You are on page 1of 14

POLA PENGELOLAAN WAKTU DAN HASIL BELAJAR

SISWA YANG SEKOLAH SAMBIL BERKERJA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
PARIDAH
NIM: F1092141037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
POLA PENGELOLAAN WAKTU DAN HASIL BELAJAR
SISWA YANG SEKOLAH SAMBIL BERKERJA

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

PARIDAH
NIM: F1092141037

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amrazi Zakso, M.Pd. Dr. Supriadi, M.Ag.


NIP. 196301091987031003 NIP.196201151987031003

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan P.IIS

Dr. H. Martono Dr. Hj. Sulistyarini, M.Si.


NIP 196803161994031014 NIP. 196511171990032001
POLA PENGELOLAAN WAKTU DAN HASIL BELAJAR SISWA
YANG SEKOLAH SAMBIL BERKERJA

Paridah, Amrazi Zakso, Supriadi


Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak
Email: Parida18@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to describe the Pattern of Management of Time and Learning
Outcomes of Students Who Schools While Working at Pontianak Mujahidin High School.
This researcher was carried out using descriptive research methods using qualitative
forms. The research techniques used are Direct Communication Techniques and
Documentary Study Techniques. With the results of the study as follows: 1) The overall
pattern of time management carried out by students who are working while is good, but
still not able to help them optimally in attending school learning. 2) Overall they are not
maximal in learning activities because their concentration in participating in learning is
still disrupted by their working conditions. 3) How students manage the time and learning
outcomes of students who go to school while working at Pontianak Mujahidin High
School. Overall the way students manage time while working can be overcome this is
because it is helped by the hours of school entrance that is daytime.

Keyword : High School, Learning Outcomes, Time Management Patterns.

PENDAHULUAN
Dalam keseluruhan proses pendidikan mengikuti kegiatan organisasi, dan lain-
di sekolah, kegiatan belajar merupakan lain.Di antara kegiatan tersebut tentunya
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti ada yang lebih dominan yang mereka
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan lakukan, yang akhirnya dapat
pendidikan banyak bergantung kepada mempengaruhi hasil belajarnya di sekolah.
bagaimana proses belajar yang dialami Pengelolaan waktu oleh siswa baik yang
siswa sebagai anak didik. Tugas utama berpengaruh positif maupun negatif,
seorang siswa di sekolah adalah belajar, khususnya siswa SMA dipengaruhi oleh
dengan belajar siswa akan berkembang beberapa fakor, diantaranya faktor
secara optimal sesuai dengan keluarga. Namun, siswa SMA yang
kemampuannya.Untuk dapat mencapai dikategorikan pada usia remaja ini
hasil belajar yang baik, hal pertama yang biasanya cenderung merasa dewasa dan
dibutuhkan seorang siswa adalah mampu melepaskan ketergantungan pada
dalam mengatur waktu untuk belajar, keluarganya. Hal inilah yang
mampu memanfaatkan waktu luang yang menyebabkan pada usia ini siswa sulit
ia miliki. Keberhasilan siswa dalam belajar untuk diatur oleh keluarganya.(Sutoyo
tergantung dari bagaimana sikap siswa Imam Otoyo,(2012:57-61).Fenomena yang
dalam mengelolah waktu untuk sering terlihat saat ini, adalah ketika bel
belajar.Namun kegiatan yang dilakukan pulang sekolah berbunyi sebagian besar
oleh siswa di waktu senggang tidak hanya siswa tidak langsung pulang ke rumah,
untuk belajar, melainkan digunakan juga melainkan langsung mengikuti bimbingan
untuk kegiatan lain, seperti menonton belajar atau kursus-kursus, menghabiskan
televisi, bermain bersama teman, waktunya di mall untuk sekedar jalan-

1
jalan, dipusat permainan play station atau Salah satu faktor yang menyebabkan
sekedar ngobrol di rumah teman. Salah permasalahan terjadi pada pembelajaran
satu faktor yang berpengaruh dalam adalah bagaimana proses bembelajaran
pemilihan kegiatan untuk mengisi waktu yang dilakukan guru. Mengingat fungsi
luang adalah penghasilan orang tua yaitu, utama guru adalah mulai dari sebelum
dengan tingginya penghasilan orang tua masuk kelas, di dalamkelas hingga ke luar
maka kemungkinan tersedianya fasilitas kelas, yaitu merancang, melaksanakan dan
belajar misalnya buku-buku, alat tulis, mengevaluasi proses pembelajaran. Guru
komputer, dan lain-lain dapat terpenuhi. merupakan ujung tombak dari semua
Namun, tingginya penghasilan orang tua konsep, gagassan, kebijakan, tujuan
juga dapat berpengaruh buruk jika tidak pendidikan nasional.
dimanfaatkan dengan baik. Misalnya Masa usia sekolah dasar berlangsung
dengan tingginya penghasilan orang tua dari usia 6-12 tahun, dalam pendidikan
maka siswa tersebut bisa mendapatkan formalnya dibagi menjadi dua, yaitu masa
uang saku yang berlebihan dan akan kelas rendah dan kelas tinggi dengan
banyak menggunakan waktunya untuk karakter yang berbeda pada tiap kelasnya.
berbelanja di mall atau menghabiskannya Untuk itu, penyajian pembelajaran
dengan berkumpul bersama tema- hendaknya bervariasi baik dari segi materi,
temannya.Dengan keaktifan siswa dalam metoda maupun pendekatannya yang
menggunakan waktu luang, siswa akan sesuai dengan karakteristik perkembangan
mendapatkan tambahan pemahaman dan masing-masing siswa.Selain itu
perubahan tingkah laku (perilaku) sesuai pembelajaran di sekolah dasar hendaknya
dengan bakat dan minat yang dimiliki memperhatikan prinsip latar siswa, yakni
tetapi juga yang pada perubahan perilaku belajar sambil bekerja, belajar sambil
yang baik seperti tolong-menolong dan bermain, dan keterpaduan.Biaya
sebagainya.(Sukadji 2000:5-6) pendidikan merupakan salah satu faktor
Berdasarkan informasi yang didapat pendukung bagi perkembangan kecerdasan
dari guru pembimbing (konselor sekolah), anak.Pengaruh biaya pendidikan berkaitan
peneliti menemukan fenomena pada siswa pula dengan masalah ekonomi suatu
SMA Mujahidin Pontianak bahwa ada keluarga. Dengan ekonomi keluarga yang
beberapa siswa yang tidak mampu memadai seseorang lebih berkesempatan
mengatur waktu belajarnya. Hal ini memperoleh dan mendapatkan fasilitas
ditandai dengan adanya siswa yang tidak belajar yang lebih baik. Mulai dari alat
dapat menentukan waktu belajarnya, tidak tulis, hingga pemilihan tempat menuntut
belajar secara teratur, tidak memiliki ilmu yang baik dan bertafar internasional
jadwal belajar, lambat dalam mengerjakan serta sebaliknya dengan status sosial
tugas, tidak tepat waktu dalam ekonomi yang kurang memadai, seseorang
mengumpulkan tugas, tidak siap dalam juga akan kurang mendapatkan sarana
belajar, dan kurang bersemangat bahkan pendidikan dan fasilitas belajar yang
tidur ketika Kegiatan Belajar Mengajar kurang baik. Tidak hanya itu, banyak
(KBM) di kelas. Dari sekilas gambaran pihak-pihak sekolah tidak memberikan
masalah yang terjadi diatas menunjukkan keringanan biaya untuk orang-orang yang
bahwa siswa tersebut tidak mampu tidak mampu atau yang berpenghasilan
memanfaatkan atau mengatur waktu rendah eknominya memperoleh keringanan
belajarnya dengan baik dan efisien. dalam hal biaya dan lainya. (Baharudin,

