You are on page 1of 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : AKIDAH AKHLAK


B. Kegiatan Belajar : KASIH SAYANG DAN KEKUASAAN ALLAH (KB 1)

C. Refleksi Oleh : MUSTAFA ISMAIL

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

KASIH SAYANG DAN


KEKUASAAN ALLAH

Al-Asmā al-Husnā: Al-Asmā al-Husnā:


al-Rahmān al- Mālik

Mukjizat Karomah Sihir

I. Al-Asmā al-Husnā: al-Rahmān dan al-Mālik

A. Al-Asmā al-Husnā: al-Rahmān

- Al-Asmā al-Husnā secara bahasa terdiri dari dua suku kata,


Konsep (Beberapa istilah yaitu al-asmā dan al-husnā. Kata xxasmā merupakan bentuk
1 jamak dari mufrad (tunggal) ism yang berarti nama diri atau
dan definisi) di KB
lafẓun yu’ayyinu syakhṣan au ayawānan au syaian (nama
diri seseorang, binatang, atau sesuatu), sedangkan al-husnā
berarti yang paling bagus, baik, cantik, jadi secara bahasa al-
Asmā' al- usnā berarti nama-nama yang terbaik.
- Berkenaan dengan jumlah bilangan al-Asmā' al-Ḥusnā, para
ulama yang merujuk kepada al-Qur’an mempunyai hitungan
yang berbeda-beda. Sebagaimana dijelaskan oleh Pakar Tafsir
dari Indonesia, Muhammad Quraish Shihab, bahwa al-
Thabathabai dalam tafsirnya Al-Mīzān menyatakan bahwa
jumlah al-Asmā' al-Ḥusnā itu ada sebanyak 127 (seratus dua
puluh tujuh) nama

1. Pengertian al-Rahman
- Kata al-Rahman berasal dari kata Rahima yang artinya
menyayangi atau mengasihi. terdiri dari huruf-huruf Ra’ Ha’
dan Mim, mengandung makna “kelemahlembutan, kasih
sayang dan kehalusan”. Di dalam al-Qur’an kata al-Rahman
terulang sebanyak 57 kali. Sebagian dari asma-asma Allah ada
yang dapat disandang oleh selainnya dan ada yang tidak boleh,
seperti lafaz Allah, al-Rahman, al-Raziq, al-Khaliq, dan yang
lain yang sejenis.
- Muhammad Quraish Shihab menyatakan cenderung
menguatkan pendapat yang menyatakan baik al-Rahmān
maupun al-Rahīm terambil dari akar kata Rahmat. Dalam salah
satu hadist qudsi dinyatakan bahwa Allah berfirman: “Aku
adalah al-Rahmān, Aku menciptakan rahīm, kuambilkan
untuknya nama yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang
menyambungnya (silaturrahim) akan Ku-sambung (rahmat-Ku)
untuknya dan siapa yang memutuskannya Kuputuskan (rahmat-
Ku baginya). (HR. Abudaud dan Attirmizi melalui
Abdurrahman bin ‘Áuf). Quraish menguatkan pendapatnya
dengan merujuk pendapat pakar Bahasa, Ibnu Faris (w. 395 H)
semua kata yang terdiri dari huruf-huruf Ra’ Ha’ dan Mim,
mengandung makna “kelemahlembutan, kasih sayang dan
kehalusan”. Hubungan silaturahim adalah hubungan kasih
sayang. Rahim adalah peranakan/kandungan yang melahirkan
kasih sayang. Kerabat juga dinamai rahim, karena kasih sayang
yang terjalin diantara anggota-anggotanya. Rahmat lahir dan
nampak dipermukaan bila ada sesuatu yang dirahmati dan
setiap yang dirahmati pastilah sesuatu yang butuh, karena itu
yang butuh tidak dapat dinamai rahim.

2. Dalil tentang al-Rahman


Allah menyampaikan dalam al-Qur’an surah Al-Isra ayat 110
bahwa Allah memiliki namayang jelas yaitu Allah atau al-
Rahman yang keduanya merupakan bagian dari Al-Asmaul al-
Husna, sebagaimana ayat berikut.

