Professional Documents
Culture Documents
Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang
Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang
net/publication/324401071
CITATIONS READS
3 609
1 author:
Rina Rosia
IAIN Salatiga
7 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rina Rosia on 17 May 2021.
Rina Rosia
Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
*Email korenpondensi: rosia_rina@yahoo.com
Abstract
Imam al-Ghazali perspective, money has two function, those were a medium of exchange and as a unit
of account. So, the money demand was for transaction motive and precautionary motive. Depend on,
in conventional economics, the function of money was a store of value and wealth that make the
demand money is for speculative motive. As the result of this was encourage a person to make money
as a business commodity, that can be traded by interest orientation. Because, interest was considered
as a price in using money. So, person was more interest in trading money in the non real sector, than
used as a transaction in the real sector. This problem could result in the inhibition of the flow of
economic activity.
Saran sitasi: Rosia, R. (2018). Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang Uang. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 4(01), 14-27. doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v4i1.161
DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v4i1.161
وكل من عامل معاملة الربا على الدراهم والدنانير فقد كفر النعمة Jika seseorang menimbun keduanya (dinar
.وظلم النهما خلقا لغيرهما ال لنفسهما اذ الغرض في عينهما dan dirham), maka ia telah dzalim atas keduanya
(dinar dan dirham), dan telah menghilangkan
Dan semua orang yang melaksanakan tran- fungsi dari keduanya (dinar dan dirham) (Al
saksi riba atas dirham dan dinar, sesungguhnya Ghazali, Tth).
telah kufur nikmat. Sebab dirham dan dinar Larangan penimbunan uang (kanz al-maal
diciptakan hanya untuk (perantara) barang- atau money hoarding) juga telah dijelaskan
barang lain, bukan untuk kedua benda itu sendiri. dalam al-Qur’an, surat at-Taubah ayat 34, bahwa:
Karena dinar dan dirham tidak diperlukan
bendanya (Al Ghazali, Tth). ٱَّللِ فَ َبش ِۡرهُم
َّ س ِبي ِل َّ َب َو ۡٱل ِف
َ ضةَ َو َال يُن ِفقُو َن َها فِي َ َوٱلَّذِينَ َي ۡكنِ ُزونَ ٱلذَّه
3.4.6 Larangan Menimbun Uang (Money ٣٤ ب أ َ ِل ٖيم
ٍ بِعَذَا
Hoarding) Dan orang-orang yang menyimpan emas dan
Praktek menimbun uang dalam Islam
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
disebut dengan kanz al-maal atau disebut dengan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
money hoarding atau cukup disebut hoarding. (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih
Yaitu keinginan seseorang untuk menahan uang
(Departemen Agama RI, 2005).
tunai (Sobri, 1987). Karena dalam konsep Islam,
Dari penjelasan tersebut, alasan Imam al-
uang adalah benda publik yang sangat penting Ghazali melarang menimbun uang adalah karena
perannya dalam perekonomian masyarakat. tindakan tersebut akan menghilangkan fungsi-
Maka, ketika uang ditarik dari sirkulasinya, maka
fungsi yang terdapat dalam uang. Sebagaimana
ia akan kehilangan fungsi pentingnya tersebut
disebutkan oleh Imam al-Ghazali bahwa tujuan
(Hanafi, 1996). Imam al-Ghazali telah dibuatnya uang adalah agar uang dapat beredar
menjelaskan bahwa: di masyarakat sebagai sarana dalam sebuah
وما,اذا كنز فقد ضيع الحكم وال يحصل الغرض المقصود به proses transaksi dan bukan untuk dimonopoli
خلقت الدراهم والدنانير لزيد خاصة وال لعمر وخاصة اذ ال oleh segolongan orang tertentu.
وانما خلقا لتتداولها االيد.غرض لالحاد في اعيانهما حجران Kegiatan menimbun uang berarti menarik
فيكون حاكمين بين الناس وعالمة معرفة المقادر مقومة uang dari peredaran untuk sementara, artinya
.للمراتب uang yang ditimbun tersebut masih berwujud
uang dan suatu ketika dimungkinkan masih dapat
Ketika keduanya disimpan, hikmah akan
beredar kembali ke masyarakat sebagai uang.
keduanya menjadi sia-sia dan tidak sampailah
Oleh karena itu, menimbun uang akan
tujuan atas pembuatannya. Dan tidak diciptakan
berdampak dapat memperlambat perputaran uang,
dinar dan dirham khusus untuk Zaid dan Umar,
dan sekaligus memperkecil jumlah transaksi