You are on page 1of 23

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK, TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 004 Kelarik Barat

Kabupaten Natuna. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 12 orang

dengan karakteristik heterogen. Pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus perbaikan

yang dilakukan setiap hari Rabu selama tiga minggu.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


No. Tanggal Pelaksanaan Siklus Pokok Bahasan

Pesawat Sederhana
1. 10 Februari 2021 I
Jenis Pengungkit

Pesawat Sederhana
2. 17 Februari 2021 II
Jenis Pengungkit

Pesawat Sederhana
3. 24 Februari 2021 III
Jenis Pengungkit

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. Rancangan Perbaikan Pembelajaran

Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode Penelitian Tindakan Kelas model

Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen ini membentuk

satu siklus. Menurut Aqib (209), Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai

proses pengkajian masalah pembelajaran di kelas melalui proses refleksi diri dengan
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis

setiap pengaruh dari tindakan yang dilakukan.

Sedangkan menurut O’Brien (Mulyatiningsih,209), Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (peserta didik) diidentifikasi

permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk

mengatasinya.

Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), Penelitian Tindakan Kelas adalah

suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik

sosial, serta pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut serta situasi tempat praktik

dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku peserta

didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah

kerangka kerja dalam melaksanakan pembelajaran kelas sehingga terjadi peningkatan

layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.

Karakteristik utama Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya partisipasi dan

kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian Tindakan Kelas

harus menunjukkan adanya perubahan kearah perbaikan dan peningkatan secara positif.

Jika dengan tindakan yang dilakukan justru membawa kelemahan, penurunan, atau

perubahan negatif, berarti hal tersebut menyalahi karakter PTK. Adapun karakteristik

yang menunjukkan ciri dari Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

1. Inkuiry reflektif. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan

pembelajaran yang riil dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan penelitian berdasarkan

pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan (action driven).
2. Kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya bersama dari berbagai

pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.

3. Reflektif berkelanjutan. Penelitian Tindakan Kelas lebih menekankan pada proses

refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.

Dalam penelitian ini diagendakan akan dilakukan sebanyak 3 siklus. Setiap siklus

meliputi:

1. Tahapan perencanaan (planning) meliputi pembuatan perangkat pembelajaran,

persiapan sarana dan prasarana penelitian, serta menentukan indikator kinerja.

2. Tahapan pelaksanaan tindakan (acting) meliputi segala tindakan yang tertuang dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi matriks.

3. Tahapan Pengamatan (observing) meliputi pembuatan instrument penelitian,

pengumpulan data berupa nilai evaluasi peserta didik setelah mendapatkan tindakan,

menganalisa data dan menyusun langkah-langkah perbaikan.

4. Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari para ahli

dibidang Penelitian Tindakan Kelas melalui email.

Adapun siklusnya dapat dilihat dari gambar 3.1 berikut:


Perencanaan
(Planning)

Refleksi Tindakan
(Reflecting) SIKLUS I (Acting)
Pengamatan
(Observing)

Perencanaan
(Planning)

PERUBAHAN
Tindakan
SIKLUS II
(Acting)
Refleksi
(Reflecting) Pengamatan
(Observing)

Gambar 3.1 PTK dengan dua siklus

2. Pelaksanaan Perbaikan

Pra Siklus

Pra siklus atau observasi awal dilakukan pada tanggal 27 Januari 2021 setelah

mendapatkan izin dari Kepala Sekolah untuk melakukan praktik perbaikan. Dalam

pelaksanaan awal ini, pelajaran dilaksanakan secara konvensional dengan metode

ceramah dan pembelajaran sepenuhnya berpusat pada guru. Siswa terlihat antusias

belajar, beberapa siswa juga terlihat memiliki potensi yang baik dan sangat terbuka

menerima kehadiran orang baru di sekitar mereka. Namun, hasil yang didapat masih

sangat rendah atau pembelajaran yang dilaksanakan bisa dikatakan belum berhasil. Hal

ini terlihat dari 12 siswa , hanya 2 siswa yang mendapat nilai sesuai standar KKM atau

kurang dari 20% yang bisa menyimak dan menerima pembelajaran dengan baik.

Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I


A. Perencanaan Tindakan 1

Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan

perbaikan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:

a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus I yang disertai

dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).

b. Menyajikan media pembelajaran

c. Menyusun jadwal pelaksanaan

d. Menyusun instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.

e. Pelaksanaan

B. Tindakan I

Tahap berikutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan kelas yang

merupakan pengimplementasian dari perencanaan tindakan siklus I, pertemuan

pertama pada tanggal 10 Februari 2021.

Kegiatan Awal

Pada kegiatan pembuka, guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk

memimpin doa selanjutnya mengecek kehadiran, memberikan motivasi dan

mengingatkan peserta didik untuk senantiasa mematuhi semua protokol kesehatan.

Selanjutnya, guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan serta

penjelasan tentang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam bagian

apersepsi, guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari dan kaitannya

dengan beberapa materi sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab secara singkat,

peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab dan guru memberikan penguatan.

Setelah memastikan semua peserta didik siap untuk belajar, guru masuk ke dalam

kegiatan inti.

Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok

diminta untuk memahami tentang materi pesawat sederhana (menemukan ide awal

dan elaborasi). Guru memberikan petunjuk-petunjuk yang akan dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran dan menginformasikan tugas yang harus dilaksanakan tiap

kelompuk. Tiap kelompok diberi tugas yang sama. Guru membagikan lembar

prosedur eksperiman yang akan dilakukan siswa dan meminta mereka untuk

membuat hipotesis dari permasalahan yang telah ditentukan oleh guru dengan

membaca buku teks pelajaran IPA pokok bahasan tuas, tuas jenis pertama, dan tuas

jenis kedua. Guru memberikan bimbingan secara menyeluruh dan membantu mereka

untuk menyusun jawaban sementara sesuai dengan pemahaman mereka masing-

masing. Dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana terkait materi yang

dilakukan, guru meminta mereka untuk mengikuti prosedur penelitian yang telah

disusun dan menemukan jawaban dari permasalahan yang telah ditentukan. Setiap

kelompok menuliskan hasil diskusinya menjadi sebuah laporan yang boleh

dikreasikan semenarik mungkin untuk kemudian dipajang di depan kelas. Salah satu

kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya secara singkat. Kelompok

lainnya diminta memberi tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang

presentasi. Guru memberikan umpan balik berupa penguatan terhadap hasil kerja

siswa. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah

berlangsung, bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan. Untuk menguji pemahaman siswa atas materi dan

pendekatan pembelajaran baru yang dilakukan, guru memberikan 5 soal yang harus

dikerjakan dalam waktu 15 menit. Penilaian ini dilakukan untuk mencari tahu

kemampuan siswa dalam belajar pada siklus I.

Kegiatan Akhir
Pada kegiatan penutup, guru mengajak semua peserta didik untuk melakukan

rangkuman/kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari. Guru memberikan

penghargaan kepada semua peserta didik atas partisipasi aktifnya. Guru memberikan

pesan moral dan meminta mereka untuk mampu beradaptasi terhadap pola

pembelajaran dan kehidupan di masa new normal. Tak lupa, guru mengingatkan

materi selanjutnya dan menutup pembelajaran dengan doa bersama.

C. Pengamatan Tindakan I

Kemunculan aspek-aspek yang diamati

a. Sebagian besar siswa masih bingung dan ragu-ragu.

b. Siswa cenderung menunggu perintah dari guru.

c. Partisipasi siswa dalam belajar rendah.

d. Ada beberapa siswa yang tampak sibuk dengan kegiatannya sendiri

e. Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat kepada guru dan siswa masih

terlihat canggung.

f. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.

Pada tindakan 1 ini, siswa baru beradaptasi dengan pola pembelajaran baru, butuh

waktu untuk terbiasa dan menikmati pembelajaran. Karena waktu terbatas, ada

beberapa bagian kegiatan yang terpaksa harus di skip dan terburu-buru. Pada

pelaksanaan siklus II nanti, pengelolaan waktu harus lebih diperhatikan dan diatur

secara lebih sistematik agar pelaksanaan kegiatan bisa berjalan secara optimal.

