Professional Documents
Culture Documents
PROJECT 1
Oleh:
Kelompok 2
A. LATAR BELAKANG
a) RUMUSAN
MASALAH..........................................................................................3
b) TUJUAN..............................................................................................3
c) DEFINISI............................................................................................3
1. Pelayanan Kesehatan di Indonesia...........................................4
2. Sub Sistem Kesehatan Nasional………………………………...4
a) Subsistim upaya kesehatan.........................................................5
b) Subsistim pembiayaan kesehatan...............................................5
c) Subsistim sumber daya manusia kesehatan................................6
d) Subsistim obat dan perbekalan kesehatan..................................7
e) Subsistim pemberdayaan masyarakat.........................................7
f) Subsistim manajemen kesehatan................................................7
B) KONDISI NYATA DI RS DALAM SUBSISTIM
KESEHATAN......................................................................................................15
C) ANALISA KASUS MALPRAKTEK
PERAWAT...........................................................................................................17
1. Analisa kasus...................…………………………………….18
2. Penyebab dan resiko terjadi nya malpraktek…………....…....20
3. Solusi agar tidak terjadi malpraktek.........................................21
4. Kesimpulan.........................……………………...…...............22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan
juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan
dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini, memahami etika
kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan
juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan,
dan papan. Berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini, memahami etika
kesehatan merupakan tuntunan yang dipandang semakin perlu, karena etika
kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi,
khususnya yang berkaitan dengan pasien.
Masalah kesehatan di masyarakat berubah-ubah seiring dengan keadaan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perubahan lingkungan, dan lain-lain.
Sebelumnya Indonesia didominasi masalah kesehatan dengan penyakit menuar
(infeksi), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), dan
kurang gizi, tapi saat ini dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, teknologi
canggih, dan meningkatnya pengetahuan manusia usia harapan hidup manusia
semakin meningkat. Indonesia saat ini diperhadapkan dengan masalah kesehatan
seperti penyakit tidak menular (kronik/degeneratif), angka kematian ibu dan
angka kematian bayi, kurang gizi, kelebihan gizi, dan psikologi/ kesehatan jiwa.
Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain
ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan Angka
Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997
menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Angka
Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007
(SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan
Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun
pada tahun 2007.
Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari
29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007
(Riskesdas, 2007). Namun penurunan indikator kesehatan masyarakat tersebut
masih belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian indikator
kesehatan dalam lingkungan strategis baru, harus terus diupayakan dengan
perbaikan Sistem Kesehatan Nasional.
Seiring dengan berjalannya waktu maka dibutuhkan pelayanan kesehatan yang
bermutu sehingga menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif untul pencapaian SKN yang optimal.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Definisi SKN
Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side)
dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap
wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam
bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Sistem kesehatan tidak terbatas pada
seperangkat institusi yang mengatur, membiayai, atau memberikan pelayanan, namun
juga termasuk kelompok aneka organisasi yang memberikan input pada pelayanan
kesehatan, utamanya sumber daya manusia, sumber daya fisik (fasilitas dan alat),
serta pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000).
Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, penyediaan sumberdaya dan stewardship atau regulator.
Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk sub-subsistem dalam
sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan. Secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya. Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan
pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan; penelitian dan
pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya manusia kesehatan;
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen informasi dan regulasi
kesehatan; serta pemberdayaan masyarakat.
B. SUBSISTEM PEMBIAYAAN
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana sehat, atau dilakukan secara
pasif, yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yg
sudah terkumpul di masyarakat, misalnya dana sosial keagamaan.
Pilihan sistem pembiayaan tergantung pada kebutuhan dan tujuan dari implementasi
pembayaran kesehatan tersebut. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia
memilih menggunakan sistem pembiayaan prospektif, alasannya :
a. Dapat mengendalikan biaya kesehatan
b. Mendorong pelayanan kesehatan tetap bermutu sesuai standar
c. Membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan berlebihan atau under
use
d. Mempermudah administrasi klaim
e. Mendorong provider untuk melakukan cost containment.
Tenaga Kesehatan yaitu mereka bekerja secara aktif dan profesional dibidang
kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak,
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
Upaya pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia :
Kesehatan
Perencanaan
Pengadaan
Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan
a. Semua org yang bekerja aktif dan profesional di
bidang kes,
b. Baik yang memiliki pendidikan formal kes maupun
tidak,
c. untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kes.
Perencanaan tenaga Kesehatan
a. Kebutuhan baik jenis, jumlah maupun kualifikasi
tenaga kes dirumuskan dan ditetapkan oleh pemerintah
pusat berdasarkan masukan dari Majlis Tenaga Kes yg
dibentuk di pusat dan propinsi
b. Majlis Tenaga Kes : badan otonom yg dibentuk oleh
MenKes di pusat serta oleh Gubernur di propinsi dg
susunan keanggotaan tdd wakil berbagai pihak terkait,
termasuk wakil konsumen dan tokoh masyarakat
c. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
d. Standar pendidikan vokasi, sarjana dan profesi tk.
