You are on page 1of 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324401071

Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang

Article  in  JURNAL ILMIAH EKONOMI ISLAM · March 2018


DOI: 10.29040/jiei.v4i1.161

CITATIONS READS

3 609

1 author:

Rina Rosia
IAIN Salatiga
7 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rina Rosia on 17 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 14-27

Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang

Rina Rosia
Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
*Email korenpondensi: rosia_rina@yahoo.com

Recieved 28-02-2018 | Revised 15-03-2018 | Accepted 24-03-2018

Abstract
Imam al-Ghazali perspective, money has two function, those were a medium of exchange and as a unit
of account. So, the money demand was for transaction motive and precautionary motive. Depend on,
in conventional economics, the function of money was a store of value and wealth that make the
demand money is for speculative motive. As the result of this was encourage a person to make money
as a business commodity, that can be traded by interest orientation. Because, interest was considered
as a price in using money. So, person was more interest in trading money in the non real sector, than
used as a transaction in the real sector. This problem could result in the inhibition of the flow of
economic activity.

Keywords: Money, Function of money, The money demand.


Abstrak
Menurut Imam al-Ghazali, uang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai media pertukaran dan sebagai
satuan hitung. Jadi, permintaan uang hanya untuk motif transaksi dan motif kehati-hatian. Berbeda
dengan ekonomi konvensional, uang berfungsi sebagai media penyimpan nilai dan kekayaan yang
membuat permintaan uang untuk motif spekulatif. Hal ini lah yang mendorong seseorang untuk
menjadikan uang sebagai komoditas bisnis, yang bisa diperdagangkan dengan orientasi bunga. Sebab,
bunga tersebut dianggap sebagai harga dalam menggunakan uang. Jadi, orang lebih tertarik
memperdagangkan uang di sektor non riil, daripada digunakan sebagai transaksi di sektor riil, yang
bisa mengakibatkan terhambatnya arus aktivitas ekonomi.

Kata kunci: Uang, Fungsi Uang, Motif Permintaan Uang

Saran sitasi: Rosia, R. (2018). Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 4(01), 14-27. doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v4i1.161