D. Refleksi

Saat melakukan refleksi bersama supervisor 2 terhadap perbaikan

pembelajaran siklus I, ditemukan hal-hal sebagai berikut:

Aspek-aspek yang telah baik

a. Siswa tetap duduk di tempatnya masing-masing.


b. Siswa tetap mengikuti pembelajaran sampai selesai.

c. Guru tetap sabar melaksanakan pembelajaran.

d. Guru tetap bersemangat memotivasi siswa.

e. Guru tetap berusaha menjelaskan materi sejelas-jelasnya.

f. Guru tetap berusaha menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan siswa.

Aspek-aspek yang belum baik

a. Sebagian siswa tidak mendengarkan guru.

b. Sebagian siswa pasif.

c. Sebagian siswa suka mengganggu temannya.

d. Sebagian siswa bila ditanya guru tidak mau menjawab.

e. Sebagian siswa saat diberi tugas hanya mencontoh hasil kerja temannya.

f. Pengelolaan kelas masih monoton.

g. Materi pemebelajaran terlalu luas

h. Guru sebaiknya mengadakan penyempurnan dan perbaikan pembelajaran ke

siklus berikutnya.

Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I ini masih belum

mengalami peningkatan yang signifikan, siswa yang telah mencapai KKM baru

mencapai 58%.

Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

1. Perencanaan Tindakan II

Perencanaan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tindakan

perbaikan pembelajaran siklus II. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:

a. Rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA siklus II yang disertai

dengan lembar pengamatan, tes tertulis dan daftar nilai (terlampir).


b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I

c. Menyajikan media pembelajaran yang mudah dipahami siswa

d. Mempersiapkan bahan kerja siswa lebih awal dari waktu pertemuan,

dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep

e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKS dan lembar observasi siswa.

f. Pelaksanaan

2. Tindakan II

Tahap berikutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan kelas yang

merupakan pengimplementasian dari perencanaan tindakan siklus II, 17 Februari

2021.

Kegiatan Awal

Pada kegiatan pembuka, guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk

memimpin doa selanjutnya mengecek kehadiran, memberikan motivasi dan

mengingatkan peserta didik untuk senantiasa mematuhi semua protokol kesehatan.

Selanjutnya, guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan serta

penjelasan tentang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam bagian

apersepsi, guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari dan kaitannya

dengan beberapa materi sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab secara singkat,

peserta didik diberi kesempatan untuk menjawab dan guru memberikan penguatan.

Setelah memastikan semua peserta didik siap untuk belajar, guru masuk ke dalam

kegiatan inti.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan pembelajaran siklus II ini, guru bersama siswa mengulang

pembelajaran tentang beda antara tuas 1, 2, dan 3. Anak diminta untuk

memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar. Hari ini, anak diminta
untuk belajar di luar kelas. Anak bebas mengekspresikan diri berbaur dengan alam

dan mengemukakan semua yang mereka pahami dari materi yang sudah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok berusaha menampilkan yang terbaik.

Mereka bisa menyebutkan dengan pasti bagian – bagian yang membedakan jenis

pengungkit dan mencari contoh pengungkit 1, 2, dan 3 yang berada di lingkungan

sekolah. Semua hasil kegiatan terangkum dalam lembar kerja masing-masing

kelompok. Ketika terdapat salah penyampaian, maka terjadi diskusi terbuka yang

melibatkan mereka dengan berbagai argumen yang baik. Belajar dengan cara seperti

ini ternyata jauh lebih menarik perhatian mereka. Ada berbagai tanya jawab yang

bisa di selesaikan dan alokasi waktu yang disusun bisa digunakan secara efektif.

Interaksi antar guru dan siswa lebih terlihat meski masih ada beberapa siswa yang

terlihat sulit belajar dalam kelompok, usil, dan sulit diatur. Namun, hingga

pembelajaran berakhir, pelaksanaan kegiatan bisa berlangsung secara kondusif.

