You are on page 1of 5

Film merupakan salah satu karya yang banyak sekali

diminati oleh para remaja utamanya adalah mahasiswa. Arsyad


(2003:45) menjelaskan bahwa yang dimaksud film adalah
kumpulam dari beberapa gambar yang ada dalam sebuah frame,
yang mana frame demi frame di proyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat seperti
hidup. Beberapa cerita yang difilmkan oleh sutradara merupakan
hasil imajinasi dari seseorang sebagai penulis manuskrip. Namun
tidak sedikit juga film yang diangkat dari kisah yang realistis.
cDidalam film terdapat banyak aspek kehidupan secara
keseluruhan baiik dari segi ekonomi, social, budaya, politik, dan
pendidikan. Didalam sebuah film tentu terdapat banyak sekali
pesan-pesan dan selipan ilmu. Tidak jarang juga sebuah film
bisa membuka mindset seseorang setelah menontonnya. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini penulis ingin menganalisis suatu film
yang berjudul 3 Idiots yang mana di dalam film tersebut terdapat
3 tokoh yang sangat luar biasa dan didalam film tersebut kita bisa
menemukan hal-hal baru dan unik yang menarik untuk dibahas.
Film yang berjudul 3 Idiots ini merupakan film Bollywood
yang disutradarai oleh Vindhu Vinod Chopra dan ditulis oleh
Rajkumar Hirani. Film ini dirilis pada tanggal 25 Desember 2009.
Garis besar isi dari film tersebut menceritakan mengenai
beberapa aspek kehidupan yiatu aspek ekonomi dan juga
pendidikan. System pendidikan adalah satu aspek yang dibahas,
karena didalam film tersebut menggambarkan bagaimana
kejamnya system pendidikan di suatu universitas terkenal
bernama ICE. Rancho yang menjadi tokoh utama dalam film 3
idiots menganggap bahwa system yang diterapkan dalam
kampus tersebut salah, karena cara berpikir Rancho sangatlah
bertolak belakang dengan pemikiran rector ICE yaitu Virus
Sahastrabudhi yang biasa disebut denga Virus. Virus selalu
memandang bahwa kesuksesan akan dapat diraih oleh
mahasiswa yang rajin, penurut dan memiliki nilai yang bagus. Ia
menilai bahwa mahasiswa yang sukses yiatu mahasiswa yang
berasil diterima kerja di perusahaan-perusahaan besar dan
mendapatkan banyak gaji yang fantastis. Hal ini dikarenakan ia
tidak pernah menghendaki penemuan-penemuan baru yang
mana bisa mendorong mahasiswa untuk lebih kreatif dan
produktif. Selain itu Ia juga tidak pernah menghiraukan apa
kelebihan dan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa, ia
menganggap semua mahasiswa seperti robot yang mana antara
satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya harus memiliki
kepintaran yang sama untuk menjemput kesuksesan. Tak sedikit
pula para orang tua mahasiswa yang mengingikan anaknya untuk
menjadi seorang insinyur yang handal. Mereka beranggapan
bahwa sukses adalah orang yag berhasil menjadi insinyur yang
bisa melamar diperusahaan dengan gaji besar. Padahal anaknya
memiliki bakat dan passion tersendiri untuk perkembangan
karirnya dimasa mendatang. Dari penjelasan tersebut sangat
jelas bagaimana ideologi pedidikan yang diterapkan dalam film 3
idiots tersebut.
Jika dianalisa sesuai dengan pendekatan sosiologi
pendidikan, ideology pendidikan yang digunakan dalam film 3
idiots adalah ideology Liberalisme yang sifatnya ilmiah-rasional
yang mana dalam penyesuaiannya terhadap tuntutan social
politik. Yang mana pendidikan dianggap sebagai structural
fungsional yang bertujuan untuk menstabilkan norma dan nilai
dalam masyarakat yang ada. Dalam ideology ini, yang
diutamakan dalam pendidikan adalah prestasi antara siswa atau
mahasiswa. Realisasinya system rangking mulai diberlakukan di
tiap-tiap sekolah. Jika dilihat dalam film 3 Idiots system rangking
juga diberlakukan untuk mengumumkan hasil ujian. Mahasiswa
yang mendapatkan nilai tertinggi akan mendapatkan rangking
pertama dan juga mendapatkan kursi disebelah rector ICE saat
foto kelulusan. Dalam ideology ini manusia dianggap setara
apabila memiliki pendidikan yang tinggi, prestasi yang gemilang
dan juga mendapatkan pekerjaan yang mapan. Secara tidak
langsung, ideology ini mengenyampingkan anak yang tidak
memiliki prestasi namun memiliki kemampuan pada salah satu