2
(2007:15). Jadi, banyak sekali seseorang Berdasarkan pada peristiwa dan
yang keadaan ekonominya rendah biasanya pengalaman empirik tersebut, maka
mendapatkan tekanan untuk memenuhi peneliti terdorong untuk melakukan
semua kebutuhan dan fasilitas anaknya penelitian kualitatif.
yang semakin sehari semakin berat untuk Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti
dapat terpenuhi.Itulah sebabnya biaya Pola Pengelolaan Waktu Dan Hasil Belajar
pendidikan menjadi faktor terhadap Siswa Yang Sekolah Sambil Berkerja Pada
perkembangan anak.Pada saat ini, semakin SMA Mujahidin Pontianak. Berdasarkan
banyak keluarga yang ekonominya rendah latar belakang yang telah diuraikan, maka
semakin tertindas. Seharusnya pemerintah dapat dirumuskan masalah umum dalam
memikirkan bagaimana caranya diera yang penelitian ini adalah “Bagaimana Pola
sudah maju dan berkembang lebih pesat Pengelolaan Waktu Dan Hasil Belajar
ini untuk memberikan kesempatan yang Siswa Yang Sekolah Sambil Berkerja Pada
lebih besar lagi kepada masyarakat yang SMA Mujahidin Pontianak”.
ekonominya rendah dalam memperoleh Namun mengingat masalah yang
pendidikan yang selayaknya. dikemukakan masih bersifat umum, maka
Banyak anak yang masih berusia diperlukan adanya batasan masalah agar
sekolah yang harus putus sekolah hanya penelitian ini lebih terarah, adapun sub-sub
karena tekanan ekonomi yang kurang masalah dirumuskan sebagai berikut:1)
mendukung mereka untuk dapat Bagaimana pola pengelolaan waktu yang
memperoleh pendidikan. Meski sekarang dilakukan siswa yang sekolah sambil
pemerintah menetapkan wajib belajar -12 berkerja pada SMA Mujahidin Pontianak?,
tahun tetap saja masih ada masyarakat 2) Bagaimana hasil belajar siswayang
yang tidak mengindahkan kebijakan yang sekolah sambil berkerja pada SMA
diberikan oleh pemerintah. Orangtua anak Mujahidin Pontianak ?, 3) Bagaimana cara
yang kekurangan ekonomi masih banyak siswa dalam pengelolaan waktu dan hasil
yang malah memperkerjakan anak berusia belajar siswa yang sekolah sambil berkerja
sekolah untuk bekerja membantu mereka pada SMA Mujahidin Pontianak ?. Adapun
menjadi tulang punggung keluarga demi tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. mengetahui tentang: 1) Pola pengelolaan
Lingkungan yang terbentuk karena waktu yang dilakukan siswa yang sekolah
masalah ekonomi yang tidak tercukupi sambil berkerja pada SMA Mujahidin
turut menjadi faktor yang dapat Pontianak. 2) Hasil belajar siswa yang
menjadikan anak berusia sekolah tidak sekolah sambil berkerja pada SMA
berkembang seperti anak sekolah lainnya, Mujahidin Pontianak .3) Cara siswa dalam
dari segi psikologi anak-anak ini juga pengelolaan waktu dan hasil belajar siswa
tentunya terdapat perbedaan cara berpikir yang sekolah sambil berkerja pada SMA
mereka yang mungkin cenderung keras Mujahidin Pontianak.
dan didominasi dengan fisik. (Muhibbin Hasil penelitian ini dapat bermanfaat
Syah, (2009:192). dan menambah pengetahuan tentang Pola
Anak-anak yang terpaksa harus bekerja Pengelolaan Waktu Dan Hasil Belajar
diusia sekolah lazimnya hanya dapat Siswa Yang Sekolah Sambil Berkerja Pada
bekerja serabutan kasar yang SMA Mujahidin Pontianak. Secara
menggunakan tena mereka untuk mencari Teoritis: Hasil penelitian ini dapat
uang. Hal ini juga mempengaruhi bermanfaat dan memberikan pengetahuan
kesejahteraan anak pada usianya. tentang Pola Pengelolaan Waktu Dan Hasil

3
Belajar Siswa Yang Sekolah Sambil berkelompok atau secara sendiri-
Berkerja Pada SMA Mujahidin sendiri.Hasil belajar dalam penelitian ini
Pontianak.Secara Praktis, a) Bagi guru adalah “suatu hasil yang dicapai oleh
mata pelajaran sosiologi: Hasil penelitian seorang siswa dalam bentuk nilai/angka
ini dapat menjadi acuan untuk guru agar setelah mengikuti proses pembelajaran di
lebih optimal dalam melaksanakan proses sekolah.
pembelajaran sosiologi di SMA Mujahidin Hasil belajar yang digunakan dalam
Pontianak.Bagi siswa SMA Mujahidin penelitian ini adalah nilai ulangan harian
Pontianak siswa kelas Xl IPS 1,Xl IPS 2,Xl IPS 3,
Penelitian ini agar siswa dapat Xll IPS1,X1l IPS 2,Xll IPS 3 Di SMA
memberikan pendapat serta saran mereka Mujahidin Pontianak”. Pengelolaan
terhadap pembelajaran di SMA Mujahidin Waktu: Dalam bahasa Inggris waktu luang
Pontianak. Bagi SMA Mujahidin dikenal dengan sebutan leisure. Kata
Pontianak. Informasi yang diperoleh dapat leisure sendiri berasal dari bahasa Latin
menjadi bahan masukan dan pertimbangan yaitu licere yang berarti diizinkan (To be
dalam melakukan fungsi pengawasan Permited) atau menjadi bebas (To be
terhadap pelaksanaan proses belajar Free). Kata lain dari leisure adalah loisir
mengajar yang dilakukan oleh guru, yang berasal dari bahasa Perancis yang
khususnya dalam pelaksanaan supervisi artinya waktu luang (Free Time), George
pendidikan.Bagi peneliti: Agar terlatih Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).
dalam membuat karya ilmiah sebagai salah Berdasarkan teori dari George Torkildsen
satu penerapan ilmu-ilmu pengetahuan dalam bukunya yang berjudul leisure and
yang telah lama didapat dibangku kuliah recreation management (Januarius
serta diharapkan dapat menambah Anggoa, 2011) definisi berkaitan dengan
wawasan ilmu pengetahuan tentang ilmu leisure antara lain: a. )Waktu luang sebagai
pendidikan. Ruang lingkup penelitian ini aktivitas (leisure as activity). Waktu luang
tujuannya adalah untuk memperjelas digambarkan sebagai waktu senggang
batasan-batasan penelitian, dibawah ini setelah segala kebutuhan yang mudah telah
akan dijelaskan mengenai fokus penelitian dilakukan. Yang mana ada waktu lebih
dan operasional konsep: Fokus dalam yang dimiliki untuk melakukan segala hal
penelitian ini mencakup tentang Pola sesuai dengan keinginan yang bersifat
Pengelolaan Waktu Dan Hasil Belajar positif. Pernyataan ini didukung oleh
Siswa Yang Sekolah Sambil Berkerja Pada Brightbill yang beranggapan bahwa waktu
SMA Mujahidin Pontianak.Operasional luang erat kaitannya dengan kaitannya
Konsep: Untuk memperjelas ruang lingkup dengan kategori discretionary time, yaitu
penelitian ini, peneliti merasa perlu waktu yang digunakan menurut pemilihan
menjelaskan dan membatasi maksud istilah dan penilaian kita sendiri. b. Waktu luang
yang digunakan, agar tidak terjadi sebagai aktivitas (leisure as activity),
kekeliruan dalam penafsirannya. Adapun Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan
istilah yang dimaksud adalah sebagai bersifat mengajar dan menghibur
berikut:Pola Pengelolaan Waktu dalam pernyataan ini didasarkan pada pengakuan
penelitian ini adalah usaha atau upaya yang dari pihak The International Group of the
di lakukan oleh siswa SMA Mujahidin Social Science of Leisure, menyatakan
Pontianak dalam menggunakan, mengatur bahwa: “waktu luang berisikan berbagai
dan mengisi waktu luang untuk belajar di macam kegiatan yang mana seseorang
luar jam pelajaran formal baik secara akan mengikuti keinginannya sendiri baik