Sebelum penarikan kesimpulan dilakukan, guru menguji siswa dengan 5 soal yang

harus dikerjakan dalam waktu 15 menit terkait materi yang sudah dipelajari

Kegiatan Akhir

Sebelum kembali ke kelas, guru bersama siswa saling menarik kesimpulan dan

mengingatkan untuk kembali belajar agar siap melaksanakan post test pada

pertemuan yang akan datang. Guru memberikan penguatan dan umpan balik.

Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.

3. Pengamatan Tindakan II

Kemunculan aspek-aspek yang diamati

a. Siswa sudah mulai memahami materi pembelajaran.

b. Siswa mulai aktif mengikuti pembelajaran.

c. Partisipasi siswa dalam belajar sebagian meningkat


d. Perhatian sebagian siswa sudah terpusat pada pelajaran.

e. Guru sudah mulai mampu mengkondisikan kelas, meski dibeberapa bagian

sempat terjadi gangguan-gangguan kecil, namun masih bisa diatasi dengan baik.

4. Refleksi Tindakan II

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama supervisor 2 adalah sebagai

berikut :

Aspek-aspek yang telah baik

a. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.

b. Siswa sudah mulail aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang

tidak dimengerti.

c. Terlihat interaksi dua arah antara guru dan siswa. Semuanya terlibat dalam

pembelajaran dengan memanfaatkan alam.

Aspek yang belum baik

Ada salah seorang siswa yang sulit menerima pembelajaran, tapi mau untuk

mencoba dan berbaur dalam kelompok meski lebih cenderung diam. Diperlukan

bimbingan extra untuk anak jenis ini agar bisa menyerap pembelajaran baik praktik

maupun teori. Ini tidak bisa dilakukan, mengingat fokus kegiatan harus berjalan

sesuai rencana.

Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami

peningkatan dengan total persentase mencapai 83%.

Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus III

Perencanaan Tindakan III

1. Guru menyiapkan kisi-kisi soal yang akan digunakan untuk menguji materi yang

sudah dipelajari sejak dari observasi awal sekaligus lembar penilaian . Guru berharap
hasil belajar anak bisa mengalami kemajuan sehingga proses kegiatan dianggap tuntas

dan berhasil.

2. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada dua siklus sebelumnya.

3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan Soal Post – Test.

4. Pelaksanaan.

Tindakan III

Tahap berikutnya dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan kelas yang

merupakan pengimplementasian dari perencanaan tindakan siklus III, 24 Februari 2021.

Kegiatan Awal

Membuka proses pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa

untuk berdoa. Siswa diajak mengingat kembali tentang pesawat sederhana dan

memberikan motivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan siklus III ini, pembelajaran lebih difokuskan untuk menilai

pengetahuan siswa terhadap materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Dengan

menggunakan lembar kerja, setiap siswa diminta untuk belajar secara mandiri. Dalam

kegiatan ini, siswa tampak serius dan aktif memberikan pertanyaan jika terdapat

kesulitan.

Guru memberikan perhatian secara menyeluruh, terutama kepada salah seorang

siswa yang terlihat sulit dalam memahami tugas yang diberikan. Guru memastikan,

pembelajaran akan tuntas dan terlaksana sesuai harapan.

Setelah 20 menit menyelesaikan lembar kerja tersebut, setiap siswa diminta untuk

menyelesaikan post – test sesuai dengan kemampuan masing-masing. Post – test

dilakukan untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh sebelum menerapkan

metode atau pendekatan pembelajaran tertentu dengan hasil belajar setelah melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Sains – Teknologi

dan Masyarakat.

Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan kesan dan pesan

selama beberapa kali pertemuan. Guru mengingatkan setiap siswa untuk tekun dalam

belajar, tidak gampang berputus asa, serta siap bersaing dalam pembelajaran abad 21.

Pembelajaran diakhiri dengan salam dan doa.

5. Pengamatan Tindakan III

1. Lembar kerja yang diberikan hampir bisa diselesaikan secara sempurna oleh setiap

siswa, meski masih ditemui beberapa kesalahan.

2. Selama kegiatan siklus III hingga sampai pada tahap post – test, kegiatan

pembelajaran berjalan secara kondusif, tertib, dan terarah.

