You are on page 1of 4

PROSEDUR PEMERIKSAAN BUNYI

JANTUNG JANIN DENGAN DOPLER

No. : 440/ / SOP/RWL/


Dokumen / 2018

SOP No. Revisi : 0

Tgl. Terbit :

Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS dr. Hj. LINI AQUARIAH, MKK

DTP RAWALELE NIP : 19750209 200604 2 010

1. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui


perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim
2. Tujuan Untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya
denyut jantung janin dalam rahim

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas DTP Rawalele No: 440/ / SK/
RWL/ / 2018 tgl. tentang Penugasan Pemegang Program
Kia

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan


Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Buku Pedoman pelayanan antenatal terpadu edisi kedua tahun 2015
5. Prosedur/ Alat :
Langkah – a. Dopler
langkah b. Tissue
c. Bengkok
d. Jelly
e. Selimut
Tempat tidur pemeriksaan
o Lakukan persiapan alat.
o Lakukan persiapan pasien
~Atur posisi terlentang

~Pakaian bagian bawah pasien di gulung keatas dan ditutup selimut.

o Meja dorong diletakkan disamping kanan pasien.


o Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
o Lakukan palpasi untuk mengetahui usia kehamilan dan letak punggung
bayi.
o Probe dopler diberi jelly secukupnya.
o Letakkan probe dopler didaerah punggung bayi.
o Hitung BJA selama 1 menit.
o Pasien dirapikan kembali, sambil diberitahu hasil pemeriksaannya.
o Peralatan dibereskan ke tempat semula.
Catat hasil pemeriksaan di status pasien.
6. Hal-hal yang  Penghitungan BJA dilakukan selama 1 menit penuh
perlu diperhatikan  BJA didengar melalui dopler di atas usia kehamilan >12 minggu
7. Unit Terkait Poli KIA
8. Dokumen Rekamedik
terkaits
9. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan
10. Pengertian Pedoman yang dipakai untuk melakukan pemeriksaan Ibu hamil (10T)
11. Tujuan Sebagai pedoman dlm melakukan pemeriksaan Ibu hamil (10T)

12. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Buku Pedoman pelayanan antenatal terpadu edisi kedua tahun 2015
13. Alat dan a. Status ibu
bahan b. Timbangan Badan
c. Alat Ukur Tinggi Badan
d. Tensimeter
e. Stetoskop
f. Pengukur lila
g. Metline
h. Spuit 0,5 CC
i. Vaksin TT
j. Dopler
k. Selimut
14. Prosedur/ Instruksi :
Langkah – 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
langkah 2. Ukur tekanan darah
3. Tentukan status gizi (LILA)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan DJJ
6. Skrinning imunisasi TT
7. Tablet Fe 9 minimal 90 tablet
8. Tes laboratorium
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling)
a. Pasien yang masuk ke poli dilakukan pengukuran TTV ( tanda – tanda
vital ) yaitu pengukuran Tinggi Badan / Berat Badan. Pasien di ukur
tekanan darahnya. Dicatat di status pasien ( lihat petunjuk pengukuran
berat badan / tinggi badan)

b. Setelah dilakukan anamnesa ( lihat petunjuk pemeriksaan antenatal


care ) dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri. ( Lihat petunjuk
pemeriksaan leopold ) semua hasil di catat di buku status pasien
Setelah dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan, dilakukan
kesimpulan hasil pemeriksaan dan pemberian Tablet Fe kepada pasien
( lihat petunjuk pemberian vitamin pada ibu hamil )

c. Lakukan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil kepada ibu hamil


( lihat petunjuk pemberian vaksin TT

d. Lakukan konsultasi kepada pasien yang membutuhkan ( temu wicara )

e. Lakukan deteksi dini penyakit menular, sebagai contoh HIV dll

f. Peralatan dibereskan ke tempat semula. Catat hasil pemeriksaan di


status pasien

g.

15. Hal-hal yang


- Jadwal kunjungan ulang
perlu
- Pemantauan pada ibu hamil resti
diperhatikan
16. Unit Terkait Poli KIA

Dok Status pasien

17. Rekam Histori No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan

You might also like