bidang yang bisa saja kedepannya bisa menjadi suatu profesi
yang diimpikan selama ini. Selaini itu, karena terdapat
kepentingan politik dan ekonomi para penguasa ekonomi elit bisa
dengan mudah membeli ijazah dan juga nilai beserta prestasinya.
Hal ini dicontohkan juga pada film 3 Idiot, dimana yang berperan
sebagai Rancho sebenarnya bukanlah Rancho tetapi Punsukh
Wangdhu. Ia adalah seorang anak pelayan yang dari kecil
memang suka belajar dan sering menggantikan Rancho yang asli
untuk mengenyam pendidikan. Pada suatu hari, rahasia ini
terbongkar dan ia disuruh untuk emlanjutka pendidikan hingga
lulus kuliah. Namun ketika ia lulus ijazah, ranging, nilai, dan juga
prestasi ini dibeli oleh Rancho asli untuk berbisnis. Bagi kaum elit
ini sangatlah mudah karena mereka tinggal membeli dengan
uang tanpa tau bagaimana prosesnya dan apa yang akan
didapatkan. Hasilnya Rancho yang hanya membeli ijazah menjadi
pengusaha terkenal namun Punsukh Wangshu lebih kaya
darinya, karena ia menjadi ilmua besar.
System pendidikan yang ada pada film 3 idiots tidak jauh
dari system pendidikan yag ada di Indonesia. Mash banyak guru,
dosen, orang tua yang menganggap dengan memperoleh nilai
yang bagus, menguasai pelajaran dan menjadi bintang kelas
adalah kunci menuju kesuksesan. Mereka tidak memikirkan apa
bakat yang dimiliki oleh anak atau murid mereka. Hal ini membuat
siswa/mahasiswa kadang merasa tertekan dengan kegiatan
menuntut di sekolah atau kampus. Di sekolah siswa dipandang
pintar dan akan dianggap akan menjadi orang sukses ketika
mereka bisa mendaptkan nilai baik, mendapatkan rangking, dan
banyak prestasi. Banyak para guru yang lupa bahwa tidak semua
siswa itu sama. Sedangkan di kampus lulus dengan
mendapatkan IPK 4.00 adalah kunci sukses. Kesuksesan mereka
berpatokan pada selesainya skripsi. Sehingga au tidak mau
mahasiswa harus membuat dan menyelesaikan skripsi untuk
mendapat gelar dan ijazah yang nantinya bisa dijadikan sebagai
dasar melamar pekerjaan. Mahasiswa disini dibauat untuk
mencari pekerjaan. Karena mereka memang dituntut seperti itu
oleh dosen ataupun juga orang tua mereka. Sehingga muncullah
kasus-kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
alasan mereka tidak bisa menyelesaikan skripsi.
Disini kita tahu bahwa para mahasiswa hanya
mementingkan simbol-simbol akademis, dan bukannya kualitas
keilmuan dan kepribadian. Target utama sekolah adalah yang
penting kuliah, cepat lulus, dapat ijasah dan kemudian bisa
bekerja di perusahaan atau menjadi PNS. Persoalan keilmuan,
kualitas intelektual dan kematangan potensi diri itu bagi mereka
adalah persoalan bulshit. Yang penting tetap ijasah dan nilai
tinggi, terlepas apakah untuk mendapatkan nilai dan ijasah itu
benar-benar melalui proses yang benar atau tidak; terlepas
apakah nilai-nilai tinggi yang tertulis dalam ijazah itu sesuai
dengan kualitas keilmuannya ataukah tidak.
Dengan pola dan kualitas pendidikan semacam itu, wajar jika di
Indonesia sulit ditemukan ilmuwan-ilmuwan besar yang mampu
melahirkan beragam terobosan dan sejumlah inovasi yang bisa
memberikan perubahan dan perbaikan konkret dalam mengatasi
problematika kehidupan. Negara dipenuhi oleh banyak orang
yang berijasah sarjana, magister dan doktor, tetapi sepi dari
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan; temuan-temuan
baru pun tidak berkembang secara signifikan.
Dari analisa film yang telah dilakukan diharapakan
pendidikan dilakukan dengan tujuan sebagai proses
pendewasaan. Paulo Freire mengatakan bahwa pendidikan
merupakan upaya untuk memanusiakan manusia agar bisa
menjadi manusia yang lebih baik. Bukan malah menjadi
boomerang pada dirinya sendiri. Pendidikan harusnya dirancang
untuk mulai mempercayai kemampuan diri yang bisa membawa
kemerdekaan dan kebebasan diri. Dalam ideology pendidikan
salah satu yang dibahas adalah ideology liberalism yang hanya
mengikat siswa dan mahasiswa untuk memperoleh nilai yang
bagus, mendapat prestasi untuk mencapai kesuksesan.
Harapannya pendidikan dilakukan untuk menemukan jati diri dan
mengenali kemampuan diri bukan untuk menekan diri.

You might also like