You are on page 1of 6

KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI

BIOINDIKATOR PADA AIR PERMUKAAN


DANAU BUATAN SELAIS
KAMPUS UNIVERSITAS RIAU
Tasya Anaya Dzaki Khalis 1 ), Vanda Julita Yahya 2 )
1)
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
2)
Dosen Bidang Ekologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
Tasya.anaya3108@student.unri.ac.id
ABSTRACT
Surface water quality is regulated by surrounding anthropogenic activity and natural
processes, including rainfall, climate change, erosion, weathering. Surface water
quality can be determined using a combination of physical-chemical and biological
parameters. This study aims to determine the quality of Selais artificial lake water,
using physical and biological methods with saprobic coefficient on Selais Artificial
Lake, Riau University. The study was conducted in August-October 2020. The
method used was purposive sampling. The results of the study found 5 classes with
17 species. The highest abundance was Eudorina wallichii species with an average
abundance of 1999.92 (ind / L). Saprobic coefficient on β - mesosaprobic to β - meso
/ oligosaprobic lakes with light pollutant load Organic + Inorganic material.

Keyword: Phytoplankton, Selais Artificial Lake Riau University.

ABSTRAK
Kualitas air permukaan diatur oleh aktivitas antropogenik disekitarnya dan proses
alami, termasuk curah hujan, perubahan iklim, erosi, pelapukan. Kualitas air
permukaan dapat ditentukan dengan menggunakan kombinasi parameter fisik-kimia
dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air danau buatan
Selais, menggunakan metode fisika dan biologi dengan koefisien saprobik pada
Danau Buatan Selais Universitas Riau. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-
Oktober 2020. Metode yang digunakan yaitu purpossive sampling. Hasil penelitian
ditemukan 5 kelas dengan 17 jenis spesies. Kelimpahan tertinggi adalah spesies
Eudorina wallichii dengan rata-rata kelimpahan 1999.92 (ind/L). Koefisien saprobik
pada danau β – mesosaprobik hingga β – meso/oligosaprobik dengan tingkat
pencemar ringan beban pencemar Bahan organik+Anorganik.

Kata kunci: Fitoplankton, Danau Buatan Selais Universitas Riau

1
PENDAHULUAN terhadap perubahan lingkungan mereka dan
karenanya total biomassa fitoplankton dan
Air permukaan merupakan air yang banyak spesies fitoplankton digunakan
paling rentan terkena polusi karena sebagai indikator kualitas air (Reynolds
mudahnya aksesibilitasnya terhadap 1997, Reynolds et al. 2002 ; Brettum dan
pembuangan polutan dan limbah air. Andersen 2005). Komunitas fitoplankton
Kualitas air permukaan diatur oleh aktivitas memberikan lebih banyak informasi tentang
antropogenik disekitarnya dan proses alami, perubahan kualitas air daripada sekadar
termasuk curah hujan, perubahan iklim, konsentrasi nutrisi atau konsentrasi klorofil-
erosi, pelapukan. Dekade terakhir ini, air a. Kualitas air adalah ansambel karakteristik
permukaan dilaporkan mengalami fisik, kimia, dan biologis dari air yang
penurunan kualitas karena adanya aktifitas diberikan (Straskraba dan Tundisi 1999 ;
industri, pemukiman, perkembangan Medupin 2011).
fasilitas, pertanian dan lainnya (Aijaz 2014). Perubahan kualitas perairan dapat
Kualitas air permukaan dapat dimonitoring dengan menggunakan
ditentukan dengan menggunakan kombinasi pengukuran struktur komunitas biota air
parameter fisik-kimia dan biologis. salah satunya menggunakan koefisien
Pengukuran parameter fisika dan kimia saprobik. Koefisien saprobik merupakan
hanya dapat menggambarkan kualitas indeks yang digunakan untuk menghitung
lingkungan pada waktu tertentu. Indikator jumlah dari spesies yang tergolong
biologi dapat memantau secara kontinyu dan pencemaran organik pada perairan.
merupakan petunjuk yang mudah untuk Koefisien ini menggunakan keberadaan
memantau terjadinya pencemaran. organisme yang hadir di perairan untuk
Biomonitoring suatu parameter untuk menentukan status perairan (Ramadhan et
mendeteksi kualitas air secara biologi al. 2016).
dengan melihat keberadaan kelompok Koefisien saprobik digunakan untuk
organisme petunjuk (indikator) yang hidup mengetahui tingkat ketergantungan atau
di dalam perairan (Widiyanto dan Ani hubungan suatu organisme dengan senyawa
2014). Phytoplankton adalah organisme yang menjadi sumber nutrisinya.
yang terapung atau melayang layang di Pembuangan air limbah domestik dan
dalam air yang pergerakannya relatif pasif industri secara sembarangan ke sungai dan
(Suin 2002). Fitoplankton merespons badan air tawar lainnya telah merusak
perubahan lingkungan dengan cepat dan kualitas sanitasi mereka. Plankton dapat
dianggap sebagai indikator air yang baik digunakan sebagai indikator saprobitas
terhadap kualitas dan kondisi trofik karena karena plankton berperan penting dalam
pendek waktu generasi dan pembaruan mempengaruhi produktivitas primer perairan
populasi yang cepat. . Ardi (2002) menyebutkan bahwa beberapa
Beberapa organisme perairan seperti organisme plankton bersifat toleran dan
plankton yang bersifat toleran dan memiliki mempunyai respon yang berbeda terhadap
respon yang berbeda terhadap kualitas perubahan kualitas perairan. Dalam hal ini
perairan. Komunitas fitoplankton peka

