Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Anwar, SE., M.Si
DISUSUN OLEH:
Anugrah Maulid’i Sudirman
Nurhikmah Maharani
Andi Annesa Putri Anwar
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apa Yang Di Maksud Evolusi Fungsi Dan Kelembagaan Bank Sentral ?
Apa Saja Yang Menjadi Tujuan Bank Sentral ?
Apa Saja Yang Menjadi Tugas Dan Wewenang Bank Sentral?
Bagaimana Status Dan Kedudukan Bank Indonesia?
Apa Saja Runag Lingkup Kebijakan Bank Sentral?
Bagaimana Hubungan Kelembagaan Bank Indonesia Dengan Pemerintah?
iv
Bagaimana Hubungan Kelembagaan Bank Indonesia Dengan
Internasional?
C. Tujuan
Untuk Mengetahui Apa Itu Evolusi Fungsi Dan Kelembagaan Bank
Sentral
Untuk Memahami Apa Saja Tujuan Bank Sentral
Untuk Mengetahui Apa Saja Tugas Dana Wewenang Pada Bank Sentral
Untuk Mengetahui Dan Memahami Status Dan Kedudukan Bank
Indonesia
Untuk Memahami Ruang Lingkup Kebijakan Bank Sentral
Untuk Mengetahui Dan Memahami Hubungan Kelembagaan Bank
Indonesia Dengan Pemerintah
Untuk Memahami Hubungan Kelembagaan Bank Indonesia Dengan
Internasiona
v
BAB II
PENJELASAN POKOK BAHASAN MATERI
Bank sentral menerbitkan uang (dalam bentuk uang kertas dan logam)
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (fungsi moneter dan system
pembayaran)
Bank sentral menerapkan dan memformulasikan kebijakan moneter
(fungsi moneter)
Bank sentral menjalankan tugas sebagai bank dan Lembaga pelayanan
bagi pemerintah, dan terkadang mengelola utang luar negeri (
hubungan dengan pemerintah)
Bank sentral menyimpan cadangan/simpanan bank umum dan
membantu settlement keuangan antarbank ( fungsi banker’s bank)
Bank sentral memelihara dan mempertahankan kekuatan system
keuangan, dan pada saat terntu bertindak sebagai lender of the last
resort serta bertugas mengawasi perbankan ( fungsi banker’s bank dan
keuangan)
Bank sentral menjalankan kebijakan pemerintah dalam menjaga
stabilitas nilai tukar dan memelihara serta mengelolaa cadangan devisa
( fungsi moneter)
Bank sentral turut mendorong pembangunan ekonomi ( fungsi agent
of development)
Bank sentral memberi saran kepada pemerintah menyangkut kebijakan
ekonomi (hubungan dengan pemerintah)
Bank sentral turut serta dalam perjanjian kerja sama moneter
internasional ( hubungan dengan pemerintah)
Bank sentral adalah yang memegang simpanan bank lain dan
menggunakannya untuk settlement pembayaran antarbank ( system
pembayaran)
Bank sentral sebagai otoritas moneter merupakan Lembaga keuangan
sentral yang berperan strategis perekonomian suatu negara. Bank sentral dalam
sebuah era memiliki peran dan fungsinya tersendiri sesuai dengan kedudukannya
1
sebagai bank sentral di suatu negara. Secara garis besar,. Peran strategis bank
sentral dapat dilihat dalam enam poin peran dan fungsii bank sentral berikut ini.
1. Bank sirkulasi
Sebagai bank sirkulasi, bank sentral berfungsi untuk menerbitkan dan
mengatur legal tender atau alat pembayaran yang sah disuatu negara
atau wilayah (beberapa negara). Dengan adanya fungsi ini, bank
sentral memiliki kemampuan yang besar untuk memengaruhi likuiditas
perekonomian baik menambah maupun mengurangi likuiditas.
2. Kasir pemerintah
Sebagai kasir pemerintah, bank sentral melakukan berbagai layanan
perbankan bagi pemerintaha untuk memelihara rekening pemerintah,
mengelola transaksi pemerintah dengan mata uang domestic dan mata
uang asing, mengelola utang pemerintah serta memfasilitasi
pemerintah dalam membiayai pengeluaran pemmbangunan.
