You are on page 1of 9

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Udiyat Khaerul Ahyar

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 857595045

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4001/Pengantar Pendidikan

Kode/Nama UPBJJ : Purwokerto

Masa Ujian : 2022.2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
MKDK4001-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKDK4001/Pengantar Pendidikan
Tugas 3

No. Soal
1. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Globalisasi dapat memberikan pengaruh dan dampak yang luas di seluruh aspek kehidupan manusia.
Globalisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat sebagai akibat pesatnya arus informasi dan
komunikasi.
Arus informasi dan komunikasi yang gencar dapat memudahkan setiap orang untuk mengakses
pengetahuan, informasi , dan data di berbagai dunia. Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah
melahirkan kebudayaan dunia maya (cyber culture), yakni ruang cyber yang maha luas, yang tidak
berbeda denga lahirnya universitas baru, yang di bangun melalui komputer dan jaringan komunikasi.
Ruang cyber itulah yang menjadi lalu lintas ilmu pengetahuan, gudang rahasia, berbagai fasilitas suara,
video dan musik yang dipancarkan dengan kecepatan cahaya elektronik. Pada sisi lain, dampak
negatifnya apabila pengguna tidak bijak menggunakannya dengan membuka situs-situs terlarang yang
mengandung unsur kekerasan, pornografi dan hedonisme lainnya.
Penayangan iklan yang gencar diberbagai media baik itu di TV, radio, media sosial, dan platform
informasi lainnya, selain memberikan informasi tentang produk dan jasa tertentu, juga dapat menimbulkan
sisi negatif yakni apabila masyarakat kurang cermat dalam mengelola keuangan, dapat menimbulkan
tumbuhnya budaya konsumtif dengan gaya hidup pada makanan, pakaian dan pergaulan yang
mengglobal sesuai dengan budaya barat.

Berdasarkan wacana tersebut, analisislah dampak dari globalisasi?

2. Rumusan tujuan pendidikan nasional telah mengalami inovasi dari waktu ke waktu. Dalam Undang-
Undang No. 2 Tahun 1989 pasal 4 rumusan tujuan nasional adalah Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dak kebangsaan.

Adapun UU No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potesi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Analisislah Perbedaan tujuan nasional berdasarkan UUD No, 20 tahun 1989 dengan UUD No. 20 Tahun
2003!

1 dari
MKDK4001-2

3. Kualitas pendidikan di Indonesia hingga saat ini belum bisa dikatakan baik. Hal ini terlihat dari Hasil
Programme for International Student Assessment ( PISA) untuk Indonesia tahun 2018. Pengukuran PISA
bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan dengan mengukur kinerja siswa di pendidikan
menengah, terutama pada tiga bidang utama, yaitu matematika, sains, dan literasi. Hasilnya yaitu Bila
rerata kemampuan baca negara-negara OECD berada di angka 487, skor Indonesia berada di skor 371.
Demikian pula dengan skor PISA Indonesia untuk matematika dan sains yang juga menjadi pekerjaan
rumah besar. Rerata skor PISA negara anggota OECD untuk matematika dan sains 489. Namun pada
tahun 2018 skor PISA Indonesia untuk matematika berkisar di angka 379 dan sains di skor 396.
Berdasarkan hasil PISA, diperoleh gambaran masih ditemukannya tingginya disparitas (jarak) mutu
dan hasil pendidikan tiap daerah. Hasil PISA 2018 menunjukkan, capaian siswa di Jakarta dan Yogyakarta
berada di mendekati nilai rata-rata OECD dan dapat disejajarkan dengan Malaysia dan Brunei untuk
seluruh bahan uji PISA literasi baca, matematika, dan sains. Dengan total hasil seluruh wilayah Indonesia
yang rendah, hal ini menunjukkan masih tingginya gap mutu pendidikan antarwilayah di Indonesia.
Hal ini dapat terjadi karena kualitas dan fasilitas yang dimiliki pendidikan di Indonesia masih rendah.
Masih sangat banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana. Seperti halnya, gedung sekolah
banyak yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar sangat rendah, buku perpustakaan tidak
lengkap, laboratorium tidak standard, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak
memiliki laboratorium dan sebagainya.
Selain itu kualitas pendidik kurang memadai. Sedikit sekali pendidik yang mempunyai motivasi
untuk memperbaharui keilmuannya dengan lebih banyak membaca, mengikuti pelatihan, dan
mengembangkan keterampilannya. Pendidik diharapkan dapat berinovasi agar tetap dapat menjadi
fasilitator belajar yang efektif meskipun memiliki berbagai keterbatasan. Kurang pedulinya pihak orang tua
siswa terhadap pendidikan anaknya khususnya di daerah pedesaan juga memberikan andil yang cukup
besar terhadap rendahnya mutu pendidikan. Tidak seharusnya orang tua siswa sepenuhnya
membebankan pendidikan anaknya kepada guru saja tanpa membimbing mereka. Dibutuhkan kerjasama
antara pendidik dan orang tua dalam medidik siswa agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan wacana tersebut, bagaimanakah mutu pendidikan di Indonesia? Analisislah penyebabnya.

4. Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai mencari suatu
inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Setiap pendidik pun dituntut memberikan inovasi terbaru
untuk membentuk proses pembelajaran yang efektif. Sayangnya, tak semua pendidik paham betul
mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Seperti
yang dialami oleh Pendidik A dan Pendidik B.
Pendidik A adalah seorang pendidik senior yang sulit untuk mengaplikasikan teknologi, ia terbiasa
mengajar secara tatap muka, namun sekolahnya berada pada zona merah. Pendidik B merupakan
pendidik muda yang terbiasa menggunakan teknologi, namun pada prosesnya banyak peserta didik tidak
dapat hadir dalam pembelajaran secara videoconference, karena kendala sinyal yang terkadang tidak
kuat disebbkan oleh cuaca.. Ada beberapa metode pembelajaran yang cocok digunakan pada masa
pandemi yaitu,
1. Daring Method, Metode ini bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah
dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah
maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.
2. Luring Method, Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan.
Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi
dan protokol kesehatan yang berlaku. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan.
3. Blended learning, metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini
menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video conference. Jadi, meskipun pelajar
dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama
lain.

Berdasarkan kasus tersebut, analisislah metode pembelajaran yang paling sesuai untuk pendidik A dan
pendidik B. Uraikan penjelasan anda.

2 dari
MKDK4001-2

5. Pada awal masa pandemi covid-19, semua proses pembelajaran dilakukan secara daring sebab
kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat tetap
jadi prioritas. Pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, membuat masyarakat resah karena
ada beberapa masalah yang terjadi seperti daerah yang tidak memiliki fasilitas untuk melakukan
pembelajaran daring sehingga siswa tidak dapat belajar. Pemerintah akhirnya mengeluarkan keputusan
bersama mengenai aktivitas belajar mengajar di sekolah di tengah pandemi Covid-19. Keputusan
bersama yang dicetuskan pada Senin, 15 juni 2020 itu disepakati oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Salah satu isi keputusan tersebut adalah pemerintah pusat
memberikan kewenangan untuk memberi izin mebuka sekolah kepada pemerintah daerah.
Pemerintah daerah memutuskan apakah sekolah di daerah mereka dapat kembali dibuka
berdasarkan pertimbangan yang merujuk data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 masuk
dalam zona hijau dan juga syarat-syarat lainnya yang harus terpenuhi seperti sekolah memiliki fasilitas
yang baik berkenaaan dengan sanitasi, mempunyai pengukur suhu tubuh dan harus mengecek warga
sekolah tiap memasuki lingkungan sekolah, kesiapan penggunaan masker dan lain sebagainya.

Berdasarkan kasus tersebut analisislah bagian yang menunjukkan sistem desentralisasi dalam
difusi inovasi pendidikan selama masa pandemi, jelaskan alasanmu.

