Puisi Kelabu

You might also like

You are on page 1of 1

Puisi dema Yang tak dinyana makin merusak bukan

menjaga
“peran agama dalam menjaga budaya
lingkungan hidup” Lalu, itukah aku dan kau. Kau dan aku?

Kelabu
Maha Pengasih Maha Penyayang, Allah Adapula tingkah lalu kita terhadap sesama

Segala puji bagi-Nya Sang Pemilik Alam Mulai luntur dari ramah tamah
Semesta Mulai hilang sopan santun
Kebencian mulai ditebar
Ketika pohon ambuk berganti batu bata tertata Kebecian memakan persaudaraan
Ketika sawah menghijau jadi rumah mewah Kita makin tersesat dalam rimba kehidupan
Ketika siang makin membara membakar dan
kau gerah
Kawan…
Masihkah kau diam melihat perubahan?
Cobalah diam, maknai dan resapi Firman-Nya
Adakah kita termasuk yang ingkar
Udaraku udaramu berhembus tak sesegar dulu
Atau taat?
Deru kuda yang berpacu terbuhuh oleh mesin
yang makin bising
Rasakanlah di udara, napasmu berat, kabut Oleh: Izzat Abidi, KPI 2015
racun kau hirup bersama dosa
Dosa? Dosa yang mana?
Dosa mana saja yang telah kau perbuat, aku
perbuat.

Dalam firman-Nya, manusia menjadi penjaga


Dan nyatanya segelintir saja yang taat
Dan sebagian mulai murtad

Tidaklah alam berubah karena waktu saja


Tentu, juga ada perbutan dosa manusia

You might also like