Pertama ditetapkan oleh asosiasi institusi pendidikan
tenaga kes ybs. dan diselenggarakan oleh institusi
pendidikan tenaga kes yg telah diakreditasi oleh
asosiasi ybs.
e. Standar pendidikan profesi tk.
UNSUR-UNSUR UTAMA :
Informasi kesehatan
Mencakup seluruh data yg terkait dg kes, baik yg berasal dari
sektor kes ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain
1. Mendukung proses pengambilan keputusan di
berbagai jenjang adm kes
2. Disediakan sesuai dg kebutuhan informasi utk
pengambilan keputusan
3. Informasi kes yg disediakan harus akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu, dg
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi
4. Pengelolaan informasi kes harus dpt memadukan
pengumpulan data mll cara-cara rutin (pencatatan dan
pelaporan) dan cara-ara non rutin ( survai, dll)
F. SUBSISTIM PEMBERDAYAAN
CONTOH PEMBERDAYAAN KELOMPOK
YLKI -> Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
LBH Kes -> Lembaga Bantuan Hukum
Organisasi Mahasiswa (Senat, BEM)-> Bakti Sosial,
Pengobatan Massal, PMTAS.
BENTUK POKOK (PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)
BAB III
Abstrak
Rumah sakit merupakan organ yang didalamnya terdapat Tenaga Kesehatan yang turut
membantu dalam pelaksanaan pemberian fasilitas pengobatan terhadap pasien. Dalam
Hukum Kesehatan juga menjelaskan bahwa terdapat Tenaga Kesehatan merupakan setiap
orang yang tergabung sebagai para medis, yang bersedia untuk mengabdikan dirinya khusus
untuk menangani kesehatan. Orang tersebut tidak hanya bersedia untuk mengabdikan dirinya
saja melainkan mereka juga harus memiliki pengetahuan yang mumpuni beserta keterampilan
yang fokusnya dalam bidang kesehatan. Para medis yang dimaksudkan diatas adalah Dokter,
Perawat serta para medis lainnya. Dokter dalam melakukan pekerjaannya akan dibantu oleh
perawat sehingga perawat disini juga harus memiliki keahlian dan kewenangan. Perawat
memperoleh kewenangan ini berdasarkan pelimpahan wewenang dari dokter, jika tidak
menerima pelimpahan wewenang maka perawat tidak dapat melakukan tindakan apapun atas
pasien. Saat ini banyak ditemukan perawat belum mendapatkan instruksi/pelimpahan
wewenang dari dokter tetapi mereka sudah melakukan tindakan medis, sehingga atas
tindakan tersebut terkadang menyebabkan keadaan dari pasien mengalami penurunan. Atas
tindakan perawat ini maka tidak dibenarkan, sehingga diperlukan suatu aturan untuk
mengatur tindakan perawat.
Abstract
In the hospital, there are Health Workers who assist in the delivery of treatment facilities for
patients. Law of Health also explains that there are Health Workers who are all people who
are members of the medical community, who are willing to devote themselves specifically to
handling health. These people are not only willing to devote themselves but also need to have
qualified knowledge and skills. Medical people include doctors, nurses and the other medics.
Doctors in doing their work will be assisted by nurses, so nurses must also have experience
and authority. The nurse obtains this authority based on the delegation from the doctor. If
the nurse does not receive the delegation, it means that the nurse cannot take any action on
the patient. In Indonesian sometimes found that the nurses have not received instructions /
delegation from doctors, but they have taken medical action, so that these actions sometimes
make a problem condition the patient. For this nurse's action it is not justified, so we need a
rule to regulate nurse's actions.
How To Cite: Amir, N., Purnama, D. (2021). Perbuatan Perawat yang Melakukan
Kasus artikel
Ditemukan terdapat perawat yang tidak melakukan Standar Operasional Prosedur dengan
benar sehingga ditemukan adanya kejadian salah suntik obat oleh perawat. Kejadian salah
suntik ini bermula pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2018 dimana pada hari itu seorang
anak bernama Alfa Reza dibawa ke rumah sakit umum daerah tersebut karena adanya luka
akibat tertusuk kayu yang menimbulkan luka di paha kirinya hingga ke bagian bokong. Satu
jam kemudian, dokter yang bertugas saat itu memutuskan untuk melakukan operasi dan
setelah operasi pasien tersebut dipindahkan ke ruang perawatan yang khusus untuk anak.