ٰۚ ۡ‫ٓء ۡٱلحܛ‬۵‫ ۡتܑعواْ فله ۡٱۡسۡ ݋‬۵‫ هم‬۵‫ٱلܕ ۡح ٰ݋ ۖن أ ٗي‬


.... ‫نى‬ ‫قل ۡٱدعواْ ه‬
‫ٱَ أݔ ۡٱدعواْ ه‬
Artinya: Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik) (QS.AL-Isra :110)

Allah juga berfirman dalam rangka menerabgkan eksistensinya


sebagai zat yang wajib disembah karena Maha Kasih
dan Maha saying-Nya. Sebagai berikut:

ۡ ‫ ݔܖاد‬۵‫ ۡتأمܕن‬۵‫ٱلܕ ۡح ٰ݋ن أنܛۡ جܑ ل݋‬ ۤ


٦ ۩‫ورا‬
ٗ ‫هم نف‬ ‫ ه‬۵‫لواْ ݔم‬۵‫للܕ ۡح ٰ݋ن ق‬
‫ݔإܒا قيل لݓم ٱسۡ جܑݔاْ ه‬

Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu


sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka
menjawab: "Siapakah yang Maha Penyayang itu?
Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu
perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan
(perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)
(Al-Furqan: 60)
3. Bukti Allah memiliki sifar al-Rahman dalam kehidupan
sehari-hari.
Seluruh makhluk di alam semesta mendapat kasihnya Allah.
Allah memberikan apa yang dibutuhkan tanpa memandang
ketaatan atau tidak, Manusia yang tidak mengakui kebenaran
wahyu Allah saja tetap di beri kesempatan menghirup oksigen,
selama mereka berbuat baik untuk orang lain.Allah tetap
memberikan balasan yang berlimpah sesuai kebaikkannya.
Namun kasihnya ini hanya diberikan di dunia
.
4. Hikmah mempelajari Al-Asmaul al-Husna: al-Rahman
Bisa sebagai bahan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-
Nya, serta sebagai bahan mengajak orang lain merenungi
kebesaran Allah SWT.

II. Al-Asma al-Husna : al-Malik

1. Pengertian al-Malik
"Malik" secara umum yang berarti raja atau penguasa, terdiri
dari tiga huruf, yakni Mim. Lam, Ka, yang mengandung makna
kekuatan dan kesahihan. Salah satu kata Malik dalam al-Qur’an
adalah yang terdapat dalam surah an-Nas,yakni Malik al-nas
(Raja manusia).
Salah satu kata yang berkaitan dengan al-Malik adalah al-Mulku,
yang mengandung makna pokok keabsahan dan kemampuan.
Dari makna yang berbentuk kata kerja adalah malaka – yamliku
– mulkan, artinya menguasai. Dari sini diperoleh kata Malik
yang artinya raja dan mulk yang artinya kekuasaan. Imam al-
Ghazali menjelaskan arti Malik adalah yang butuh kepada-Nya,
baik pada zat-Nya, sifat-Nya, wujud-Nya dan kesinambungan
eksistensinya. Bahkan wujud segala sesuatu bersumber dari-Nya.
Demikianlah raja yang mutlak.

2. Dalil tentang al-Asma al-Husna: al-Malik


Kata malik menjadi dasar yang menunjukkan bahwa Allah
memiliki nama al-Malik. Kata malik dirangkaikan dengan kata
hak dalam arti yang pasti dan sempurna, terdapat dalam surah
Thaha ayat 114 dan al-Mukminun ayat 116:

‫ٱَ ۡٱل݋لك ۡٱلح ۗق ݔَ تعۡ ج ۡل ب ۡٱلق ۡܕءا݌ من ق ۡبل أ݌ ۡيقض ٰ ٓى إل ۡيك ݔ ۡح ۖۥ‬
۶‫يه ݔقل هر‬ ٰ ‫ف‬
‫تعلى ه‬
ۡ ‫ܖ ۡدني‬
٤ ۵‫عل ٗ݋‬
Artinya: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya,
dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur´an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,
dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku
ilmu pengetahuan" (QS, Thaha: 114)

ٓ ‫ٱَ ۡٱل݋لك ۡٱلح ۖق‬


٦ ‫ ۡٱلع ۡܕܜ ۡٱلكܕيم‬۶‫َ إ ٰله إ هَ هو ر‬ ٰ ‫ف‬
‫تعلى ه‬
Artinya: Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak
ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ´Arsy
yang mulia. (QS. Al-Mukminun :116)
Kedua ayat ini di dahului dengan Maha Tinggi dan setelahnya
adalah al-Haq, Selain ayat ini ada juga ayat -ayat lain yang
berkaitan dengan kata al-Malik seperti QS. Ali -Imran ayat 26,
QS. Al-Baqarah ayat 247, QS. Al-Hasyr ayat 23, dan surah-
surah lainnya. Dalil tersebut sudah cukup kuat menunjukkan
bahwa Allah SWT. Memiliki nama al-Malik. Raja dan pemilik
kekuasaan seluruh alam semesta.

