You are on page 1of 18

MAKALAH

IMPLIKASI NILAI DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Philosophy of Islamic Education

Diampu oleh: Bapak Muhammad Manar, S.Fil.I.,M.Ag.

Disusun oleh: Kelompok 4

Nama Anggota Kelompok :

1. Lusia Rizki (126203201041)


2. Aldini Vida Steivia (126203203200)
3. Nur Faridatuz Zahro’ (126203202124)
4. Mohammad Miftah Nur Wahid (126203202123)

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2021


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan yang telah memberikan

hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah

SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus dan yang kita nantikan

syafaatnya di yaumul qiamah nanti.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Philosophy of

Islamic Education. Kami berharap dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan tentang

Implikasi Nilai Dalam Proses pendidikan islam. Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hj. Maftukhin , M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung

3. Muhammad Manar, S.Fil.I.,M.Ag selaku dosen mata kuliah philosophy of islamic

education yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada kami, dan

4. Segenap teman-teman dalam kelompok 4 dalam penulisan maklah ini.

Kami berharap agar makalah ini mampu memberikan pengarahan serta nilai positif bagi

pembaca. Serta kami memohon maaf mungkin penulisan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna maka dari itu kritik dan saran anda semua sangat membantu bagi kita semua.

Tulungagung, 31 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

A. Hakikat Nilai ................................................................................................................... 5

B. Sumber Nilai ................................................................................................................... 6

C. Nilai dalam Pendidikan Islam ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era yang kita jalani sekarang nilai merupakan suatu aspek yang penting dalam

pendidikan. Nilai dalam kehidupan manusia sangat beragam jenisnya,sudah barang

tentu banyak hal dianggap penting bila dilihat dari aspek yang berbeda atau dalam

kacamata pandang atau latar belakang masing-masig orang. Sebagaimana dalam

aspek aspek fisik material seperti ekonomi, politik, kemasyarakatan, industri jasa dan

lain-lain. Terlebih dari dimensi agama dan kepercayaan yang merupakan ajaran-

ajaran tentang nilai. Agama atau kepercayaan memiliki misi yang paling utama

adalah pendidikan tentang nilai. Nilai dengan berbagai sudut pandang agama

tertentu akan mengarah pada perbaikan dan keteraturan tatanan hidup manusia,

baik bagi pelaku nilai maupun bagi orang lain, mahluk lain. Nilai dapat dipahami sebagai

standart prilaku manusia dalam interaksinya dengan sesame makhluk. Rokeach

menegaskan bahwasannya nilai adalah sesuatu keyakinan yang bersifat abadi yang mana

mode khusus dari tingkah laku atau puncak keberadaan secara pribadi maupun

sosial lebih baik dari mode tingkahlaku atau puncak keberadaan sebalikny.. Dalam

pengembangan suatu pendidikan khususnya dalam pendidikan sangat berupaya

memberikan pengimplikasian nilai dalam setiap pendidikannya. Yang mana dengan

adanya pengimplikasian ini dapat memajukan serta memberikan dorona kemajuan bagi

pendidikan islam itu sendiri

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tentang hakikat nilai ?

2. Apa saja yang disebut sumber nilai ?

3. Apa pengertian nilai dalam pendidikan islam?

3
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tentang hakikat nilai

2. Untuk mengetahui yang disebut dengan sumber nilai

3. Untuk mengetahui pengertian nilai dalam pendidikan islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Nilai

Banyak pendapat dari beberapa pakar dalam mendefinisikan nilai. Dalam membahas

tentang nilai, banyak perbedaan pendapat yang diungkapkan oleh para tokoh dalam

mendefinisikan nilai tersebut, misalnya menurut Frondizi nilai itu bukan suatu benda

ataupun unsur benda, tapi nilai itu merupakan suatu sifat, kualitas yang dimiliki atau yang

ada dalam suatu objek tertentu yang dikategorikan baik, dan nilai ini merupakan kualitas

yang sifatnya tidak riil, karena dengan adanya nilai ini tidak menambah realitas atau

substansi kepada objek, melainkan hanya nilai. Nilai juga dapat diartikan sebagai sesuatu

penting, berharga dan berguna serta berkualitas yang bertujuan bagi kehidupan manusia,

baik individu maupun masyarakat yang membahas tentang nila-nilai.

