You are on page 1of 11

Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127

Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

PENERAPAN TELENURSING DALAM PENINGKATAN KUALITAS


PELAYANAN KEPERAWATAN HOME CARE : KAJIAN LITERATUR

Royani1, Mira Asmirajanti2, Anita Sukarno2


1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa
Unggul
2Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul

Jalan Arjuna Utara No 9 Jakarta Barat


Korespondensi E-mail: miraasmirajanti@esaunggul.ac.id

Submitted: 15 Februari 2021, Revised: 15 Maret 2021, Accepted: 17 Maret 2021

Abstract
Introduction: Telenursing is a type of home care nursing service as a result of the development
of health technology. The application of telenursing is expected to improve service quality. This
study aims to identify the application of telenursing in improving the quality of home care nursing
services. Method: This research was conducted in a literature review on 22 articles using
database search. Results: The application of telenursing can improve the quality of home
nursing services from the aspects of physical evidence, reliability, responsiveness, assurance,
and empathy. Telenursing services are used for monitoring, consultation, education and
assessment. Telenursing services can be an alternative service if the number of health workers is
less. Telenursing services can be used for patients with degenerative disorders who require a
long treatment because services can be done without conditions and can reduce costs. Nurses,
patients and families can be relied upon by using cellphones, whether voice or video calls. They
can be accepted and applied conveniently over long distances. Conclusion: Telenursing is quite
effective in home care nursing services. Clients can efficient in the cost and time of travel to
health services.

Keywords: Telenursing, Nursing Home Care, Quality of Service.

Abstrak
Latar Belakang: Telenursing merupakan salah satu jenis pelayanan keperawatan home care
sebagai dampak dari perkembangan teknologi kesehatan. Penerapan telenursing diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
penerapan telenursing dalam peningkatan kualitas pelayanan keperawatan home care. Metode:
Penelitian ini dilakukan secara kajian literatur pada 22 artikel dengan menggunakan pencarian
database. Hasil: Penerapan telenursing dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
home care mulai dari aspek bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.
Pelayanan telenursing digunakan untuk monitoring, konsultasi, edukasi dan pengkajian.
Pelayanan telenursing dapat menjadi alternatif pelayanan jika jumlah tenaga kesehatan kurang.
Pelayanan telenursing dapat digunakan pada pasien-pasien dengan gangguan degeneratif yang
memerlukan perawatan yang lama karena pelayanan dapat dilakukan tanpa dibatasi jarak dan
dapat mengurangi pembiayaan. Perawat, pasien dan keluarga dapat berinteraksi dengan
menggunakan handphone, baik panggilan suara atau video. Mereka dapat berinteraksi dan
berkonsultasi dengan nyaman meskipun secara jarak jauh. Kesimpulan: Penerapan telenursing
cukup efektif diterapkan dalam pelayanan keperawatan home care. Klien dapat menghemat
biaya dan waktu perjalanan ke pelayanan kesehatan.

Kata kunci: Telenursing, Keperawatan Home Care, Kualitas Pelayanan.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi kesehatan meningkatkan usia harapan hidup dan