3. Banker’s bank
Berfungsi sebagai bank-nya bank. Bank sentral berperan sebagai
lender of the last resort bagi bank komersial yang memiliki
permasalahan kekurangan likuiditas dalam jangka pendek. Peran
sebagai lender of the last resort menjadikan bank sentral memasuki
area pengawasan dan pengaturan perbankan. Pengawasan dan
pengaturan perbankan diperlukan agar bank-bank beroperasi secara
prudent sesuai aturan yang berlaku serta memastikan bahwa perbankan
selalu dalam kondisi keuangan dan operasional yang sehat.
4. Otoritas moneter
Sebagai otoritas moneter bank sentral bertugas untuk memelihara
stabilitas moneter. Hal itu dilakukan melalui pengendalian besaran
moneter, membuat dan melaksanakan kebijakan moneter, serta
mengatur, mengawasi, dan mengendalikan system moneter dalam
rangka mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang
diinginkan.
2
6. Otoritas system pembayaran
Sebagai otoritas system pembayaran, bank sentral memiliki peran
untuk menjaga kelancaraan dan keamanan system pembayaran . peran
dan fungsi tersebut mencakup kesepakatan, aturan, standar, dan
prosedur dalam mengatur peredaran uang dalam rangka mendukung
kegiatan ekonomi dan keuangan dengan menggunakan instrumen
pembayaran yang sah. Selain itu, bank sentral juga memiliki tugas
untuk menciptakan system pembayaran yang aman, lancar, efesien,
dan andal untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
instrument-instrumen pembayaran.
3
dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK.Dengan demikian , Bank Indonesia
memiliki tiga tugas utama yaitu
Kebijakan Moneter:
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi.
b) Melakukan pengendalian moneter dengan cara-cara yang termasuk
tapi tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang baik
rupiah maupun valuta asing; penetapan tingkat diskonto; penetapan
cadangan minimum; dan pengaturan kredit atau pembiayaan.
Kebijakan Perbankan:
a) Menetapkan peraturan;
b) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank;
c) Mengawasi bank baik secara individual maupun sebagai sistem
perbankan;
d) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4
hokum dan Lembaga bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak
lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas diatur dalam undang-undang.
Bank Indonesia yang memliki posisi sebagai salah satu Lembaga negara
yang terdapat dalam sistem ketatanegaraan memiliki kewenangan tang diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Dalam konteks ini , Bank Indonesia
berwenang untuk mengekuarkan alat bukti pembayaran yang sah, merumuskan
dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, menjaga stabilitas keuangan dan menjalankan fungsi sebagai lrndrt
of the last resort.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran
uang dan tingkat bunga.bank, kebijakan ini dilaksanakan olel otoritas moneter
yaitu Bank Indonesia yang merupakan Bank Sentral. Kebijakan moneter
dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan yang besifat kuantitatif dan kebijakan
yang bersifat kualitatif
5
a) Operasi pasar terbuka; melakukan jual beli surat-surat berharga di
dalam pasar surat-surat berharga. Bank Indonesia dapat membuat
perubahan atas jumlah uang beredar dengan cara melakukan jual
beli surat-surat berharga. Bentuk langkah yang akan dijalankan
tergantung pada masalah ekonomi yang sedang dihadapi.
b) Mengubah tingkat bunga dan tingkat diskonto; dalam menjalankan
tugasnya untuk mengawasi kegiatan-kegiatan bank umum, Bank
Sentral harus memastikan agar msyarkaat tidak kehilangan
kepercayaan atas sistem perbankan. Salah satu cara untuk
mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank-bank umum
selalu sanggup membayar seluruh kewajibanya yang telah jatuh
tempo, untuk mencapai tujuan ini ada dua langkah yang dapat
dijalankan oleh Bank Sentral. Yang pertama adalah dengan
membuat petunjuk-petunjuk atau peraturan-peraturan tentang pola
dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank umum.