6. Refleksi Tindakan III

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama supervisor 2 adalah sebagai berikut :

1. Siswa tidak melakukan aktifitas di luar skenario pembelajaran.

2. Siswa aktif bertanya pada guru atau teman mengenai hal-hal yang tidak dimengerti.

3. Setiap siswa mengerjakan tugas yang diperintahkan dengan penuh tanggungjawab.

Pada aspek pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini mengalami

peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, semua siswa sudah mendapat nilai di

atas 70 atau 100% siswa sudah berhasil dalam pembelajaran. Peningkatan hasil belajar

ini dipengaruhi oleh faktor motivasi, metode serta media pembelajaran yang diberikan

dan strategi yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil refleksi dan hasil perbaikan pembelajaran siklus III, siswa yang

mengalami peningkatan belajar hampir mencapai 100%. Pada siklus III ini, semua hal-

hal negatif yang terlihat pada dua siklus sebelumnya, tidak kembali muncul. Guru
konsisten melakukan refleksi dan menampung semua masukan yang diberikan oleh

supervisor 2, sehingga ketuntasan belajar yang diharapkan bisa tercapai secara

maksimal.

C. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif peserta didik akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

kualitas hasil belajar. Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat diketahui dengan cara

membandingkan skor individu dengan skor kelompok, yang diperoleh sebelum dan
Keterangan:

sesudah mengikutix=¿ nilai rata-rata


pelajaran. Analisis data hasil belajar didapat melalui hasil tes. Skor

∑ x =¿peserta
maksimal yang diperoleh Jumlah didik
skor adalah 100, sedangkan skor rata-rata tes peserta
keseluruhan
didik dapat dihitung dengan rumus:
N=¿ Jumlah peserta didik

x=
∑x
N

Untuk memudahkan menginterpretasikan hasil belajar, maka data akan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Selanjutnya baru menetapkan kualitas kegiatan

pembelajaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V SDN 004 Kelarik Barat adalah 70,

maka standar ketuntasan individu dan standar ketuntasan klasikal akan diinterpretasikan

sebagai berikut:

1. Standar Ketuntasan Individu

Secara perorangan (individual) dianggap telah “tuntas belajar” jika daya serap peserta

didik mencapai 70,00.

2. Standar Ketuntasan Klasikal


Secara klasikal, dianggap telah “tuntas belajar” jika mencapai 80% dari jumlah

peserta didik yang mencapai daya serap minimal 70. Sedangkan untuk mengetahui

ketuntasan belajar (KB) secara klasikal menggunakan rumus sebagai berikut:


N Keterangan:
KB= x 100 %
n
KB=¿ Ketuntasan Belajar

N=¿ Banyak peserta didik yang mencapai nilai di


atas 70

Selanjutnya ditentukan tingkat penguasaan peserta didik tentang konsep

perbandingan, untuk menentukan golongan tingkat penguasaan peserta didik, penulis

menggunakan klasifikasi penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas

Sudjono (2001) yang ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut:

Angka Kriteria

30 – 39 Gagal

40 – 55 Kurang

56 – 65 Cukup

66 – 79 Baik

80 – 100 Baik Sekali

Meski pada setiap siklus diberikan beberapa evaluasi, namun penentuan peningkatan

hasil belajar diperoleh dari hasil pre – test pada saat observasi awal (pra siklus)

dengan hasil post – test di siklus III.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dari pembelajaran awal

(Pra siklus) sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus III yang diikuti oleh 12 siswa,

dperoleh data sebagai berikut :

Pada pembelajaran pra siklus terdapat 2 orang siswa sudah mencapai nilai 70 ke

atas atau kurang dari 20%, dan 9 orang siswa mendapat nilai 70 ke bawah atau sekitar

75%. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran pra siklus, pembelajaran dilakukan masih

monoton dengan menggunakan metode ceramah dan penyampaian materi tidak fokus

pada tujuan pembelajaran.

