You are on page 1of 13

Physics Education Research Journal Vol. 1 No.

1 (2019), 56-68
P-ISSN: 2685-6190

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 3 SMA N 6 Pekanbaru
Semester Genap

L. Br Hotang

SMA Negeri 6 Pekanbaru Riau


* email: lasmahotang@gmail.com

Received: March 16th, 2019. Accepted: June 2nd, 2019. Published: August 29th, 2019

Abstrak
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dalam kelas
hanya bertahan sesaat dan tidak mampu menghubungkan
materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
fisika peserta didik kelas XI IPA 3 SMA N 6 Pekanbaru.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2
siklus dan dilakukan ulangan harian di akhir dari setiap
siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar. Motivasi
belajar peserta didik dilihat dari angket respons yang
diberikan di akhir siklus. Hasil analisis menunjukkan rata-
rata ulangan harian pada siklus I adalah 65.11 dengan
kategori cukup; 14 peserta didik tuntas (38.88%) dan 22
peserta didik belum tuntas (61.11%). Pada siklus II
diperoleh rata-rata 78.47 dengan kategori baik; 33 peserta
didik tuntas (91.7%) dan 3 peserta didik belum tuntas
(8.3%). Hasil analisis angket respons menunjukkan peserta
didik termotivasi dalam mengikuti pelajaran, dibuktikan
dengan nilai respons rata-rata lebih dari 70%. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar fiska bagi peserta didik kelas XI
IPA 3 SMAN 6 Pekanbaru.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 56
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

Abstract
Knowledge obtained by students in the class only survived
for a while and were unable to relate the subject matter to
real life. The procedure for classroom action research uses 2
cycles and the end of each cycle is repeated daily to see the
increase in motivation and learning outcomes. Students'
learning motivation find from the questionnaire given at
the end of the cycle. The results of the analysis showed the
average of daily tests in the first cycle was 65.11 with a
sufficient category; 14 students complete (38.88%) and 22
students have not yet completed (61.11%) and in the
second cycle 78.77 in good categories; 33 students complete
(91.7%) and 3 students have not yet finished (8.3%). The
results of the questionnaire analysis showed students were
motivated to the lessons, as evidenced by the average
response value of more than 70%. Based on the results of
the study it can be concluded that discovery learning
models can increase the motivation and physical learning
outcomes for students of class XI IPA 3 of SHS 6
Pekanbaru. ©2019PERJ

Keywords: discovery learning, learning outcomes,


motivation to learn.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 57
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

PENDAHULUAN berorientasi pada tujuan,


aktivitas, individualitas, dan
Peraturan Pemerintah No 19 integritas (Saidatunnisa, Hamid &
Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 Wahyuni, 2016).
menyatakan bahwa standar Berbagai strategi yang dimiliki
proses pendidikan berkaitan guru dapat dipakai untuk
dengan pelaksanaan mengembangkan berbagai
pembelajaran pada satu satuan kompetensi peserta didik
pendidikan untuk mencapai (Kusuma, Indrawati & Harijanto,
standar kompetensi lulusan 2015). Kompetensi yang
(Sanjaya, 2008). Standar proses dirancang oleh pemerintah
pendidikan memiliki peran yang mengarahkan peserta didik agar
sangat penting dalam memiliki kecerdasan, baik
peningkatan kualitas pendidikan. kognitif, keterampilan, maupun
Seideal apapun standar isi dan afektif. Pembelajaran didesains
standar lulusan serta standar- untuk membelajarkan peserta
standar lainnya, tanpa didukung didik, artinya sistem
oleh standar proses yang pembelajaran menempatkan
memadai, maka standar-standar peserta didik sebagai subjek
tersebut tidak akan memiliki nilai. belajar (Khamidah & Mustikasari,
Standar proses merupakan 2019). Pembelajaran ditekankan
kompenen penting yang harus atau berorientasi pada aktivitas
dikuasai guru. Keberhasilan peserta didik (Aprilia &
pelaksanaaan proses pendidikan Mulyaningsih, 2014).
sangat bergantung pada guru Pembelajaran yang
sebagai ujung tombak (Destalina, berorientasi pada peserta didik
Ali & Palloan, 2019). Oleh karena membuat peserta didik secara
itu kemampuan guru harus aktif dapat mengembangkan
dibenahi sesuai dengan potensi dirinya. Peserta didik
perkembangan zaman yang serba yang mampu berinteraksi dengan
canggih. Guru juga harus baik akan mampu menyerap
menguasai berbagai strategi setiap ilmu pengetahuan dan
pembelajaran (Sahara & Sani, membuat pengetahuan tersebut
2016). Guru harus mampu menjadi bermakna dengan
memilih strategi yang dianggap pemahaman yang lebih baik (Fitri
tepat, oleh sebab itu guru perlu & Derlina, 2015). Selain itu,
memahami prinsip-prinsip umum kegiatan pembelajaran harus
penggunaan strategi yang dapat menumbuh kembangkan

