You are on page 1of 6

Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara

Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan
pengajaran? Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD),
pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam
memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai amggota masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Ki Hajar
Dewantara memberikan pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan. Menurut KHD, Pendidikan
bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di
sekolah Anda secara khusus? Relevansi Konteks pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Pendidikan di
Indonesia saat ini masih belum terlihat sempurna dan masih perlu banyak dorongan, motivasi, gerakan
dan terobosan baru di dunia pendidikan. Dimana pada zaman sekarang anak didik tidak hanya
membutuhkan teori atau kata-kata kosong,namun anak didik saat ini membutuhkan contoh konkrit atau
perwujudan nilai-nilai sikap dari seorang guru yang akan diteladaninya.Apalah artinya ribuan kata
teori,tapi pada kenyataannya tidak diaplikasikan sendiri oleh seorang pendidik.Tapi ketika pendidik
sudah mempraktekkan sebuah nilai sikap atau teladan yang baik.Tanpa diuraikan menggunakan kata
demi kata,pasti murid tersebut akan mengikutinya.

Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam
menjalankan aktivitas sebagai guru? Belum sepenuhnya, karena setelah mempelajari pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara, sebagai seorang guru seharusnya saya memberikan tuntunan kepada
anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Tidak perlu
memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik, memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan
menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai
macam model pembelajaran.

Harapan dan ekspektasi

Harapan saya setelah mempelajari Modul ini, saya dapat menerapkan filosofi pembelajaran menurut Ki
Hajar dewantara terutama di kelas saya, dan berharap akan mendapatkan hasil yang maksimal, baik dari
segi nilai kognitif , keterampilan , perubahan karakter dan budi pekerti anak didik saya. Serta dengan
mempelajari modul ini saya juga berharap dapat lebih memahami anak didik saya sehingga saya dapat
menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi anak didik saya.
Salah satu sikap yang baik dalam Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah dengan memberi
kesempatan murid untuk mengemukakan pendapat saat belajar di kelas. Kemudian memberi kebebasan
membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya.

Refleksi

Sebelum mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya percaya bahwa dengan tindakan-
tindakan tegas dan memberi sanksi siswa bisa merubah perilakunya. Tapi perubahan yang terjadi cuma
didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran pribadinya. Saya belum
sepenuhnya menyadari akan keberadaan kodrat alam sang anak, sehingga sering marah-marah ketika
ada anak yang malas belajar dan elum banyak memberikan model-model pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak.

Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, pemikiran yang berubah dari saya adalah
bahwa saya harus memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena
mereka masing-masing unik dan berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak
mendidik, memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan pembelajaran
yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran.

Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah tidak memberikan
hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan
latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal ini
bisa dilakukan dengan kunjungan rumah atau home visit. Memberikan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa melalui media pembelajaran yang bervariasi, kreatif dan inovatif.
1. Apa bagian yang paling menarik bagi saya? Mengapa?

Lahirnya taman siswa pada tahun 1920 yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara.
Karena dengan adanya taman siswa rakyat Indonesia dapat menikmati
kemerdekaan dan kebebasan dalam belajar saat itu

2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?

Tujuan pendidikan pada zaman kolonial saat itu adalah memberi pendidikan
hanya kepada kalangan tertentu saja, pendidikan hanya untuk menyiapkan
tenaga kerja untuk kepentingan penguasa belanda saat itu dan Pada zaman
Kolonial, rakyat hanya diajari membaca, menulis, dan menghitung seperlunya
dengan tujuan untuk dijadikan pembantu usaha dagang Kolonial Belanda.

3. Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman


Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?

Persamaan proses pembelajaran pada masa kolonial dan masa sekarang adalah rakyat
mendapatkan kesempatan untuk sekolah meskipun belum merdeka dalam belajar.

Perbedaan proses pembelajaran sekolah masa kolonial dan masa sekarang adalah
pendidikan di zaman kolonial memiliki sistem kasta penggolongan pribumi, bangsa
Belanda dan etnis Tionghoa sedangkan pada zaman sekarang tidak terdapat
penggolongan atau pengelompokan, semua rakyat merdeka dan bebas untuk sekolah.
1. kita dapat menanamkan nilai-nilai kebudayaan kepada peserta didik dengan
berbagai cara yang mengasyikkan dan tidak membosankan. Contohnya, kita dapat
mengajak peserta didik untuk terjun langsung mengamati dan mempelajari
kebudayaan yang beraneka ragam dari setiap daerah di Indonesia
2. sekolah dapat mengadakan kegiatan tahunan seperti mengadakan apresiasi seni.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan apresiasi seni ini melibatkan peran aktif peserta
didik yang dapat mengembangkan kreativitasnya.
Pertanyaan pemantik untuk Vicon

1. Apa makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai


'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah
dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan'
agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

2. Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya di


daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak
yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?
Kata "menuntun" dalam konteks sosial budaya di daerah bisa dimaknai sebagai
suatu usaha membawa seseorang ke kepada suatu hal yang baik untuk hidup di
masyarakat.
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial
budaya di daerah Kita harus bisa berusaha mempengaruhi karakter pada
masing- masing dari peserta didik. Dalam membentuk karakter peserta didik
kita harus menunjukkan keteladanan, dan memberi contoh yang baik kepada
peserta didik

3. Mengapa pendidikan murid (anak) perlu mempertimbangkan kodrat alam


dan kodrat zaman?

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti
perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu
diselaraskan dulu. Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan
anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan
dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah
membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa
menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan
membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga
menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali
keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya
dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus
bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian
tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru.
Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam
mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan
pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia
kepada anak.

4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak”


dengan peran saya sebagai pendidik?
Relevansi pemikiran KHD "pendidikan yang berhamba/berpihak pada anak yakni
pendidikan harusnya berpusat pada peserta didik yakni peserta didik bukan
dilihat sebagai objek namun dijadikan sebagai subjek. Berikan mereka
kesempatan dan fasilitas mereka dalam mencapai tujuan pembelajarannya.

You might also like