Dokter kemudian memberikan perintah kepada Desri, Erwanty serta perawat lainnya yang
bertugas saat itu untuk memberikan obat kepada pasien sehingga pada malam harinya. Desri
membuka catatan rekam medis milik pasien tersebut untuk melihat obat apa yang harus
diberikan kepada Reza. Ketika dia melihat ketersediaan obat ternyata ditemukan hanya tersisa
satu obat saja dari beberapa obat yang akan disuntikkan sehingga dia mengifokan kepada
Erwanty terkait hal tersebut. Kemudian Erwanty memerintahkan kepada Desri untuk
meresepkan obat yang saat itu tidak tersedia kedalam Kartu Obat Pasien (KOP) agar dapat
digunakan pengambilan obat di depo obat. Selanjutnya Desri meminta kepada orang tua Reza
untuk melakukan pengambilan obat di depo obat yang telah diarahkan dan petugas di depo
tersebut juga sempat menanyakan keberadaan pasien kepada ayah dari pasien. Namun ayah
dari pasien tidak dapat menjawab karena tidak dapat berbicara sehingga akhirnya obat
diserahkan setelah melihat data dari pasien tersebut. Petugas dengan melihat dari data pasien
tersebut mengira bahwa pasien masih berada dalam ruang operasi sehingga memberikan obat
yang berbeda dari Resep obat. Setelah obat diterima oleh kedua perawat maka mereka
menyuntikan kepada Reza. Reza kemudian mendapatkan suntikan beberapa obat beberapa
menit. Lalu esoknya sekitar pukul 00.05 WIB, Desri memanggil Erwanty untuk mengabarkan
kondisi Reza yang mengalami penurunan. Erwanty mengecek keadaannya dan mendapati
bahwa nadi serta pernapasan melemah sehingga pada akhirnya Reza meninggal dunia.
Seorang perawat memberitahukan kepada kedua perawat tersebut bahwa mereka telah
melakukan tindakan salah menyuntikan obat ke badan Reza sehingga atas tindakannya ini
1) Analisa kasus :
medis yang dilakukan oleh dokter dan perawat sehingga ini menimbulkan kekuatiran
kepada masyarakat untuk berobat. Karena adanya kesalahan ataupun kelalaian yang
terjadi didalam tiap-tiap tindakan dokter dan perawat maka ini menyebabkan
prakteknya ini merupakan hal yang berbahaya bagi keamanan seorang pasien.
Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh dokter kepadanya maka perawat diwajibkan
berada di samping pasien untuk dapat memantau setiap perkembangan dari pasien.
Tetapi terkadang muncul permasalahan, apabila suatu ketika pasien dalam keadaan
darurat namun dokter belum memberikan instruksi apa-apa maka saat itulah
dilakukan oleh perawat tersebut tanpa adanya pendelegasian dari pihak dokter dan
tindakan dari perawat tersebut dan ternyata mengakibatkan hilangnya nyawa dari
medis/kelalaian medis.
2) Penyebab terjadinya :
Perbuatan yang dilakukan oleh perawat tersebut murni karena kelalaian dimana
mereka lalai tidak memeriksa kembali atas obat yang diterimanya yang ternyata obat
Perawat dalam Penyuntikan Pasien Hak yang dimiliki oleh setiap manusia adalah hak
dalam Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Yang termasuk dalam
fasilitas pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit, Klinik, Puskemas, dan fasilitas
pelayanan lainnya. Rumah Sakit yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan adalah
sebagai pendukung dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Rumah Sakit ini bisa
didirikan oleh pihak swasta maupun daerah dan tiap-tiap Rumah Sakit dalam
antara Rumah Sakit yang satu dengan yang lain dan dapat ditemukan didalamnya
terdapat susunan organisasi yang cukup rumit. Terkait susunan organisasinya antara
Rumah sakit yang satu dengan yang lain dapat ditemukan kesamaan karena terkait
pengelolaan antara yang satu dan yang lain tidak akan berbeda jauh karena harus
tindakan medik “Keliru atau salah dalam memberikan obat atau salah dosis, salah
membaca label, salah menangani pasien, dan yang lebih berat lagi adalah salah
keputusan.
4) Penerapan Sanksi
Yang dapat Diberikan kepada Perawat atas Tindakan yang Tidak sesuai
kelalaian dari dua perawat tersebut maka atas kelalaian yang telah dilakukan
ini dapat diterapkan sanksi hukum dalam administrasi, pidana dan perdata.