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 58
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

seluruh struktur pengetahuan penggunaan sabuk pengaman di


sehingga peserta didik sendiri mobil; penerapan pembiasan,
menemukan apa yang menjadi yaitu mengapa sungai siang hari
kebutuhannya dalam belajar serta kelihatan dangkal; penerapan
mampu merealisasikan ilmunya perpindahan kalor, yaitu
untuk menyelesaikan masalah perlunya rumah memiliki
dalam kehidupan sehari-hari. ventilasi yang cukup; dan materi
Peserta didik akan mampu fisika lainnya. Selain itu, minat
menjawab setiap kesulitan peserta didik dalam belajar fisika
dengan ilmu yang diperoleh juga kurang. Hal ini dibuktikan
(Singgih & Suparwoto, 2018). Hal dari hasil ulangan harian yang
tersebut dimungkinkan apabila dilakukan sebelumnya di kelas X
selama proses pembelajaran kerja IPA 3 untuk materi
otak peserta didik dirangsang Termodinamika. Hasil yang
secara maksimal, yaitu untuk diperoleh adalah dari 36 peserta
selalu berani bereksplorasi (Sari & didik, hanya 7 (19.4%) peserta
Harjono, 2016). Peserta didik akan didik yang mencapai ketuntasan
memiliki kemampuan untuk minimum, dan 29 (80.5%) lainnya
mencari, mengolah data, belum tuntas. Hasil dari ulangan
mengkonstruksi, dan kemudian harian ini menunjukkan bahwa
menggunakan pengetahuan. peserta didik belum
Kenyataan di lapangan menggunakan keterampilan
menunjukkan bahwa siswa intelektualnya secara maksimal.
mengingat materi pelajaran ketika Motivasi peserta didik untuk
proses pembelajaran berlangsung mengikuti pembelajaran, kegiatan
di kelas saja. Artinya setelah diskusi, dan mengerjakan
selesai kegiatan belajar mengajar, penugasan masih tegolong
peserta didik cenderung lupa rendah. Ketika dihadapkan pada
tentang hal yang telah dipelajari suatu soal, misalnya soal fisika,
(Tompo, Ahmad & Moris, 2016). peserta didik harus mengingat
Hasil wawancara dengan peserta bermacam-macam hal yang
didik menunjukkan bahwa berkenaan dengan jenis-jenis
sebagian besar peserta didik tidak belajar seperti diskriminasi,
mampu manghubungkan materi rangkaian, klasifikasi,
yang diperoleh di kelas dengan menggunakan aturan atau
kejadian di kehidupan nyata. hukum dan pemecahan masalah
Misalnya, penerapan fisika (Hanafi, 2016). Nilai ulangan
Hukum Newton I yaitu harian yang rendah juga