Dalam Encyclopedia of Philosophy di jelaskan bahwa dalam penggunaannya nilai itu

terbagi menjadi tiga bagian, pertama nilai sebagai kata benda abstrak, kedua nilai sebagai

benda kongkrit, dan ketiga nilai sebagai kata kerja. Abstrak yang dimaksudkan adalah

sesuatu yang tidak nyata atau sesuatu yang tidak jelas atau tidak berbentuk dan tidak bisa

dilihat, seperti halnya baik, jelek, bagus dan menarik. Nilai sebagai kata benda kongkret

adalah kebalikan dari nilai sebagai abstrak, kongkret artinya nyata dan tanpak. Dan

biasanya digunakan pada sesuatu yang bernilai yang sudah ada, misalnya nilainya, nilai-

nilai, dan nilai dia. Terahir nilai yang digunakan sebagai kata kerja seperti dalam halnya

menilai, memberi nilai dan dinilai yang mana umumnya menilai digunakan untuk menilai

perbuatan.

Manusia dan nilai merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang

keduanya saling berhubungan satu sama lainnya. Dan integritas kepribadian manusia ini

tergantung dari bagaimana hubungan nilai-nilai atau tingkat kesadaran terhadap nilai.

5
Manusia yang baik yaitu manusia yang bisa melaksanakan dan menjunjung tinggi nilai-

nilai yang berlaku. Sebaliknya manusia yang tidak baik adalah manusia yang justru

ingkar terhadap nilai-nilai. Jadi baik buruknya manusia itu bisa dilihat, tergantung dari

bagaimana perilaku mereka terhadap nilai-nilai yang ada. Jika dia baik pasti dia akan

menjaga dan mengamalkan nilai-nilai yang sudah ada dengan baik juga, begitu juga

sebaliknya.

Teori tentang nilai yang terdapat dalam filsafat mengacu pada permasalahan tentang

etika dan astetika. Etika membahas tentang penilaian terhadap perbuatan manusia untuk

membedakan beberapa hal seperti baik dan buruk. Sedangkan astetika yaitu membahas

tentang nilai yang didapat dan bersumber dari pengalaman keindahan yang manusia

miliki yang ada dalam lingkungan dan fenomena-fenomena yang ada disekelilingnya,

seperti keindahan, keserasian, dan kerapian. Di dalam Islam nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya dikategorikan menjadi dua, yaitu dilihat dari segi normatif dan dan operasional.

Dari segi normatif misalnya seperti benar dan salah, baik dan buruk, hak dan batil,

diridhai dan dikutuk oleh Allah. Sedangkan bila ditinjau dari segi operasionalnya nilai

tersebut dibagi menjadi lima yang menjadi standarisasi tingkah laku manusia, kelima hal

tersebut yaitu, wajib atau fardu, sunnah atau mustahab, mubah atau jaiz, makruh, dan

yang terhir adalah haram.

B. Sumber Nilai

Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki dan membahas tentang nilai-nilai.