6
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

angka kelahiran sehingga peningkatkan jumlah penduduk. Proyeksi jumlah penduduk


Indonesia 25 tahun mendatang akan mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010
adalah 238,5 juta dan pada tahun 2035 akan menjadi 305,6 juta (Bappenas, 2013)
Peningkatan harapan hidup terkadang tidak disertasi dengan peningkatan kesehatan
masyakat. Prevalensi kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 48,9%, dan balita
yang mengalami gizi kurang masih juga masih cukup tinggi. Penyakit menular seperti
ISPA memiliki prevalensi 15%, pneumonia 75%, dan untuk penyakit tidak menular
seperti asma pada usia diatas >75 tahun 5,1 %, kanker pada usia 55-64 tahun 4,62%,
serta kejadian stroke dari tahun 2013 7% yang terus meningkat menjadi 10,9% pada
tahun 2018, gagal ginjal kronis 8,23%, penyakit sendi 18,9%, diabetes melitus 6,3%,
penyakit jantung 4,7% dan hipertensi 69,5% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2018). Hal tersebut perlu adanya penanganan dan kerja sama yang baik
antara pelayanan kesehatan, pasien dan keluarga.
Pelayanan kesehatan berperan dan bertanggung jawab dalam penanganan dan
pemberian asuhan yang tepat. Berdasarkan hasil identifikasi kesehatan masyarakat
yang dilakukan (Prasetyo, Djauhari, & Wardojo, 2016) menunjukkan bahwa 48% kasus
perawatan luka, 30% perwatan antenatal, 15% perawatan rehabilitasi pasca stroke, dan
7% kasus paliatif. Peningkatan jumlah individu dengan penyakit degeneratif,
meningkatkan jumlah hari perawatan dan waktu rehabilitasi. Terbatasnya pembiayaan
dari asuransi kesehatan dan adanya standar jumlah hari rawat di rumah sakit
sehingga memerlukan tindak lanjut pelayanan asuhan di rumah.
Pelayanan asuhan dilakukan di rumah dalam pelayanan home care. Home care
merupakan suatu perawatan lanjutan dari pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
berkesinambungan, diberikan kepada individu dan keluarga di rumah mereka dengan
tujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit (Permenkes
no. 9, 2019). Home care adalah salah satu jenis pelayanan dalam praktik keperawatan
yang diberikan oleh perawat di tempat praktik mandiri perawat sesuai dengan peraturan
dan undang-undang yang berlaku.
Pelayanan home care dapat diberikan secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan media komunikasi. Berdasarkan hasil survey (APJII, 2018)
menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia sebanyak 171,17 juta jiwa (64,8%)
dari total populasi penduduk Indonesia 264,16 juta orang. Presentase kontribusi
internet per wilayah dari seluruh pengguna internet di daerah Sumatra 21,6%, Jawa
55,7%, Kalimantan 6,6%, Bali dan Nusa Tenggara 5,2%, serta Sulawesi, Maluku Papua
sebesar 10.9% . Pemakaian internet dengan menggunakan perangkat smartphone atau
handphone menempati presentase tertinggi 93,9% dibandingkan dengan perangkat
lain.
Adanya perkembangan teknologi informasi di bidang kesehatan, menimbulkan
inovasi dalam pemberian asuhan keperawatan secara Telenursing. Telenursing
memungkinkan penerapannya di pelayanan home care. Di Indonesia pelayanan secara
telenursing telah digunakan. RSUD Dr. Muh. Yunus di Bengkulu salah satu rumah sakit
yang melaksanakan Home Visit berbasis SIM Telenursing. Program itu dirancang untuk
memudahkan aksebilitas dalam menjangkau pelayanan di rumah sakit tersebut,
pengembangan program pelayanan ini dilakukan secara online melalui website
(Padila., et al 2018). Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya juga telah merancang
sistem pengelolaan data berbasis telenursing pada pelayanan home care dengan untuk
memudahkan proses pendataan dan dapat menghemat penggunaan kertas (Nerisa, et
al 2017). Negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada dan Inggris juga telah
menerapkan telenursing. Di Inggris 15% klien yang dirawat di rumah menggunakan
teknologi telekomunikasi. Di Eropa sejumlah studi menunjukkan bahwa sebagian besar
klien mendapatkan pelayanan melalui telenursing (Murdiyanti, 2012) .
Di dalam penelitian (Padila et al, 2019) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

7
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

home care di tinjau dari 5 aspek yang meliputi kehandalan, jaminan, bukti langsung,
empati dan daya tanggap sangat berkaitan erat dengan kepuasan klien. Sebagian
besar masyarakat merasa puas terhadap pelayanan, tetapi ada beberapa orang
masyarakat mengeluhkan prosedur yang kurang sederhana, kurang menghibur,
peralatan tidak lengkap, jadwal kunjungan tidak teratur, dan perawat yang kurang
mendengar keluhan klien. Berdasarkan hal tersebut di atas menggambarkan bahwa
home care memang cukup efektif digunakan sebagai inovasi dalam pelayanan
kesehatan (Padila,et al 2019).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, yaitu aspek-aspek dalam kualitas
pelayanan kesehatan yang terdiri dari kehandalan, jaminan, bukti fisik atau langsung,
empati dan daya tanggap. Tujuan dari penelitian adalah melakukan peninjauan literatur
terkait penerapan telenursing dalam peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
home care.