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v4i1.161

1. Pendahuluan kegiatan produksi, distribusi, konsumsi, atau pun


refleksi dari kekayaan atau pendapatan.
Uang selalu menjadi topik menarik untuk
Ekonomi Islam memandang bahwa uang
diperbincangkan dalam kajian ekonomi Islam.
merupakan alat untuk mencapai pertambahan
Karena uang adalah nadi perekonomian. Tanpa
nilai ekonomis (economic added value) (Huda
adanya uang, perekonomian tidak akan berjalan
dan Nasution, 2009). Tanpa pertambahan nilai
dinamis. Hingga saat ini, hampir semua kegiatan
ekonomis tersebut, uang tidak dapat menciptakan
ekonomi sangat bergantung dengan uang, baik
kesejahteraan. Oleh karena itu, uang hanya akan
berkembang bila ditanamkan dalam kegiatan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 15
ekonomi riil (tangible economic activities). Hal pemikiran Imam al-Ghazali, akan tetapi peneli-
ini juga telah dijelaskan oleh Imam al-Ghazali tian ini memiliki titik perbedaan dengan
dalam magnum copus-nya Ihya’ Uluumuddin, penelitian sebelumnya, yakni pada fokus
bahwa pada dasarnya uang adalah perantara penelitian. Penelitian ini akan difokuskan pada
dalam kegiatan ekonomi, sehingga uang hanya fungsi dan motif permintaan uang menurut
berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange) pemikiran Imam al-Ghazali dalam peranannya
dan satuan hitung (unit of account) (Al Ghazali, dalam pasar modal.
Tth). Namun, sekarang fungsi uang tergeser
2. Metode Penelitian
menjadi alat penimbun kekayaan dan sebagai alat
spekulasi. Karena tindakan masyarakat (moral Penelitian ini merupakan penelitian kepus-
hazard) berupa spekulasi dan gharar (penipuan), takaan (library research) dengan pendekatan
berhasil membuat gelembung ekonomi (bubble deskriptif. Yaitu dengan mendeskripsikan atau
economic) seperti yang terjadi dalam sistem menjelaskan pemikiran Imam al-Ghazali tentang
keuangan modern sekarang ini, di antaranya uang. Metode pengumpulan data pada penelitian
dalam pasar modal. ini menggunakan metode dokumentasi, kemu-
Pasar modal yang seharusnya membantu dian dianalisis menggunakan content analysis
perusahaan atau individu yang mengalami arus (analisis isi), yaitu dengan menganalisa data-data
kas yang tidak sesuai antara inflows dan kepustakaan yang bersifat deskriptif atau analisa
outflows-nya, malah digunakan sebagai lahan ilmiah tentang pesan suatu premis.
bisnis. Uang hanya digunakan sebagai permainan 3. Hasil dan Pembahasan
untuk mengeruk keuntungan yang sebesar- 3.1 Pengertian Uang
besarnya. Lain halnya jika uang dijadikan Uang merupakan penemuan terpenting
sebagai upaya dalam membangun kerjasama dalam perekonomian. Uang menjadi solusi dari
bisnis antar bangsa. Hal ini justru akan permasalahan jual beli yang dilakukan dengan
membantu lembaga keuangan untuk menghadapi cara pertukaran barang dengan barang, barang
problematika likuiditasnya. dengan jasa, atau yang lebih dikenal dengan
Untuk mengetahui secara luas tentang tema sistem barter (Nasution, 2007). Terhapusnya
tersebut, penulis berusaha mengumpulkan karya- sistem pertukaran barter tersebut, dalam sejarah
karya yang relevan, baik berupa buku, artikel, ekonomi merupakan akibat dari banyaknya
jurnal, tesis, atau disertasi. Di antara karya-karya kendala dalam setiap kali melakukan pertukaran
yang berkontinu yaitu: 1) Disertasi Mujibatun (Kasmir, 2011).
(2012) yang berjudul “Konsep Uang dalam Secara umum, uang berdasarkan fungsi atau
Hadis”, 2) Karya Sutopo (2013) yang berjudul tujuan penggunaannya, uang didefinisikan
“Pemikiran Imam Ghazali Tentang Ekonomi sebagai suatu benda yang dapat dipertukarkan
Islam”, 3) Karya Jalaluddin (2014) yang berjudul dengan benda lain, sebagai alat penyimpan
“Konsep Uang menurut Imam Ghazali”, 4) kekayaan, dan sebagai alat untuk membayar
Karya Rusydiana (2010) yang berjudul hutang di waktu yang akan datang (Rivai, 2007).
“Relevansi Konsep Mata Uang Islami dengan Sementara itu, Sukirno (2001) mendefiniskan
Realita Ekonomi Modern”, 5) Karya Endriani bahwa, uang merupakan benda-benda yang
(2015) yang berjudul “Konsep Uang: Ekonomi disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara
Islam vs Ekonomi Konvensional”, 6) Karya untuk mengadakan tukar menukar atau
Nurlaili (2016) yang berjudul “Uang dalam perdagangan. Atau dengan kata lain, uang
perspektif Ekonomi Islam (Depresiasi Nilai merupakan sesuatu yang diterima atau dipercaya
Rupiah)”. masyarakat sebagai alat pembayaran atau
Meskipun terdapat kesamaan metode mau- transaksi (Rahardja dan Manurung, 2008).
pun teori, yakni teori tentang uang menurut
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 16
Senada dengan definisi di atas, Stonier dan diperjualbelikan dan disimpan sebagai asset dan
Hague (1960). mendefiniskan bahwa, money is kekayaan individu. Karena uang merupakan
the exchange good. Dari berbagai definisi sesuatu yang bersifat public goods bukan private
tersebut, dapat disimpulkan bahwa uang goods.
hanyalah merupakan media atau alat tukar dalam 3.2 Fungsi Uang
melakukan transaksi. Uang merupakan bagian yang tidak dapat
Beberapa literatur ekonomi konvensional dipisahkan dalam sistem ekonomi. Dengan
mengatakan bahwa uang merupakan aset yang dimunculkannya uang, segala kendala akibat
istimewa dan mempunyai status yang istimewa sistem barter dapat diatasi, bahkan fungsi uang
pula di atas aset-aset yang lainnya. Hal ini tidak hanya sebatas sebagai alat tukar saja,
disebabkan karena; Pertama, uang merupakan melainkan beralih ke fungsi-fungsi lainnya yang
barang yang paling liquid, mudah untuk diperjual jauh lebih luas (Rianto, 2010). Secara umum,
belikan dan dipertukarkan dengan barang lainnya fungsi uang yaitu:
tanpa memberikan biaya transaksi tinggi. Kedua, a. Alat tukar (medium of exchange)
tidak ada biaya penyimpanan, sehingga dapat Fungsi uang sebagai alat tukar, meru-
ditukarkan kapan saja dan di mana saja. pakan basic function (fungsi utama uang).
Sehingga, uang bisa digunakan sebagai modal Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar
dan di lain sisi uang digunakan sebagai uang itu akan jauh lebih mudah dijalankan jika
sendiri (Karim, 2002). dibandingkan dengan kegiatan perdagangan
Dalam ekonomi Islam, secara umum uang secara barter (Sukirno, 2010). Seseorang
bukanlah modal (capital). Sementara ini, kadang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang
orang salah kaprah menempatkan uang. Uang untuk memenuhi kebutuhannya, akan dapat
disamaartikan dengan modal (capital). Uang dengan mudah memperolehnya apabila ia
adalah barang khalayak (public goods), dan memiliki uang yang cukup untuk membeli
bukan barang monopoli seseorang (Suprayitno, kebutuhan tersebut.
2005). Jadi, semua orang berhak memiliki uang b. Satuan hitung (unit of account)
yang berlaku di suatu negara. Sementara modal Fungsi uang sebagai satuan hitung,
(capital) adalah barang pribadi perorangan. menunjukkan besar kecilnya nilai yang
Pengertian uang sebagai modal, pada gili- dijadikan sebagai satuan hitung (Sukirno,
rannya akan memunculkan ide adanya bunga 2001). Sehingga nilai suatu barang dapat
sebagai harga dari penggunaan uang tersebut. dengan mudah dinyatakan dengan menun-
Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh Islam, jukkan nilai jumlah uang yang diperlukan
karena uang tidak identik dengan modal, untuk memperoleh barang tersebut.
sehingga uang tidak boleh diperjualbelikan c. Alat penyimpan nilai/daya beli (store of
layaknya barang-barang komoditas ekonomi value).
lainnya. Karena Islam hanya menerima uang Fungsi uang sebagai alat penyimpan
sebagai alat tukar maupun sebagai alat satuan nilai, yaitu uang dapat digunakan untuk
hitung untuk mengukur suatu nilai barang dan mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke
komoditas ekonomi dalam suatu sistem masa mendatang (Sukirno, 2010). Artinya,
perekonomian. Hal ini untuk menggantikan nilai uang tidak kadaluwarsa sebagaimana
sistem perekonomian barter yang penuh dengan layaknya barang yang diperdagangkan.
praktek ketidakadilan dan ketidakjujuran Ketika seorang menjual sesuatu, maka saat
(Mannan, 1997). ini pula ia menerima sejumlah uang sebagai
Oleh karena itu, ekonomi Islam mendefi- alat pembayaran atas barang dan jasa yang
nisikan uang sebagai fasilitator atau mediasi dijualnya, sehingga ia dapat menyimpan uang
