat
sosialisasinya yang disebabkan kemampuan berbahasa
yang berbeda. Guru sebaiknya peka terhadap kondisi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony-Darden-Bedford. 1992. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Dobbledum. 1995. The Role of Cultural Identity in
Development. Dalam Ledo Dobbeldum (Ed.). The
Hague: CESO.
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Reinventing Human Character:
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Musfah. 2011. Pemikiran Pendidikan: Upaya
Membangun Manusia Berkarakter. Melalui Pendidikan
Holistik. Jakarta: Prenada Media.
Pendidikan artinya usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab I Pasal 1 ayat 1). Karakter adalah keseluruhan perasaan,
sistem nilai, hasrat dan kehendak. Karakter secara luas diartikan sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan karakter
ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi manusia yang
memiliki integritas perasaan, sistem nilai, hasrat, dan kehendak, sehingga cara berpikir dan
berperilakunya selalu bijak, positif dan bertanggung jawab.
Mendidik karakter anak merupakan tanggung jawab bersama. Mesti ada kerjasama yang erat
antara para pelaku pendidikan di lingkungan keluarga (orangtua), sekolah (kepala sekolah,
guru, pembimbing, karyawan), masyarakat (tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan),
dan pemerintah. Semua pihak memikul tanggung jawab melaksanakan pendidikan karakter.
Khusus di sekolah, maka peran kepala sekolah, para guru, pembimbing, dan karyawan
sangatlah urgen. Mereka memposisikan diri sebagai: 1) Orangtua kedua setelah di lingkungan
keluarga, 2) Fasilitator (memberi kemudahan pada peserta didik dalam menanamkan
karakter), 3) Motivator (memberikan dorongan kepada peserta didik agar menjadi orang yang
berkarakter baik), 4) Model yang dijadikan contoh teladan atau rujukan perilaku bagi peserta
didik, 5) Inspirator bagi peserta didik.
Ada beberapa metode dalam mendidik karakter seseorang, yaitu: Keteladanan, Pembiasaan,
Latihan, Ibrah/Mauidzah (tutur kata yang berisi nasihat-nasihat dan pengingatan tentang baik
buruknya sesuatu), Dialog, Kisah/Sejarah, Targhib (janji), Tarhib (ancaman), Tamsil
(perumpamaan), Dan lain-lain.
1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
6. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri: Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/ Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Keluarga adalah salah satu panutan penting dalam mendidik karakter anak agar menjadi
anak yang memunyai sikap atau aturan yang ada dalam agama agama dan budaya. Tujuan
dari Pendidikan ini adalah untuk menemukan konsep dan model terhdapa pendidikan
karakter anal dalam sebuah keluarga. Konsep pembentukan karakter anak di dalam keluarga
menjadi tujuan yang sangat penting dan kewajiban bagi orang tua dalam menerapkan adanya
pembentukan karakter bagi anak. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam
membentuk karakter anak yaitu mengajarkan hal-hal baik, tindakan yang baik, keteladanan,
pendidikan, karakter, agama, disiplin dan budaya.
3.Implementasi pendidikan karakter di masyarakat
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktu yang ditentukan.Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi agung, Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang
terang benderang ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen, MARZUKI AHMAD S.Pd, M.Pd yang telah membantu
kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang juga sudah memberi konstribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, guna
terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang. Terimakasih.