Pada perbaikan pembelajaran siklus I terdapat peningkatan hasil belajar, ada 6

orang siswa yang sudah mendapat nilai 70 ke atas atau sekitar 50%, naik 25% dari hasil

belajar yang diperoleh pada awal pembelajaran. Di siklus I ini, interaksi antara guru dan

siswa belum terjadi secara maksimal, kelompok belajar yang dibentuk juga belum bisa
berjalan secara optimal, anak bingung dengan peran yang seharusnya dilakukan dan

sistem pembelajaran yang dilakukan. Anak butuh waktu untuk beradaptasi.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan hasil belajar, sebanyak

9 orang siswa sudah mendapat nilai di atas KKM atau sekitar 75%. di banding siklus I,

pembelajaran siklus II ini sudah banyak mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan

pada kegiatan pembelajaran siklus II ini, anak dilibatkan secara langsung. Anak

menemukan berbagai tuas yang terdapat di lingkungan sekolah. Hasil kegiatan

dipertanggungjawabkan di lembar kerja masing-masing. Walaupun hasil belajar sudah

mengalami peningkatan, tetapi belum mencapai 85%.

Di pembelajaran siklus III, hanya satu orang siswa yang belum mencapai KKM,

namun persentase sudah mencapai 90%. Peningkatan pembelajaran terjadi secara

signifikan dan merupakan perbaikan pembelajaran yang terakhir. Keberhasilan

pembelajaran ini terjadi karena guru konsisten dalam memperbaiki setiap kesalahan yang

terdapat pada dua siklus sebelumnya dan mengikuti setiap saran yang diberikan oleh

supervisor.

Berikut ini peneliti sajikan data hasil perolehan pembelajaran awal (pra siklus)

sampai dengan siklus III.


Tabel 4.1 Rekap Data Hasil Belajar

Pembelajaran
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

2 orang 6 orang 9 orang 11 orang


1 ≥ 70
siswa siswa siswa siswa

10 orang 6 orang 3 orang 1 orang


2 < 70
siswa siswa siswa siswa
Rekap hasil belajar di atas, dapat juga dilihat pada diagram 4.1 berikut:

14
12
10
8
6
4
2
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Tuntas KKM Tidak Tuntas KKM

Diagram 4.1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar

Pada diagram 4.1 di atas hasil belajar tiap siklus perbaikan pembelajaran selalu

meningkat dan pada siklus III hanya terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai kurang

dari 70. digunakan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami tentang

pembelajaran yang dilakukan.

100% 92%
83%
80% 67%
60% 50% 50%
40% 33%
17%
20% 8%
0%
Pra siklus Siklus I Siklus II siklus III

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.2 Persentase Nilai Ketuntasan

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus terdapat 83% siswa yang tidak tuntas atau

mendapat nilai di bawah 70 dan kurang dari 20% siswa sudah mendapatkan nilai 70 ke

atas. Pada siklus I terdapat 67% siswa yang tidak tuntas dan 33% siswa yang sudah

tuntas. Pada perbaikan pembelajaran siklus I ini ketuntasan belajar siswa mengalami

kenaikan sebesar 16% dari pembelajaran yang dilakukan di pra siklus. Pada perbaikan
pembelajaran siklus II terjadi keseimbangan antara banyaknya siswa yang tuntas dengan

siswa yang belum tuntas. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini peningkatan hasil

belajar sudah meningkat tetapi ketuntasan belajar belum mencapai 85%. Pada perbaikan

pembelajaran siklus III terjadi peningkatan yang signifikan, hanya 1 orang siswa yang

belum mencapai ketuntasan dengan persentase 8%.

2. Pembahasan Hasil Penelitian perbaikan Pembelajran

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan Sains – Teknologi

Masyarakat (STM). guru melakukan pre – test dan post – test pada observasi awal dan

akhir siklus III. Hasil belajar siswa diukur dengan membandingkan hasil yang diperoleh

pada dua evaluasi tersebut. Adapun data hasil belajar pada pra – siklus hingga

pertemuan akhir siklus III peserta didik disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Pre - Test

Ketuntasan
No. Nama L/P Nilai Belajar

Tuntas Tidak

1 Agustian darma L 60 1.
2 Anggun Naisyla P 45 2.
3 Anisa Meliyanti P 80 3.

Ayrin Nurmiani
4 P 45 4.
Syafitri

5 Egi Saputra L 55 5.

6 Fadliansyah L 60 6.
7 Irmi P 55 7.
8 Muhammad Zapi L 55 8.
Muhammad Dhava
9 L 65 9.
Alvarro
10 Nuhashifa Muhtar P 85 10.