Sumber nilai yang ada dan yang berlaku pada kehidupan sosial manusia dibagi menjadi

dua bagian, yaitu:

a. Nilai ilahiyah

6
Nilai ilahi merupakan nilai yang berasal dari Tuhan yang sudah diperintahkan

dan wajib untuk dipatuhi, yang mana nilai-nilai itu telah diamanahkan oleh Tuhan

melalui para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya yang bisa berupa takwa,

adil, iman yang bisa kita dapatkan melalui wahyu Ilahi. Nilai ilahi ini tidak bisa

berubah karena nilai ilahi bersifat mutlak, dan kita sebagai manusia cuma bisa

mematuhi apa apa yang ada pada nilai ilahiyah ini. Nilai pada ilahiyah ini bersifat

statis artinya tidak berubah. Berdasarkan al-Quran Surah al-An’am ayat 115 yang

Artinya: “Telah sempurna kalimat Tuhanmu (al-Quran) sebagai

kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-

Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “

Dan selain nilai ilahiyah ini bersifat statis, juga bersifat mutlak tidak bisa

diotak atik lagi. Sebagaimana yang terkandung dalam surah al-Baqarah ayat 2,

Artinya: Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan pada-Nya; petunjuk bagi mereka

yang bertakwa. Kedua ayat ini menjelaskan bahwa al-Quran yang merupakan sumber

dari nilai-nilai ilahiyah merupakan kalimat Allah yang sudah sempurna yang isinya

merupakan kebenaran-kebenaran yang tidak bisa diragukan apalagi ditolak. Oleh

karena itu al-Quran dengan kesempurnaanya tidak bisa diubah, baik isi atau

kalimatnya.

b. Nilai insaniyah

Inilai insaniyah merupakan nilai yang yang diciptakan oleh manusia melalui

kesepakatan yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat. Artinya bahwa

semua nila-nilai insaniyah ini merupakan hasil dan dari cipta manusia itu sendiri.

Nilai insaniah ini sifatnya dinamis artinya sesuatu yang bisa berubah dan berkembang

secara aktif. Artinya bahwa nilai insaniyah yang ada pada diri manusia ini bisa

berubah sesuai keinginan dan yang diharapkan manusia itu sendiri. Sebagaimana yang

7
terkandung dalam al-Quran surah alInsyiqaq ayat 19 dan surah ar-Ra’du ayat yang

Artinya: Sesungguhnya kamu melalui tingkatan demi tingkatan dalam kehidupan.

C. Nilai dalam Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan salah satu proses yang berupa usaha atau kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian yang ada pada diri manusia

agar bisa menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang harus berlangsung secara

bertahap. Artinya pembentukan dan pengembangan kepribadiaan pada manusia tidak bisa

dilakukan secara langsung, tapi harus dilakukan secara bertahap, dan hal ini bisa

dilaksanakan dalam pendidikan.

Adapun Pendidikan Islam terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan Islam. Banyak

perbedaan pendapat dari beberapa kalangan dalam mengartikan pendidikan Islam.

Menurut Fadhil Jamali pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan untuk menuntun

dan membimbing manusia menuju ke arah kehidupan yang lebih baik dan juga untuk

mengangkat kehidupan manusia itu kepada derajat kemanusiaannya yang sesuai dengan

kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya yang sudah sidah ditentukan oleh

Tuhan sebelum lahir. Menurut Abdurrahman al-Nahlawi pendidikan Islam adalah suatu

kebutuhan yang sangat dibutuhkan manusia, karena dengan pendidikan Islam dapat

menyelamatkan anak-anak dari korban hawa nafsu yang disebabkan oleh orang tua yang

materialistis dan non humanis, dan juga untuk melindingi anak dari ketundukan dan

kepatuhan terhadap kedzaliman dari penguasa.

Jadi dari semua definisi di atas pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang

dibutuhkan oleh manusia untuk menjadikannya lebih baik dan mempunyai keberanian

yang tinggi yang sesuai dengan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terdapat Islam yang

kesemuanya itu bersumber dari al-Quran dan hadits. Dalam penerapan pendidikan Islam,

ada hal-hal yang ingin dituju dan ingin dicapai dan tujuan dari pendidikan Islam di sini