Metode

Penulisan ini menggunakan metode kajian literatur, yaitu penelitian berdasarkan


rangkuman dari beberapa penelitian terkait dengan topik penelitian yang telah
ditentukan (Pamungkas, R. A & Usman, A. M, 2017). Artikel yang digunakan melalui
penelusuran dengan database dari Google scholar antara tahun 2015 sampai 2020.
Strategi penelaahan menggunakan kata kunci Telenursing AND Keperawatan
Home Care, dan Telenursing AND Penyakit kronis. Artikel dikumpulkan dan dipilih
sesuai dengan kata kunci yang telah ditentukan. Metode penelitian dari artikel yang
digunakan tidak dibatasi. Penelaahan meliputi judul, tujuan penelitian, metode
penelitian dan hasil penelitian.
Artikel yang telah dipilih merupakan artikel penelitian yang dapat di akses secara
lengkap. Review terdiri dari penelitian kualitatif dan kuantitatif terkait dengan penerapan
telenursing dalam keperawatan home care. Penelitian dilakukan di berbagai fasilitas
pelayanan kesehatan. Desain penelitian terdiri dari study literature, kuasi eksperimental
, dan survei cross sectional.

Hasil

Artikel yang didapatkan yaitu sejumlah 30 artikel yang diperoleh dari strategi
pencarian. Dari 30 artikel, 15 artikel tidak terpilih dengan alasan tidak dapat di akses
secara lengkap, sehingga terdapat 15 artikel yang digunakan dalam studi ini. Adapun
dengan rincian sebagai berikut: 8 studi literatur, 5 kuasi eksperimental, 1 design and
development research, 1 survei cross sectional. Pengelompokan review artikel
dikategorikan menjadi monitoring, konsultasi, edukasi dan pengkajian yang dapat dilihat
pada tabel-tabel di bawah ini:

Tabel1. Implementasi telenursing dalam monitoring


Penulis Judul Metode Kesimpulan
(Anggana, et Pengembangan telenursing N- SMSI Kajian Memonitor program
al, 2019) (Ners - Short Message Service Literatur pengobatan klien dengan TB
Intervention) dalam perawatan pasien Paru melalui pesan
TB (Tuberkulosis) post rawat di Rumah elektronik
Sakit
(Berwulo, et Efektifitas Telenursing Terhadap
Kuasi Terdapat efektivitas saat
al, 2016) Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Eksperi dilakukan intervensi
8
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

Malaria Di Puskesmas Wilayah Kerja mental memantau konsumsi obat


Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika
(Efendi, et al, Aplikasi Mobile– Health sebagai Upaya Kajian Memantau perawatan dan
2017) Peningkatan Kualitas Pelayanan Literatur kegiatan anak di rumah.
Keperawatan Anak dengan Penyakit
Kronis
pada Setting Home Hospital
(Kausari, et al, Pemanfaatan Teknologi Informasi Kajian Teknologi ini berfungsi
2020) Berbasis Internet Terhadap
literatur memantau klien yang
Perkembangan Home Care Di Indonesia
berada di wilayah terpencil