pertukaran, bukan komoditas yang dapat
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 17
tersebut untuk membeli barang dan jasa pada perputaran uang tersebut (Rahardja dan
masa mendatang. Manurung, 2008). Sehingga Teori ini kemudian
d. Ukuran bayaran tertunda (standar of deffered dikenal dengan Quantity Theory of money (teori
payment) kuantitas uang).
Dalam fungsi ini, uang dapat digunakan Teori ini secara matematis dapat dirumuskan
sebagai alat untuk mengadakan pembayaran dengan (MV=PT), dimana M (money atau jum-
tertunda (Sukirno, 2010). Adanya uang akan lah uang yang beredar atau penawaran uang) dan
mempermudah menentukan standar penci- V (Velocity atau tingkat kecepatan perputaran
cilan utang piutang secara tepat dan cepat, uang) sama dengan P (Price atau harga barang/
baik secara tunai maupun secara angsuran. jasa) dan T (jumlah barang/jasa yang menjadi
Sehingga, secara mudah dapat ditentukan objek transaksi) (Suprayitno, 2005). Dari rumus
berapa besar nilai utang piutang yang harus tersebut, dapat disimpulkan bahwa uang dalam
diterima atau dibayar sekarang atau di masa arti flow concept, berarti uang hanya akan
yang akan datang (Rianto, 2010). berfungsi sebagai uang apabila ia beredar atau
Namun, ada syarat penting agar fungsi uang mengalir di masayarakat (Karim, 2010).
yang ke-empat ini dapat dijalankan dengan baik Sementara Marshall-Pigou (Cambridge
yaitu bahwa nilai uang yang digunakan harus school) dari kelompok stock concept, menya-
tetap stabil. Artinya, apabila sejumlah uang yang takan bahwa tingkat demand for holding money
dibelanjakan tersebut, akan tetap memperoleh merupakan indikator pendapatan masyarakat.
barang-barang yang sama banyak dan sama Dalam teori ini lebih menekankan pada faktor
mutunya dari waktu ke waktu (Sukirno, 2010). perilaku dalam mempertimbangkan untung rugi.
3.3 Teori Permintaan Uang Sehingga, permintaan uang selain dipengaruhi
Secara konvensional, teori keuangan dibe- oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan,
dakan menjadi dua kelompok, yaitu teori stock permintaan uang juga dipengaruhi oleh tingkat
concept (dipelopori oleh Marshall-Pigou dari bunga, tingkat pendapatan, dan ekspektasi masa
Cambridge school, dan Keynesian) dan teori flow depan. Dengan kata lain, Cambridge mengang-
concept (dipelopori oleh Irving Fisher, Friedman, gap uang sebagai alat penyimpan kekayaan
dan kaum Monetaris) (Rukhstad, 1992). (Suprayitno, 2005). Sehingga apabila terdapat
Perbedaan kedua teori ini terletak pada asumsi kenaikan pada penghasilan nasional secara riil,
yang dipakai serta cara pandang dan model maka permintaan akan uang tunai juga akan naik.
analisis yang diterapkan (Dimyati, 2008). Dan Konsep ini kemudian disebut dengan teori sisa
pada akhirnya akan berimplikasi pada motif tunai (Karim, 2010).
permintaan uang. Selain itu, ada pula kelompok stock concept
Irving Fisher dari kelompok Flow Concept, yang dipelopori Keynes. Bahwa teori ini,
menyatakan bahwa apabila terjadi transaksi sebagaimana asumsi oleh Fisher, akan tetapi
antara penjual dan pembeli, maka terjadi permintaan uang ditambahkan dengan adanya
pertukaran antara uang dan barang/jasa, sehingga asumsi bahwa uang juga dipengaruhi oleh tingkat
nilai dari uang yang ditukarkan pastilah sama suku bunga dan ekspektasi masa mendatang,
dengan nilai barang/jasa yang ditukarkan sehingga permintaan uang adalah sebagai tujuan
(Dimyati, 2008). Oleh karena itu, dalam kelom- spekulasi (Sukirno, 2010). Keynes
pok ini uang hanya berfungsi sebagai alat tukar mengungkapkan, The demand for money, or
(Rahardja dan Manurung, 2008). Selain itu, liquidity preferences as Keynes called it, depends
Fisher juga menegaskan bahwa tidak ada korelasi on three motives. These are: (1) the transaction
sama sekali antara kebutuhan memegang uang motive, (2) the precautionary motive, (3) the
dengan tingkat suku bunga. Akan tetapi besar speculative motive (Stonier dan Hague, 1960).
kecilnya uang akan ditentukan oleh kecepatan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 18
Menurut Keynes, adanya money demand for Ada yang mengatakan bahwa kata ini ditulis
transaction karena adanya kebutuhan untuk dengan satu huruf “z”, yaitu dinisbahkan kepada
membayar transaksi biasa (Suprayitno, 2005). nama desa atau tempat lahirnya di Ghazalah. Ada
Sehingga, motif ini dipengaruhi oleh tingkat juga yang berpendapat ditulis dengan dua huruf
pendapatan. Begitu juga money demand for “zz”, dinisbahkan kepada Ghazzal, yaitu
precaution, uang digunakan untuk tujuan pekerjaan ayahnya sebagai penenun dan penjual
memenuhi kemungkinan kebutuhan yang tak kain tenun (Amalia, 2010). Imam al-Ghazali
terduga, hal ini juga ditentukan oleh tingkat dilahirkan di Ghazalah, Kota Thus Propinsi
pendapatan (Suprayitno, 2005). Sedangkan Khurasan wilayah Persi (Iran) pada tahun 450
money demand for speculation, uang digunakan H/1058 M (Abidin, 1975). Ayahnya bekerja
untuk medapatkan keuntungan yang ditentukan sebagai pemintal benang dan pedagang kain wol.
oleh tingkat suku bunga. Keynes sebagaimana Walaupun keluarga Imam al-Ghazali hidup
yang dikutip oleh Suprayitno (2005), membuat dalam keadaan serba kekurangan, tetapi sang
asumsi bahwa seseorang dapat memegang ayah memiliki semangat keilmuan dan cita-cita
kekayaannya dalam dua jenis yaitu: pertama, yang tinggi.
dalam bentuk uang tunai di atas uang yang Sejak muda, Imam al-Ghazali sangat
diperlukan untuk tujuan transaksi dan berjaga- antusias terhadap ilmu pengetahuan. Imam al-
jaga. Kedua, dalam bentuk surat berharga seperti Ghazali belajar agama pertama kali di kota Thus
saham, obligasi, dan sebagainya. (Hanafi, 996). Di madrasah tersebut Imam al-
Pandangan Keynes inilah yang menjadikan Ghazali mulai belajar ilmu fiqih Syafi’i dan
uang tidak lagi murni hanya sebagai alat tukar, tauhid ‘Asy’ari dari seorang guru bernama
tetapi juga dapat dipakai sebagai alat komoditas Ahmad Ibn Muhammad az-Zarkani at-Thusi
mendapatkan keuntungan. Ini menyebabkan per- (Hanafi, 1996). Setelah di kota Thus, kemudian
mintaan uang menjadi tidak terduga dan tidak pergi ke kota Jurjan untuk belajar dasar-dasar
alami sebagaimana dalam pandangan kelompok ushul fiqih. Setelah itu, selama beberapa waktu,
flow concept. Tetapi realitanya memang uang Imam al-Ghazali pergi ke Naysabur untuk
sudah dipakai dalam sistem kapitalis sebagai melanjutkan rihlah ilmiahnya. Di kota ini, Imam
instrumen yang dapat menghasilkan bunga al-Ghazali belajar kepada al-Haramain Abu al-
(Murtadlo, 2015). Ma’ali al-Juwaini, sampai al-Juwaini wafat pada
Sehingga, inti dari teori ini orang bisa tahun 478 H/1085 M (Karim, 2012).
berspekulasi mengenai perubahan tingkat bunga Setelah itu, Imam al-Ghazali pergi belajar ke
di waktu mendatang. Bila suku bunga naik, ada Mu’askar untuk menemui perdana menteri
kecenderungan untuk mengurangi uang yang Nidzam al-Mulk. Di sinilah kecemerlangan
dipegang, meskipun volume transaksi yang Imam al-Ghazali mulai nampak, sehingga per-
terjadi adalah tetap. Begitu juga bila ekspektasi dana mentri pun tertarik karenanya. Kemudian
orang mengenai masa yang akan datang bunga Imam al-Ghazali ditunjuk untuk mengajar di an-
akan turun, maka orang cenderung untuk Nizhamiyyah pada tahun 484 H/1091 M (Amalia,
meningkatkan uangnya dan mengurangi jumlah 2012)
investasi yang dipegangnya. Sekitar empat tahun mengajar di madrasah
3.4 Pemikiran Imam al-Ghazali tentang Uang an-Nizhamiyah tersebut, kegelisahan pun melan-
3.4.1 Biografi Imam al-Ghazali da beliau. Muncul keraguan dalam diri Imam al-
Nama lengkap Imam al-Ghazali, adalah Ghazali mengenai ilmu-ilmu yang selama ini
Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad dipelajari dan diajarkannya, bahkan terhadap
ibnu Muhammad al-Ghazali (Al Ghazali, Tth). karya-karya yang telah dihasilkannya sendiri
Penulisan “Imam Ghazali”, para ulama berbeda (Amalia, 2010). Karena kebingungannya tersebut,
pendapat mengenai asal dan cara membacanya. Imam al-Ghazali memutuskan untuk meninggal-
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 19
kan jabatannya sebagai pengajar dan memu- Bagian dari nikmat Allah adalah dicipta-
tuskan untuk menemukan kebenaran sejati kannya dinar dan dirham, di atasnya tercermin
