Pemberdayaan Pada Ibu Rumah Tangga Dalam Menjalankan Bank
Sampah Guna Meningkatkan Perekonomian Melalui Pelestarian Lingkungan di Desa Sambirejo
Pemberdayaan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sengaja dengan
tujuan dengan maksud memulai pembangunan berkelanjutan yang melibatkan komunitas-komunitas local yang ada di masyarakat seperti pedesaan. Suatu kegiatan bisa disebut sebagai pemberdayaan apabila seluruh masyarakat yang ada di dalamnya turut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Usaha yang dilakukan bisa dikatakan berhasil apabila masyarakat atau warga yang ada didlam wilayah tersebut yang berperan aktif menjadi agen pembangunan yaitu subyek pembangunan, bukannya menjadi objek pembangunan. Hal ini pun juga terjadi selama kegiatan pemberdayaan dilakukan di Desa Sambirejo. Desa Sambirejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Provisi Jawa Timur. Wilayah Desa Sambirejo memiliki luas sebanyak 2,303 Ha dengan adanya pembagian 4 dusun, 7 RW dan 19 RT. Di desa ini memiliki potensi tanah yang subur dan juga tanah yng luas, sehingga sebagian besar warga masyarakatnya menjadi petani sayur seperti kangkung, bayam, dan kemangi. Selain itu, mereka juga menanam padi dan juga jagung sebagai makanan pokok mereka. Tidak hanya itu, warga Desa Sambirejo juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang, PNS, guru, dan masih banyak lagi. Di setiap wilayah pasti memiliki suatu permasalahan yang kompleks. Salah satu masalah yang ada di Desa Sambirejo yaitu permasalahan lingkungan berupa. Lingkungan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang harus senantiasa dijaga dan dilestarikan. Lingkungan sangat berperan penting dalam kehidupan. Manusia dan makhluk hidup lainnya tentunya juga akan terus bergantung pada lingkungan. Di era yang semakin maju dan modern ini lingkungan menjadi aspek penting yang harus mendapat perhatian lebih. Karena di zaman yang semakin modern ini penggunaan barang-barang yang berpotensi merusak lingkungan semakin melimpah, seperti tas belanjaan yang terbuat dari plastik, botol dan kaleng minuman, sedotan, kemasan makanan instan dan lain sebagainya. Masalah sampah yang muncul di Desa Sambirejo sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, industri, dan kegiatan usaha lainnya. Jika sampah- sampah tersebut hanya dikumpulkan dan dibuang begitu saja maka semakin hari sampah-sampah tersebut akan semakin menumpuk. Dampak dari penumpukan sampah tersebut akan merusak lingkungan alam disekitar kita. Hal tersebut akan sangat membahayakan generasi masa depan, karena jika lingkungan sudah rusak maka akan sulit sekali untuk memperbaikinya. Salah satu ekosistem yang terdampak akibat banyaknya sampah adalah sungai. Utamanya sungai yang ada di dekat pasar dan juga rumah yang berhadapan dengan jalan raya. Apabila permasalahan sampah ini tidak ditindak maka keseimbangan alam akan terdampak. Maka dari itu, kita seagai generasi muda saat ini patut memperhatikam permasalahan ini. Ada berbagai upaya yang digalakkan dan dilakukan oleh pemerintah desa maupun dari masyarakat sendiri. Seperti sosialisasi masalah sampah dan membuat program salah satunya adalah “Bank Sampah”. Bank sampah adalah suatu system pengumpulan sampah yang dilakukan dengan cara memilah sampah kering dengan menggunakan manajemen seperti halnya perbankan, namun yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah. Bank sampah merupakan salah satu upaya dan strategi yang dilakukan untuk mengurangi intensitas sampah yang kian hari semakin menumpuk dengan menyetorkan sampah yang sudah dipilah. Di Desa Sambirejo pun juga menggunakan startegi pemberdayaan perempuan yaitu Bank sampah. Bank Sampah ini dirintis oleh ibu-ibu PKK yang awalnya ingin agar lapangan yang awalnya bersih