8
adalah untuk membentuk kepribadian yang ada pada manusia yang berdasarkan pada

semua nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran islam. Dan dikatakan bahwa semua usaha-

usaha yang dilakukan dalam mencari ilmu di dalam Islam sama halnya dengan berjuang

dijalan Allah yang dalam pelaksanaannya akan mendapatkan pahala sesuai dengan ajaran

yang ada di dalamnya. Nilai yang ada dalam pendidikan menurut Siswanto dalam

bukunya yang berjudul Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam yaitu melalui rumusan

dan uraian tentang tujuan pendidikan, sebab dalam rumusan tujuan pendidikan di

dalamnya tersimpan nilai-nilai pendidikan yang ingin dicapai. Dengan kata lain bahwa

nilai-nilai pendidikan itu semua terdapat dalam tujuan yang sudah dirumuskan dalam

tujuan pendidikan . Begitu juga jika yang dikaji adalah tentang tujuan pendidikan Islam

maka yang dimaksudkan adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam tujuan pendidikan

Islam yang sesuai dengan ajaran Islam.

Secara filosofi nilai-nilai dalam pendidikan Islam yang berorientasi kepada nilai-nilai

Islami, terdapat tiga tujuan dimensi manusia yang berperan sebagai khalifah dibumi.

Yaitu:

a. Hablum minallah yaitu menanamkan sikap untuk menjalin hubungan yang baik,

selaras dan seimbang antara manusia dengan Tuhannya

b. Hablum minannas yakni terbentuknya hubungan yang baik, harmonis, dan rukun

yang terjalin dalam kehidupan sosial

c. Hablum Minal „alam Mengembangkan kemampuan untuk mengelola dan

memanfaatkan semua kekayaan ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini untuk

keberlangsungan hidup dan kepentingan bersama antar manusia serta kepentingan

ubudiah denga Allah.

9
Di dalam pendidikan Islam terdapat beberapa butir nilai, hasil dedukasi dari al-Quran

yang dapat dikembangkan untuk etika profetik pengembangan dan penerapan ilmu

pendidikan Islam, yaitu:

a. Nilai ibadah

b. Nilai ihsan

c. Nilai masa depan

d. Nilai kerahmatan

e. Nilai amanah

f. Nilai dakwah

g. Nilai tabsyir

Nilai ibadah maksudnya bahwa semua hal yang terkandung dalam ilmu pendidikan

Islam mulai dari penerapannya sampai pada pengembanganya, semua dinilai ibadah,

karena dinilai ibadah secara otomatis pasti akan mendapatkan yang namanya pahala.

Sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran surah al-Zariyat ayat 56 yang Artinya: Dan

aku tidak menciptaka jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Nilai ihsan ini sama dengan humanisme, memanusiakan manusia, artinya bahwa

dalam pendidikan Islam ini penerapan dan pengembangannya untuk kebaikan yang

ditujukan peda semua pihak pada setiap generasi untuk bebuat baik kepada semua

manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam surah al-Qashash ayat

77, yang Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allahkepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

10
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan. Maksud dari

ayat ini adalah perintah Allah kepada manusia untuk selalu berbuat baik. Baik berbuat

baik pepada diri sendiri, kepada orang lain, maupun kepada lingkungan. Bila

dihubungkan dengan nilai ihsan yang ada dalam pendidikan Islam, maka tujuan dari

pendidikan Islam itu sendiri, yaitu untuk menjadikan peserta didik menjadi lebih baik

dan bisa mengaplikasikan kebaikannya tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk

orang lain.