Terkait tindakan dari dua perawat yang melakukan kesalahan dengan salah
menyuntikkan obat ini maka dapat dikenai sanksi administrasi sesuai dengan
1) Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti secara tertulis
2) Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti secara tertulis
perawat
ini maka atas dua perawat tersebut dapat dicabut izin-izin yang telah
dimiliki oleh RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan Berdasarkan hasil
yang saya dapat, bahwa hal-hal yang mempengaruhi perawat sehingga
1. Memberikan kasih sayang kepada pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh
rasa hormat.
dengan benar.
terhadap tindakan yang akan dilakukan atau kurang merespon perubahan kondisi
5. Tanyakan saran/pesan yang diberikan oleh dokter jika perintah tidak jelas, mengenai
tindakan yang meragukan atau tidak tepat sehubungan dengan perubahan pada kondisi
kesehatan pasien.
Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catat sesegera mungkin fakta yang di observasi
secara jelas.
kebijakan organisasi atau rumah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku.
Perawat disarankan tidak menerima atau meminta orang lain menerima tanggung
10. Jangan melakukan tindakan yang belum dikuasai oleh perawat. Laksanakan asuhan
1. Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute
dan benar pendokumentasian.
2. Peran perawat dalam pengobatan diantaranya melaksanakan pemberian
obat kepada pasien sesuai program terapi dengan menerapkan prinsip 6 benar
( klien, obat, dosis, cara, waktu dan dokumentasi, mengelola penempatan,
penyimpanan dan pemeliharaan dan administrasi obat.
3. Perawat disini seharus nya pemberian resep secara tertulis maupun lisan dari
dokter dan apabila dokter kewalahan mengerjakan tugasnya dalam kaitannya
melakukan tindakan medis maka dapat meminta bantuan perawat untuk
melakukan tindakan tersebut dimana artinya dokter telah memberikan pelimpahan
sebagian kewenangan yang dimilikinya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian obat.
4. Perawat juga tidak bisa disalahkan karena perawat membantu dokter memberikan
pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan
seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat,
melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi
tanggung jawab dokter karena setiap tindakan perawat berdasarkan perintah
dokter dan agar tidak terjadi kesalahan perawat harus menanyakan lagi ke dokter
ataupun tim perawat apakah resep obat yang diberikan sudah sesuai indikasi yang
diberikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus diatas maka dapat disimpulkan dengan bahwa Perawat dalam menjalankan
tugasnya harus sebelumnya memiliki izin terlebih dahulu sesuai dengan yang diatur didalam
Peraturan Menteri Kesehatan. Apabila perawat dalam melakukan pelayanan tidak memiliki
izin maka atas tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh aturan dan dapat dikenakan sanksi.
kewenangannya, dimana perawat hanya dapat menjalankan tugas sesuai arahan dari dokter.
Dari sini berarti ketika dokter memberikan arahan maka terjadi pelimpahan/pendelegasian
kewenangan dari dokter kepada perawat, disini perawat dianggap sebagai partner/rekan kerja
dari dokter. Perawat dalam menjalankan tugasnya harus secara professional dan menerapkan
kehati-hatian agar jangan sampai terjadi lagi seperti kasus perawat yang salah menyuntikkan
obat kepada pasiennya dikarenakan perawat tidak hati-hati dan tidak mengecek ulang apakah
obat yang diterimanya ini sudah sesuai dengan yang diresepkan apakah tidak. Atas tindakan
perawat ini mengakibatkan seorang anak meninggal dunia. Apabila ditemukan pelanggaran
maka tidak hanya dapat dikenai sanksi administrasi melainkan sanksi hukum perdata dan
hukum pidana. Terkait kasus diatas maka dua perawat yang telah melakukan tindakan salah
menyuntikan obat maka izin yang dimilikinya dapat dicabut. Terkait penerapan hukum
perdatanya maka ini termasuk dalam pebuatan melawan hukum sehingga berpedoman pada
DAFTAR PUSAKA
Affandi, H. (2019). Implementasi Hak atas Kesehatan Menurut Undang-Undang Dasar 1945:
antara Pengaturan dan Realisasi Tanggung Jawab Negar. Jurnal Hukum POSITUM, 4(1), 36–
56. Retrieved from https://journal.unsika.ac.id/ index.php/positum/article/
download/3006/1764#:~:text=Salah satu jenis HAM yang,berhak memperoleh pelayanan
BPJS Kesehatan. (2018). Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Panduan Manual
Verifikasi Klaim INA-CBG. Retrieved from
https://www.persi.or.id/images/elibrary/panduan_verifikasi_inacbg.pdf
Dumaris, H. (2015). Analisis Perbedaan Tarif Rumah Sakit dan Tarif INACBG’s Pelayanan
Rawat Jalan di RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit, 3(1), 20–28.Indawati, L. (2019). Analisis Akurasi Koding Pada Pengembalian Klaim
BPJS Rawat Inap Di RSUP Fatmawati Tahun 2016. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia, 7(2), 105–113. https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i2.230