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 59
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

dipengaruhi oleh faktor proses guru. Penerapan model


pembelajaran yang cenderung pembelajaran discovery learning
dikuasi oleh guru. Peserta didik bertujuan untuk merubah kondisi
hanya mendapat informasi, dan belajar yang pasif menjadi aktif
bila dilakukan diskusi umumnya dan kreatif, dengan mengubah
dikuasi oleh beberapa peserta pembelajaran teacher centered ke
didik yang pintar saja. Hal student centered. Pembelajaran
tersebut mengakibatkan proses yang awalnya dilakukan dengan
pembelajaran tidak berjalan baik penjelasan materi oleh guru,
dan pemahaman peserta didik dilanjutkan pemberian latihan
akan materi juga menjadi kurang soal diubah menjadi peserta didik
kuat, serta rendahnya intelektual yang mengikuti pemebelajaran
peserta didik (Decaprio, 2002). secara mandiri melalui kegiatan
Proses pegembangan eksplorasi dan meemukan
keterampilan intelektual tidak konsep. Teacher centered juga
cukup hanya mengenal atau merubah modus ekspository
mengingat kembali, tetapi perlu peserta didik yang hanya
pemahaman untuk mengaitkan menerima informasi secara
materi yang secara utuh. Agar keseluruhan dari guru ke modus
peserta didik dapat belajar lebih discovery peserta didik
aktif dan mampu memahami menemukan informasi sendiri.
pelajaran dengan baik serta Berdasarkan uraian tersebut
mampu menyelesaikan masalah maka diperlukan suatu perbaikan
sehari-hari yang berkaitan dalam proses pembelajaran yang
dengan konsep fisika, maka guru membuat peserta didik menjadi
harus memunculkan strategi pusat dalam proses pembelajaran
yang tepat dalam memotivasi Oleh karena itu perlu dilakukan
peserta didik sehingga dapat inovasi dalam meningkatkan
meningkatkan keterampilan konsep pengetahuan dan
intelektual. pemahaman peserta didik dengan
Model pembelajaran discovery melakukan Penelitian Tindakan
learning menekankan pada Kelas (PTK). Penelitian ini
penemuan konsep atau prinsip bertujuan untuk meningkatkan
yang sebelumnya belum motivasi dan hasil belajar fisika
diketahui oleh peserta didik. peserta didik Kelas XI IPA.3
Masalah yang dihadapkan SMAN 6 Pekanbaru semester
kepada peserta didik semacam genap T.A 2017/2018 dengan
masalah yang direkayasa oleh

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 60
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

menerapkan model pembelajaran 1) Stimulation


discovery learning. Guru memberikan beberapa
pertanyaan dan menugaskan
METODE peserta didik membaca buku
untuk menyediakan kondisi
Desain penelitian ini adalah agar peserta didik dapat
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengeksplorasi materi.
yang dilaksanakan dalam bentuk 2) Problem statement
siklus berulang dengan empat Guru memberi kesempatan
tahapan utama kegiatan yaitu: kepada peserta didik untuk
a. Tahap Perencanaan mengidentifikasi masalah
Tahapan ini dilakukan dalam lembar kerja.
dengan membuat perencaan 3) Data collection
pembelajaran dengan model Guru memberi kesempatan
pembelajaran discovery learning. kepada peserta didik untuk
Pembelajaran direncanakan mengumpulkan informasi
selama empat kali pertemuan sebanyak mungkin dengan
yang terdiri atas tiga pertemuan melakukan eksperimen,
untuk materi dan satu pertemuan wawacara, mengamati objek,
untuk ulangan harian. Proses maupun membaca literatur.
pembelajaran dan ulangan harian 4) Data Processing
dilakukan dalam ruang kelas. Guru memberi kesempatan
b. Tahap Pelaksanaan kepada peserta didik untuk
Pelaksanaan siklus I diawali mengolah data yang telah
mengajak peserta didik untuk diperoleh dari hasil
berdoa dan mengecek kehadiran eksperimen, wawancara,
peserta didik. Selanjutnya peserta maupun observasi.
didik duduk dalam kelompok 5) Verification
masing-masing, sementara guru Guru memberi kesempatan
menjelaskan kompetensi dasar, kepada peserta didik untuk
tujuan, dan indikator melakukan pemeriksaan secara
pembelajaran. Guru juga cermat dengan menjawab
memperlihatkan gambar sebagai permasalahan kembali dan
pembukaan materi secara umum. kemudian mempresentasikan
Proses pembelajaran yang hasil diskusi.
dilakukan melalui penerapan 6) Generalization
model pembelajaran discovery Guru bersama dengan peserta
learning adalah: didik melakukan penarikan