11 Tiara Margalena P 60 11.

12 Vahry Ramadhani L 40 12.


Jumlah skor yang diperoleh 705

Nilai rata-rata peserta didik 58,75

Jumlah peserta didik seluruhnya 12

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 10

Jumlah peserta didik tuntas 2

Persentase tidak lulus 33,33

Persentase lulus 66,67

Dari tabel terlihat bahwa nilai rata-rata peserta didik masih kurang dari 70.

Persentase peserta didik yang tuntas baru 66,67%. Karena keaktifan belajar masih

rendah sehingga mempengaruhi hasil belajar, maka pembelajaran dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Post – Test Siklus III

Ketuntasan
No. Nama L/P Nilai Belajar

Tuntas Tidak

13.
1 Agustian darma L 80

14.
2 Anggun Naisyla P 75

3 Anisa Meliyanti P 100 15.

Ayrin Nurmiani 16.


4 P 75
Syafitri

5 Egi Saputra L 85 17.


18.
6 Fadliansyah L 90

19.
7 Irmi P 85

20.
8 Muhammad Zapi L 85

Muhammad Dhava 21.


9 L 95
Alvarro

10 Nuhashifa Muhtar P 95 22.

11 Tiara Margalena P 100 23.

12 Vahry Ramadhani L 60 24.


Jumlah skor yang diperoleh 1.025

Nilai rata-rata peserta didik 85,42

Jumlah peserta didik seluruhnya 12

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 1

Jumlah peserta didik tuntas 11

Persentase tidak lulus 8,33

Persentase lulus 91,67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik

mengalami peningkatan yang signifikan. Rata-rata nilai peserta didik dari 58,75 pada

pra siklus meningkat menjadi 85,42 pada siklus akhir pelaksanaan post - test. Hal ini

bisa disebabkan oleh partisipasi yang diberikan oleh semua peserta didik. Hanya 1

orang yang belum bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan. Jika keaktifan belajar

bisa terlaksana maka akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Perbandingan

hasil belajar dari observasi awal pra siklus hingga sampai kepada tahapan post – test di

siklus III, dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut:


100%
85%
80%
59%
60%
40%
20%
0%
Pre - Test Post - Test

Diagram 4.3 Grafik persentase hasil belajar pada tahapan pra siklus dan siklus akhir

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA

dengan menggunakan pendekatan Sains – Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan

hasil belajar. Peserta didik tampak antusias dalam menerima segala pola pembelajaran

yang dilakukan. Meski diawal sempat sulit dikoordinasikan, namun seiring waktu

semakin mampu untuk beradaptasi. Penyusunan perangkat dan ketepatan dalam

mengalokasikan waktu, menjadi kunci dalam keberhasilan sebuah pembelajaran.

Apapun model pembelajaran yang digunakan, diperlukan referensi yang mendukung,

agar teori yang akan diaplikasikan bisa dipraktikkan secara maksimal.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terjadi peningkatan hasil belajar di setiap siklus pebaikan pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa tergantung pada strategi guru dalam memberikan pembelajaran.

3. Dengan menggunakan pendekatan Sains – Teknologi Masyarakat (STM), ternyata

dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas V semester 2 di SD

Negeri 15 Kelarik Barat.

2. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ingin

disampaikan peneliti agar proses belajar mengajar dan hasil belajar menjadi lebih baik.

1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus merencanakan proses pembelajaran

sebaik mungkin.

2. Menyiapkan ruang kelas yang baik.

3. Menentukan waktu pembelajaran yang baik.

4. Menentukan strategi pembelajaran yang menarik, tidak monoton, aktif, serta

disesuaikan dengann materi yang akan dipelajari.

5. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM).

You might also like