lama-kelamaan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga mereka melakukan berbagai cara agar warga masyarakat yang lainnya pun turut dalam kegiatan mendirikan dan juga ikut serta dalam keanggotaan bank sampah. Dibentuknya Bank sampah yang ada di Desa Sambirejo ini dilatar belakangi oleh sampah-sampah yang kian hari semakin menumpuk. Banyak sekali tempat- tempat umum yang dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. Tempat yang dialih fugsikan adalah lapangan besar olah raga yang letaknya ada di pinggiran Desa Sambirejo. Adapun macam-macam sampah yang dibuang di area lapangan adalah sampah rumah tangga, sampah kegiatan usaha seperti jual beli, serta sampah industri. Selain itu, lapangan yang ada di dusun Sawahan juga letaknya dekat dengan pasar yang tentunya faktor penumpukan sampahnya lebih banyak. Sebelum Bank Sampah dibentuk tak jarang masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan di lapangan yang dialih fungsikan tadi. Karena mereka juga tidak tahu harus diapakan sampah-sampah tersebut. Bank Sampah yang ada di Desa Sambirejo ini sudah berjalan selama 4 tahun. Pemerintah desa mendirikan Bank Sampah bersama dengan ibu-ibu yang sangat peduli dengan lingkungan. Bank Sampah ini hanya dikelola oleh 8 orang saja, diantaranya Bu Siti Khuzaifah sebagai direktur, Bu Istifadah sebagai Bendahara, Bu Aminatus Solihah sebagai Sekretaris, serta 5 orang anggota yaitu Bu Yayuk, Bu Suzanik, Bu Nur Kholifah, Bu Atik, dan Bu Maslahah. Bank Sampah ini dilaksanakan tiap hari Minggu mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Awal dari pembentukan Bank Sampah ini tidak semua masyarakat mau untuk diajak bergabung. Namun upaya terus dilakukan seperti sosialisasi di Balai Desa, Sosialisasi saat ada kegiatan masyarakat seperti tahlilan, dibaan serta sosialisasi dari rumah ke rumah. Mereka awalnya sangat sulit mendapatkan dukungan dari warga masyarakat. Berkat kerja keras dari 8 pengurus Bank Sampah tersebut kini Bank Sampah bisa terus berkembang dan tentunya turut aktif dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di Desa Sambirejo khususnya dusun Sawahan. Sistem kerja yang diterapkan oleh pengurus Bank Sampah Desa Sambirejo yaitu dengan menjemput sampah-sampah yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat dirumah masing-masing. Sampah tersebut dijemput oleh Pak Munib dan Bu Atik menggunakan motor viar. Setelah itu sampah-sampah dikumpulkan di gedung Bank Sampah untuk dipilah-pilah lalu diambil pengepul. Masyarakat yang sudah mengumpulkan Bank Sampah akan mendapatkan uang sesuai berat sampah yang dikumpulkan. Uang yang dihasilka dari sampah tersebut disimpan di Bank Sampah. Masyarakat yang ikut menyimpan uang hasil pengumpulan sampah di Bank sampah disebut sebagai Nasabah. Sistem Bank Sampah yang berjalan secara siginifikan membawa perubahan yang sangat besar. Bank Sampah tak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang menumpuk, namun juga sangat membantu perekonomian masyarakat setempat. Pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Bank Sampah mencapai 40 juta per bulan, hal ini dimanfaatkan oleh pengurus/pengelola Bank Sampah untuk dijadikan sebagai Unit Simpan Pinjam. Bagi masyarakat yang menyimpan hasil penukaran sampah biasanya diambil menjelang hari raya. Ada yang terkumpul 500 ribu hingga 1 juta. Secara tidak langsung Bank Sampah yang dikelola oleh 8 orang ini membawa perubahan dan pengaruh yang sangat positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Dari pemberdayaan yang telah berhasil dilakukan menampakkan bahwa kita membutuhkan banyak partisipasi masyarakat untuk dapat menjalankan program pembersihan desa yaiu Bank Sampah. Kita sebagai generasi masa kini, baik dari yang muda hingga yang tua perlu adanya semangat untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik.