You are on page 1of 5

1.

Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD yang
berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan inkuiri (Inquiry training). Metode
pembelajaran ini berawal dari suatu kenyataan bahwa perkembangan setiap individu
itu bersifat independen (bebas). Maka dari itu, dalam penerapan metode ini lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.
Metode latihan inkuiri didasarkan pada terjadinya konfrontasi intelektual. Guru
memulai pembelajaran dengan membuat suatu situasi masalah yang harus
dipecahkan/diselidiki oleh siswa. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan
peristiwa-peristiwa yang membangkitkan gairah siswa untuk terjadinya konfrontasi
intelektual.
Tahap-tahap yang harus seorang guru lakukan dalam penerapan metode latihan inkuiri
adalah sebagai berikut:
 Menyajikan masalah;
Guru menyajikan situasi yang mengandung suatu masalah dan menentukan
prosedur inkuiri yang akan dilakukan oleh siswa.
 Pengumpulkan data dan verivikasi data;
Siswa mencari dan mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan.
Tahapan ini bertujuan untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta
menyelidiki peristiwa dan situasi masalah yang disajikan.
 Mengumpulkan unsur baru;
Siswa bersama guru melakukan eksperimen dan pengumpulan data (unsur
baru). Tujuan kegiatan ini adalah memisahkan variabel yang mendukung,
mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat dari peristiwa tersebut.
 Merumuskan penjelasan;
Siswa merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi, dan
sistematis mengenai masalah yang disajikan.
 Menganalisis pola-pola penemuan.
Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui seberapa jauh proses inkuiri
telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk
diperbaiki secara sistematis
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri adalah
berikut ini:
 Rencanakan waktu yang akan digunakan.
 Siswa dapat melakukan secara kelompok.
 Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
 Gunakan sumber-sumber yang sesuai maslah sebanyak-banyaknya
2. Pendekatan sosial berfokus pada hubungan dan interaksi yang terjadi, baik individu
dengan individu atau dengan kelompok dan memusatkan perhatiannya kepada proses
interaksi sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, permasalahan-permasalahan
sosial yang diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial
dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis
perlu dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan
berkesinambungan.
Dalam menggunakan pendekatan Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu
berikut ini:
 Tahap Orientasi
Dalam tahap ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang
relevan dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat
bersumber dari peristiwa- peristiwa sosial dikelas atau disekolah atau
masyarakat sekitar sekolah
 Tahap Hipotesis
Tahap hipotesis diakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi
perumusan hipotesis untuk acuan dalam usaha memecahkan masalah. Untuk
membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa kriteria sbb :
a. Valid atau representatif untuk melakukan pengujian (menguji apa yang
seharusnya diuji).
b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman
siswa atau guruyang pernah diperoleh.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya.
 Tahap definisi
Pada tahap ini siswa membahas tentang pengertian latihan-latihan yang
terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar adanya pengertian yang sama
pada setiap siswa.
 Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi siswa menguji hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila
telah teruji antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah
pembuktian dengan fakta-fakta.
 Tahap Pembuktian
Pada tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.
Misalnya, melaui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,
kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima
atau ditolak
 Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah
dapat disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi
yang dihasilkan hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
3. Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut.
a. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini.
 Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang
mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya
mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Kata-kata yang
sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pengetahuan,
antara lain apa?, siapa?, dimana?, kapan?, sebutkan!
 Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension)
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Maka siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari
dengan kalimatnya sendiri. Tidak hanya dapat mengingat dan menghafal
informasi tapi dapat memilih dan mengorganisasikan informasi itu. Termasuk
dapat menafsirkan gambaran, grafik, bagan dan lain-lain dengan kata-katanya
sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang
mengungkap pemahaman, antara lain Mengapa?, Jelaskan!, Uraikan., Berilah
ulasan!, Bandingkan!
 Evaluasi yang mengungkap penerapan (application)
Pada penerapan (aplikasi) siswa dapat menggunakan informasi yang diterima
untuk memecahkan sesuatu masalah. Kata-kata yang digunakan untuk
mengungkap penerapan (application) adalah Demonstrasikan!,
Tunjukkanlah!, Klasifikasikan!, Carilah hubungan!, Tuliskan!, Gambarkanlah!
b. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut.
 Analisis (analysis)
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok tingkat tinggi yang
menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan
sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif atau mampu mrngadakan deduktif (dari suatu
generalisasi hal umum, dicari faktanya ke hal yang khusus). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar,
melainkan berbagai alternatif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk
pertanyaan analisis antara lain Sebutkan bukti-bukti!, Mengapa!, Tunjukkan
sebab-sebabnya!, Analisislah!, Berilah alasan!.
 Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan
kreatif. Siswa dituntut berpikir induktif (dari faktor, fakta,unsur-unsur yang
bersifat khusus, diambil suatu kesimpulan atau generalisasi). Beberapa kata
yang dapat dipakai untuk pertanyaan sintesis yaitu Susunlah dengan kata-
katamu!, Apa yang mungkin terjadi!, Buatlah perkiraan apa yang terjadi!,
Bagaimanakah!.
 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan
kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dapat dikuasai dengan
baik. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau
kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban siswa berbeda-beda, tapi dengan
perbedaan jawaban akan memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka
mempunyai cakrawala yang luas. Kata-kata berikut dapat digunakan untuk
pertanyaan evaluasi, Berilah pendapat bahwa…, Bandingkan!, Bedakanlah!,
Berilah alasan!, Berikan kritik!, Alternatif mana yang lebih baik!, Setujukah
Anda!.
Dalam menyusun alat evaluasi, terlebih dahulu kita harus merancang alat evaluasi
tersebut. Dalam merancang alat evaluasi, perlu mempelajari kurikulum yang
berlaku mengenai hal-hal berikut:
 Kompetensi Dasar (KD)
 Materi Pokok/hasil belajar
 Indikator pada kurikulum untuk materi pokok/hasil belajar di atas.
 Menyusun/membuat indikator untuk kisi-kisi soal.