3. Bukti Allah memiliki sifat al-Malik dalam kehidupan sehari-


hari
Bukti Allah pemilik alam semesta adalah saat Allah
memerintahkan ikan paus besar dari tempat yang jauh untuk
memakan Nabi Yunus, dan tidak melukainya. Kekuasaan Allah
bukan hanya pada urusan yang sudah berjalan tapi Allah juga
berkuasa mengubahnya. Allah memberikan mukjizat kepada
para Nabi dan karomah kepada orang-orang saleh agar manusia
semakin kuat keimananya dan ketidak patuhannya hanya akan
mendatangkan siksa dan hukuman.

4. Hikmah mempelajari Al-Asma al-Husna: al-Malik


Sebagai bahan memuji kebesaran Allah atas segala kekuasaan-
Nya dan sebagai bahan mengajak orang lain mentafakuri
ciptaan-ciptaan Allah Swt.

II. MUKJIZAT

1) Pengertian Tentang Mukjizat


Mukjizat berasal dari Bahasa Arab yang telah dibakukan ke
dalam (bahasa Indonesia, yaitu al- Mu’jizat ‫))المعجزة‬. Berasal dari
akar kata ‘ajaza-yu’jizu-ajzan wa’ajuzan wa ma’jizan wa
ma’jizatan/ma’jazatan (‫عجز‬-‫يعجز‬-‫عجزا‬-‫وعجوزا‬-‫ومعجزا‬-‫)ومعجزة‬,
secara harfiah berarti lemah, tidak mampu,tidak berdaya, tidak
sanggup, tidak dapat (tidak bisa), dan tidak kuasa.
Adapun yang dimaksud dengan mukjizat dalam terminologi ahli-
ahli ilmu Al-Qur’an, seperti diformulasikan Manna al-Qattan
dan lain-lain ialah:
‫المعارضة عن سال بً تعدي ل عادة خارق أمر‬

“Sesuatu urusan (hal) yang menyalahi tradisi, dibarengi atau


diiringi dengan tantangan atau pertandingan dan terbebas dari
perlawanan (menang).”
Pendapat Quraish Shihab tentang mukjizat, bahwa mukjizat
adalah peristiwa luar biasa yang terjadi dari seorang Nabi,
sebagai bukti kenabiannya. Namun terdapat juga pendapat yang
menyatakan bahwa mukjizat bukanlah sesuatu yang diluar nalar.
Pendapat-pendapat tersebut berdasarkan pemahaman para
pengkaji.

2) Unsur pokok mukjizat


1) Unsur utama dan pertama mukjizat ialah harus menyalahi
tradisi atau adat kebiasaan (khariqun lil ‘adah). Sesuatu
(mukjizat) yang tidak menyalahi tradisi, atau kejadiannya
sesuai dengan kebiasaan yang umum atau bahkan lazim
berlaku, tidak dapat dikatakan mukjizat.
2) Unsur pokok kedua dari mukjizat ialah bahwa mukjizat harus
dibarengi dengan perlawanan. Maksudnya, mukjizat harus
diuji dengan melalui pertandingan atau perlawanan
sebagaimana layaknya sebuah pertandingan. Untuk
membuktikan bahwa itu mukjizat, harus ada upaya konkret
lebih dulu dari pihak lain (lawan) untuk menandingi mukjizat
itu sendiri. Dan pihak yang menandingi itu harus sepadan
atau sebanding dengan yang ditandingi.
3) Mukjizat itu tak terkalahkan. Unsur ketiga dari suatu mukjizat
adalah bahwa mukjizat itu setelah dilakukan perlawanan
terhadapnya, ternyata tidak terkalahkan untuk selama-
lamanya. Jika sesuatu/seseorang memiliki kemampuan luar
biasa, tetapi hanya terjadi seketika atau dalam waktu tertentu,
maka itu tidak dikatakan mukjizat