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 61
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

kesimpulan dari materi yang dibantu oleh teman sejawat untuk


telah dipelajari. mengawasi peserta didik. Teknik
c. Tahap Pengamatan analisis data menggunakan
Pengamatan dilakukan untuk analisis data deskriptif kuantitatif
mengetahui efektifitas penerapan melalui perhitungan statistik
model pembelajaran discovery deskriptif dengan menentukan
learning untuk meningkatkan rata-rata dan persentase setiap
motivasi dan hasil belajar fisika. indikator pengukuran.
d. Tahap Refleksi
Tahapan ini dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
setelah pembelajaran siklus I
selesai dilaksanakan. Setelah Peningkatan hasil belajar
pelaksanaan pembelajaran pada untuk tiap siklus dapat dilihat
siklus I, diharapkan terjadi hal- pada Tabel 1. Berdasarkan hasil
hal sebagai berikut: yang disajikan pada Tabel 1 dapat
1) Terdapat peningkatan disimpulkan terjadi peningkatan
motivasi dan hasil belajar nilai rata-rata ulangan harian
peserta didik secara yaitu pada siklus I dengan
signifikan. kategori cukup, dan pada siklus II
2) Peserta didik mampu terjadi peningkatan sehingga
mengaplikasikan konsep termasuk kategori baik.
fisika di kehidupan nyata. Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar
Apabila hasil yang diperoleh Tiap Siklus
pada siklus I belum dapat
Tindakan
mencapai tujuan tersebut maka Ketuntasan
Siklus I Siklus II
perlu dilakukan siklus II. Belajar
(% ) (% )
Data yang dikumpulkan pada Tuntas 38.88 91.7
penelitian ini adalah observasi Tidak 61.11 8.3
pembelajaran, nilai ulangan Tuntas
harian dan angket respons dari Rata-rata 65.11 78.47
peserta didik. Observasi
pembelajaran dilakukan setiap Peningkatan hasil belajar dari
pertemuan, ulangan harian siklus I ke siklus II ini
dilakukan setelah selesai 1 kali menunjukkan bahwa penerapan
siklus, sedangkan angket respons model pembelajaran discovery
hanya diberikan 1 kali yaitu di learning mampu meningkatkan
akhir siklus. Pelaksanaan ulangan hasil belajar peserta didik. Hal ini
harian dilakukan di dalam kelas dikarenakan model discovery

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 62
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

learning dapat memfasilitasi diberikan mendapat persentase


peserta didik untuk belajar lebih lebih dari 70%. Hasil analisis
mendalam, memahami konsep tersebut menunjukkan motivasi
melalui penemuan sehingga belajar fisika peserta didik
konsep yang ditemukan dapat meningkat dari siklus I
diingat lebih lama dibanding dibandingkan dengan siklus II.
hanya menerima konsep secara Hasil belajar pada siklus I
pasif. Nilai ulangan yang menunjukkan peserta didik
diperoleh dari siklus I dan siklus belum maksimal dalam
II diuraikan pada sebaran seperti mengikuti proses pembelajaran
Tabel 2. dengan penerapan model
Pada akhir kegiatan siklus II, pembelajaran discovery learning.
peserta didik diminta mengisi Berdasarkan hasil tersebut maka
angket respons untuk mengetahui guru perlu melakukan perbaikan
pendapat peserta didik terhadap dengan cara meningkatkan
model pembelajaran discovery pembimbingan dan pengawasan
learning. Hasil dari angket dalam mengolah kelas sehingga
respons tersebut disajikan pada peserta didik memahami secara
Tabel 3. utuh setiap langkah
Tabel 2. Perbandingan Sebaran Nilai
pembelajaran. Pada siklus I,
Ulangan Harian kegiatan dalam kelompok masih
dikuasai oleh peserta didik yang
Materi lebih pintar saja sehingga peserta
Siklus I Siklus II didik yang lemah daya
Kategori
N % N % tangkapnya merasa kurang
Amat baik 4 11.1 10 27.8 dihargai dan pada akhirnya
Baik 10 7.8 23 63.9 mereka terpantau bermain-main
Cukup 19 52.8 3 8.3 (Mursell & Nasution, 2010). Peran
Kurang 3 8.3 - - guru sebagai motivator perlu
Hasil analisis angket ditingkatkan agar peserta didik
respons yang telah diisi oleh tidak merasa asing dan nyaman
peserta didik menunjukkan mengikuti model pembelajaran
respon positif terhadap model discovery learning. Guru perlu
pembelajaran discovery learning. mengarahkan peserta didik yang
Hal ini dapat dibuktikan dengan lebih pandai agar membantu
dengan pilihan jawaban pada teman sekelompok ketika
setiap item pertanyaan yang eksperimen maupun berdiskusi.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 63
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