(Lestari, et al, Telehealth: Elektronik House call System,


Kajian Memantau klien
2015) Solusi Mengurangi Biaya Perawatan Literatur menggunakan fitur video call
Kesehatan
(Maharani, M. Mobile Health Application – Smartphone
Kajian Memantau klien dengan
Y, 2018) Based Dalam Peningkatan Self-
Literatur menggunakan aplikasi
Management Pasien Diabetes Melitus
dengan fitur yang beragam
dengan tujuan meningkatkan
self management klien.
(Pratama, et Pengaruh Telenursing Terhadap
Kuasi Memantau klien dan
al, 2019) Perawatan Diri Pasien Dengan Penyakit Eksperi memotivasi klien untuk
Kronis mental mampu melakukan
perawatan mandiri.
(Rohayati, Aplikasi e-Health Berbasis Teknologi
Kajian Memonitor status kesehatan
2020) Smartphone dalam Monitoring Klien
Literatur klien dengan menggunakan
dikomunitas: Studi Literatur
aplikasi

(Yulianti, et al, Dampak Bantuan Telenursing Pada


Kuasi Memonitor aktivitas makan,
2016). Glikemik Tingkat Klien Dm Tipe Ii Di Klinik eksperi dan kegiatan selama di
Kesehatan Lokal Kampung Baru Luwuk mental rumah
Di Banggai 2016

Tabel 2. Implementasi telenursing dalam konsultasi


Penulis Judul Metode Kesimpulan
(Oktaviani, Penerapan Home Telemedicine Untuk Kajian Menggunakan video call
E, 2016) Perawatan Paliatif Pada Anak (Pediatric Lieratur untuk memantau keadaan
Palliative Care) beserta saran-saran aktivitas
yang dapat dilakukan klien
(Schulz Intervensi Keperawatan Lewat Telepon Kuasi Konsultasi dilakukan
Renata da Untuk Kolesistektomi Laparoskopi Dan Eksperimen menggunakan telepon untuk
Silva., et al, Hernia Perbaikan: Studi Terkontrol Secara tal mengidentifikasi faktor-faktor
2020) Acak yang dapat meningkatkan
risiko komplikasi post operasi
(Veen, Tara Potensi Teknologi Kesehatan Bergerak Survei Menggunakan aplikasi yang
van., et al, Untuk Mengurangi Kesehatan Cross membantu pengambilan
2019) Kesenjangan Dalam Komunitas Yang Sectional kepuasan ketika keadaan
Tidak Terlayani darurat

9
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

Tabel 3. Implementasi telenursing dalam edukasi


Penulis Judul Metode Kesimpulan
(Danal, P. Mhealth Berbasis Smartphone Dalam Kajian Penggunaan Smartphone dapat
H, 2019) Manajemen Diare Pada Anak Balita Literatur mempermudah akses informasi
kesehatan secara merata
(Wulandari, Pengaruh Aplikasi Telehomecare Kuasi Melakuka peninjauan kembali
2017) Terhadap Pengetahuan Penderita Eksperim mengenai edukasi yang telah
Tuberculosis Paru Tentang Penularan diberikan sebelumnya
Penyakit Tuberculosis ental

Tabel 4. Implementasi telenursing dalam pengkajian


Penulils Judul Metode Kesimpulan
(Minhajuddin Pengembangan Aplikasi Design and aplikasi DFUAS hasil pengembangan
, et al, 2016) Diabetes Foot Ulcer Assessment Developme diantaranya adalah fitur login, menu
Scale (Dfuas) Pada nt utama (home), tambah data pasien,
Smartphone Research pengkajian pasien, menampilkan data dan
memunculkan grafik hasil pengkajian.

Tabel 5. Identifikasi bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, kepedulian dalam
telenursing
Penerapan Implementasi Kualitas pelayanan
Telenursin Penulis Tangibilit Responsiv
Reliability Assurance Empathy
g y e
(Anggana,  Prosedur  Mendeng  Kompeten  Memberi
et al, 2019) sederhana arkan  Komunika kan
; (Berwulo  Jadwal keluhan si terampil perhatia
Tidak ada
et al,2016) ; tepat  Informasi  Ramah n
fasilitas
(Lestari, et waktu di dan khusus
Monitoring yang
al, 2017) ;  Pelayanan sampaika sopan pada
disediaka
(Pratama et cepatdan n dengan klien
n
al, 2019) ; tepat sederhana  Memberi
(Yulianti, et  Tindakan kan
al, 2016) cepat saat pemaha
(Efendi, et dibutuhka man
al, 2017) ; n pada
(Kausari, et keluarga
al, 2019) ;  Komuni
(Maharani Aplikasi kasi
et al, Terapeut
2016) ; ik
(Rohayati,
2020)
(Schulz et Tidak ada
al, 2020) fasilitas
Konsultasi yang
disediaka
n
(Oktaviani,
2016)
Aplikasi
(Veen et al,
(2019)
(Danal , Prosedur Informasi
Edukasi Aplikasi
2018) Sederhana Di
10
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