2
terdapat jenis-jenis plankton yang dapat n = jumlah plankton yang teridentifikasi
digunakan sebagai petunjuk untuk
mengetahui hal tersebut sesuai dengan Vo = Volume plankton yang dihitung (ml)
kondisi biologi perairan tersebut. Vs = Volume air yang disaring (L)
Danau buatan Selais pada Universitas
Riau merupakan kawasan yang terdapat Vr = Volume plankton yang tersaring (ml)
ditengah kawasan akademis Universitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Riau. Salah satu sumber air pada danau
buatan Selais berasal dari setiap fakultas Kelimpahan fitoplankton yang
yang berada disekitar danau. Berdasarkan ditemukan di perairan Danau buatan Selais
kondisi tersebut perlu dilakukan penelitian berdasarkan perhitungan kelimpahan jenis
mengenai kualitas air pada Danau Buatan sampel plankton dapat dilihat pada Tabel 1.
Selais dengan metode fisika-kimia dengan Kelimpahan tertinggi ditemukan untuk jenis
koefisien saprobik.Penelitian ini bertujuan Eudorina wallichii dari kelas Chlorophyceae
untuk mengetahui mengidentifikasi kualitas dengan kelimpahan sebesar 1999.92
air danau buatan Selais, menggunakan Individu/L. Kelompok Bacillariophyceae
metode fisika dan biologi serta Menganalisis Synedra acus dengan dengan total
kualitas air untuk tingkat pencemaran kelimpahan sebesar 1916.67 Individu/L.
dengan koefisien saprobik. Kelas Cyanophyceae jenis Calothrix dengan
kelimpahan sebesar 1583.27 Individu/L.
METODE PENELITIAN Kelas Desmidiaceae hanya ditemukan satu
a. Waktu dan Lokasi Penelitian jenis yaitu, Hyalotheca undulata dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan rerata kelimpahan 166.66 Individu/L. Kelas
Agustus sampai Oktober 2020 di Danau Euglenophyceae ditemukan satu jenis yaitu
Buatan Selais Kampus Universitas Riau, Trachelomonas sp dengan rerata
Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Analisis kelimpahan 83.33 Individu/L. Nilai total
data dilakukan di Laboratorium Ekologi dan semua jenis adalah 8832.98 Individu/L.
Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Kelimpahan fitoplankton di suatu
Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, perairan selalu berubah seiring dengan
Universitas Riau. perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya terutama perubahan
b. Analisis Data arus. Kelimpahan fitoplankton di perairan
Kelimpahan plankton pada setiap
danau salah satunya dipengaruhi oleh arus
stasiun dinyatakan dalam individu/liter,
karena fitoplankton melayang mengikuti
dihitung dengan menggunakan rumus
arus.
Sachlan (1982) :
Berdasarkan hasil pengamatan
N = N X Vr/Vo x 1/Vs komposisi fitoplankton pada stasiun satu di
Danau Selais, didapatkan hasil yang
Keterangan : menunjukkan tingkat tingginya persentase
N = Kelimpahan Plankton (ind/L)