4
untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, dilihat sebagai waktu yangtidak digunakan
menambah pengetahuan atau untuk bekerja mencari nafkah,
mengembangkan keterampilannya secara melaksanakan kewajiban, dan
objektif atau untuk meningkatkan mempertahankan hidup. b) Dari segi cara
keikutsertaan dalam bermasyarakat.c. pengisian, waktu luang adalah waktu yang
Waktu luang sebagai suasana hati atau dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri
mental yang positif (leisure as atau waktu yang digunakan dan
an end in itself or a state of being), Pieper dimanfaatkan sesuka hati. c) Dari sisi
beranggapan bahwa:“Waktu luang harus fungsi, waktu luang adalah waktu yang
dimengerti sebagai hal yang berhubungan dimanfaatkan sebagai sarana
dengan kejiwaan dan sikap yang mengembangkan potensi, meningkatkan
berhubungan dengan hal-hal keagamaan, mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi
hal ini bukan dikarenakan oleh faktor- yang mengalami gangguan emosi, sebagai
faktor yang datang dari luar. Hal ini juga selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai
bukan merupakan hasil dari waktu kompensasi pekerjaan yang kurang
senggang, liburan, akhir pekan, atau menyenangkan, atau sebagai kegiatan
liburan panjang. D) Waktu luang sebagai menghindari sesuatu.
sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as Dengan banyaknya definisi waktu
an all embracing). Menurut Dumadezirer, luang, dapat disimpulkan bahwawaktu
waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan luang adalah waktu yang mempunyai
pengembangan diri. Dalam ketiga aspek posisi bebas penggunaannya dan waktu
tersebut, mereka akan menemukan tersebut berada diluar kegiatan rutin
kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan
rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal secara positif guna meningkatkan
yang bersifat menghasilkan. Dengan kata produktifitas hidup yang efektif dan
lain, waktu luang merupakan ekspresi dari pengisian waktu luang dapat diisi dengan
seluruh aspirasi manusia dalam mencari berbagai macam kegiatan yang mana
kebahagiaan, berhubungan dengan tugas seseorang akan mengikuti keinginannya
baru, etnik baru, kebijakan baru, dan sendiri baik untuk beristirahat, menghibur
kebudayaan baru. Waktu luang sebagai diri sendiri, menambah pengetahuan atau
suatu cara untuk hidup (leisure as a way mengembangkan keterampilannya secara
ofliving) objektif. Mengisi waktu luang bagi remaja
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale terutama siswa yaitu waktu yang terdapat
dan Godbye dalam buku The Evolution Of pada siswa diluar jam pelajaran sekolah
Leisure : “Waktu luang adalah suatu dan dapat diisi dengankegiatan relaksasi
kehidupan yang bebas dari tekanan- atau istirahat, kegiatan hiburan atau
tekanan yang berasal dari luar kebudayaan rekreasi, dan kegiatan pengembangan diri
seseorang dan lingkungannya sehingga sesuai dengan pilihan sendiri sehingga
mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih akan timbul suatu kesembuhan dari rasa
yang tak terelakkan yang bersifat capek dan melepaskan dari rasa bosan.
menyenangkan, pantas, dan menyediakan Manajemen waktu adalah suatu jenis
sebuah dasar keyakinan”. Hal senada juga keterampilan yang berkaitan dengan segala
diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji bentuk upaya dan tindakan seseorang yang
(Triatmoko,2007) yang melihat arti istilah dilakukan secara terencana agar individu
waktu luang dari 3 dimensi, yaitu: a) dapat memanfaatkan waktunya dengan
Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang sebaik-baiknya (Atkinson, 1994-13). Orr

5
(dalamAtkinson, 1994-25) mengemukakan pembangunan proyek karena manajemen
bahwa manajemen waktu sebagai waktu menentukan jumlah waktu yang
kemampuan menggunakan waktu secara dibutuhkan dan ruang lingkup
efektif dan efisien untuk memperoleh penyelesaian suatu kegiatan yang akan
manfaat yang maksimal. Manajemen dilakukan.
waktu juga menurut Haynes (1994-24) Dari teori-teori yang dijelaskan bahwa
menyatakan bahwa manajemen waktu manajemen waktu adalah sebuah proses
adalah suatu proses pribadi dengan perencanaan, pengorganisasian, tindakan
memanfaatkan analisis dan perencanaan dan Evaluasi. Dengan begitu maka yang
dalam menggunakan waktu untuk menjadi tujuan yang dijadikan capaian
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. akan terlaksana secara efektif dan efisien.
Higgins (dalam Atkinson, 1994:26) Oleh sebab itu setiap melakukan
mendefinisikan manajemen waktu sebagai manajemen itu harus mengikuti apa yang
proses untuk menjadikan waktu lebih menjadi arul dari manajemen waktu itu
produktif, dengan cara mengatur apa yang sendiri untuk tercapainya tujuan yang
dilakukan dalam waktu tersebut. Hal diinginkan secara efektif dan efisien.
serupa juga dikemukakan oleh Forsyth Dasar yang dipakai pada system
(2009:25) mengatakan bahwa manajemen manajemen waktu yaitu perencanaan
waktu adalah cara bagaimana membuat operasional dan penjadwalan yang selaras
waktu menjadi terkendali sehingga dengan durasi yang sudah ditetapkan.
menjamin terciptanya sebuah efektifitas Dalam hal ini penjadwalan digunakan
dan efisiensi juga produktivitas. untuk mengontrol aktivitas setiap harinya.
Adapun Pengertian manajemen waktu Adapun aspek-aspek manajemen waktu
adalah tindakan atau proses perencanaan yaitu menentukan penjadwalan, mengukur
dan secara sadar melakukan kontrol atas dan membuat laporan dari kemajuan,
jumlah waktu yang dihabiskan untuk membandingkan penjadwalan dengan
kegiatan tertentu, terutama untuk kemajuan sebenarnya di lapangan,
meningkatkan efektivitas, efisiensi atau menentukan akibat yang ditimbulkan oleh
produktivitas. Manajemen waktu dapat perbandingan jadwal dengan kemajuan di
dibantu oleh berbagai keterampilan, lapangan pada akhir penyelesaian,
peralatan, dan teknik yang digunakan merencanakan penanganan untuk
untuk mengelola waktu dalam mengatasi akibat terebut, yang terakhir
menyelesaikan tugastugas tertentu, memperbaharui kembali penjadwalan
kegiatan dan tujuan sesuai dengan tanggal (Clogh dan Scars, 1991:25). Sedang
jatuh tempo. Manajemen waktu meliputi aspekaspek manajemen waktu itu sendiri
cakupan yang luas dari kegiatan, dan ini merupakan proses satu dengan yang
termasuk perencanaan, mengalokasikan, lainnya.
menetapkan tujuan, delegasi, analisis Macan dkk (dalam Taylor, 1990-31)
waktu yang dihabiskan, pemantauan, mengemukakan bahwa manajemen waktu
pengorganisasian, penjadwalan, dan tiap individu berbeda dengan individu
prioritas Awalnya, manajemen waktu lainnya, hal tersebut dikarenakan adanya
disebut hanya untuk kegiatan usaha atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pekerjaan, tapi akhirnya istilah tersebut manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut
diperluas untuk mencakup kegiatan pribadi antara lain sebagai berikut:a) Usia: Hasil
juga. Biasanya manajemen waktu adalah penelitian Macan dkk. (dalam Taylor,
suatu keharusan dalam setiap 1990) yang menunjukan bahwa terdapat