dengan melakukan perjalanan dari satu daerah ke nilai dunia. Keduanya hanyalah sekedar batu
daerah lain. yang tidak ada manfaat atas dzatnya, namun
Kemudian pada Tahun 488 H (1095 M), keduanya dibuat, karena manusia membutuhkan
Imam al-Ghazali pergi ke daerah Damaskus, barang yang banyak atas makanan, pakaian, dan
untuk melakukan ‘uzlah (pengasingan), riyadhah seluruh kebutuhannya (Al Ghazali, Tth).
(pelatihan), dan mujahadah. Pada saat ini pula, Inilah yang menjadi dasar pemikiran
Imam al-Ghazali menuangkan hasil intregasinya keuangan Imam al-Ghazali. Dari pernyataan
dari berbagai cabang keilmuan setelah masa tersebut dapat diambil suatu definisi uang
pengembaraannya yang panjang dalam kitab menurut Imam al-Ghazali, yaitu barang/benda
Ihya’ Ulumuddin. Tulisan tersebut merupakan yang berfungsi sebagai sarana mendapatkan
buah ma’rifat, ilham, dan wahyu yang barang lain/media pertukaran (medium of excha-
diterimanya. Selepas itu, Imam al-Ghazali pergi nge) yang dianggap tidak mempunyai nilai
ke Mekah untuk melakukan ibadah haji. sebagai barang (nilai intrinsik).
Sepulang dari tanah suci, Imam al-Ghazali Selain itu, Imam al-Ghazali juga menya-
langsung kembali ke kota kelahirannya Thus, takan bahwa:
dan tetap ber-khalwat (menyendiri/menyepi)
(Isa,Tth). ‫الدراهم والدنانير فانهما خادمان وال خادم لهما ومرادان لغيرهما‬
.‫وال يرادان لذاتهما‬
Setelah sekian lama perjalanan hidup Imam
al-Ghazali dalam mengabdikan diri untuk ilmu Uang (dinar dan dirham), merupakan alat-
pengetahuan dan memperoleh kebenaran pada alat untuk mencapai suatu maksud, yakni sebagai
akhir hayatnya, akhirnya pada hari Senin tanggal suatu alat perantara saja dan tidak untuk yang
14 Jumadil Akhir 505 H/1111 M, beliau lainnya (Al Ghazali, Tth)
meninggal dunia dalam usia 55 tahun (Amalia, Dengan demikian, signifikansi dari argu-
2010). mentasi Imam al-Ghazali mengenai definisi uang,
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa telah jelas bahwa uang hanya sebagai alat tukar
Imam al-Ghazali tergolong ulama yang taat (unit of exchange), atau sebagai alat penengah
berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah, taat saja (intermediary).
menjalankan agama, dan menghiasi dirinya 3.4.3 Evolusi Uang
dengan tasawuf. Selain itu, Imam al-Ghazali juga Uang memiliki evolusi panjang dalam
banyak menguasai berbagai ilmu pengetahuan, perkembangannya. Mulai dari kehidupan manu-
seperti ilmu kalam, filsafat, fiqih, hukum, sia yang masih primitif, hingga kehidupan
tasawuf, dan ilmu-ilmu lainya. manusia yang semakin modern. Dalam karyanya
3.4.2 Definisi Uang Ihya’ Ulumuddin, Imam al-Ghazali mengatakan
Menurut Imam al-Ghazali salah satu bahwa:
penemuan yang terpenting dalam perekonomian
adalah uang, hal ini setidaknya terlihat dari ‫ان كل انسان محتاج الى اعيان كثيرة في مطعمه وملبسه وسائر‬
pembahasan Imam al-Ghazali mengenai uang ‫ كما‬.‫ وقد يعجز عما يحتاج اليه ويملك ما يستغنى عنه‬,‫حاجاته‬
(Karim, 2012). Dalam pandangan Imam al- ‫ ومن يملك‬,‫يملك الزعفران مثال وهو محتاج الى جمل يركبه‬
‫ فالبد بينهما من‬,‫الجمل ربما يستغنى عنه ويحتاج الى الزعفران‬
Ghazali, uang yaitu:
‫ اذ ال يبذل صاحب‬,‫معاوضة والبد في مقادر العوض من تقدير‬
‫ وال مناسبة بين الزعفران‬,‫الجمل جمله بقدار من الزعفران‬
‫من نعم هللا تعالى خلق الدراهم والدنانير وبهما قوام الدنيا وهما‬
.‫والجمل حتى يقال يعطى منه مثله في الوزن اوالصورة‬
‫حجران ال منفعة في اعيانهما ولكن يضطر الخلق اليهما من‬
‫حيث ان كل انسان محتاج الى اعيان كثيرة في مطعمه وملبسه‬ Setiap manusia memerlukan bermacam-
.‫وسائر حاجاته‬
macam materi dalam hal kebutuhan sandang
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 20
pangan dan kebutuhan lainnya. Tapi terkadang ia Karenanya sejauh itu masyarakat belum membu-
tidak mampu menemukan kebutuhan-kebutuhan tuhkan adanya media transaksi semacam uang
tersebut, sedangkan saat itu ia memiliki barang (Fachruddin, 1961). Teori kedaulatan atau
yang sedang tidak ia butuhkan. Karena itu penetapan penguasa, oleh Knapp dan Keyness,
diperlukan adanya suatu alat tukar (uang) dan bahwa selama belum mendapatkan pengakuan
alat pengukur nilai bagi benda-benda yang akan yang resmi dari penguasa, suatu benda yang
dipertukarkan. Karena tidak mungkin seseorang berfungsi sebagai alat tukar dalam masyarakat
yang mungkin memiliki unta menyerahkan unta luas sekalipun, belum dapat disebut sebagai uang.
yang dimilikinya (hanya) untuk mendapatkan Jadi, bisa disebut uang bila barang tersebut sudah
za’faran. Lagi pula tidak ada korelasi antara disetujui oleh penguasa (ein gerchap der
za’faran dengan unta yang dapat menunjukkan rechtordnung) (Tahir, 1969). Teori konvensi,
perbandingan harga antara keduanya (Al Ghazali, Oleh Davanzati dan Montantri, bahwa dalam
Tth). kehidupan ekonomi barang dan jasa saling berha-
Kesulitan yang digambarkan dalam ungka- dapan antar yang satu dengan yang lain, sehingga
pan Imam al-Ghazali tersebut, akan nampak karenanya memerlukan adanya perantara yang
sekali dalam sebuah perekonomian yang masih dapat mempertemukan kebutuhan terhadap
menggunakan sistem barter dalam setiap transak- barang-barang dan jasa-jasa. Perantara tersebut
sinya. Sebab dalam sebuah ekonomi barter tidak lain adalah uang (Samuelson dan Nordhaus,
terdapat kesulitan-kesulitan yang sulit dipecah- 1995).
kan tanpa adanya alat tukar (uang). Di antaranya; Dari teori-teori tersebut, terdapat kesamaan
kurang memiliki angka (harga) penyebut yang sejarah tentang evolusi uang. Meskipun Imam al-
sama (lack of common denominator), barang Ghazali dalam memberikan definisi tentang uang
tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of goods), tidak menyebutkan harus disahkan oleh penguasa,
dan keharusan adanya dua keinginan yang sama tetapi pada redaksi lain, Imam al-Ghazali meng-
(double coincidence of wants) (Karim, 2012). haruskan pencetakan uang, pengesahan, dan
Adanya kesulitan- kesulitan yang ditimbul- penetapan harganya hanya boleh dilakukan oleh
kan oleh perdagangan dengan barter, menyebab- pemerintah atau institusi resmi yang ditunjuk
kan sejak berabad-abad yang lalu, orang telah untuk itu. Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa,
menggunakan uang sebagai alat untuk melan-
carkan kegiatan tukar menukar (Sukirno, 2001), ‫فاتخذت النقود من الذهب والفضة والنحاس ثم مست الحاجة الى‬
.‫الضرب والنقش والتقدير فمست الحاجة الى دار الضرب‬
yaitu dengan cara menjadikan barang-barang
tertentu berfungsi sebagai uang, a commodity Kemudian timbul kebutuhan terhadap harta
that becomes a medium of exchange is called a yang tahan lama sebagai bahan mata uang dari
money.( Smith, 1991) barang tambang, yaitu emas dan perak serta
Dalam ekonomi konvensional, dikenal tembaga untuk selanjutnya diperlukan pence-
beberapa teori tentang penemuan uang, antara takan, pemberian cap (ciri khusus) serta penen-
lain teori sejarah, oleh Werner Sombart, bahwa tuan nilai tukarnya, (untuk itulah) kemudian
Mula-mula masyarakat yang tinggal disebuah diperlukan tempat percetakan uang dan bank (Al
tempat hidup secara sederhana (primitive) dalam Ghazali, Tth)
corak kehidupan komunal. Komponen uatama Hal ini membuktikan, Imam al-Ghazali tidak
masyarakat terdiri atas para keluarga petani yang mengingkari bahwa suatu barang tidak dapat
secara praktis memproduksi barang untuk berfungsi sebagai uang sebelum mendapatkan
dikonsumsi sendiri. Dengan demikian belum ada pengesahan dari pemerintah, meskipun sean-
pemisahan antara faktor produksi dan faktor dainya masyarakat telah menggunakannya dalam
konsumsi. Sehingga pelaku ekonomi sekaligus proses transaksi secara luas.
berperan sebagai produsen dan konsumen.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 21
3.4.4 Fungsi dan Motif Permintaan Uang ‫بسبب البياعات الحاجة إلى النقدين‬
Mengenai fungsi uang, Imam al-Ghazali
Dengan disebabkannya jual beli, muncullah
telah menuturkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin,
bahwa fungsi uang digolongkan menjadi tiga kebutuhan terhadap dua mata uang (Al Ghazali,
yaitu (Al Ghazali, Tth): Tth).
Dalam redaksi lain, Imam al-Ghazali juga
Pertama,‫قوام الدنيا‬. Bahwa uang merupakan
menjelaskan tentang fungsi uang, bahwa:
alat yang dapat digunakan untuk menilai barang
sekaligus membandingkannya dengan barang ‫فإن من يريد أن يشتري طعاما بثوب فمن أين يدري المقدار الذي‬
yang lain, atau dalam ekonomi konvensional ‫يساوي من الطعام كم هو؟ والمعاملة تجري في أجناس مختلفة‬
