You are on page 1of 3

Nama : Nor Khofifah

NIM : 200521100033
Kelas : Sosiologi/5-A

Pemberdayaan Pada Ibu Rumah Tangga Dalam Menjalankan Bank


Sampah Guna Meningkatkan Perekonomian Melalui
Pelestarian Lingkungan di Desa Sambirejo

Pemberdayaan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sengaja dengan


tujuan dengan maksud memulai pembangunan berkelanjutan yang melibatkan
komunitas-komunitas local yang ada di masyarakat seperti pedesaan. Suatu
kegiatan bisa disebut sebagai pemberdayaan apabila seluruh masyarakat yang ada
di dalamnya turut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Usaha yang
dilakukan bisa dikatakan berhasil apabila masyarakat atau warga yang ada didlam
wilayah tersebut yang berperan aktif menjadi agen pembangunan yaitu subyek
pembangunan, bukannya menjadi objek pembangunan. Hal ini pun juga terjadi
selama kegiatan pemberdayaan dilakukan di Desa Sambirejo.
Desa Sambirejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Jogoroto Kabupaten Jombang Provisi Jawa Timur. Wilayah Desa Sambirejo memiliki
luas sebanyak 2,303 Ha dengan adanya pembagian 4 dusun, 7 RW dan 19 RT. Di
desa ini memiliki potensi tanah yang subur dan juga tanah yng luas, sehingga
sebagian besar warga masyarakatnya menjadi petani sayur seperti kangkung,
bayam, dan kemangi. Selain itu, mereka juga menanam padi dan juga jagung
sebagai makanan pokok mereka. Tidak hanya itu, warga Desa Sambirejo juga
banyak yang berprofesi sebagai pedagang, PNS, guru, dan masih banyak lagi.
Di setiap wilayah pasti memiliki suatu permasalahan yang kompleks. Salah
satu masalah yang ada di Desa Sambirejo yaitu permasalahan lingkungan berupa.
Lingkungan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang harus senantiasa
dijaga dan dilestarikan. Lingkungan sangat berperan penting dalam kehidupan.
Manusia dan makhluk hidup lainnya tentunya juga akan terus bergantung pada
lingkungan. Di era yang semakin maju dan modern ini lingkungan menjadi aspek
penting yang harus mendapat perhatian lebih. Karena di zaman yang semakin
modern ini penggunaan barang-barang yang berpotensi merusak lingkungan
semakin melimpah, seperti tas belanjaan yang terbuat dari plastik, botol dan kaleng
minuman, sedotan, kemasan makanan instan dan lain sebagainya.
Masalah sampah yang muncul di Desa Sambirejo sebagian besar berasal
dari sampah rumah tangga, industri, dan kegiatan usaha lainnya. Jika sampah-
sampah tersebut hanya dikumpulkan dan dibuang begitu saja maka semakin hari
sampah-sampah tersebut akan semakin menumpuk. Dampak dari penumpukan
sampah tersebut akan merusak lingkungan alam disekitar kita. Hal tersebut akan
sangat membahayakan generasi masa depan, karena jika lingkungan sudah rusak
maka akan sulit sekali untuk memperbaikinya. Salah satu ekosistem yang
terdampak akibat banyaknya sampah adalah sungai. Utamanya sungai yang ada di
dekat pasar dan juga rumah yang berhadapan dengan jalan raya. Apabila
permasalahan sampah ini tidak ditindak maka keseimbangan alam akan terdampak.
Maka dari itu, kita seagai generasi muda saat ini patut memperhatikam
permasalahan ini.
Ada berbagai upaya yang digalakkan dan dilakukan oleh pemerintah desa
maupun dari masyarakat sendiri. Seperti sosialisasi masalah sampah dan membuat
program salah satunya adalah “Bank Sampah”. Bank sampah adalah suatu system
pengumpulan sampah yang dilakukan dengan cara memilah sampah kering dengan
menggunakan manajemen seperti halnya perbankan, namun yang ditabung
bukanlah uang melainkan sampah. Bank sampah merupakan salah satu upaya dan
strategi yang dilakukan untuk mengurangi intensitas sampah yang kian hari semakin
menumpuk dengan menyetorkan sampah yang sudah dipilah. Di Desa Sambirejo
pun juga menggunakan startegi pemberdayaan perempuan yaitu Bank sampah.
Bank Sampah ini dirintis oleh ibu-ibu PKK yang awalnya ingin agar lapangan yang