6
hubungan antara usia dengan manajemen didelegasikan saja pada orang lain dengan
waktu. Semakin tinggi usia seseorang tetap diawasi. Hal itu dapat lebih
maka semakin baik pula kemampuan meringankan pekerjaan, waktu yang ada
manajemen waktunya, sebaliknya semakin dapat di pergunakan untuk melakukan
rendahnya usia seseorang maka semakin pekerjaan lain yang lebih berkualitas
kurang kemampuan manajemen waktunya. disamping dapat meningkatkan rasa
b) Jenis Kelamin: Macan, dkk (Taylor, percaya diri, kebahagiaan dan rasa hormat
1990:25) juga berpendapat bahwa apabila dari orang yang kita kasih tugas. Penataan
wanita mempunyai waktu luang, maka Ruang Kerja Ruang kerja yang
wanita lebih suka mengisi waktu luang membosankan dapat membuat pekerja
tersebut dengan melakukan pekerjaan yang kurang merasa nyaman dalam melakukan
ringan daripada bersantai-santai. Oleh suatu pekerjaannya sehingga dapat
karena itu dapat dikatakan bahwa hampir mengakibatkan sulitnya mendapat hasil
seluruh waktunya cenderung digunakan kerja yang baik. Dari uraian tersebut dapat
untuk diisi dengan berbagai macam disimpulkan bahwa manajemen waktu
aktivitas. dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
Lebih lanjut Srijanti (2007:25) antara lain usia, jenis kelamin, adanya
mengemukakan faktor-faktor yang dapat target yang jelas, adanya prioritas kerja,
mempengaruhi manajemen waktu yaitu :a) penundaan pekerjaan, pendelegasian tugas,
Adanya Target Yang Jelas Dengan adanya penataan ruang kerja. Oleh sebab itu
target pencapaian maka hidup akan lebih manajemen waktu itu dibutuhkan di dalam
terarah dan waktupun dapat diatur dengan kehidupan sehari-hari.Selama terjadinya
sebaik-baiknya. b) Adanya Prioritas Kerja aktivitas belajar mengajar, guru perlu
Individu dapat menjalankan manajemen membantu peserta didik dalam
waktu dengan baik akan mencurahkan memperoleh informasi, ide, keterampilan,
seluruh konsentrasi dan energinya untuk dan cara berfikir, untuk mencapai tujuan
mencapai prioritas yang telah yang diharapkan diantaranya yaitu
ditetapkannya. Adanya prioritas dalam peningkatan dalam hasil belajar.Hasil
bekerja merupakan salah satu faktor utama belajar merupakan bukti dari tingkat
yang membuat individu berhasil kemampuan dalam penguasaan isi dari
melakukan pekerjaan dengan baik.c) setiap sajian yang bersifat esensial dan
Penundaan Pekerjaan. Kebiasaan menunda fungsional bagi peserta didik dalam
pekerjaan seringkali menyebabkan mewujudkan tercapainya hasil belajar dan
kehabisan waktu dan tenaga saat akan tujuan belajar. Menurut Slameto (dalam Iin
mengerjakannya. Sehingga bila dipaksakan Darmadi, 2009:22), “Hasil belajar
melaksanakannya maka hasilnya bukanlah merupakan tingkat penguasaan yang telah
yang terbaik karena dilakukan dengan sia- dicapai oleh siswa setelah mengikuti
sia. d) Pendelegasian Tugas: Sifat kurang pelajaran dengan tujuan yang telah
percaya pada orang lain dan ingin semua ditetapkan”. Sedangkan menurut Nana
pekerjaan selesai dengan sempurna Sudjana (2009:22) “Hasil belajar adalah
seringkali membuat tersitanya waktu yang kemampuan-kemampuan yang dimiliki
kita miliki. Perlu kiranya di ingat bahwa siswa setelah menerima pengalaman
pekerjaan yang dilakukan orang lain belajarnya”.
mungkin tidak sebaik jika di lakukan Untuk memperoleh hasil belajar, ada
sendiri, akan tetapi jika pekerjaan tersebut sejumlah alat yang lazim dipergunakan
tidak yang utama kenapa tidak untuk kepentingan evaluasi. Satu diantara

