Professional Documents
Culture Documents
Uas Pak Ic - Della Yosia Siregar
Uas Pak Ic - Della Yosia Siregar
Disusun oleh :
DELLA YOSIA SIREGAR
21.01.1993PROGRAM STUDI TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI (STT)
ABDI SABDA MEDAN
2022
1
PENTINGNYA POLA ASUH YANG BAIK TERHADAP
PERKEMBANGAN MORAL ANAK REMAJA DI ERA GLOBALISASI
Abstrak
Era Globalisasi sudah terjadi pada setiap bagian kehidupan, bahkan dalam sudut pandang dan
pola pikir orang tua. Padahal, orang tua adalah pendidik utama dan terpenting. Oleh karena
itu mengapa keluarga dikenal sebagai pendidikan pertama bagi anak, karena pendidikan dari
orang tua merupakan dasar pembentukan karakter dan masa depan kehidupan anak. Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua
tentang pendidikan pertama dan pentingnya menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak-
anaknya. Informasi ini sangat berguna bagi semua orang tua, calon orang tua, dan terutama
bagi masyarakat pedesaan yang dianggap kurang mengetahuinya. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif unutk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai
jenis pola asuh untuk membangun karakter anak di era globalisasi dengan menggali hasil
beberapa jenis penelitian, hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber. Pola
asuh orang tua memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengembangan karakter anak
menjadi baik atau buruk, apakah mereka akan tmbuh menjadi pribadi yang ekstrovert,
introvert, atau ambisius dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, orang tua memegang
peranan penting dalam membangun karakter anak. Mengingat eratnya hubungan pola asuh
yang tepat akan membantu orang tua membangun karakter anaknya.
Kata Kunci: Pola asuh Strict Parents, Perkembangan Moral atau Etika, Era Globalisasi.
Abstrac
The era of globalization has occurred in every part of life, even in the perspective and
mindset of parents. In fact, parents are the main and most important educators. That's why
the family is known as the first education for children, because education from parents is the
basis for character building and the future of children's lives. Through this research, it is
hoped that it can provide knowledge and understanding to parents about first education and
the importance of applying the right parenting style for children. This information is very
useful for all parents, prospective parents, and especially for rural communities who are
considered less aware of it. The method used is a qualitative method to provide knowledge
and understanding of various types of parenting to build children's character in the era of
globalization by finding the results of several types of research, the results of interviews
conducted with several sources. Parenting patterns have a significant influence on
developing the character of children for good or bad, whether they will grow up to be
extroverts, introverts, or in everyday life. Therefore, parents play an important role in
building a child's character. Given the close relationship, proper parenting will help parents
develop the character of their children.
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dewasa ini banyak orang tua yang belum mengerti
bagaimana cara mengasuh anak dengan baik. Oleh karena itu banyak sekarang
generasi muda yang tidak segan untuk melawan orang tuanya, membantah, dan tidak
sedikit yang putus asa dan mencoba bunuh diri. Di masa-masa remaja seharusnya
orang tua mendidik dan mengasuh anak dengan baik, dengan penuh kasih sayang dan
pengertian karena pada umur remaja dini, mereka membutuhkan kasih sayang dari
orangtua. Berikut saya akan memaparkan dan menjelaskan peran orang tua dalam
mendidik anak remaja di era globalisasi.
B. Rumusan Masalah
Apa itu era globalisasi?
Apa dampak era globalisasi?
Bagaimana Pola Asuh orangtua yang baik bagi anak remaja?
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui apa itu era globalisasi
Untuk mengetahui dampak era globalisasi
Untuk mengetahui bagaimana pola asuh yang baik orang tua bagi remaja
PEMBAHASAN
3
B. Pengertian Remaja
Remaja adalah makhluk yang unik bahkan tidak mudah dimengerti baik oleh
diri mereka sendiri maupun orang lain. Pada masa remaja inilah seseorang mengalami
perkembangan yang dapat dikatakan "Revoulsioner" yang tidak saja terjadi secara
fisik tetapi juga secara emosional, sehingga itulah masa remaja merupakan gerbang
bagi seseorang untuk meninggalkan masa yang meninabobokan mereka dalam
suasana penuh perlindungan orang tua menuju masa yang lebih banyak menuntut
tanggung jawab pribadi. Usia Remaja ini khususnya pada usia 13-15 tahun merupakan
masa remaja awal. Remaja adalah masa saat terjadi perubahan-perubahan yang cepat,
termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian
termasuk perkembangan fisik.2
Remaja merupakan peralihan dari usia (13-15 tahun) menjadi dewasa. Pada
umumnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
saat anak mencapai usia matang secara hukum. Adanya perilaku sikap dan nilai-nilai
sepanjang masa remaja menunjukkan perbedaan masa remaja yaitu pada usia 13-15
Tahun, saat remaja memasuki sekolah menengah . Masa remaja awal yang dimulai
dari umur 13-15 tahun, masa remaja pertengahan dari umur 15-18 dan masa remaja
akhir dari umur 18-21tahun. Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung
antara umur 13-15.3
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa
primitif dan orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode yang lain dalam rentang kehidupan. Remaja sebetulnya tidak
mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk lagi dalam golongan
anak-anak, tetapi belum lagi dapat diterima secara penuh untuk masuk kegolongan
orang dewasa. 4
2
Garry Chapman, Bahasa Cinta Menghadapi Remaja, (Yogyakarta: Quills Book Pulisher Indonesisa, 2007), 3.