(Wulandari, Tidak ada sampaikan


2017) fasilitas dengan
yang jelas dan
disediaka sederhana
n
(Minhajuddi
Pengkajian Aplikasi
n, 2016)

Pembahasan
Penerapan Telenursing Dalam Pelayanan Keperawatan Home Care
Berdasarkan hasil kajian beberapa literatur, penerapan telenursing dalam
keperawatan home care lebih dominan kepada peninjauan klien, melakukan konsultasi,
edukasi dan pengkajian pada penyakit atau masalah tertentu. Monitor merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk memantau, mengamati dan mengawasi suatu kondisi
tertentu. Berdasarkan hasil penelitian Anggana (2019), Berwulo (2016), Efendi (2017),
Kausari (2019), Lestari (2017), Maharani (2016),
Berdasarkan informasi yang didapat dari penelitian (Pratama, 2019), (Royati, 2020),
dan (Yulianti, 2016) bahwa kegiatan monitoring dilakukan untuk membantu
meningkatkan kepatuhan klien dalam menjalani pengobatan, seperti pengobatan TB;
DM dan penyakit kronis lainnya. Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa jenis kasus-kasus yang ditangani dalam pelayanan keperawatan
home care meliputi pasien Diabetes dan penyakit kronis lainnya (Parellangi, 2016).
Tidak hanya memonitor pengobatan, penerapan telenursing ini juga digunakan
untuk memonitor aktivitas yang perlu dilakukan dan tidak perlu dilakukan pada klien
dengan penyakit-penyakit tersebut selama berada di tempat tinggal klien. Dalam
kegiatan monitor ini, petugas kesehatan khususnya perawat dapat mengetahui kondisi
terkini klien. Kegiatan monitoring ini terbukti dapat meningkatkan kepatuhan
pengobatan klien dengan penyakit tertentu yang membutuhkan perawatan atau
pengobatan jangka panjang seperti pengobatan TBC (Anggana, Reditya., dan Ikasari, F
S., 2019). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan tujuan umum home care yaitu
meningkatkan; mempertahankan; dan memulihkan kesehatan, mengoptimalkan tingkat
kemandirian klien dan keluarganya, serta meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari
masalah kesehatan yang dialami klien (Parellangi, 2016).
Media yang digunakan dalam proses monitoring in adalah handphone, mulai dari
lewat SMS sampai ada aplikasi khusus dan web sebagai database yang bisa di akses
oleh keluarga klien. Kegunaan lainnya klien dan keluarga juga dapat melaporkan kondisi
klien jika terjadi keluhan atau ada pertanyaan-pertanyaan seputar penyakit serta
perawatan klien yang belum keluarga paham, kegiatan ini biasa disebut dengan
konsultasi.
Hasil penelitian (Oktaviani, 2016) dan (Veen, 2019), yaitu konsultasi dilakukan
melalui aplikasi yang dapat diakses melalui handphone, terdapat fitur video call
didalamnya sehingga klien dan keluarga dapat berkomunikasi dengan melihat satu sama
lain tanpa harus bertemu secara langsung. Artikel yang ditulis oleh (Schulz Renata da
Silva., et al, 2020) bahwa handphone dengan fitur panggilan sura digunakan sebagai
alat dalam membantu penyembuhan luka bekas operasi. Manfaat lain konsultasi ini
adalah membuat klien atau keluarga klien benar-benar memperoleh jawaban atau
informasi dari ahli sehingga tidak terpengaruh mitos atau hoax. Dalam hal ini tidak
hanya konsultasi tetapi juga perawat memberikan informasi kepada keluarga yang
bernilai edukasi.
Menurut penelitian (Danal, et al, 2018) bahwa edukasi diberikan kepada klien
khususnya anak-anak untuk mengurangi dan manajemen diare pada anak. Model
aplikasi yang diberikan yaitu aplikasi game yang didalamnya berisi edukasi bagaimana
cara mencuci tangan yang benar. Edukasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan

1
1
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257
pengetahuan anak maupun orang tua sehingga manajemen diare pada anak dapat

12
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

dilakukan dengan baik secara mandiri. Penelitian Wulandari (2019)melakukan edukasi


melalui dua tahap. Tahap pertama dilakukan secara tatap muka pada saat kunjungan ke
fasilitas kesehatan, tahap kedua dilakukan peninjauan kembali informasi yang telah
disampaikan pada tahap pertama, namun pada tahap kedua ini prosesnya melalui
telepon.
Penelitian (Minhajuddin, et al, 2016) tentang rancangan pengembangan aplikasi
Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) sebagai alat untuk melakukan
pengkajian luka diabetes. Klien dapat melaporkan kondisi lukanya dengan mengisi fitur
pada aplikasi tersebut, sehingga perawat dapat mengetahui perkembangan
penyembuhan luka. Aplikasi harus dilengkapi dengan identifikasi.

Identifikasi bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati dalam
penerapan telenursing
Setelah mendapatkan hasil dari literature review mengenai penerapan telenursing
dalam pelayanan keperawatan home care yang terdiri dari monitoring, konsultasi,
edukasi dan pengkajian selanjutnya dilakukan identifikasi kualitas pelayanan. Aspek dan
indikator pelayanan yang dijadikan acuan dalam proses identifikasi yaitu berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh fahrepi et al (2019), yang terdiri dari aspek bukti fisik
(tangibility), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminanan
(asurance), dan kepedulian (empathy).

Bukti Fisik (Tangibility)


Monitoring, berdasarkan hasil literature review dilakukan dengan dengan
menggunakan fitur SMS dan panggilan suara, yaitu berdasarkan penelitian yang ditulis
oleh (Anggana, 2019), (Berwulo, 2016), (Pratama, 2019), dan (Wulandari, 2019). Pada
proses penerapan tersebut klien tidak diberikan fasilitas khusus untuk menunjang
pelayanan, yang berarti bahwa institusi pelayanan tidak menyediakan fasilitas atau
sarana prasarana, sehingga tidak terlihat bagaimana penampilan para staf dalam
pemberian pelayanan. Menurut (Fahrepi et al, 2019) bahwa bukti fisik menunjukkan
eksistensi kemampuan dan penampilan institusi serta staf, kemampuan sarana
(komunikasi), prasarana fisik serta lingkungan sekitarnya pada pihak eksternal,
Sedangkan berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh (Efendi, 2017),
(Kausari, 2019), (Lestari, 2017), (Maharani, 2016), dan (Rohayati, 2020) bahwa proses
monitoring perlu ditunjang dengan aplikasi khusus yang disediakan oleh institusi
pelayanan home care. Aplikasi tersebut dibuat sesuai dengan kondisi atau penyakit
yang dialami klien, dimana pada beberapa aplikasi terdapat fitur tambahan seperti video
call. Aplikasi tersebut diasumsikan sebagai suatu sarana prasarana untuk menunjang
pelayanan kesehatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring dalam pelayanan
keperawatan home care sebaiknya dilengkapi dengan aplikasi khusus sebagai bukti fisik
yang merupakan fasilitas dalam menunjang pelayanan.
Konsultasi, berdasarkan hasil penelitian (Schulz, et al, 2020) bahwa konsultasi
dapat dilakukan melalui handphone, yaitu menghubungi klien pasca operasi dengan
tujuan memberikaninformasi mengenai perawatan luka operasi pada klien dan keluarga.
Sedangkan dalam penelitian (Oktaviani, 2016) bahwa aplikasi dapat digunakan keluarga
untuk mendiskusikan bagaimana cara perawatan paliatif pada anak. Menurut (Veen et
al, 2019) bahwa aplikasi digunakan sebagai alat untuk melaporkan atau mendiskusikan
masalah-masalah yang ada dalam komunitas sehingga masalah tersebut dapat dapat
ditangani lebih awal. Pemberian konsultasi berhubungan dengan kepuasan klien dan
peningkatan mutu pelayanan (Fahrepi, 2019).
Edukasi dan Pengkajian, berdasarkan penelitian yang ditulis oleh (Danal, 2018)