7
yang dikemukakan penulis yaitu tes diperoleh dari penelitian dapat digunakan
tertulis. Tes tertulis merupakan alat untuk memahami, memecahkan dan
penilaian yang penyajiannya maupun mengantisipasi masalah, terutama dalam
pengerjaannya dalam bentuk tertulis. penelitian ini adalah dalam bidang
Pengerjaannya dapat berupa jawaban atas pendidikan. Menurut Sugiyono (2016:6) :
pernyataan atau tugas yang diberikan. Metode penelitian dapat diartikan sebagai
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
peneliti menyimpulkan hasil belajar adalah valid dengan tujuan dapat ditemukan,
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
siswa setelah melakukan aktivitas belajar pengetahuan tertentu sehingga pada
melalui adanya perubahan pengetahuan, giliranya dapat digunakan untuk
sikap dan tingkah laku, dalam bentuk nilai, memahami, memecahkan, dan
sedangkan untuk mengukur suatu mengantisipasi masalah dalam bidang
perubahan yang terjadi dapat dilakukan pendidikan.
dengan tes atau evaluasi. Metode penelitian yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah metode
METODE PENELITIAN penelitian deskriptif. Menurut Nawawi
Dari permasalahan yang telah (2012:67), metode deskriptif adalah
dijelaskan sebelumnya, pendekatan dalam “prosedur pemecahan masalah yang
penelitian ini menggunakan pendekatan diselidiki dengan menggambarkan atau
kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:15) melukiskan keadaan subyek atau obyek
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian (seseorang, lembaga,
penelitian yang berlandaskan pada filsafat masyarakat, dan lain-lain), pada saat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai tampak atau sebagaimana adanya Jadi
lawannya adalah eksperimen) dimana metode penelitian deskriptif dalam
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengambilan sampel sumber data bagaimana Pola Pengelolaan Waktu Dan
dilakukan secara purposive dan snowball, Hasil Belajar Siswa Yang Sekolah Sambil
teknik pengumpulan dengan trianggulasi Berkerja Pada SMA Mujahidin Pontianak.
(gabungan), analisis data bersifat Adapun lokasi dalam penelitian dilakukan
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian di SMA Mujahidin Pontianak Jalan Jendral
kualitatif lebih menekankan makna Achmad Yani Komplek Masjid Raya
daripada generalisasi. Mujahidin Pontianak.Kelurahan Akcaya
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti Kecamatan Pontianak Selatan. Menurut
akan lebih mudah mendapatkan informasi Sugiyono (2016:400) "dalam penelitian
yang mendalam dimana peneliti ikut serta kualitatif, yang menjadi instrumen utama
langsung dalam meneliti Pola Pengelolaan adalah peneliti". Dengan demikian,
Waktu Dan Hasil Belajar Siswa Yang mengingat peneliti secara langsung sebagai
Sekolah Sambil Berkerja Pada SMA instrumen maka peneliti harus memiliki
Mujahidin Pontianak. Metode penelitian kesiapan ketika melakukan penelitian,
merupakan cara alamiah untuk mulai dari awal proses penelitian hingga
memperoleh data dengan kegunaan dan akhir proses penelitian. Sumber data dalam
tujuan tertentu. Melalui penelitian penelitian yang bersifat kualitatif ini
manusia dapat menggunakan adalah sebagai berikut: 1) Sumber Data
hasilnya.Secara umum data yang telah Primer: Menurut Lexy J. Moleong

8
(2010:132) “informan adalah orang yang pengambilan data sekunder mencatat dan
dimanfaatkan untuk memberikan informasi mendokumentasikan, diperoleh dari
tentang situasi dan kondisi latar instansi yang terkait dengan masalah
penelitian”. Adapun yang menjadi penelitian baik dari sumber catatan dan
informan dalam penelitian ini adalah siswa arsip-arsip yang ada di SMA Mujahidin
SMA Mujahidin Pontianak sebanyak 30 Pontianak yang dapat menunjang
siswa. 2) Sumber Data Sekunder: Sumber penelitian ini. Dokumen yang dimaksud
data sekunder adalah sumber data yang sebagai sumber data adalah sebagai
diperoleh secara tidak langsung dari berikut: 1) Silabus mata pelajaran SMA
sumbernya, seperti absensi siswa, Mujahidin Pontianak, 2) Absensi siswa
kesesuaian Rancangan Pelaksanaan pada mata pelajaran SMA Mujahidin
Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaan Pontianak.3) Rancangan Pelaksanaan
pembelajaran. Pembelajaran SMA Mujahidin Pontianak.
Dalam penelitian ini yang dianggap Menurut Miles dan Huberman (dalam
relevan adalah teknik observasi langsung, Sugiyono 2012:27) mengemukakan bahwa
teknik komunikasi langsung dan studi “aktivitas dalam analisis data kualitatif
dokumenter. Dalam observasi ini yang dilakukan secara interaktif dan
diamati adalah pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara terus menerus pada
yang dilakukan guru mata pelajaran SMA setiap tahapan penelitian sehingga sampai
Mujahidin Pontianak. Teknik Komunikasi tuntas, dan datanya sampai jenuh.
langsung adalah berupa pengumpulkan Aktivitas data, yaitu data reduction, data
data dengan mengadakan hubungan display, dan conclusion
langsung dengan sumber data. Dalam hal drawing/verification”.
ini penulis melakukan komunikasi Data yang diperoleh dari lokasi akan
langsung melalui wawancara dengan guru direduksi. Mereduksi data berarti
wali kelas,guru BK dan siswa SMA merangkum,menyederhanakan,memusatka
Mujahidin Pontianak. Yaitu teknik n perhatian, memilih hal-hal yang pokok,
pengumpulan data melalui bahan-bahan dan memfokuskan pada hal-hal yang
tertulis yang berhubungan dengan masalah penting. Dengan demikian data yang telah
di atas. Alat yang digunakan dalam teknik direduksi akan memberikan gambaran
studi dokumenter ini adalah lembar catatan yang lebih jelas, dan mempermudah
yang berhubungan dengan masalah yang peneliti untuk melakukan pengumpulan
diteliti. Untuk mendapatkan data-data yang data selanjutnya, dan mencarinya bila
penulis perlukan dalam penelitian ini, diperlukan. Reduksi data dilakukan terus
maka penulis menggunakan alat menerus selama proses penelitian
pengumpul data sebagai berikut : 1) berlangsung. Data yang tidak diperlukan
Lembar Observasi Langsung bisa dibuang agar mempermudah peneliti
Dalam hal ini yang diamati adalah dalam menampilkan, menyajikan, dan
penggunaan variasi metode mengajar oleh menarikk kesimpulan sementara penelitian.
guru SMA Mujahidin Pontianak. 2) Penyajian data diarahkan agar data hasil
Pedoman wawancara pengumpulan data reduksi terorganisasikan, tersusun sehingga
dengan cara melakukan wawancara makin mudah dipahami.Dengan penyajian
langsung pada guru mata pelajaran dan data, dapat memudahkan untuk dapat
siswa SMA Mujahidin Pontianak, untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau
mendapatkan informasi yang objektif. 3) bagian-bagian tertentu dalam data
Dokumentasi Studi dokumentasi sebagai penelitian. Data penelitian tersebut