fungsi ini disebut dengan satuan hitung atau unit ‫ فال بد‬،‫كما يباع ثوب بطعام وحيوان بثوب وهذه أمور ال تتناسب‬
of account (Schiller, 2003). Nilai suatu barang ‫من حاكم عدل يتوسط بين المتبايعين يعدل أحدهما باآلخر فيطلب‬
dapat dengan mudah dinyatakan, misalnya harga ‫ ثم يحتاج إلى مال يطول بقاؤه ألن‬،‫ذلك العدل من أعيان األموال‬
sepasang sepatu senilai lima puluh ribu rupiah, ‫وأبقى األموال المعادن فاتخذت النقود من‬. ‫الحاجة إليه تدوم‬
‫الذهب والفضة والنحاس‬
harga sehelai baju senilai dua puluh lima ribu
rupiah. Di sinilah pentingnya nilai harga yang Seseorang yang ingin membeli makanan
berlaku, untuk mengukur nilai barang yang harus dengan baju, dari mana dia mengetahui berapa
bersifat spesifik dan akurat (Rozalinda, 2014). ukuran makanan dari nilai baju tersebut? Jual
Menurut ‘Abduh (Tth), ini pula yang beli terjadi pada jenis barang yang berbeda-beda
menjadi tujuan dari pencetakan uang. Misalnya seperti dijual baju dengan makanan dan hewan
satu kilogram beras nilainya sama dengan satu dengan baju. Barang-barang ini tidak sama, maka
setengah kilogram gandum. Hal ini dapat diperlukan hakim yang adil sebagai penengah
diketahui dengan jelas apabila dinyatakan dalam antara kedua orang yang ingin bertransaksi dan
satuan nilai uang, misalnya dengan nilai sepuluh berbuat adil satu dengan yang lain. Keadilan itu
ribu rupiah atau sejenisnya. Sehingga dengan dituntut dari jenis harta. Kemudian diperlukan
adanya uang tersebut, manusia dapat dengan jenis harta yang bertahan lama karena kebutuhan
mudah mengukur dan menukarkan uang yang yang terus menerus. Jenis harta yang paling
dimilikinya dengan barang/jasa yang dibutuhkan. bertahan lama adalah barang tambang. Maka
Kedua, ‫المعاوضة‬. Bahwa uang dijadikan dibuatlah uang dari emas, perak, dan tembaga
sebagai sarana pencapaian tujuan dan untuk (Al Ghazali, Tth).
mendapatkan barang lain atau dalam ekonomi Pernyataan Imam al-Ghazali tersebut, me-
konvensional disebut sebagai medium of nunjukkan bahwa uang berfungsi sebagai ‫مقدار‬
exchange. fungsi ini juga menghapus kesulitan- (ukuran) dan ‫(حاكم عدل يتوسط بين المتبايعين‬hakim
kesulitan yang timbul dalam transaksi barter, yang adil sebagai penengah) atau dalam istilah
yaitu dalam hal penentuan perbandingan nilai modern saat ini disebut dengan unit of account
barang yang ditukar. (alat satuan hitung) dan medium of exchange
Fungsi uang menurut Imam al-Ghazali (alat pertukaran/penengah). Maka dapat dipa-
tersebut, tidak lepas dari pemikiran dasarnya hami bahwa uang dapat mengukur nilai harga
mengenai uang itu sendiri, yaitu semata-mata berbagai komoditas dan jasa, sehingga mampu
hanya merupakan alat tukar dalam transaksi. menengahi kepentingan antara penjual dan
Itulah yang menurutnya mendasari muncul pembeli secara mudah dan adil. Sehingga, motif
kebutuhan akan uang tunai di masyarakat. seseorang memegang uang tunai (money demand)
Sehingga uang baru akan memiliki nilai jika tidak lain adalah motif untuk transaksi (money
digunakan dalam suatu pertukaran (transaksi). demand for transaction). Motif tersebut sangat
Sebagaimana dalam pernyataan Imam al-Ghazali, berkaitan dengan fungsi uang itu sendiri sebagai
bahwa: alat tukar dan satuan hitung. Selain itu,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 22
diperlukan pula jenis harta yang bertahan lama Hai orang-orang yang beriman, janganlah
karena adanya kebutuhan yang terus menerus kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan
menunjukkan motif memegang uang untuk bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
berjaga-jaga akan kebutuhan yang akan datang mendapat keberuntungan (Departemen Agama
(money demand for precautionary). RI, 2005).
Permintaan uang dalam ekonomi Islam Dalam Islam, uang dipandang hanya sebagai
menurut Metwally (1995), juga hanya dikate- alat tukar, bukan sebagai barang dagangan
gorikan dalam dua hal, yaitu permintaan uang (komoditas) (Arifin, 2006). Karena uang tidak
untuk transaksi (money demand for transaction) dapat menghasilkan apapun. Dengan demikian,
dan untuk berjaga-jaga (money demand for praktik riba bisa terjadi pada uang yang dipinjam
precautionary). Hal ini menunjukkan bahwa atau yang dipinjamkan (Mannan, 1997). Dalam
landasan filosofis dari teori dasar permintaan Islam sendiri, sejarah telah mencatat bahwa di
tersebut adalah, bahwa Islam mengarahkan kalangan semua madzhab fiqh yang ada, telah
sumber-sumber daya yang ada untuk alokasi mencapai suatu konsensus bahwa riba yang
secara maksimum dan efisien (Suprayitno, 2005). diharamkan dalam al-Qur’an meliputi semua
3.4.5 Problematika Riba (Bunga) bentuk dan variannya (Chapra, 2001)
Riba merupakan permasalahan pelik dan Mengenai riba, Imam al-Ghazali telah
kontroversial dalam pembahasan ekonomi Islam. menjelaskan bahwa:
Riba berasal dari akar kata r-b-w yang memiliki
arti tambahan atau bertambah menjadi besar (as- ‫وقد حرمه هللا تعالى وشدد االمر فيه ويجب االحتراز منه على‬
‫الصيارفة المتعاملين على النقدين وعلى المتعاملين على‬
Sabuni, Tth), sesuatu yang lebih dan berkembang
‫ اذ ال ربا اال في نقد او في طعام وعلى الصير في ان‬,‫االطعمه‬
(Mardani, 2015), tambahan yang dimasukkan .‫يحترز من النسيئة والفضل‬
(Mahmud, 1968), tambahan atas modal (Khan,
1998), tambahan atas modal pokok yang Allah telah melarang riba, bahkan
diperoleh dengan cara yang batil (Antonio, 1999). menggunakan nada keras ketika melarangnya.
Secara teknis, riba dapat diartikan sebagai Oleh karena itu, seseorang wajib menghin-
mengambil tambahan dari investasi dengan darinya, terutama bagi petugas perbankan
dzalim (Nadjib, 2008). (shayaarafah), pedagang mata uang, dan atau
Sedangkan menurut istilah, para ulama memperjualbelikan uang (pertukaran uang),
berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, demikian juga pada penjual makanan pokok.
akan tetapi maksud dan maknanya tidak jauh Tidak ada riba kecuali pada naqd (emas denga
berbeda (Gilarso, 2004). Menurut al-‘Araby emas) atau dalam makanan, dan sebagainya
(Tth), mendefinisikan riba dengan semua dengan jumlah yang berbeda, merupakan bagian
tambahan yang tidak disertai dengan adanya dari riba nasi’ah dan riba fadl (Al Ghazali, Tth).
pertukaran kompensasi. Dengan kata lain, riba Menurut Imam al-Ghazali, sebagaimana
merupakan suatu akad/transaksi atas barang yang dikutip oleh Karim bahwa nilai suatu
tertentu yang ketika akad berlangsung, tidak barang tidak terkait dengan berjalannya waktu.
diketahui kesamaannya menurut ukuran syari’ah Dengan asumsi tersebut, Imam al-Ghazali
atau dengan menunda penyerahan kedua barang beralasan bahwa terdapat dua cara di mana
yang menjadi obyek akad atau salah satunya bunga dapat terbentuk dalam cara yang
(Arifin, 2009). tersembunyi (Karim, 2012). Yaitu: Pertama,
Dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 130, bunga dapat muncul jika ada pertukaran emas
Allah telah melarang keras adanya praktik riba.. dengan emas, tepung dengan tepung, dan
ٗۖ sebagainya, dengan jumlah yang berbeda atau
ۡ
َّ ْ‫ضعَفَ ٗة َوٱتَّقُوا‬
‫ٱَّللَ لَعَلَّ ُك ۡم‬ ِ ْ‫َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ َال تَأ ُكلُوا‬
ۡ َ‫ٱلربَ َٰٓواْ أ‬
َ ‫ضعَ ٗفا ُّم‬ waktu penyerahan yang berbeda. Jika waktu
َ‫ت ُ ۡف ِلحُون‬ penyerahan tidak segera, dan ada permintaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 23
untuk melebihkan komoditi, kelebihan ini tidak ada maksud atas dzatnya untuk pribadi
disebut riba nasi’ah (riba karena penagguhan) seseorang, keduanya hanya merupakan batu,
(Zuhri, 1997). Kedua, jika jumlah komoditas keduanya diciptakan agar beredar di tangan-
yang dipertukarkan tidak sama tetapi pertukaran tangan manusia, dan akan berfungsi sebagai
secara simultan, kelebihan yang diberikan dalam hakim di antara manusia dan dapat dijadikan
pertukaran tersebut disebut riba al-fadl (bunga sebagai standar nilai (Al Ghazali, Tth).
yang timbul karena kelebihan pembayaran) Dalam redaksi lain, Imam al-Ghazali juga
(Karim, 2012) menjelaskan bahwa orang yang melakukan
Menurut Imam al-Ghazali semua bentuk penimbunan uang, maka orang tersebut termasuk
transaksi riba hukumnya haram, dan para pelaku dzalim. Sebagaimana ungkapannya bahwa:
riba tergolong ke dalam kelompok manusia yang
kufur nikmat, bahwa: .‫فاذن من كنزهما فقد ظلمهما وابطل الحكمة فيهما‬