awalnya bersih lama-kelamaan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
Sehingga mereka melakukan berbagai cara agar warga masyarakat yang lainnya
pun turut dalam kegiatan mendirikan dan juga ikut serta dalam keanggotaan bank
sampah.
Dibentuknya Bank sampah yang ada di Desa Sambirejo ini dilatar belakangi
oleh sampah-sampah yang kian hari semakin menumpuk. Banyak sekali tempat-
tempat umum yang dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. Tempat
yang dialih fugsikan adalah lapangan besar olah raga yang letaknya ada di pinggiran
Desa Sambirejo. Adapun macam-macam sampah yang dibuang di area lapangan
adalah sampah rumah tangga, sampah kegiatan usaha seperti jual beli, serta
sampah industri. Selain itu, lapangan yang ada di dusun Sawahan juga letaknya
dekat dengan pasar yang tentunya faktor penumpukan sampahnya lebih banyak.
Sebelum Bank Sampah dibentuk tak jarang masyarakat yang membuang sampah
secara sembarangan di lapangan yang dialih fungsikan tadi. Karena mereka juga
tidak tahu harus diapakan sampah-sampah tersebut.
Bank Sampah yang ada di Desa Sambirejo ini sudah berjalan selama 4
tahun. Pemerintah desa mendirikan Bank Sampah bersama dengan ibu-ibu yang
sangat peduli dengan lingkungan. Bank Sampah ini hanya dikelola oleh 8 orang
saja, diantaranya Bu Siti Khuzaifah sebagai direktur, Bu Istifadah sebagai
Bendahara, Bu Aminatus Solihah sebagai Sekretaris, serta 5 orang anggota yaitu Bu
Yayuk, Bu Suzanik, Bu Nur Kholifah, Bu Atik, dan Bu Maslahah. Bank Sampah ini
dilaksanakan tiap hari Minggu mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
Awal dari pembentukan Bank Sampah ini tidak semua masyarakat mau untuk
diajak bergabung. Namun upaya terus dilakukan seperti sosialisasi di Balai Desa,
Sosialisasi saat ada kegiatan masyarakat seperti tahlilan, dibaan serta sosialisasi
dari rumah ke rumah. Mereka awalnya sangat sulit mendapatkan dukungan dari
warga masyarakat. Berkat kerja keras dari 8 pengurus Bank Sampah tersebut kini
Bank Sampah bisa terus berkembang dan tentunya turut aktif dalam mengatasi
permasalahan sampah yang ada di Desa Sambirejo khususnya dusun Sawahan.
Sistem kerja yang diterapkan oleh pengurus Bank Sampah Desa Sambirejo
yaitu dengan menjemput sampah-sampah yang sudah dikumpulkan oleh
masyarakat dirumah masing-masing. Sampah tersebut dijemput oleh Pak Munib dan
Bu Atik menggunakan motor viar. Setelah itu sampah-sampah dikumpulkan di
gedung Bank Sampah untuk dipilah-pilah lalu diambil pengepul. Masyarakat yang
sudah mengumpulkan Bank Sampah akan mendapatkan uang sesuai berat sampah
yang dikumpulkan. Uang yang dihasilka dari sampah tersebut disimpan di Bank
Sampah. Masyarakat yang ikut menyimpan uang hasil pengumpulan sampah di
Bank sampah disebut sebagai Nasabah.
Sistem Bank Sampah yang berjalan secara siginifikan membawa perubahan
yang sangat besar. Bank Sampah tak hanya membantu mengurangi jumlah sampah
yang menumpuk, namun juga sangat membantu perekonomian masyarakat
setempat. Pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Bank Sampah mencapai 40
juta per bulan, hal ini dimanfaatkan oleh pengurus/pengelola Bank Sampah untuk
dijadikan sebagai Unit Simpan Pinjam. Bagi masyarakat yang menyimpan hasil
penukaran sampah biasanya diambil menjelang hari raya. Ada yang terkumpul 500
ribu hingga 1 juta. Secara tidak langsung Bank Sampah yang dikelola oleh 8 orang
ini membawa perubahan dan pengaruh yang sangat positif bagi kehidupan
masyarakat setempat.
Dari pemberdayaan yang telah berhasil dilakukan menampakkan bahwa kita
membutuhkan banyak partisipasi masyarakat untuk dapat menjalankan program
pembersihan desa yaiu Bank Sampah. Kita sebagai generasi masa kini, baik dari
yang muda hingga yang tua perlu adanya semangat untuk melakukan perubahan
kea rah yang lebih baik.

You might also like