9
kemudian dipilih-pilih serta disisikan pengelolaan waktu dan hasil belajar siswa
untuk disortir sesuai kelompoknya untuk yang sekolah sambil berkerja pada SMA
ditampilkan agar serasi dengan Mujahidin Pontianak. Secara keseluruhan
permasalahannya, termasuk kesimpulan- cara siswa mengelola waktu sambil
kesimpulan sementara yang diperoleh pada berkerja bisa diatasi hal ini dikarenakan
saat data direduksi.Pada langkah ini, terbantu dengan jam masuk sekolah yaitu
peneliti berusaha menyusun data yang siang hari, sehingga siswa masih
relevan sehingga menjadi informasi yang memanfaatkan waktu pagi nya untuk
dapat disimpulkan.Verifikasi data berkerja, dengan jam sekolah siang hari
dilakukan secara terus menerus selama para siswa yang sambil berkerja ini, sudah
proses penelitian dilakukan, selama proses terkuras konsentrasi dengan pekerjaannya,
pengumpulan data, peneliti berusaha untuk sehingga diwaktu jam sekolah, banyak dari
menyimpulkan atau menganalisis data mereka tidak bisa maksimal mengikuti
yang telah ada. Kesimpulan awal tersebut pelajaran, karena sering terlambat masuk
yang dikemukakan masih bersifat kelas, kecapean, sehingga begitu masuk
sementara dan akan berubah bila jam sekolah mereka hanya bersifat datang
ditemukan bukti-bukti kuat yang saja, tanpa terfokus pada pembelajarannya.
mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya. Proses untuk mendapatkan Pembahasan Penelitian
bukti-bukti inilah yang disebut sebagai Pada bagian ini akan dibahas hasil
verifikasi data. penelitian tentang Pola Pengelolaan Waktu
Dan Hasil Belajar Siswa Yang Sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN Sambil Berkerja Pada SMA Mujahidin
Hasil Penelitian Pontianak.1) Pola pengelolaan waktu yang
Dari hasil penelitian diperoleh hasil dilakukan siswa yang sekolah sambil
sebagai berikut: 1) Keseluruhan pola berkerja pada SMA Mujahidin Pontianak.
pengelolaan waktu yang dilakukan siswa Berdasarkan hasil penelitian ini berupa
yang sambil berkerja sudah baik, tetapi wawancara kepada para informan, dapat
masih belum bisa membantu mereka terlihat jelas dengan pola pengelolaan yang
secara optimal didalam mengikuti hampir sama, dimana para informan (siswa
pembelajaran di sekolah, hal ini yang berkerja) mengelola waktu mereka
dikarenakan pola yang dilakukan masih berkerja dan sekolah dengan pola yang
terbantu dengan jam masuk sekolah sifatnya tak teratur sehingga dengan pola
disiang hari, sehingga siswa bisa berkerja seperti itu membuat para informan (siswa
di pagi harinya, tetapi hal ini membuat yang berkerja), terkendala dengan
para siswa yang sambil berkerja tidak bisa pembelajarannya, dimana sering terlambat,
menyesesuaikan pembelajaran secara tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran
maksimal dikarena dampak berkerja yaitu dalam kelas, sehingga hasil belajarnya pun
kurang fokus mengikuti pembalajaran. 2) tidak memuaskan. Dengan pola yang tak
Secara keseluruhan mereka tidak maksimal teratur ini membuat para informan (siswa
didalam kegiatan pembelajaran hal ini yang berkerja) harus bisa membagi waktu
dikarenakan konsentrasi mereka didalam dengan baik, agar tugas utamanya sebagai
mengikuti pembelajaran masih terganggu siswa didahulukan terlebih dahulu.2) Hasil
dengan kondisi mereka berkerja, sehingga belajar siswayang sekolah sambil berkerja
hasil diperoleh rata-rata masih tidak seperti pada SMA Mujahidin Pontianak.
diharapkan. 3) Cara siswa dalam Berdasarkan hasil penelitian berkaitan