1
3
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

bahwa penerapan aplikasi telenursing untuk pemberian edukasi. Artikel tersebut


membahas mengenai aplikasi khusus manajemen diare pada anak untuk menarik
perhatian anak-anak dalam bentuk game, yang disisipkan edukasi mengenai cuci tangan
untuk mengurangi angka kejadian diare pada anak. Pada artikel (Minhajuddin, 2016)
menunjukkan sebuah pengembangan aplikasi untuk mengetahui perkembangan luka
Diabetes Melitus dan meminimalkan terjadinya cedera. Dalam aplikasi tersebut terdapat
fitur yang dapat diisi secara mandiri oleh klien.

Keandalan (Reliability)
Berdasarkan pada (tabel 5) di atas didapatkan bahwa pelaksanaan monitoring;
konsultasi dan edukasi yang dilakukan melalui SMS, panggilan telepon maupun melalui
aplikasi dapat memenuhi aspek keandalan. Menurut (Fahrepi et al, 2019) bahwa
keandalan meliputi indikator kesederhanaan dalam prosedur, jadwal sesuai dengan
yang ditetapkan dan pelayanan yang diberikan tepat dan cepat.

Daya tanggap (Responsiveness)


Berdasarkan pada (tabel 5) di atas menunjukkan bahwa monitoring, konsultasi dan
edukasi yang menggunakan panggilan suara maupun aplikasi dapat memenuhi aspek
kehandalan. Hal tersebut diidentifikasi berdasarkan hasil penelitian (Fahrepi et al, 2019)
yang meliputi indikator mendengarkan keluhan klien dengan baik, informasi yang
disampaikan jelas dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Jaminan (Assurance)
Penerapan monitoring dan konsultasi baik melalui panggilan maupun aplikasi yang
dilengkapi fitur video call maka indikator, seperti kompetensi; keterampilan komunikasi;
dan kesopanan karyawan atau petugas kesehatan akan terlihat. Tetapi jika penerapan
edukasi dan pengkajian menggunakan sebuah aplikasi khusus tanpa fitur video call
maka jaminan pelayanan tidak akan terlihat atau tidak dapat dirasakan oleh klien dan
keluarganya.

Kepedulian (Empathy)
Pelaksanaan monitoring dan konsultasi baik melalui aplikasi maupun tidak,
menyebabkan klien dan keluarga merasakan perhatian khusus dari pelayanan
keperawatan tersebut. Kepercayaan klien dan keluarga menjadi meningkat karena
menggunakan komunikasiterapeutik yang baik meskipun dilakukan menggunakan media
tertentu. Dalam aplikasi terdapat fitur-fitur yang mendukung seperti layanan video call.
Namun berbeda dengan penerapan telenursing dalam bentuk edukasi dan pengkajian,
dimana aplikasi yang digunakan tidak memuat fitur yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana komunikasi terapeutik antara petugas dengan klien beserta keluarga.