Tabel 3. Hasil Analisis Data Angket Respons Peserta Didik

Jawab Persentase
Pernyataan
Ya Tidak Ya Tidak
Saya berminat untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran 27 9 75 25
discovery learning
Saya merasa senang selama mengikuti tahapan
belajar pada model pembelajaran discovery 28 8 78 22
learning.
Model pembelajaran discovery learning membuat
peserta didik mampu berpikir kristis untuk 29 7 81 19
memahami konsep fisika
Saya setuju pokok bahasan selanjutnya
menggunakan model pembelajaran discovery 30 6 83 17
learning
Saya lebih paham dengan model pembelajaran
28 8 78 22
discovery learning
Saya baru mengenal dan menganggap model
pembelajaran discovery learning termasuk baru 34 2 94 6
dan menarik.
Saya merasa konsep materi ciri-ciri gelombang
mekanik, gelombang berjalan dan gelombang
30 6 83 17
stasioner sangat berkaitan dalam kehidupan
sehari-hari
Model pembelajaran discovery learning membuat
peserta didik lebih percaya diri di depan orang 30 6 83 17
lain
Tahapan belajar dalam model pembelajaran
discovery learning membuat peserta didik lebih
31 5 86 14
mengerti kaitan antara konsep materi dengan
kehidupan sehari hari.
Model pembelajaran discovery learning membuat
peserta didik lebih mampu belajar mandiri dan 32 4 89 11
terampil

Sebagai pembimbing yang harus terampil dalam


baik, guru harus memiliki merencanakan pembelajaran, dan
pemahaman tentang potensi dan ahli dalam memberi bantuan
gaya belajar peserta didik. Guru kepada peserta didik sehingga

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 64
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

peserta didik memiliki konteks nyata yang mendorong


kemampuan mengembangkan peserta didik berpikir lalu
pengetahuan secara mandiri mendemonstrasikannya (Mursell
(Hamzah, 2010). & Nasution, 2010).
Pada siklus II, guru Ketika memasuki kegiatan
mengoptimalkan pembelajaran presentasi, peserta didik sudah
dengan cara selalu memberi mampu memberi tanggapan dan
pengawasan yang baik dan selalu respons yang baik secara
mendatangi setiap kelompok menyeluruh. Hal ini terlihat dari
sampai peserta didik nyaman dan kegiatan tanya jawab bukan
percaya diri untuk melakukan hanya dari peserta didik yang
setiap fase-fase pembelajaran pandai saja, tetapi peserta yang
dengan baik. Guru juga tidak memiliki kemampuan rendah
memburu waktu untuk juga mengajukan dan
menyelesaikan materi, tetapi menanggapi pertanyaan.
mendampingi peserta didik jika Perubahan tersebut menunjukkan
terdapat materi yang belum rasa percaya diri yang dibangun
dipahami. Tindakan perbaikan ini di kelompok. Selain itu, peserta
mendapat respons yang baik dari didik sudah memahami konsep
peserta didik. Hal ini ditunjukkan dan prinsip materi sehingga
dengan sikap peserta didik yang dapat bertanya dan menanggapi
lebih fokus dan berani melakukan pertanyaan teman sekelasnya.
eksperimen. Selain itu, peserta Peserta didik juga mampu
didik menjadi lebih aktif dalam membuat kesimpulan dengan
berdiskusi dalam kelompok baik.
masing-masing. Perubahan-perubahan yang
Peserta didk belajar untuk terjadi dari siklus I ke siklus II
membangun pengetahuan sendiri adalah cara pandang peserta
dengan berdikusi dan didik terhadap belajar yang
menemukan konsep atau prinsip awalnya menerima pengetahuan
melalui eksperimen. Hal ini akan pengetahuan dari guru, menjadi
membuat peserta didik belajar mengali pengetahuan di
memahami konsep secara lebih dalam kelompok. Diskusi tidak
mendalam sehingga dapat hanya dilakukan untuk
mengaplikasikan konsep fisika memelajari sesuatu yang baru,
dalam kehidupan sehari-hari. akan tetapi juga mentransfer apa
Pemahaman yang baru menuntut yang telah dipelajari (Riyanto,
aktivitas kreatif produktif dalam 2015).