Dan yang kedua adalah dengan memberikan pinjaman kepada
bank-bank umum yang menghadapi kesulitan dalam cadangannya,
yaitu cadangannya telah di bawah cadangan minimum yang telah
ditetapkan oleh Bank Sentral.
c) Mengurangi tingkat cadangan minimum; Suksesnya kedua jenis
kebijakan moneter di atas sangat tergantung kepada apakah
kebanyakan bank umum mempunyai kelebihan cadangan atau
tidak. Apabila kelebihan cadangan terdapat dalam kebanyakan
bank umum, kedua kebijakan di atas tidak dapat digunakan untuk
membuat perubahan-perubahan dalam penawaraan uan. Dengan
adanya kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka tidak akan
mencapai hasil yang diharapkan, hal ini dapat Anda perhatikan
contoh berikut ini.
2. Kebijakan Makroprudensial
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 16/11/PBI/2014 tanggal 1 Juli 2014
tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial bertujuan untuk
mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dan tingginya biaya
penanganan krisis, serta sebagai upaya untuk mendorong Stabilitas Sistem
Keuangan, Bank Indonesia perlu menetapkan kerangka kebijakan
makroprudensial yang mampu mencegah dan memitigasi terjadinya Risiko
Sistemik dalam Sistem Keuangan melalui pengaturan dan pengawasan
makroprudensial. Pengaturan dan pengawasan makroprudensial dimaksudkan
6
agar fungsi dan kegiatan operasional Bank dan/atau lembaga keuangan dapat
mendukung kegiatan ekonomi makro secara berkelanjutan, stabil secara
industri dan/atau sistem, serta seimbang secara sektor ekonomi dan/atau
kelompok masyarakat.
Kebijakan mikroprudensial difokuskan pada tingkat kesehatan individu
institusi keuangan (bank dan non-bank) dalam upaya menjaga stabilitas sistem
keuangan, maka kebijakan makroprudensial lebih berorientasi pada sistem
secara keseluruhan. Dengan demikian, fokus kebijakan makroprudensial tak
hanya mencakup institusi keuangan, namun meliputi pula elemen sistem
keuangan lainnya, seperti pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, dan
infrastruktur keuangan. Kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan
dengan tujuan akhir meminimalkan terjadinya risiko sistemik.
Undang-undang nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) membawa konsekuensi terhadap tugas Bank Indonesia. Tugas
mengatur dan mengawasi bank yang selama ini menjadi tugas Bank Indonesia
dengan berlakunya Undang-undang tersebut beralih ke OJK, sehingga
diperlukan penyesuaian pada tugas Bank Indonesia.114 Pasal yang mengatur
tugas pengaturan dan pengawasan bank pada UU OJK yaitu pada pasal 7
menyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di
sektor Perbankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, OJK
mempunyai wewenang: a. pengaturan dan pengawasan mengenai
kelembagaan bank yang meliputi: 1. perizinan untuk pendirian bank,
pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan,
kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan 2. kegiatan usaha bank, antara
lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang
jasa; b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank; 2. laporan bank yang terkait dengan
kesehatan dan kinerja bank; 3. sistem informasi debitur; 4. pengujian kredit
(credit testing); dan 5. standar akuntansi bank; c. pengaturan dan pengawasan
mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: 1. manajemen risiko; 2. tata
kelola bank; 3. prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan 4.
pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan d.
pemeriksaan bank. Secara umum fungsi pengawasan sektor keuangan dibagi
menjadi tiga yaitu: 1. Macroprudential supervision bertujuan membatasi krisis
keuangan yang dapat menghancurkan ekonomi secara riil (berfokus pada
konsekuensi atas tindakan institusi sistematis terhadap pasar keuangan) antara
lain dengan cara menginformasikan kepada otoritas publik dan industri
keuangan apa bila terdapat potensi ketidak seimbangan di sejumlah industri
keuangan serta melakukan penilaian mengenai potensi dampak kegagalan
institusi keuangan terhadap stabilitas sistem keuangan negara. 2.