Nilai masa depan, Artinya bahwa dalam ilmu pendidikan Islam hendaknya ditujukan

untuk memperhitungkan hal-hal yang akan terjadi pada masa depan yang tentunya

diarahkan pada hal-hal yang baik, karena mendidik artinya menyiapakan peserta didik

untuk menjadi generasi yang baik yang bisa menghadapi tantangan-tantangan masa

depan yang tentunya sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Singkatnya bahwa

salah satu tujuan pendidikan Islam yaitu untuk membentuk peserta didik yang bisa

menghadapi masa depan pada kehidupan selanjutnya. Sebagaimana yang difirmankan

oleh Allah dalam surah al-Hasyr ayat 18 yang Artinya: Hai orang-orang yang beriman,

bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Nilai kerahmatan, yakni dalam penerapan ilmu pendidikan islam diharapkan dapat

memberikan manfaat dan menghasilkan kemaslahatan yang berguan dan bisa

dimanfaatkan oleh semua orang karena pendidikan itu dikatan berhasil itu ketika ilmu

yang didapat itu tidak hanya dapat menghasilkan manfaat untuk diri sendiri, tapi juga

menghasilkan manfaat untuk orang lain. Sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran

11
surah al-Anbiya’ ayat 107 yang Artinya: Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan

untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Nilai amanah, bahwasanya ilmu pendidikan Islam ini merupakan suatu amanah yang

telah dipasrahkan Allah kepada kita yang wajib untuk dijaga sebaikbaiknya. Dan amanah

ini merupakan hal yang harus dijaga dan dilaksanakan dengan baik sebagai bentuk dari

tanggung jawab kita sebagai pengemban amanah. Dengan ini dapat diharapkan dalam

pengembangan dan penerapan pendidikan Islam dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya

dengan penuh tanggung jawab, mulai dari niat, cara dan tujuannya semuanya harus

sesuai sebagaimnana yang di perintahkan oleh Allah. Sesuai dengan firman Allah dalam

al-Quran surah alAhzab ayat 72, yang Artinya: Sesungguhnya kami telah mengemukakan

amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk

memikul amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat

bodoh.

Nilai dakwah, bahwa dalam penerapan dan pengembangan ilmu pendidikan Islam ini

merupakan sebuah bentuk dari implementasi dakwah yang didalamnya menyampaikan

ajaran ajaran dan kebenaran yang ada dalam Islam. Artinya bahwa ketika seorang

pendidik mengajar maka itu sama halnya dengan sedang berdakwah dengan

menyampaikan ajaran-ajaran yang sesuai dengan nilanilai Islam. Dan semua individu

mempunya kewajiban dan tanggung jawab untuk berdakwah sesuai dengan kapasitasnya.

Berdasarkan pada al-Quran surah Fushshilat ayat 33, yang Artinya: Siapakan lebih baik

dalam perkatannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal

yang saleh dan berkata: “sesumgguhnya aku termasuk orang-orang yang menyendiri”.

Nilai tabsyir, yakni penerapanya dalam ilmu pendidikan hendaknya pendidik

memberikan kabar-kabar dan harapan-harapan yang baik kepada peserta didik, hal ini

12
bertujuan untuk memberikan dan menumbuhkan semangat dan optimisme kepada peserta

didik dalam menempuh yang namanya pendidikan. Hal ini sebagaimana yang tertuang

dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 119. yang Artinya: Sesungguhnya kami telah

mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggung jawaban) tentang

penghuni neraka.

Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya yang berjudul Filsafat Pendidikan

Islam telaah Sejaran dan Pemikirannya dijelaskan bahwa aksiologi yang ada dalam

sistem pendidikan Islam diarahkan dan ditujukan pada perumusan nilai-nilai al-akhlaq

al-karimah. Dan sukses tidaknya suatu pendidikan Islam itu dapat dilihat dari sikap dan

tingkah laku al-akhlaq al-karimah dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan

individu, keluarga, maupun masyarakat. Artinya tujuan dari pendidikan Islam tidak

hanya mengacu pada kognitifnya semata, tapi juga pada pembentukan afektifnya yaitu

akhlakul karimah kepada peserta didik. Jadi tolak ukur dari kesuksesan pendidikan Islam

ini semua tergantung dari alakhlaq al-karimah dari peserta didik.

Nilai-nilai yang terdapat dalam al-akhlaq al-karimah semua mencakup pada:

1) akhlak terhadap Allah, yakni keyakinan dan kesadaran bahwa tidak ada tuhan yang

wajib diyakini selain Allah dengan semua sifat-sifat dan keagunganNya.