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 65
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

Peserta didik terlihat lebih singnifikan, dibuktikn dengan


aktif dan kreatif karena guru bertambahnya peserta didik yang
mempersiapkan strategi di siklus mencapai ketuntasan belajar
II dengan pertanyaan yang lebih minimum dari 38.88% pada siklus
mudah dipahami dan juga I menjadi 91.7% pada siklus II.
meminta peserta didik membaca Model pembelajaran discovery
berbagai literatur agar peserta learning juga mendapat respons
didik mempunyai bekal ketika positif dari peserta didik dengan
mengikuti pelajaran. Presentasi persentase rata-rata lebih dari
juga berjalan baik karena peserta 70%. Berdasarkan hasil penelitian
didik sudah banyak memberikan dapat disimpulkan bahwa model
tanggapan dan usulan untuk pembelajaran discovery learning
menyelesaikan masalah yang efektif meningkatkan motivasi
dibahas dalam lembar kerja. dan hasil belajar peserta didik
Pada siklus II, guru secara aktif kelas XI IPA 3 SMA N 6
memberi pengawasan dengan Pekanbaru.
memberi penjelasanakan tahapan
model pembelajaran discovery UCAPAN TERIMA KASIH
learning sekaligus menyampaikan
tujuan kegiatan seperti yang Ucapan terima kasih kepada
terdapat dalam lembar kerja SMA N 6 Pekanbaru atas
sehingga membuat peserta didik dukungan dalam pelaksanaan
fokus dan bersemangat. Peserta penelitian ini.
didik akan belajar dengan
perhatian penuh ketika DAFTAR PUSTAKA
memahami tujuan yang harus
dicapai serta mengerti apa yang Aprilia, L. & Mulyaningsih, S.,
harus dilakukan. 2014. Penerapan Perangkat
Pembelajaran Materi Kalor
KESIMPULAN melalui Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran discovery dengan Model Pembelajaran
learning dapat meningkatkan Guided Discovery Kelas X
motivasi dan hasil belajar peserta SMA. Jurnal Inovasi
didik. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Fisika, 3(3): 1–5.
fisika terjadi dari nilai rata-rata Arikunto, S., Suhardjoho, &
65.11 pada siklus I menjadi 78.47 Supardi, 2010. Penelitian
pada siklus II. Peningkatan hasil Tindakan Kelas. Jakarta:
belajar peserta didik terjadi secara Bumi Aksara.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 66
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