Kesimpulan

Telenursing dalam pelayanan keperawatan home care dapat efektif digunakan,


meskipun terkendala jarak yang cukup jauh. Telenursing dapat digunakan untuk
membantu melakukan pelayanan monitoring, konsultasi, edukasi dan pengkajian secara
jarak jauh. Apalagi jika dalam suatu institusi kesehatan kekurangan SDM telenursing ini
menjadi hal yang perlu diterapkan untuk menunjang pelayanan. Setelah dilakukan
identifikasi kualitas pelayanan dalam penerapan telenursing tersebut secara
menyeluruh bentuk penerapan tersebut sebagian besar sudah memenuhi indikator
dalam masing-masing aspek kualitas pelayanan yang telah ditentukan.
Berdasarkan kajian literatur yang telah 14 dilakukan menunjukkan penerapan
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

telenursing dalam pelayanan keperawatan home care dapat mempengaruhi kualitas


pelayanan.

Daftar Pustaka

Asmirajanti, M., Hamid, S. Y. A., & Hariyati, T. S. (2017). Clinical care pathway strenghens
interprofessional collaboration and quality of health service: a literature review, 27, 240–
244.
Anjaswarni, Tri. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2018). Laporan Survei Penetrasi & Profil
Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Polling Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). RISKESDAS 2018. In Balitbangkes (p.
198).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_R
KD2018_FINAL.pdf
Bappenas, R. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. In Badan Pusat Statistik.
https://doi.org/10.1007/BF00830441
Permenkes no. 9. (2019). Permenkes RI No. 9 Tentang Klinik. Departemen Kesehatan RI, Nomor
16(879), 2004–2006.
Budiono. (2016). Bahan Ajar Keperawatan : Konsep Dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Fadhila, R., & Afriani, T. (2020). Penerapan Telenursing Dalam Pelayanan Kesehatan : Literature
Review. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 3(2), 77–84.
Fahrepi, R., Rate, S., & Hadi, A. J. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Home Care Dengan
Tingkat Puskesmas Batua Kota Makassar. PROMOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat,
9(0451), 122–128. Retrieved from
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/viewFile/589/482
Liza, Fera. (2010). Perkembangan Telenursing. Depok: Universitas Indonesia.
Noviestari, Enie., Gunawijaya, Jajang., & Indracahyani, Agustin. (2018). Pelatihan Asuhan
Keperawatan peka Budaya Efektif Meningkatkan Kompetensi Kultural Perawat. Jurnal
keperawatan Indonesia. Volume 21 (1)
Perry & Potter. (2010). Fundamental keperawatan. Elsivier: Singapore
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2013). Standar Kompetensi Perawat Indonesia
Edisi IV. Jakarta
Pamungkas. Rian Adi., & Usman, Andi Mayasari. (2017). Metodologi Riset
Keperawatan.Trans Info Media : Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2019). Permenkes No. 26 Tahun 2019
Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2019). Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan.
Parellangi, Andi. (2016). Home Care Nursing Aplikasi Praktik Berbasis Evidence
Based.Yogyakarta : ANDI
Padila, Lina, F. L., Febriawati, H., Agustina, B., & Yanuarti, R. (2018). Home Visit Berbasis
Sistem Informasi Manajemen Telenursing. Jurnal KeperawatanSilampari, 2(1), 217–235.
PP, D. M. (2012). Penerapan Telenursing Sebagai Salah Satu Cara Menyediakan Pelayanan
Keperawatan Dalam Era Teknologi Informasi.
Prasetyo, B. Y., Djauhari, T., & Wardojo, I. S. S. (2016). Potensi Layanan Homecare Di Rs
Umm Didasarkan Pada Analisa Kasus Penyakit, Ekonomi Dan Sosial Masyarakat. Jurnal
Keperawatan, 7(1), 70–78.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
Syam, D. A., & Sukihananto. (2019). Manfaat dan Hambatan Dalam Pelaksanaan Sistem
Informasi keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah.
Setyawati, M. B. (2011). “ Telenursing ” Dalam Monitoring Pasien Kemoterapi, 1–9.

1
5
Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN (Print) : 2502-6127
Vol.6, No.1, Maret 2021 ,p.6-15 ISSN (Online) : 2657-2257

Utami, W. Ngesti. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Widyastoeti, Hesty Tri. (2016). Draft Konsep Pengembangan Pengembangan Pelayanan Home
Care. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan. KementerianKesehatan Republlik Indonesia

16

You might also like