3
http://repository.uma.ac.id, (20 Mei 2022, 21.14.)
4
Mohammad Ali , Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2010),9.
4
3. Pola Asuh Demokratif
5
Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi adanya kekurangan disiplin
siswa. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang atau
masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan
menurut John Dewey adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Tujuan daripsada
pendidikan adalah menjadikan generasi muda penerus bangsa dapat menghayati,
memahami, dan mengamalkan nilai atau niorma-norma yang melatar belakangi hidup
dan kehidupan.7 Karena itu pendidikan itu sangat dibutuhkan sebagi penyeimbang
yang membantu kita dalam menyaring perkembangan teknologi yang ada,
memanfaatkan hal yang positif dari teknologi terserbut.
F. Hasil Wawancara
Narasumber
Nama : Dermawan Pardede
Pekerjaan : Guru Swasta
Alamat : Jl. Syahyan Zainuddin, P.berandan, Kab. Langkat. Prov. Sumut.
Pertanyaan:
1. Apa yang ibu ketahui tentang anak Remaja?
2. Apa yang ibu ketahui tentang era globalisasi?
3. Bagaimana cara ibu yang efektif untuk membagi waktu anak ibu dalam
menyikapi era globalisasi?
4. Apa dampak Positif yang ibu rasakan ketika mengasuh anak di era globalisasi
saat ini?
5. Apa dampak Negatif yang ibu rasakan ketika mengasuh anak di era globalisasi
ini?
6. Bagaimana cara ibu menegur anak ibu ketika dia salah mempergunakan era
globalisasi ini?
Jawaban:
1. Anak remaja adalah proses perkembangan antara usia anak-anak dan usia
dewasa.
7
Adi Suprayitno, Wahid Wahyudi, Pendidikan Karakter di Era Milenial, (Yogyakarta: Budi Utama,
2020), 33
6
2. Era globalisasi adalah era dimana semua serba canggih dan tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu.
3. Saya membagi waktu anak saya ketika bermain
handphone/laptop/tablet/game,dll untuk belajar dan mengembangkan
bakat, dengan mengikuti les.
4. Lebih cepat melakukan tugas pekerjaan, tidak dibatasi waktu dan jarak
antara saya dengan anak dan suami.
5. Membuat anak bergantung kepada alat-alat elktronik seperti handphone
untuk bermain game, dll
6. Dengan cara mengajaknya bermain sambil mengerjakan tugas, bercerita,
menasehatinya, (meluangkan waktu untuk anak)
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pola asuh
otoriter dan permisif dapat membentuk moral buruk bagi anak (remaja). Sebaliknya,
pola asuh demokratis dapat membentuk moral baik bagi anak (remaja). Pola asuh
otoriter yang kurang tepat diterapkan karena dapat menimbulkan perilaku yang
menyimpang pada remaja. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter bersifat
kaku, menghukum keras (hukuman fisik) anak yang berbuat salah, dan tidak
mendukung anak (remaja) dalam perkembanganya. Pola asuh permisif juga kurang
tepat diterapkan karena juga menimbulkan perilaku yang menyimpang pada remaja.
Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif ini bersifat mendukung tetapi tidak
disertai dengan kontrol yang tepat dalam setiap perkembanganya yang mengakibatkan
anak mengira bahwa orang tua tidak perduli dengan mereka dan akan berbuat sesuai
dengan keinginannya. Pola asuh demokratis sangat tepat diterapkan pada anak karena
pola asuh ini membentuk moral yang baik pada anak. Orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Garry, Bahasa Cinta Menghadapi Remaja, Yogyakarta: Quills Book Pulisher
Indonesisa, 2007.
Ali, Mohammad, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT.Bumi
Aksara,2010.
Luh Aqnez Sylva, Purwati, Yunike Suryami, Rukiem, Guru Herbat di Era Milenial,
Indramayu: ADAB,2021
7
Adi Suprayitno, Wahid Wahyudi, Pendidikan Karakter di Era Milenial, Yogyakarta: Budi
Utama, 2020
Sumber Internet:
http://repository.uma.ac.id,
https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/30/624/2570193/pengaruh-negatif-era-globalisasi-
terhadap-kehidupan-generasi-muda-yuk-dihindari
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/08/130000069/dampak-positif-dan-negatif-
globalisasi-bagi-indonesia?page=all