Decaprio, R., 2002. Tips Penerapan Dalam


Mengelola Laboratorium Pembelajaran IPA
Sekolah. Yogyakarta: Diva Berbantuan Bahan Ajar
Press. Digital Interaktif untuk
Destalina, Ali, M. & Palloan, P., Meningkatkan Prestasi
2019. Efektivitas Penerapan Belajar Peserta Didik. Jurnal
Discovery Learning Pada Pendidikan IPA Veteran,
Pembelajaran Sains 3(1): 87–99.
Berorientasi Inquiry Kusuma, T., Indrawati &
Terhadap Pemahaman Harijanto, A. 2015. Model
Konsep Fisika Peserta Didik Discovery Learning disertai
Kelas XI IPA SMA Negeri Teknik Probing Prompting
13 Makasar. Jurnal Sains dalam Pembelajaran Fisika di
dan Pendidikan Fisika, MA. Jurnal Pendidikan
15(1): 1–7. Fisika, 3(4): 336–341.
Fitri, M. & Derlina, 2015. Mursell, J. & Nasution. 2010.
Pengaruh Model Mengajar dengan Sukses
Pembelajaran Discovery (Successful Teaching.
Learning Terhadap Hasil Jakarta: Bumi Aksara.
Belajar Peserta didik pada Riyanto, Y. 2015. Paradigma
MATERI Pokok Suhu dan Baru Pembelajaran Sebagai
Kalor. Jurnal Inpafi, 3(2): Referensi Guru/Pendidik
89–96. dalam Implementasi
Hamzah, 2010. Teori Motivasi Pembelajaran yang Efektif
dan Pengukurannya Analisis dan Berkualitas. Jakarta:
di Bidang Pendidikan. Kencana Prenada Medis
Jakarta: Bumi Aksara. Group.
Hanafi, 2016. The Effect of Sahara, L. & Sani, R. 2016.
Discovery Learning Method Pengaruh Metode
Application on Increasing Pembelajaran Penemuan
Students’ Listening Outcome Terbimbing terhadap Hasil
and Social Attitude. Belajar dan Aktivitas Peserta
Dinamika Ilmu, 16(2): 291– Didik pada Materi Pokok
306. Suhu dan Kalor di SMA
Khamidah, N., Winarto & Negeri Limapuluh. Jurnal
Mustikasari, V.R. 2019. Inpafi, 4(2): 1–6.
Discovery Learning:

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 67
Phy. Educ. Res. J. Vol. 1 No. 1 (2019), 56-68

Saidatunnisa, Hamid, A. & Schuchard, A.M., Tekkumru-Kisa,


Wahyuni, A. 2016. M. & Schunn, C.D. 2017.
Penerapan Model How Much Professional
Pembelajaran Discovery Tipe Development Is Needed With
Guided Discovery dalam Educative Curriculum
Upaya Meningkatkan Hasil Materials? It Depends Upon
Belajar Fisika Peserta didik The Intended Student
Kelas XI MIPA 2 di SMAN Learning Outcomes. Science
16 Banda Aceh. Jurnal Education, 101(6): 1015–
Ilmiah Mahapesertadidik 1033.
Pendidikan Fisika, 2(1): 20– Singgih, H.A. & Suparwoto. 2018.
29. Pengembangan Media
Sanjaya, 2008. Strategi Belajar Mandiri Berbasis
Pembelajaran Berorientasi Aplikasi WhatsApp untuk
Standar Proses Pendidikan. Meningkatkan Motivasi dan
Jakarta: Kencana Prenada Hasil Belajar Fisika Kelas XI
Media Group. SMA N 1 Purwokerto. Jurnal
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran Pendidikan Fisika, 7(1): 32–
dalam Implementasi 38.
Kurikulum Berbasis Sutikno, S., 2013. Belajar dan
Kompetensi. Bandung: Pembelajaran. Lombok:
Kencana Prenada Media Holistica.
Group. Tompo, B., Ahmad, A. & Muris,
Sari, P.I. & Harjono, A. 2016. M. 2016. The Development
Penggunaan Discovery of Discovery-Inquiry
Learning Berbantuan Learning Model to Reduce
Laboratorium Virtual pada the Science Misconceptions
Penguasaan Konsep Fisika of Junior High School
Peserta didik. Jurnal Students. International
Pendidikan Fisika dan Journal of Junior High
Teknologi, II (4): 176–182. School Students, 11(12):
5676–5686.

https://ejournal.walisongo.ac.id/index.php/perj/index 68

You might also like