Alat evaluasi untuk siswa Sekolah Dasar, aspek kognitif yang dipilih cukup yang
mempunyai tingkatan lebih rendah, seperti pengetahuan/ingatan,pemahaman dan
penerapan. Tingkatan kognitif yang lebih tinggi yaitu analisis, sintesis, dan
evaluasi masih terlalu sulit untuk mereka.

4. Dalam menyusun alat evaluasi nilai dan sikap sosial dapat diambil dari materi
pelajaran yang telah disajikan pada rancangan evaluasi nilai dan sikap sosial tersebut.
Misalnya saja dari materi pokok dan hasil belajar tentang “Tubuhku” akan
dibicarakan cara menyusun alat evaluasi materi kelas 1 SD semester 1. Untuk Materi
cara merawat dan menjaga tubuh sebagai berikut :
1) Setelah dijelaskan tubuh harus dijaga dan dirawat, siswa dapat menjelaskan....
a. Cara merawat dan membersihkan tubuh
b. Cara ke kamar mandi
c. Cara membeli peralatan kecantikan
d. Cara membeli sabun
Jawaban yang paling benar adalah A
Dari contoh soal diatas diharapkan siswa mengetahui dan mengerti cara merawat
tubuh masing-masing.

5. Dalam menerapkan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan


pendekatan masalah kita ,dapat memilih model yang dikemukakan oleh para ahli di
atas. Karena pada prinsipnya model pemecahan masalah tersebut adalah sama yakni
dari merumuskan masalah sampai pada pemecahan masalah dengan menggunakan
suatu strategi yang cocok.
Pemilihan model pemecahan diatas dapat kita tentukan sendiri sesuai dengan tema
yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas pada sebuah kelas.Sehingga dengan
pemilihan yang tepat terhadap model pemecahan masalah maka seorang mengajar
dapat menyampaikan Materi IPS terpadu kepada peserta didik dengan baik.karena
seorang pengajar hanya tinggal merumuskan prinsip-prinsip model pemecahan
masalah dengan menghubungkan tema yang sedang dibahas.
Sebagai contoh, seorang guru akan menerapkan model pembelajaran IPS terpadu
dengan menggunakan pendekatan pcmecahan masalah dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Ambil contoh kurikulum Sekolah Dasar kelas V. Langkah-
langkah guru adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Menentukan pokok bahasan.
3) Menentukan dan memahami materi pelajaian yang akan disampaikan
4) Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah secara kelompok
Prosedur pembelajaran: guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kemudian kelompok tersebut atas bimbingan dan pengarahan guru mengikuti
proses kerja sebagai berikut:
 Mengidentifikasi Masalah
 Mendiagnosis masalah
 Merumuskan alternatif strategi
 Evaluasi kebrhasilan strategi

You might also like