Microprudential supervision bertujuan untuk menjaga tingkat kesehatan
lembaga keuangan secara individu. Regulator menetapkan peraturan yang
berlandaskan pada prinsip kehatihatian dan melakukan pengawasan melalui
7
dua pendekatan yaitu: (i) analisis laporan bank (off site analysis) dan
pemeriksaan setempat (on site visit) untuk menilai kinerja dan profil risiko
serta kepatuhan lembaga keuangan terhadap peraturan yang berlaku. 3.
Conduct of Business Supervision; menekankan pada keselamatan konsumen
sebagai klien atas kecurangan dan ketidakadilan yang mungkin terjadi. 115
Makroprudensial dan mikroprudensial pada dasarnya mempunyai keterkaitan
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
8
4. Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-
tugas selaku bank sentral, termasuk dalam melakukan pengawasan bank.
5. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.
9
BAB III
RINGKASAN MATERI
10
B. TUJUAN, TUGAS, DAN WEWENANG BANK INDONESIA
1. Tujuan Bank Indoenesia
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah di
amandemen dengan UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009,
tujuan Bank Indonesia berupa tujuan tunggal yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini terdiri atas
dua aspek yaitu kestabilan Kebanksentralan dan Kebijakan Moneter
terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
2. Tugas Bank Indonesia
Tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai tujuannya terdapat dalam
Pasal 8 Undang-Undang Bank Indoensia. Tugas tugas itu mencakup tiga
hal, yaitu:
a. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan
c. mengatur dan mengawasi bank.
11
Dalam melaksanakan tugasnya, bank sentral menetapkan kebijakan –
kebijakan yang sesuai dengan kewenangan yang diamanatkan.Berikut
adalah tiga kebijakan yang dapat dilakukan oleh bank sentral sesuai
dengan amanat undang undang.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur
penawaran uang dan tingkat bunga.bank, kebijakan ini dilaksanakan
olel otoritas moneter yaitu Bank Indonesia yang merupakan Bank
Sentral. Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan
yang besifat kuantitatif dan kebijakan yang bersifat kualitatif
Kebijakan Makroprudensial
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 16/11/PBI/2014 tanggal 1 Juli
2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial bertujuan
untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dan tingginya
biaya penanganan krisis, serta sebagai upaya untuk mendorong
Stabilitas Sistem Keuangan,
Kebijakan Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
siklus peredaran uang. Hal ini karena sistem pembayran berfungsi
untuk menyelesaikan segala transaksi keuangan yang ada di dalam
masyarakat baik secara individual maupun institusional.
12
Beberapa kerja sama dilakukan oleh Bank Indonesia adalah sebagai
berikut.
6. Investasi Bersama untuk menjaga kestabilan pasar valuta asing
7. Penyelesaian transaksi lintas negara
8. Hubungan koresponden
9. Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-
tugas selaku bank sentral, termasuk dalam melakukan pengawasan bank.
10. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.
13
BAB IV
LATIHAN SOAL
Pertanyaan Kelompok 5
Apakah pengawasan perbankan 100% diserahkan kepada OJK?
Jawaban Dari Anugrah Maulid’i Sudirman: Sesuai dengan undang undang
Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK dimana undang undang terbut berisi mengenai
Tugas mengatur dan mengawasi bank yang dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK.
.Secara umum Bank Indonesia sudah melepas pengawasan bank ke OJK, namun
belum bisa dikatakan bahwa 100% penagwasan perbankan tersebut di serahkan
kepada OJK karena Bank Indonesia masih punya peran. . Meski wewenangnya
terpangkas, Bank Indonesia tetap dilibatkan dalam beberapa hal. Pasal 40
menyebutkan, dalam hal Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi, tugas dan
wewenangnya memerlukan pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu, Bank
Indonesia dapat melakukan pemeriksaan langsung terhadap bank tersebut dengan
menyampaikan terlebih dahulu secara tertulis kepada OJK. Bank Indonesia harus
tetap memperoleh data-data terkait perkembangan perbankan nasional sebagai dasar
untuk menentukan arah kebijakan moneter. Bank Indonesia juga tetap bekerja sama
dengan OJK dalam hal pengawasan bank berdampak sistemik yang bisa
mempengaruhi seluruh sistem keuangan.