‫وكل من عامل معاملة الربا على الدراهم والدنانير فقد كفر النعمة‬ Jika seseorang menimbun keduanya (dinar
.‫وظلم النهما خلقا لغيرهما ال لنفسهما اذ الغرض في عينهما‬ dan dirham), maka ia telah dzalim atas keduanya
(dinar dan dirham), dan telah menghilangkan
Dan semua orang yang melaksanakan tran- fungsi dari keduanya (dinar dan dirham) (Al
saksi riba atas dirham dan dinar, sesungguhnya Ghazali, Tth).
telah kufur nikmat. Sebab dirham dan dinar Larangan penimbunan uang (kanz al-maal
diciptakan hanya untuk (perantara) barang- atau money hoarding) juga telah dijelaskan
barang lain, bukan untuk kedua benda itu sendiri. dalam al-Qur’an, surat at-Taubah ayat 34, bahwa:
Karena dinar dan dirham tidak diperlukan
bendanya (Al Ghazali, Tth). ‫ٱَّللِ فَ َبش ِۡرهُم‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َّ ‫َب َو ۡٱل ِف‬
َ ‫ضةَ َو َال يُن ِفقُو َن َها فِي‬ َ ‫َوٱلَّذِينَ َي ۡكنِ ُزونَ ٱلذَّه‬
3.4.6 Larangan Menimbun Uang (Money ٣٤ ‫ب أ َ ِل ٖيم‬
ٍ ‫بِعَذَا‬
Hoarding) Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
Praktek menimbun uang dalam Islam
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
disebut dengan kanz al-maal atau disebut dengan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
money hoarding atau cukup disebut hoarding. (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih
Yaitu keinginan seseorang untuk menahan uang
(Departemen Agama RI, 2005).
tunai (Sobri, 1987). Karena dalam konsep Islam,
Dari penjelasan tersebut, alasan Imam al-
uang adalah benda publik yang sangat penting Ghazali melarang menimbun uang adalah karena
perannya dalam perekonomian masyarakat. tindakan tersebut akan menghilangkan fungsi-
Maka, ketika uang ditarik dari sirkulasinya, maka
fungsi yang terdapat dalam uang. Sebagaimana
ia akan kehilangan fungsi pentingnya tersebut
disebutkan oleh Imam al-Ghazali bahwa tujuan
(Hanafi, 1996). Imam al-Ghazali telah dibuatnya uang adalah agar uang dapat beredar
menjelaskan bahwa: di masyarakat sebagai sarana dalam sebuah
‫ وما‬,‫اذا كنز فقد ضيع الحكم وال يحصل الغرض المقصود به‬ proses transaksi dan bukan untuk dimonopoli
‫خلقت الدراهم والدنانير لزيد خاصة وال لعمر وخاصة اذ ال‬ oleh segolongan orang tertentu.
‫ وانما خلقا لتتداولها االيد‬.‫غرض لالحاد في اعيانهما حجران‬ Kegiatan menimbun uang berarti menarik
‫فيكون حاكمين بين الناس وعالمة معرفة المقادر مقومة‬ uang dari peredaran untuk sementara, artinya
.‫للمراتب‬ uang yang ditimbun tersebut masih berwujud
uang dan suatu ketika dimungkinkan masih dapat
Ketika keduanya disimpan, hikmah akan
beredar kembali ke masyarakat sebagai uang.
keduanya menjadi sia-sia dan tidak sampailah
Oleh karena itu, menimbun uang akan
tujuan atas pembuatannya. Dan tidak diciptakan
berdampak dapat memperlambat perputaran uang,
dinar dan dirham khusus untuk Zaid dan Umar,
dan sekaligus memperkecil jumlah transaksi