3
Tabel 1. Kelimpahan Jenis Fitoplankton pada Danau Buatan Selais.

No. Kelas Nama Spesies Kelimpahan


Bacillariophyceae
1 Synedra acus 1916.67
2 Denticula tenuis 666.64
3 Nitzschia vermicularis 333.33
4 Navicula insuta 499.98
5 Synedra ulna 416.67
6 Plurosygma dellicatum 83.33
7 Diatoma vulgare 83.33
Chlorophyceae
1 Sphaerocystis schroeteri 83.33
2 Scenedesmus quadricauda 83.33
3 Eudorina wallichii 1999.92
4 Lagerheinia chodati 83.33
5 Chlorella sp 83.33
6 Kircheneriella lunaris 499.98
Cyanophyceae
1 Calothrix 1583.27
2 Anabaenopsis undulate 166.66
Desmidiaceae
1 Hyalotheca undulate 166.66
Euglenophyceae
1 Trachelomonas sp 83.33
komposisi Bacillariophyceae dan memegang peranan penting sebagai sumber
Cyanophyceae di hulu Danau Bustan Selais makanan dalam rantai makanan bagi
ini yang diduga terjadi karena diatom berbagai organisme perairan dan berperan
merupakan fitoplankton yang umum dalam perpindahan karbon, nitrogen, dan
ditemukan dalam jumlah besar baik pada pospat. Berubahnya fungsi perairan
perairan tawar ataupun laut. disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal
Berdasarkan hasil pengamatan dari alam atau dari aktifitas manusia, sering
komposisi kelimpahan plankton pada setiap mengakibatkan struktur dan nilai kuantitatif
stasiun pengamatan, didapatkan hasil yang plankton, terutama diatom. Diatom
menunjukkan persentase komposisi merupakan organisme yang mempunyai
kelimpahan plankton Bacillariophyceae respon bervariasi yaitu dari sangat rentan
lebih tinggi dari pada fitoplankton kelas lain. sampai toleransi tinggi terhadap kondisi
Hal ini menunjukkan bahwa plankton dari diperairan. Kelas Chlorophyceae yang
kelas Bacillariophyceae mampu hidup dalam merupakan kelas yang memiliki persentase
perairan yang memiliki kekeruhan yang kehadiran terbanyak setelah fitoplankton
cukup tinggi. Keberadaan diatom sangat dari kelas Bacillariophyceae, namun jenis
mempengaruhi kehidupan di perairan karena plankton dari Chlorophyceae yang

4
didapatkan dari pengamatan didominasi oleh diikuti dengan Chlorophyceae. Pada stasiun
fitoplankton dari jenis Eudorina wallichii. empat kelimpahan tertinggi pada kelompok
Pada stasiun dua, kelimpahan Chlorophyceae. Chlorophyceae merupakan
tertinggi ditemukan pada fitoplankton fitoplankton yang paling banyak ditemukan
dengan kelas Cyanophyceae, Kelimpahan di stasiun empat dan satu-satunya kelas yang
dari kelas Cyanophyceae yang tertinggi pada terdapat pada divisi Chlorophyta. Jumlah
perairan Danau Buatan Selais diduga karena spesies dari kelas Chlorophyceae paling
jenis ini mampu bertahan hidup pada saat beragam dibandingkan dengan kelas lain
cuaca berubah-ubah. Fotosintesis dapat tetap dengan jumlah mencapai 17.000 spesies
berlangsung oleh jenis Cyanophyceae (Graham and Wilcox 2000). Chlorophyceae
walaupun dalam kondisi cuaca mendung umumnya banyak ditemukan di perairan air
maupun terik sekalipun. Ganggang hijau- tawar karena sifatnya mudah beradaptasi dan
biru ini mampu tumbuh dengan pesat pada cepat berkembang biak sehingga
suhu tinggi, diatas 30. ˚C. Suhu demikian populasinya banyak ditemukan di perairan.
melebihi suhu optimum pertumbuhan Fitoplankton dari kelas Chlorophyceae
fitoplankton. Pertumbuhan fitoplankton umumnya melimpah di perairan dengan
yang optimal dengan berada pada rasio N/P intensitas cahaya yang cukup seperti kolam,
< 10. Hasil penelitian di Danau Buatan situ, dan danau (Bellinger and Sigee, 2010).
Selais menghasilkan jenis alga Pada stasiun empat, lima, dan tujuh
Cyanophyceae yang paling tinggi. didominasi oleh kelas Chlorophyceae namun
Kelimpahannya di perairan juga dipengaruhi terdapat satu kelas berbeda dibanding
oleh sifatnya yang menyebar luas umumnya stasiun lainnya yakni terdapat kelas
di danau. Menurut Nontji (2006), Desmidiaeae. Fitoplankton dari kelas
kelimpahan jenis Cyanophyceae di danau Desmidiaceae jenis yang ditemukan adalah
sebanyak 1583.27-166.66 Ind/L, tergolong jenis Hyalotheca undulata.
melimpah meskipun dalam kondisi cuaca Setiap kelas terdapat beberapa jenis
yang berubah-ubah. yang hanya dijumpai di salah satu stasiun.
Hasil pengamatan stasiun dua kelas Hal ini sesuai dengan pernyataan Onyema
Euglenophyceae,terdiri dari: Trachelomonas (2007), bahwa komposisi fitoplankton tidak
sp. Menurut Pelczar (2010) kelas selalu merata pada setiap lokasi di dalam
Euglenophyceae merupakan alga unisesuler. suatu ekosistem, di mana pada suatu
Bergerak secara aktif dengan flagel, ekosistem sering ditemukan beberapa jenis
bereproduksi dengan pembelahan biner. melimpah sedangkan yang lain tidak.
Habitat di tanah maupun dalam air dan Keberadaan fitoplankton sangat tergantung
membentuk selaput seperti beludru. Ciri-ciri pada kondisi lingkungan perairan yang
morfologi hampir menyerupai hewan, sel sesuai dengan hidupnya dan dapat
kaku, dan beberapa spesies mempunyai menunjang kehidupannya.
bintik mata merah yang jelas. Jenis yang mendominasi dalam
Pada stasiun tiga terdapat setiap kelas pada lokasi penelitian
kelimpahan Bacillariophyceae yang tinggi dikarenakan jenis fitoplankton ini