2) akhlak terhadap Rasul, yaitu dengan cara mencintai dan memuliakan Rasulullah serta

mentaati dan meneladaninya.

3) akhlak terhadap al-Quran, yakni dengan meyakini bahwa al-Quran adalah firman

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril untuk

dijadikan pedoman bagi umat Islam dengan mengamalkan dan berpegang teguh

terhadap apa apa yang ada di dalamnya.

13
4) akhlak terhadap pribadi (diri), yakni akhlak jasmani dan rohani dengan cara menjaga

kebersihan, kesehatan diri dan melengkapi diri dengan berbagai macam ilmu

pengetahuan yang berguna untuk diri sendiri

5) akhlak dalam rumah tangga, yakni dengan saling memahami dan saling meyadari

tentang tugas masing-masing dalam rumah tangga.

6) akhlak terhadap orang tua, dengan cara menghormati, mematuhi, menyayanginya dan

tidak pernah menyakitinya.

7) akhlak terhadap anak, yaitu dengan cara menyayanginya dan mendidiknya dengan

baik agar bisa menjadi anak yang baik pula.

8) akhlak terhadap tetangga, yaitu dengan cara memuliakan dan memberikan

pertolongan apabila dibutuhkan.

9) akhlak terhadap sesama muslim, yaitu dengan cara saling mengingatkan, mendoakan,

saling membantu dan tolong menolong hal itu sesuai dengan kodrat manusia sebagai

mahluk sosial

10) akhlak terhadap sesama manusia,

11) akhlak terhadap lingkungan atau terhadap sesama makhluk dengan cara menjaga

lingkungan dan merawatnya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Definisi menurut Frondizi, nilai merupakan suatu sifat, kualitas yang dimiliki atau

yang ada terkandung dalam suatu objek tertentu yang dikategorikan baik dan bersifat

riil karena tidak menambah realitas atau substansi kepada objek. Nilai juga dapat

diartikan sebagai sesuatu penting, berharga dan berguna serta berkualitas yang

bertujuan bagi kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat yang

membahas tentang nila-nilai. di dalam islam nilai nilai terbagi menjadi dua yaitu

dilihat dari segi normatif dan dan operasional. Dari segi normatif misalnya seperti

benar dan salah, baik dan buruk, hak dan batil, diridhai dan dikutuk oleh Allah.

Sedangkan dari segi operasional dibagi menjadi lima yang menjadi standarisasi

tingkah laku manusia.

b. Sumber nilai

- Nilai Ilahiyah

- Nilai Insaniyah

c. Secara filosofi nilai-nilai dalam pendidikan Islam yang berorientasi kepada nilai-

nilai Islami, terdapat tiga tujuan dimensi manusia yang berperan sebagai khalifah

dibumi. Yaitu:

- Hablum minallah yaitu menanamkan sikap untuk menjalin hubungan yang baik,

selaras dan seimbang antara manusia dengan Tuhannya

- Hablum minannas yakni terbentuknya hubungan yang baik, harmonis, dan rukun

yang terjalin dalam kehidupan sosial

- Hablum Minal ‘alam Mengembangkan kemampuan untuk mengelola dan

memanfaatkan semua kekayaan ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini untuk

15
keberlangsungan hidup dan kepentingan bersama antar manusia serta kepentingan

ubudiah dengan Allah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abd. Kadir, M. (2007 ). lmplementasi dan Implikasi Pendidikan Islam terhadap
Pengembangan Spiritualitas Kepribadian Muslim.

Fithriani. (2019). IMPLIKASI AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN . Jurnal


Ilmu Keguruan dan Tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh , 83-92 .

M.Mahfud. (2018). Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi Dalam Pendidikan Islam.


Jurnal Studi Keislaman, volume 4 .

17

You might also like