14
Bagaimana wewenang OJK dalam melaksanakan pengaturan perbankan ?
Selain itu, kebijakan LTV dan FTV yang longgar diharapkan bisa meningkatkan
permintaan kendaraan dan properti, yang nantinya juga berdampak ke
pertumbuhan ekonomi.Instrumen kebijakan makroprudensial tersebut , bersifat
countercyclical atau menjaga kestabilan ekonomi dan dapat disesuaikan dengan
perubahan kondisi ekonomi dan keuangan
15
Selain LTV ,PLM juga merupakan salah satu Instrumen dari Kebijakan
Makroprudensial .Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan
likuiditas minimum dalam rupiah, yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk
surat berharga berdenominasi rupiah, yang dapat digunakan sebagai bagian dari
operasi moneter. Besarannya ditentukan oleh BI dengan mengambil persentase
tertentu dari DPK.PLM juga memiliki fitur fleksibilitas. Yakni, kondisi di mana
surat berharga tersebut dapat digunakan untuk transaksi repo kepada BI dalam
operasi pasar terbuka sebesar persentase tertentu dari DPK bank dalam denominasi
rupiah.
16
2. Investasi Meningkat
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T., & Wahjusaputri, S. (2018). Bank Dan Lemabaga KEuangan Edisi 2.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ananda, C. F. (2020). Ragam Wajah Pembangun Ekonomi. Inteligensia Media
(KElompok Penerbit Intrans Publishing).
Indonesia, B. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Indonesia, B. (2015). Respons Bauran Kebijakan. Jakarta: Bank Indonesia.
Janisriwati, S. (2021). Bank Sentral Dan Kewenangan Makroprudensial. Malang:
Madza Media.
Kuncoro, H. (2020). Ekonomi Moneter Studi Kasus Indonesia. Bumi Aksara.
Kurniawan, M. (2020). Bank dan Lembaga KEuangan Syariah (Teori dan Aplikasi).
Jawa Barat: CV. Adanu Abimata.
Situngkir, T. L., Faidah, A. D., Maulana, B. I., Rahdian, F., Irma, N., Wirandana, O.,
et al. (2022). Bank dan Lemabaga Keuangan Non Bank. Pustaka Rumah C1nta.
Solikin, J. (2021). Pengantar Kebanksentralan. PT. RajaGrafindo Persada.
Wardhono, A., Indrawati, Y., Qoriah, C. G., & Nasir, M. A. (2019). Perilaku
Kebijakan Bank Sentral di Indonesia. Jawa Timur: CV. Pustaka Abadi.
18
Home Materi 1 Materi 2 Materi 3
Tujuan Bank
Sentral
Tujuan Tunggal
Tujuan Jamak (Single Objective)
Tugas Bank
(Multiple Objective)
Jika bank sentral memilih tujuan
Sentral tunggal, berarti bank sentral hanya
Jika bank sentral memilih tujuan
memliki satu tujuan yang ingin
jamak, berarti bank sentral memliki
dicapai,
lebih dari satu tujuan yang dicapai
pada waktu bersamaan,
Home Materi 1 Materi 2 Materi 3
Tujuan Bank
Sentral
Untuk Menjaga Stabilitas Moneter
Tujuan Bank
Tujuan Bank Indonesia memiliki dua parameter
Indonesia
Tugas Bank
Kestabilan Kestabilan
Indonesia nilai rupiah nilai rupiah
terhadap terhadap
barang dan mata uang
Wewenang
Bank jasa negara lain
Indonesia
Home Materi 1 Materi2 Materi3
Tujuan Bank
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Indonesia
Tujuan Bank
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Indonesia
Wewenang
Dalam rangka mengatur serta mengawasi bank
Bank
Indonesia
Home Materi 1 Materi 2 Materi 3
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
BANK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH
Ruang
Lingkup HUBUNGAN
Kebijakan KELEMBAGAAN BANK
INDONESIA DENGAN Hubungan Keuangan
PEMERINTAH
Hubungan
BI dengan
Pemerintah Koordinasi Kebijakan
Hubungan
BI dengan
Internasional