5
mempunyai daya toleransi tinggi. Faktor quality: An analysis of Hollingsworth
pendukung seperti fisika dan kimia yang Lake UK. JASEM. 15 (2) 347 – 350.
diukur pada penelitian ini merupakan
kondisi ekosistem yang sesuai. Nontji, A. 2006. Plankton.Jakarta :Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia-Pusat
KESIMPULAN Penelitian Oseanografi.
Berdasarkan hasil penelitian, Onyema IC. 2007. The Phytoplankton
didapatkan kesimpulan bahwa kelimpahan Composition. Abundance and
fitoplankton yang ditemukan sebanyak 17 Temporal Variation of a Polluted
spesies yang termasuk ke dalam 5 kelas Estuarine Creek in Lagos, Nigeria.
yaitu Bacillariophyceae (7 spesies), Turkish Journal of Fisheries and
Chlorophyceae (6 spesies), Cyanophyceae (2 Aquatic Science. 7(1) : 89- 96.
spesies), Desmidiaceae (1 spesies) dan
Euglenophyceae (1 spesies) dengan Pelczar, M.Z. 2010. Dasar-dasar
kelimpahan tertinggi pada Eudorina Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
wallichii pada kelas Chlorophyceae. Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Ramadhan, F., Rijaluddin, A.F.,


Mardiyansyah. 2016. Studi Indeks
Aijaz,Salim B. 2014. Statistical Assessment
Saprobik dan Komposisi Fitoplankton
of Water Quality Parameters for pada Musim Hujan di Situ Gunung,
Pollution Source Identification in Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Biologi.
Sukhnag Stream: An Inflow Stream of 9(2): 95-102.
Lake Wular (Ramsar Site), Kashmir
Himalaya. Journal of Ecosystems. Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas
2(2): 47-62. Petenakan dan Perikanan Undip.
Semarang.
Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos
Sebagai Indikator Kualitas Perairan Suin NM. 2002. Metoda Ekologi. Padang.
Pesisir. Tesis. Bogor: Institut Universitas Andalas Press.
Pertanian Bogor.
Widiyanto J, Ani,Sulistayarsi. 2014.
Bellinger, E. G., & Sigee, D.C. 2010. Biomonitoring Kualitas Air Sungai
Freshwater Algae: Identification and Madiun dengan Bioindikator
Use as Bioindicators. United Kingdom Makroinvertebrata. Jurnal Edukasi
.John Wiley & Sons Ltd. Matematika dan Sains. Vol 2(2).

Graham, L. E. & Wilcox, L. W. 2000.


Algae. New Jersey.Prentice Hall Inc.

Medupin, Cecillia. 2011. Phytoplankton


community and their impact on water

You might also like