You are on page 1of 30

GURU PAUD PROFESIONAL:

HAK ANAK INDONESIA


Oleh:
Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.I.P., S.H., M.H., M.Si.
(Guru Besar dan Ketua Prodi Magister dan Doktor
Pendidikan Kewarganegaraan UPI)

Disampaikan dalam Kegiatan Webinar Peringatan Hari Anak Nasional


Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat HIMPAUDI
Selasa, 26 Juli 2022
H A K - H A K P E N D I D I K A N A N A K DA L A M U U N O.
2 0 TA H U N 2 0 0 3 T E N TA N G S I S T E M
PENDIDIKAN NASIONAL

• Pasal 12 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:


• Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
• mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama;
• mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
• mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi;
• mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya;
• pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;
• menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing
dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
S YA R AT M E N J A D I P E N D I D I K P R O F E S I O N A L
DA L A M U U N O. 2 0 TA H U N 2 0 0 3 T E N TA N G
SISDIKNAS

• Pasal 42 UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:


• (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
• (2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan
oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
• (3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
HAK DAN KEWAJIBAN PENDIDIK
(PASAL 40 UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISDIKNAS)
Pasal 40 UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:
• (1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual; dan
e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
• (2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Pengertian Guru
Pasal 1 Angka 1 UU No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen bahwa “Guru
adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN PROFESI GURU
(UU NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN)

Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:


• (1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• (2) Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Pasal 4 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:


• Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pasal 6 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:


• Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
PRINSIP PROFESIONALITAS GURU
(UU NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN)

Pasal 7 Ayat (1) UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:
• Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia;
c. Kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Syarat-syarat Wajib
Menjadi Guru Menurut
UUGD

Memiliki Kemampuan
Memiliki Kualifikasi Memiliki Sertifikat Sehat Jasmani Dan Untuk Mewujudkan
Akademik Memiliki Kompetensi Pendidik Rohani Tujuan Pendidikan
Nasional

• Pendidikan Tinggi • Kompetensi • Sertifikat pendidik diberikan


Program Sarjana Pedagogik kepada guru yang telah
• Pendidikan Tinggi • Kompetensi memenuhi persyaratan.
Program Diploma Kepribadian • Sertifikasi pendidik
Empat • Kompetensi diselenggarakan oleh
perguruan tinggi lembaga
Sosial
pendidikan dan tenaga Catatan:
• Kompetensi kependidikan (PT LPTK) yang
Profesional Ketentuan tersebut terdapat dalam:
terakreditasi dan ditetapkan
oleh Pemerintah. Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan
• Sertifikasi pendidik Pasal 12 UU No. 14 Tahun 2005
dilaksanakan secara objektif, tentang Guru dan Dosen.
transparan, dan akuntabel.
• Setiap orang yang telah
memperoleh sertifikat
pendidik memiliki kesempatan
yang sama untuk diangkat
menjadi guru pada satuan
pendidikan tertentu.
HAK-HAK GURU
(UU NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN)

Pasal 14 UU No. 14 Tahun 2005 bahwa:


• Ayat (1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial;
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan;
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/ atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik
dan kompetensi; dan / atau
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan. profesi dalam bidangnya.
• Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak guru sebagaimana dimaksud, pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KEWAJIBAN GURU
(UU NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN)

Pasal 20 UU No. 14 Tahun 2005 bahwa:


• Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akadernik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DALAM UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS

Pasal 1 Angka 14 UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:


• Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
KETENTUAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DALAM UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS
Pasal 28 UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:
• (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
• (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal.
• (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat.
• (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
• (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
• (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Penjelasan Pasal 28 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 bahwa:


• Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan
enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
• Problematika institusi atau kelembagaan PAUD. Meski PAUD dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, akan tetapi PAUD tidak masuk ke dalam jenjang
pendidikan formal (Dasar, Menengah, dan Tinggi). Bahkan PAUD bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.
• UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen hanya mengakui status guru PAUD jalur
pendidikan formal (Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat)
• Masih ditemukan pembelajaran di PAUD yang monoton, konvensional, kurang kreatif,
inovatif, dan interaktif.
• Problematika pendidikan karakter bagi anak usia dini.
• Problematika biaya pendidikan dan anggaran pendidikan yang minim bagi
pengembangan kualitas PAUD.
• Terjadinya learning loss dalam pembelajaran di PAUD selama pandemi covid-19.
• Adanya disparitas kualitas Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini di berbagai
daerah.
• Adanya kasus-kasus kekerasan dan pembullyan terhadap anak usia dini baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah.
• Belum sinerginya kerjasama antara tripusat pendidikan baik sekolah, orang tua, dan
masyarakat dalam memberikan pendidikan terhadap anak usia dini.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
• Berdasarkan data Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021 dari Pusdatin
Kemendikbud (2021) menunjukan kondisi sebagai berikut.
1. Jumlah sekolah/lembaga PAUD masih didominasi oleh sekolah/lembaga swasta.
2. Jumlah siswa PAUD masih didominasi oleh siswa dari sekolah/lembaga swasta.
3. Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD lebih banyak di sekolah/lembaga
swasta.
4. Masih minimnya jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD yang berstatus
PNS. Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD lebih banyak didominasi oleh Guru
Yayasan, Guru Honorer Daerah, dan Guru Tidak Tetap.
5. Masih banyak Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD yang belum memiliki
kualifikasi pendidikan S1 dan belum mengikuti PPG.
6. Banyaknya sarana prasarana khususnya ruang kelas PAUD dengan status kondisi rusak ringan.
7. Masih banyaknya jumlah sekolah/lembaga PAUD yang terakreditasi di bawah A dan banyak
sekolah/lembaga PAU yang tidak dan belum terakreditasi.
8. Masih banyaknya jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD yang memiliki latar
belakang lulusan Bukan Guru Kelas PAUD dan masih banyaknya jumlah Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) PAUD yang Lulusan SMA Sederajat atau lainnya.
9. Masih banyaknya jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD yang belum
tersertifikasi.