III. KAROMAH
- Karamah berasal dari bahasa arab ‫ كر‬berarti kemulian,
keluhuran, dan anugerah.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indinesia mengistilahkan
karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat
mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa
karena ketakwaannya kepada Tuhan.
- Menurut ulama sufi karamah berarti keadaan luar biasa yang
diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya.
- Karomah identik dengan hal-hal yang tidak masuk
nalar.Akan tetapi ia adalah nyata dan haqq. Karomah ini
diberikan Allah kepada para wali yang benar-benar beriman
dan bertakwa hanya kepada Allah. Karomah ini merupakan
bagian dari agama Islam. Oleh karena hal tersebut, maka
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mempercayai adanya karomah
yang dimana karomah ini datangnya dari sisi Allah.
Karomah ini, mau tidak mau akan membentuk kharisma
seseorang di mata umat. Islam mengakui tentang konsep
karomah. Karomah untuk kiai dan wali sesungguhnya
memanglah ada dan diperbolehkan. Hal ini dikarenakan
karomah dianggap sebagai kejadian yang bersifat asumtif
dan datang bukan dengan tujuan untuk merusak akidah.
Selain itu, Allah menciptakan karomah adalah untuk
kekasih-kekasih-Nya.
- Selanjutnya, sebagian ciri-ciri seorang hamba yang memiliki
karomah diantaranya yaitu:
a) Tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaan;
b) Karomah hanya terjadi pada seorang yang sholeh;
c) Seseorang yang memiliki karomah tidak pernah
secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya
memiliki karomah.
- Maksud atau tujuan dari pemberian karomah tersebut
kepada para wali ialah:
a) Dapat lebih meningkatkan keimanan kepada Allah;
b) Masyarakat menjadi lebih percaya kepada seorang
wali Allah, yang senantiasa meneruskan perjuangan
nabi Muhammad SAW; dan
c) Karomah merupakan bukti nyata meninggikan derajat
seorang wali agar dirinya selalu tetap istiqomah di
jalan Allah.

IV. SIHIR
- Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ‫ر‬, ‫ح‬, ‫( س‬siin, ha,
dan ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang
sebabnya nampak samar. Oleh karenanya kita mengenal
istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama,
yaitu siin, ha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu
nampak samar dan remang-remang. Seorang pakar bahasa, al-
Azhari mengatakan bahwa, “Akar kata sihir maknanya adalah
memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada
seorang menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan
dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak
senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.

- Dunia sihir dan perdukunan telah tersebar di tengah-tengah


masyarakat, mulai dari masyarakat desa hingga menjamah ke
daerah kota. Mulai dari sihir pelet, santet, dan “aji-aji”
lainnya. Berbagai komentar dan cara pandang pun mulai
bermunculan terkait masalah tukang sihir dan ‘antek-antek’-
nya. Sebagai seorang muslim, tidaklah kita memandang
sesuatu melainkan dengan kaca mata syariat, terlebih dalam
perkara-perkara ghaib, seperti sihir dan yang semisalnya.
Marilah kita melihat bagaimanakah syariat Islam yang mulia
ini memandang dunia sihir dan ‘antek-antek’-nya

 Memisahkan pasangan suami istri yang baru menikah


Contoh sihir

 Sihir cinta (pellet)


maupun yang sudah lama

 Sihir Khayalan/ilusi
 Sihir Santet/Teluh

 Bisa di jadikan sebagai bahan kewaspadaan serta


Hikmah mempelajari Materi Sihir

berhati-hati dari sihir, sebagai modal membentengi diri


dari sihir dengan memohon pertolongan kepada Allah.

Dalam materi ini yang sulit bagi saya memahami tentang jumlah
Daftar materi pada KB
2 bilangan al-asma’ al-Husna dalam al-Qura’an yang terdapat
yang sulit dipahami pebedaan hitungan oleh para ulama.

Daftar materi yang sering


Pada materi ini sering terjadi miskonsep pada pemahaman makna
3 mengalami miskonsepsi kalimat al-Rahman dengan al-Rahim.
dalam pembelajaran

You might also like