You are on page 1of 2

Muhammad adhairulsyah

202011009

IDDAH WAFAT

Allah Swt. berfirman:

‫والذين يتوقون منكم ويذرون أزواجا يتريض بأنفسهن أربعة أشهر وغفرا فإذا بلغن أجلهن فال جناح عليكم فيما فعلن في أنفسهن بالمعروف وهللا بماتعملون خبير‬
©

"Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka
(istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah sampai (akhir) iddah
mereka, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri
mereka menurut cara yang patut. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah [2]: 234)

Makna Global

Allah Swt. berfirman yang maksudnya orang-orang yang mati dari kalangan laki laki di antara
kalian dan meninggalkan istri-istri mereka setelah kematian, maka istri-istri itu harus
menunggu selama empat bulan sepuluh hari. Yakni bertahan di tempat selama masa iddah
sebagai bentuk hidâd (berkabung) terhadap suami mereka. Dengan demikian mereka tidak
boleh menyatakan kesediaan untuk dipinang, tidak boleh berhias, tidak boleh memakai
minyak wangi, dan tidak pula keluar dari rumah suami mereka selama mereka berada di masa
iddah.
Hikmah dibatasinya iddah istri yang ditinggal mati suaminya dengan empat bulan sepuluh
hari itu, karena tujuan dari iddah adalah untuk memastikan kondisi rahim (barà 'atur rahim),
sedang janin itu terbentuk di dalam rahim dalam tiga fase. Fase pertama berbentuk nuthfah
(air mani) selama empat puluh hari; fase kedua berbentuk darah menggumpal, selama empat
puluh hari; dan fase ketiga berbentuk daging, selama empat puluh hari. Seperti itulah
keterangan yang terdapat dalam hadits shahih. Jadi seluruhnya berjumlah 120 hari. Sesudah
masa itu, barulah ditiupkan ruh ke dalamnya. Karena it ditambah lagi dengan sepuluh hari.
Abu Aliyah pernah ditanya: "Mengapa sepuluh hari digabung dengan empat bulan?" Ia
menjawab: "Karena di saat itulah ruh ditiupkan".

Mengapa ada syariat Iddah bagi perempuan?

Para ulama mengemukakan beberapa hikmah dalam penetapan masa iddah, dan

berikut ini kami kemukakan secara global:


a.Untuk mengetahui kondisi kandungan "barà 'atur rahim", sehingga tidak terjadi
percampuran nasab, antara nasab satu dengan lainnya.
b.Sebagai bentuk ibadah bagi muslimah karena melaksanakan perintah Allah.
c.Menunjukkan rasa sakit dan duka atas kematian seorang suami sebagai bentuk pengakuan
atas kelebihan dan kebaikan suami.
d. Memberi kesempatan suami istri yang bercerai untuk kembali menjalani hidup
bersama dengan nuansa baru setelah ruju.
e. Sebagai penegas terkait dengan pernikahan, di mana pernikahan tidak dipandang
sempurna kecuali jika telah melewati masa penantian yang lama. Sebab kalau tidak
demikian, perkawinan akan menjadi mainan sebagaimana mainan anak-anak. Bisa bercerai,
pun pula bisa menikah hanya dalam waktu sesaat.

Hikmah Tasyri

Allah mewajibkan iddah bagi perempuan muslimah bertujuan untuk melindungi

kehormatan keluarga serta menjaga dari perpecahan dan percampuran nasab. Diwajibkan
berkabung atas meninggalnya suami dengan menampakkan rasa duka dan sedih sebagai
ungkapan dan penghormatan atas ikatan yang suci (pernikahan) serta pengakuan akan
kebaikan orang yang pernah menjadi teman hidupnya. Hal semacam ini pernah berlaku di
zaman jahiliyah selama satu tahun penuh. Dan itu dilakukan oleh perempuan terhadap
suaminya yang meninggal dunia, dengan cara yang sangat buruk, yaitu: si perempuan
berpakaian yang paling buruk, tinggal di sebuah bilik (bagaikan sel) yang gelap, dengan tidak
berhias, tidak memakai minyak wangi dan tidak pernah mandi, tidak pernah menyentuh air,
tidak memotong kuku, tidak memotong rambut dan tidak pernah nampak di hadapan orang
banyak. Jika setahun itu telah berlalu, barulah dia keluar dengan wajah yang kusut dan
baunya sangat menyengat, sambil menanti anjing berlalu untuk dilempari kotoran onta
sebagai tanda habisnya masa berkabung dan penghormatan atas hak suaminya.

You might also like