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH SEKOLAH/LEMBAGA PAUD TAHUN 2020/2021
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH SISWA PAUD TAHUN 2020/2021
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD TAHUN
2020/2021
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH ROMBONGAN BELAJAR PAUD TAHUN 2020/2021
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH RUANG KELAS PAUD TAHUN 2020/2021
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH SEKOLAH/LEMBAGA PAUD YANG TERAKREDITASI
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD TAHUN
2020/2021 BERDASARKAN LATAR BELAKANG BIDANG STUDI
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
JUMLAH PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PAUD TAHUN 2020/2021 YANG TERSERTIFIKASI
PUSDATIN KEMENDIKBUD (2021)

Sumber: Pusdatin Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2020/2021. Jakarta: Pusdatin Kemendikbud.
SOLUSI
• Merevisi UU Sisdiknas guna menempatkan PAUD sebagai pendidikan prasekolah yang wajib
ditempuh sebagai syarat untuk mengikuti pendidikan dasar dan PAUD masuk ke dalam jenjang
pendidikan formal.
• Merevisi UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen untuk mengakui status guru PAUD baik di
jalur pendidikan formal dan nonformal.
• Konsistensi terhadap optimalisasi kualitas Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini di
berbagai daerah guna memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.
• Meningkatkan anggaran pendidikan guna pengembangan kualitas fasilitas, sarana prasarana,
dan daya dukung anggaran PAUD.
• Meningkatkan kapasitas guru PAUD yang profesional yang memiliki kualifikasi pendidikan S1
PAUD dan sudah tersertifikasi.
• Pembinaan guru-guru PAUD agar mampu menguasai strategi, pendekatan, metode, dan model
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna (joyfull and meaningful learning) bagi anak
usia dini.
• Memperbanyak jumlah sekolah PAUD negeri dan memperbanyak jumlah guru PAUD yang
berstatus PNS guna meningkatkan kesejahteraannya.
• Memperkuat upaya pendidikan karakter bagi anak usia dini melalui tripusat pendidikan
(sekolah, orang tua/keluarga, dan masyarakat) yang sinergis dan harmonis.
• Mengembangkan sekolah ramah anak dari kejahatan dan kekerasan di lingkungan pendidikan.
• Mengevaluasi pelaksaan pembelajaraan jarak jauh di masa pandemi covid-19 dan merumuskan
program akseleratif guna menghindari terjadinya ketimpangan kualitas pembelajaran di era
pandemi.
GURU PAUD YANG IDEAL DI
ABAD 21
1. Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki Integritas yang Tinggi.
3. Memiliki Kompetensi sebagai Guru Profesional.
4. Selalu Meningkatkan Ilmu Pengetahuan melalui S2 bahkan S3.
5. Melek IPTEK dan Literasi Media.
6. Berjiwa Cendekiawan dan Cerdikiawan.
7. Berwawasan Entrepreneur.
8. Menunjukan Soft Skill dan Life Skill yang Hebat.
9. Gemar Menulis Karya Ilmiah.
10. Penguasaan Bahasa Asing.
11. Memadukan IQ, EQ, dan SQ.
12. Berjiwa bela negara.
13. Local Wisdom.
14. Berwawasan Global.
15. Seimbang Olah Pikir, Olah Dzikir, Olah Jiwa, Olah Raga, dan Olah Hati.
16. Memiliki Mental Berprestasi dan Berorganisasi.
17. Memiliki Kecerdasan Digital.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tulisan Opini dari
Penulis yang di muat
di Harian Umum
Republika
Kamis, 23 September
2021
Tulisan Opini dari
Penulis yang di
muat di Harian
Umum Pikiran
Rakyat
Rabu, 10 Februari
2021
Tulisan Opini dari
Penulis yang di muat
di Harian Umum
Media Indonesia
26 November 2020
Tulisan Opini dari
Penulis yang di muat
di Indonesiana
(Afiliasi Tempo.co)
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

You might also like