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 24
sehingga akan membuat perekonomian menjadi Motif ini berkaitan dengan fungsi uang sebagai
lesu. medium of exchange, bahwa uang digunakan
Selain itu, dampak buruk dari tindakan sebagai alat tukar. Begitu juga motif berjaga-jaga
menimbun uang adalah terjadinya inflasi. Dalam (money demand for precautionary) merupakan
hal ini, teori ekonomi menjelaskan bahwa antara permintaan uang yang timbul untuk memenuhi
jumlah uang beredar dengan stock barang yang kebutuhan akan kemungkinan yang muncul tidak
tersedia dalam masyarakat mempunyai hubungan terduga. Sedangkan motif spekulatif (money
erat dan berbanding terbalik. Jika jumlah uang demand for speculation) adalah motif permintaan
beredar melebihi jumlah stock barang yang terhadap uang yang sifatnya untuk mendapatkan
beredar, maka akan terjadi inflasi (Huda, et al., keuntungan dari adanya peluang dalam pasar
2008). Sedangkan jika jumlah uang beredar lebih komoditi, yaitu stock market, financial market,
sedikit jumlahnya dibanding dengan jumlah dan foreign exchange (Yahya dan Agunggu-
barang, maka yang terjadi adalah deflasi. nanto, 2011) akibatnya, dalam ekonomi
Keduanya sama-sama penyakit ekonomi yang konvensional timbul dikotomi antara sektor riil
harus ditangani secara serius, sehingga untuk dan sektor non riil.
mempertahankan stabilitas harga dan nilai uang Berbeda halnya dalam konsep ekonomi
secara serius, maka harus dipertahankan pula Islam. Dikotomi antara sektor riil dan non riil
suatu kondisi di mana jumlah uang beredar tidak terjadi dalam ekonomi Islam, karena absen-
dengan jumlah stock barang yang ada di pasar nya sistem bunga dan dilarangnya memperda-
selalu seimbang. Penimbunan uang yang gangkan uang sebagai komoditi, sehingga corak
dilakukan oleh para spekulan akan berdampak ekonomi Islam adalah memfungsikan uang
buruk langsung terhadap berkurangnya jumlah sebagai alat tukar untuk memperlancar kegiatan
uang beredar. Sebab uang yang tertahan sama investasi, produksi, maupun perniagaan di sektor
saja tidak ada, dalam artian tidak terhitung dalam riil (Rahmawaty, 2013)
peredaran (Chapra, 2000). Bila uang sudah dianggap sebagai alat
3.5 Analisis Pemikiran Imam al-Ghazali penyimpan nilai dan kekayaan, maka akan
tentang Uang banyak sekali terjadi penimbunan-penimbunan
Teori uang menurut stock concept dan flow dan pemegangan uang secara spekulatif yang
concept sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut berakibat kepada terhambatnya arus pertukaran
berada pada penekanan variabel-variabel yang komoditas, barang, dan jasa dalam pereko-
mempengaruhi permintaan tehadap uang,yang nomian. Hal ini dikarenakan secara teoritis,
menjadikan perbedaan dalam menfungsikan pemegangan uang secara spekulatif mengatakan
uang. Konsep uang menurut teori Cambridge, bahwa orang dapat berspekulasi mengenai
uang adalah stock concept, karena faktor bunga perubahan tigkat bunga di waktu yang akan
dan ekspektasi masa depan yang tidak pasti. datang, termasuk perubahan harga obligasi di
Sedangkan konsep uang menurut teori Irving pasar modal (Mansur, 2009).
Fisher, uang adalah flow concept, dan ini sejalan Dalam psikologi pembelian dan penjualan
dengan pandangan ekonomi Islam, di antaranya obligasi, perhiungan memegang peranan yang
yaitu pemikiran Imam al-Ghazali. sangat penting. Pada waktu harga obligasi mulai
Kesesuaian pemikiran Imam al-Ghazali membumbung dan presentasi bunga turun,
dengan teori kelompok flow concept, berim- nampaknya perkiraan orang cenderung sama
plikasi terhadap fungsi dan motif permintaan bahwa harga obligasi akan terus naik sampai
uang. Permintaan uang karena motif transaksi pada titik tertinggi. Akan tetapi sebagian orang
(money demand for transaction) merupakan mungkin mulai ragu-ragu apakah benar harga
permintaan yang timbul karena adanya kebu- akan terus naik ataukah akan turun. Jika jumlah
tuhan untuk membayar transaksi biasa/wajar. orang yang ragu-ragu ini semakin banyak sampai
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 25
kenaikan harga terhenti, maka berhenti pula Sehingga motif seseorang memegang uang hanya
penurunan presentase bunga tersebut. dalam sebatas sebagai motif transaksi (the transaction
keadaan yang demikian bunga terendah tidak motive) dan motif untuk berjaga-jaga (the
mungkin truun lagi. Berapapun banyaknya precautionary motive). Berbeda dengan konsep
jumlah uang tunai yang dipegang bunga tidak ekonomi konvensional, yang menekankan fungsi
akan terpengaruh untuk turun lagi. Demikian uang selain sebagai alat tukar dan satuan hitung,
pula akan tidak bisa naik lagi hingga jumlah uang juga berfungsi sebagai alat penyimpan
uang yang dipegang menjadi sedikit untuk nilai/kekayaan (store of value) dan ukuran
mengangkat bunga lagi. Inilah yang disebut bayaran tertunda (standar of deffered payment),
dengan perangkap likuiditas (Hanafi, 1996) sehingga motif permintaan uang akan bertambah
Kenyataan inilah yang menghambat fungsi yaitu motif spekulasi (the speculation motive).
uang yang sesungguhnya yaitu sebagai alat tukar Sehingga, akibat adanya motif spekulasi ini
(medium of exchange), dan pada suatu titik mendorong seseorang untuk menjadikan uang
tertentu dapat membuat instabilitas nilai mata sebagai komoditi bisnis yang bisa diperda-
uang, yang disebabkan tidak berimbangnya gangkan, di mana sejumlah uang memiliki
permintaan dan penawaran uang di sektor riil. harganya sendiri yaitu bunga. Bila uang sudah
Hal ini merupakan kelemahan pandangan dianggap sebagai komoditi bisnis, maka akan
ekonomi konvensional yang mengatakan bahwa banyak sekali terjadi penimbunan uang (money
fungsi dan peran uang adalah sebagai alat hoarding) dan pemegangan uang secara
penyimpan nilai dan kekayaan (store of value) spekulatif yang berakibat pada terhambatnya
yang akan berujung dengan motif permintaan arus aktifitas perekonomian.
uang sebagai spekulasi (money demand for
5. Ucapan Terimakasih
speculation) dan hanya berorientasi pada bunga.
Berbeda dengan pandangan ekonomi Islam. Penulis ingin mengucapkan terimakasih
Dalam ekonomi Islam, fungsi dan peran uang kepada Universitas Islam Negeri Walisongo
hanya sebagai alat tukar (medium of exchange) Semarang yang telah mendukung selesainya
dan sebagai satuan hitung (unit of account). penelitian ini.
Karena itu, dalam ekonomi Islam uang tidak 6. Daftar Pustaka
boleh dijadikan sebagai alat penyimpan keka-
‘Abduh, Asy-Syaikh Muhammad (T.th) Tafsir
yaan, apalagi ditimbun dan diendapkan. Pada al- Manaar, Cet. 3, Beirut: Dar al-Fikr.
suatu tingkat teoritis, ekonomi Islam membe-
Abidin, Ahmad Zainal (1975). Riwayat hidup
rikan remidi mengenai hal ini dengan cara
Imam al-Ghazali, Surabaya: Bulan Bintang.
penghapusan sistem bunga dengan dikenakannya
Al Ghazali, Imam Abi Hamid Muhammad bin
zakat pada uang yang tidak digunakan, sehingga