10
dengan hasil belajar siswa yang sambil utama yaitu sebagai siswa untuk belajar
berkerja, bisa dikatakan rata-rata hasil serta bersekolah.
belajar siswa tidak maksimal, hal ini
dikarenakan siswa sambil berkerja SIMPULAN DAN SARAN
memperoleh hasil yang pas-pasan artinya Simpulan
siswa sambil berkerja, tidak bisa mengikuti Berdasarkan penelitian yang telah
pembelajaran dikarena tidak fokus dengan dilaksanakan serta hasil yang diperoleh,
pembelajaran, rata-rata hasil belajarnya maka secara umum dapat ditarik
masih jauh dari yang diharapkan, kondisi kesimpulan hasil penelitian sebagai
siswa yang sambil berkerja, tidak prima berikut: 1) Pola pengelolaan waktu yang
atau tidak siap mengikuti pembelajaran dilakukan siswa yang sekolah sambil
yang berlangsung, masih terdapat siswa berkerja pada SMA Mujahidin Pontianak.
yang sambil berkerja hanya bersifat hadir Berdasarkan hasil penelitian secara
saja, tetapi fokus belajarnya kurang, hal ini keseluruhan pola pengelolaan waktu yang
membuat para siswa yang sambil berkerja dilakukan siswa yang sambil berkerja
memberikan damapak terhadap hasil sudah baik, tetapi masih belum bisa
belajarnya. Menurut Nana Sudjana membantu mereka secara optimal didalam
(2009:22)“Hasil belajar adalah mengikuti pembelajaran di sekolah, hal ini
kemampuan-kemampuan yang dimiliki dikarenakan pola yang dilakukan masih
siswa setelah menerima pengalaman terbantu dengan jam masuk sekolah
disiang hari, sehingga siswa bisa berkerja
belajarnya” 3) Cara siswa dalam
di pagi harinya, tetapi hal ini membuat
pengelolaan waktu dan hasil belajar siswa
para siswa yang sambil berkerja tidak bisa
yang sekolah sambil berkerja pada SMA
menyesesuaikan pembelajaran secara
Mujahidin Pontianak. Pada dasarnya siswa
maksimal dikarena dampak berkerja yaitu
yang sambil berkerja di SMA Mujahidin
kurang fokus mengikuti pembalajaran.2).
ini, terbantu dengan jam masuk sekolah
Hasil belajar siswa yang sekolah sambil
yaitu siang hari, sehingga siswa masih
berkerja pada SMA Mujahidin Pontianak.
memanfaatkan waktu pagi nya untuk
Berdasarkan hasil penelitian berkaitan
berkerja, dengan jam sekolah siang hari
dengan hasil belajar siswa yang sambil
para siswa yang sambil berkerja ini, sudah
berkerja, secara keseluruhan mereka tidak
terkuras konsentrasi dengan pekerjaannya,
maksimal didalam kegiatan pembelajaran
sehingga diwaktu jam sekolah, banyak dari
hal ini dikarenakan konsentrasi mereka
mereka tidak bisa maksimal mengikuti
didalam mengikuti pembelajaran masih
pelajaran, karena sering terlambat masuk
terganggu dengan kondisi mereka berkerja,
kelas, kecapean, sehingga begitu masuk
sehingga hasil diperoleh rata-rata masih
jam sekolah mereka hanya bersifat datang
tidak seperti diharapkan. 3) Cara siswa
saja, tanpa terfokus pada pembelajarannya.
dalam pengelolaan waktu dan hasil belajar
Secara keseluruhanya siswa yang berkerja
siswa yang sekolah sambil berkerja pada
ini sudah bisa membagi waktu, tetapi hal
SMA Mujahidin Pontianak. Secara
ini masih menganggu konsentrasi mereka
keseluruhan cara siswa mengelola waktu
didalam pembelajaran, sementara ini hanya
sambil berkerja bisa diatasi hal ini
dengan cara membagi waktu dipagi hari
dikarenakan terbantu dengan jam masuk
mereka berkerja siang hari sekolah, malam
sekolah yaitu siang hari, sehingga siswa
hari mereka mengerjakan tugas-tugas
masih memanfaatkan waktu pagi nya
sekolah, hal yang perlu mereka perhatikan
untuk berkerja, dengan jam sekolah siang
yaitu dengan tetap mendahulukan tugas

11
hari para siswa yang sambil berkerja ini, Baharudin. (2007). Teori Belajar dan
sudah terkuras konsentrasi dengan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
pekerjaannya, sehingga diwaktu jam Media.
sekolah, banyak dari mereka tidak bisa Clogh dan Scars. (1991). Construction
maksimal mengikuti pelajaran, karena Contracting. New York: John Wiley
sering terlambat masuk kelas, kecapean, & Sons Inc.
sehingga begitu masuk jam sekolah Forsyth. (2009). Jangan sia-siakan
mereka hanya bersifat datang saja, tanpa waktumu. (Alih bahasa Rifki)
terfokus pada pembelajarannya. Secara Yogyakarta: PT Garailmu.
keseluruhanya siswa yang berkerja ini Haynes. (1994). Manajemen waktu untuk
sudah bisa membagi waktu, tetapi hal ini diri sendiri.(alih bahasa Heryanto G)
masih menganggu konsentrasi mereka Jakarta: Binarupa aksara.
didalam pembelajaran, sementara ini hanya Darmadi, I. (2009). Metode Penelitian
dengan cara membagi waktu dipagi hari Pendidikan dan Sosial, Bandung:
mereka berkerja siang hari sekolah, malam Alfabeta, 2013
hari mereka mengerjakan tugas-tugas Anggoa, J. (2011). Study Tingkat
sekolah, hal yang perlu mereka perhatikan Kebosanan Dalam Waktu Luang Pada
yaitu dengan tetap mendahulukan tugas Mahasiswa Baru. Skripsi. Universitas
utama yaitu sebagai siswa untuk belajar Kristen Petra Surabaya.
serta bersekolah. Syah, M. (2009). Psikologi Belajar ,
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada
Saran Nawawi, H. (2012). Metodologi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah
kesimpulan yang telah dikemukakan, maka Mada University Press
beberapa saran yang ingin penulis Sukadji. (2000). Penyusunan dan
sampaikan antara lain:1) Bagi siswa, Mengevaluasi Laporan Penelitian.
hendaknya mengutamakan Universitas Indonesia Press: Jakarta.
tanggungjawabnya sebagai siswa, yaitu Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-
tetap fokus pada tugas-tugas sebagai siswa, Faktor Yang Mempengaruhinya,
sehingga lebih konsetrasi didalam Jakarta : Rineka Cipta
mengikuti pembelajaran. 2) Bagi orang Srijanti. (2007). Etika Berwarga Negara
tua, hendaknya tetap memberikan mereka Pendidikan Kewarganegaraan di
motivasi untuk tetap mengutamakan tugas Perguruan Tinggi, Jakarta: Salemba
mereka sebagai siswa, serta tidak Empat
membebani mereka untuk berkerja.. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Penerbit
DAFTAR RUJUKAN Alfabeta
Rusyan, A.T. (2009). Kemampuan Dasar Taylor. (1990). Psikologi Sosial Edisi
Dalam proses Belajar Mengajar. Kedua Belas. Jakarta: Kencana Prenada
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Media Group
Atkinson. (1994). Pengantar Psikologi Tim. (2017). Pedoman Penulisan karya
.edisi ke sebelas jilid 2. Terjemahan: Ilmiah. Pontianak: Edukasi Pres FKIP
Widjaya Kusuma. Jakarta: Erlangga UNTAN

12

You might also like