3 dari
MKDK4001-2

No. Jawaban
1. Dalam kehidupan yang bersifat global itu, Garna menyebutkan
bahwaperubahan jelas dianggap sebagai sesuatu kebiasaan karena adanya
perkembangan teknologi, transportasi dan komunikasi yang cepat, sehingga
krisis di berbagai dunia akan berakibat ke bagian lainnya. Globalisasi
merupakan fenomena yamg tidak bisa diabaikan. Sekalipun bukan merupakan
sebuah fenomena yang tidak diperdebatkan, tidak dapat dipungkiri globalisasi
memiliki pengaruh luas bagi aspek kehidupan manusia, baik secara individual
maupun kolektif. Globalisasi tumbuh berkembang secara cepat sebagai arus
informasi dan komunikasi. Proses globalisasi ditandai dengan pesatnya
perkembangan paham kapitalisme, yaitu semakin terbuka, semakin
menggelobalnya peran pasar, investasi dan proses produksi perusahaan-
perusahaan transnasional yang kemudian dikuatkan dengan ideologi dan
tatanan dunia perdagangan berdasarkan aturan organisasi perdagangan
bebas secara global. Globalisasi menimbulkan dampak positif dan dampak
negatif. Arus informasi dan komunikasi yang gencar dapat mempermudahkan
setiap orang untuk mengakses pengetahuan, imnformasi, dan data berbagai
belahan dunia. Globalisasi merupakam suatu komndisi semakin meluasnya
budaya yang relatif seragampada seluruh perangkat kehidupan masyarakat
dunia. Khususnya dalam bidang ekonomi , poitik, budaya, dan teknologi.
Sebagai dampaknya, bahwa warga masyarakat dunia menjadi satu lingkungan
yang seolah berdekatan, dan saling menjadi satu sistem pergaulan dan
budaya yang relatif sama, sehingga tumbuh menjadi satu dunia yang saling
terikat dan saling mempengaruhi. Aspek negatif yang muncul adalah
kemungikan munculnya budaya monokulturalisme. Menurut H.A.R.
Tillar,dalam buku Multikulturalisme jugadapat melahirkan aspek negatif, yaitu
lahirnya kebudayaan monoisme atau monokulturalisme dikarenkan
imperealisme kebudayaan barat. Karena itulah didirikan LSM dan NGO
sebagai gerakan perlindungan dari munculnya monkulturalisme tersebut.
Gerakan tersebut mengelorakan identitas lokal, budaya lokal, perlindungan
terhadap rakyat kecil, dan pandangan yang kritis pada negara dengan
birokrasinya. Sisi negatif dari penayangan iklan produk atau jasa tertentu juga
dapat menimbulkan dampak negatif yaitu jika kurang cermat akan
memunculkan sifat konsumtif. Dengan adanya dampak globalisasi tersebut
tentunya perlu diterapka strategi dalam menghadapinya. Berikut strategi untuk
menghadapi dampak globalisasi :
a. Upaya Menghadapi Globalisasi di Bidang Budaya
• Menyaring setiap budaya asing yang masuk ke Indonesia untuk
kemudian diadaptasi dan digunakan bersama-sama.
• Mempromosikan budaya asli Indonesia ke kancah internasional untuk
menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia.
4 dari
MKDK4001-2

• Menyukai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia.


• Memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia yang
memiliki budaya beragam untuk bersatu melindungi budaya asli
Indonesia agar tidak luntur terbawa arus globalisasi juga tidak hilang
karena diklaim negara lain.
• Mematenkan setiap budaya Indonesia serta memublikasikannya agar
tetap terjaga dan menjadikan masyarakat Indonesia bangga
memilikinya.
• Berpegang teguh pada nilai religius, spiritual, dan memupuk rasa
kebhinekaan agar Indonesia tetap berjaya dengan budayanya.
• Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat.
b. Upaya Menghadapi Globalisasi di Bidang IPTEK
• Berkompetisi dalam kemajuan IPTEK.
• Meningkatkan motif berprestasi.
• Meningkatkan kualitas/mutu sumber daya manusia terutama di bidang
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kita mampu
bersaing.
• Selalu berorientasi ke masa depan.
• Meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala
bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain.
c. Upaya Menghadapi Globalisasi di Bidang Ekonomi
• Menyiapkan SDM yang kompeten, kompetitif, dan memiliki kemampuan
yang baik dalam menghadapi kompetisi globalisasi.
• Melaksanakan standarisasi dan sertifi kasi bagi perusahaan dan
lembaga pemerintah untuk citra, kesungguhan dan kualitas produk.
• Menghilangkan praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme dan
manipulasi.
• Mendorong pengusaha-pengusaha lokal khususnya pengusaha kecil
dan menengah untuk berkompetisi secara sehat.
• Mendorong munculnya produk-produk kreatif dan inovatif dari
masyarakat Indonesia.
d. Upaya Menghadapi Globalisasi di Bidang Komunikasi
• Memilih dan memanfaatkan alat komunikasi secara tepat dan
sebaikbaiknya sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
• Memanfaatkan alat komunikasi demi kemajuan masa depan dan tidak
menyalah gunakannnya.
• Memilih informasi dengan tepat dan bijaksana agar tidak mudah
terpengaruh dan terhasut oleh informasi yang salah.

5 dari
MKDK4001-2

e. Upaya Menghadapi Globalisasi di Bidang Transportasi


• Memanfaatkan alat transportasi sesuai dengan jarak dan waktunya.
• Menggunakan alat transportasi tidak berlebihan agar tidak terjadi
pencemaran lingkungan.
• Menjaga keberadaan alat transportasi lokal sebagai salah satu
khasanah budaya.

2. Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengembangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan
mereka yang memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas,
pengetahuan, kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih
bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti luhur, mandiri,
kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab terhadap bangsa.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam UU No. 2 Tahun 1985 belum diterapkanya fungsi pendidikan untuk
membentuk sifat atau karakter peserta didik, sehingga dirubahlah dalam UU
No. 3 Tahun 2003 dengan sudah diterapkannya fungsi untuk membentuk
watak (karakter) peserta didik. F ungsi diantaranya adalah mengembangkan
kemampuan, membentuk watak, kepribadian agar peserta didik dapat
menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai UU N. 3 tahun 2003, pendidikan
memiliki tiga jenisnya yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan
pendidikan informal, sedangkan dalam UU No. 2 tahun 1985 Hanya dua jalur
pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
3 Mutu pendidikan di Indonesia masihlah tertinggal jauh jika dibandingkan
dengan mutu pendidikan negara lain. Seperti yang kita ketahui, pendidikan di
Indonesia terkesan buruk. Di Indonesia, mutu pendidikan di desa tidak
sebanding dengan mutu pendidikan di kota. Mutu pendidikan di desa atau
6 dari
MKDK4001-2

daerah tertinggal masih jauh dari kata baik mengenai kualitasnya. Masih
banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta tenaga pengajar
yang tidak kompeten dan jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan di kota.
Mulai saat ini, permasalahan mutu pendidikan di Indonesia harus mulai
dicarikan solusinya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia.Faktor tersebut salah satunya adalah
• Rendahnya kualitas tenaga pengajar.
• Keadaan guru atau tenaga pengajar di Indonesia terlihat menyedihkan.
• Banyak guru yang belum memiliki profesionalisme yang memadai serta
masih banyaknya guru honorer.
• Selain daripada itu, guru juga banyak yang belum berkompeten pada
bidangnya.
Permasalahan ini hendaknya untuk segera diselesaikan, mengingat betapa
pentingnya peran guru dalam dunia pendidikan kita.
Adapun beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengatasi rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia, terutama melalui solusi teknis. Salah satu caranya
adalah dengan mengupayakan peningkatan profesionalisme guru atau tenaga
pengajar di institusi pendidikan. Solusi teknis selanjutnya yaitu dengan
membenahi kurikulum yang digunakan pada pendidikan di Indonesia. Karena
kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dalam
meletakkan landasan-landasan pengetahuan dan pembentukan karakter anak
didik. Dalam kurikulum harus dibentuk proses pembelajaran yang efektif dan
sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Diperlukan
tenaga pengajar yang profesional dan diberlakukannya kurikulum yang baik
dan mempunyai keserasian dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam
dunia kerja. Karena dua elemen itu merupakan elemen kunci untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
4 Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun
mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar.
Beberapa ahli sudah menggodok tentang metode pembelajaran yang cocok
selama pandemi ini. Metode luring sangat disarankan dalam pembelajaran di
masa pandemi ini. Mengapa demikian, karena metode ini berlangsung seperti
tatap muka meskipun dengan waktu yang terbatas. Jika menggunakan
metode daring terus menerus, siswa tidak akan memahami materi
pembelajaran yang di berikan. Oleh karena itu metode luring sangat cocok
meskipun hanya dengan waktu yang terbatas.
5 Berbicara mengenai pandemi ini memang tidak pernah usai. Permasalahan
dan solusi yang hadir ibarat dayung bersambut. Gali lubang tutup lubang.
Satu usai, satu muncul kembali. Utamanya pelaksanaan pendidikan di
Indonesia. Sebagai negara berkembang, proses pendidikan dan
pembelajaran di Indonesia menjadi salah satu yang cukup banyak
menghadapi dilematis. Pada saat awal pandemi misalnya. Pendidikan jarak
jauh dengan aplikasi zoom atau google meet menuai banyak pro dan kontra.
Terlepas dari kondisi geografis dan gap fasilitas anak di kota dan desa,
7 dari
MKDK4001-2

pendidikan jarak jauh melalui zoom dinilai kurang efektif. Namun, apa boleh
dikata, kesehatan dan keselamatan dari pandemi tetap menjadi prioritas
utama. Proses pembelajaran dalam jaringan atau yang dikenal dengan istilah
daring menjadi salah satu model pembelajaran yang dilakukan pada masa
pandemi. Terlebih adanya Surat Edaran No. 4 tahun 2020 dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi
pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan
disampaikan di rumah masing-masing. Tidak hanya itu, mengingat dalam
prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah
mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para
pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan tidak lupa pada masyarakat.
Penerapan pembelajaran daring tersebut tentu menuntut kesiapan berbagai
pihak, mulai dari pihak sekolah, pemangku jabatan, dan pihak peserta didik
itu sendiri. Pembelajaran daring dilaksanakan dengan menggunakan model
interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LSM). Misalnya
dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, Google, Zoom, dan lain-lain.

8 dari

You might also like