muhammad (T.th) Ihya’ Ulumuddin, Jilid I.
diharapkan dapat mengurangi nafsu pemegangan Daar al-Kitaab al-Mu’allimah: Beirut
uang secara spekulatif, dan pada akhirnya dapat Libanon.
membantu menjaga stabilitas perekonomian
Al Ghazali, Imam Abi Hamid Muhammad bin
masyarakat. muhammad (T.th). Ihya’ Ulumuddin, Jilid II.
4. Kesimpulan Daar al-Kitaab al-Mu’allimah: Beirut
Libanon.
Menurut Imam al-Ghazali uang memiliki
Al Ghazali, Imam Abi Hamid Muhammad bin
dua fungsi, yaitu sebagai qiwam ad-dunya, muhammad (T.th). Ihya’ Ulumuddin, Jilid
artinya uang digunakan untuk satuan hitung (unit III. Daar al-Kitaab al-Mu’allimah: Beirut
of account), dan sebagai al-mu’awidhah, artinya Libanon.
uang digunakan untuk mendapatkan barang Al Ghazali, Imam Abi Hamid Muhammad bin
lain/sebagai alat tukar (medium of exchange). muhammad (T.th). Ihya’ Ulumuddin, Jilid
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 26
IV. Daar al-Kitaab al-Mu’allimah: Beirut Isa, Ahmad (T.th). Tokoh-Tokoh Sufi Tauladan
Libanon. Kehidupan yang Saleh, 184.
al-‘Araby, Imam Ibnu (T.th). Ahkam al-Qur’an, Jalaluddin (2014). Konsep Uang Menurut Imam
Juz 1. Ghazali. Jurnal Asy-Syari’ah, Vol. 16, No.2,
Amalia, Euis (2010). Sejarah Pemikiran Agustus..
Ekonomi Islam, Depok: Gramata Publishing. Karim, Adiwarman A. (2002). Ekonomi Islam:
Antonio, Muhammad Syafi’i (1999). Bank Suatu Kajian Ekonomi Makro, Jakarta: IIIT
Syari’ah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Indonesia.
Cet. I Jakarta: Tazkia Institut. Karim, Adiwarman A. (2010). Ekonomi makro
Arifin, Muhammad (2009). Riba dan Tinjauan Islami, Jakarta: Raja Grafindo persad.
Kritis Perbankan Syari’ah, Bogor: Pustaka Karim, Adiwarman A. (2012). Sejarah
Darul Ilmi. Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Raja
Arifin, Zainul (2006).. Dasar-dasar Manajemen Grafindo Persada.
Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet. Kasmir (2011). Bank dan Lembaga Keuangan
as-Sabuni, Muhammad Ali (Tth). Rawa’i al- Lainnya, Jakarta: Rajawali Pers.
Bayan; Tafsir Ayat al-ahkam min al-Qur’an, Khan, Muhammad Akram (1998). Issues In
Vol. 1 Beirut: Daar al Fikr. Islamic Economics, ed.1, Lahore: Islamic
Chapra M. Umar (2000). Sistem Moneter Islam, Publication LTD.
Terj. Ihwan Abidin Basri, cet.1. Jakarta: Mahmud, Syaikh (1968). Economics Of Islam; A
Gema Insani Pers. Comparative Study, ed. 2, Lahore: SH.
Chapra, M. Umar. Masa Depan Ilmu Ekonomi; Muhammad Ashra.
Sebuah Perspektif Islam, Cet. 1. (Jakarta: Mannan, M. Abdul (1997).. Ekonomi Islam,
Gema Insani Pers, 2001. Teori dan Praktik, Terj. M. Nastangin.
Departemen Agama RI (2005). al-Quran dan Yogyakarta: Dana Bhakti Prima yasa,.
Terjemahan, Jakarta: Syamil Cipta Media. Mansur, Ahmad (2009). Konsep Uang dalam
Dimyati, Ahmad (2008). Teori Keuangan Islam; Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Rekontruksi Metodologis terhadap Teori Konvensional, Jurnal Al-Qanun, Vol. 12, No.
Keuangan al-Ghazali, Yogyakarta: UII 1..
Press. Mardani (2015). Hukum Sistem Ekonomi Islam,
Endriani, Santi (2015). Konsep Uang:: Ekonomi Jakarta: raja Grafindo Persada.
Islam Vs Ekonomi Konvensional”. Anterior Metwally, M.M. (1995). Teori dan Model
Jurnal, Volume 15 Nomor 1. Hal 70–75 Ekonomi Islam, Jakarta: Bangkit Daya
ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 Insani.
(elektronik), Mujibatun, Siti (2012). Konsep Uang dalam
Fachruddin, Fuad Mohd (1961). Riba dalam Hadits, Disertasi, Institut Agama Islam
Bank, Koperasi, Perseroan, dan asuransi, Negeri Walisongo Semarang.
Cet. 1, Bandung: Al-Maarif. Murtadlo, Ali (2015). Ekonomi Makro Islam,
Gilarso (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya.
Yogyakarta: Kanisius. Nadjib, Mochammad (2008). Investasi Syari’ah
Hanafi, Ahmad (1996). Pengantar Filsafat Islam, Implementasi Konsep pada Kenyataan
Jakarta: Bulan Bintang. Empirik, Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution Nasution, Mustafa Edwin et.al. (2007).
(2009). Current Issues Lembaga Keuangan Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
Syariah, Jakarta: Prenada Media Group. Jakarta: Kencana.
Huda, Nurul. et al. (2008). Ekonomi Makro Islam Nurlaili (2016). Uang dalam perspektif Ekonomi
Pendekatan Teoritis, Jakarta: Prenada Media Islam (Depresiasi Nilai Rupiah). Jurnal
Group.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 4(01), 2018, 27
EKONOMIKA (Ekonomi dan Bisnis Islam), Schiller, Baradley R. (2003). The Economiy
Vol.1, No.1, P-ISSN: 2527-3434, 79-91. Today, New York: McGraw-Hill Irwin.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung Smith, Gary (1991). Money, Banking, and
(2008). Pengantar Ilmu Ekonomi, Mikro Financial International, Canad.
Ekonomi dan Makro Ekonomi, Jakarta: Sobri (1987) Ekonomi Makro, Yogyakarta:
LPFEU. BPFE-UII,.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung Stonier, Alferd W dan Douglas, C. Hague. A.
(2008). Teori Ekonomi Makro: Suatu (1960) Textbook of Economic Theory,
pengantar, Edisi Kelima, Jakarta: Lembaga Edinburgh: Longmans.
Penerbit FE-UI.
Sukirno, Sadono (2000. Makro Ekonomi
Rahmawaty, Anita (2013). Uang dan Kebijakan Modern: Perkembangan Pemikiran dari
Moneter dalam Perspektif Ekonomi Islam, Klasik Hingga Keynesian Baru, Jakarta: PT
Jurnal EQUILIBRIUM, Volume 1, No.2. Rajawali Grafindo Persada.
Rianto, Nur (2010). Teori Makro Ekonomi Islam, Sukirno, Sadono (2001) Pengantar Teori
Bandung: Alfabeta. Makroekonomi, Edisi Kedua, Jakarta: Raja
Rivai, Veithzal et al. (2007). Bank and Grafindo Persada.
Financial Institution Manajement Suprayitno, Eko (2005). Ekonomi Islam
Conventional and Sharia System. Jakarta: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
RajaGrafindo Persada. Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rozalinda (2014). Ekonomi Islam, Teori dan Sutopo (2013). Pemikiran Imam Ghazali tentang
Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta: Ekonomi Islam: Jurnal Ummul Quro, Vol.
Raja Grafindo Persada. III, No.2.
Rukhstad, Michael G. (1992). Macroeconomic Tahir, Kaslan A. (1969). Pengantar Ekonomi
Decission Making in the World Economy; Tentang Uang, Kredit, Bank, Jakarta:
Text and Cases, ed. 3. The Dryden Press. Gunung Agung.
Rusydiana, Aam Selamet (2010). Relevansi Yahya, Muchlis dan Edy Yusuf Agunggunanto
Konsep Mata Uang Islami dengan Realita (2011). Teori Bagi Hasil (Profit and Loss
Ekonomi Modern: Jurnal Manajemen Bisnis Sharing) dan Perbankan Syariah dalam
Syari’ah, Vol.7, N0. 01/Th.IV, ISSN: 1979- Ekonomi Syariah, Jurnal Dinamika
0619: 543-639. Ekonomi Pembangunan. Volume 1, Nomor 1.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus Zuhri, Muh. (1997). Riba dalam al-Qur’an dan
(1995). Economics, Edisi 15, New York: masalah Perbankan: Sebuah Tilikan
McGrawhill. Antisipatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157 ; E-ISSN 2579-6534

View publication stats

You might also like