You are on page 1of 5

Materi Sesi 1

Konsep Kebijakan Lingkungan


dan
Jenis-jenis Kebijakan Lingkungan

A. Konsep Kebijakan Lingkungan


Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer
otoritas dari pemerintah pusat kepada daerah. Sisi lemah dalam pelaksanaan peraturan
perundangan lingkungan hidup yang menonjol adalah penegakan hukum. Kebijakan daerah
dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup khususnya permasalahan kebijakan dan
penegakan hukum yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup di daerah.
Terkait dengan permasalahan pengelolaan lingkungan hidup yang berhubungan dengan
kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah, terdapat beberapa kajian mengenai celah yang
ada. Sebagai contoh, pada tingkat nasional, perangkat hukum lingkungan relatif lengkap,
meskipun masih ada celah-celah yang muncul karena substansi peraturan tidak cukup
komprehensif, tidak dapat menggunakan rangkaian perangkat kebijakan dengan baik atau tidak
dapat merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan hidup dalam ketentuan hukum dengan tepat.
Beberapa aspek pengelolaan seperti pengolahan limbah berbahaya dan beracun dan pengendalian
zat-zat kimia dari industri pertanian dikategorikan tidak lengkap, artinya aspek tersebut sudah
dianggap sebagai subyek hukum lingkungan namun pengaturannya belum berisi aspek-aspek
penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Pada aspek pengelolaan kualitas air tanah, pencemaran udara dari kebakaran hutan,
pengelolaan tanah serta pengendalian tanah terkontaminasi masih dianggap diabaikan, artinya
aspek pengelolaan lingkungan hidup ini belum dikenal dan dikembangkan sebagai bagian sistem
hukum lingkungan hidup, meskipun hukum-hukum sektoral dalam beberapa hal mungkin sudah
diterapkan (Adnan, 2009). Aspek pengelolaan sumber daya air, perlindungan daerah pesisir,

Kebijakan Lingkungan (PWKL4305)


Page 1
perlindungan keanekaragaman hayati diluar kawasan lindung dianggap tidak terkoordinasi,
artinya pokok persoalan ini memerlukan pendekatan hukum yang terkoordinasi namun ternyata
belum dilaksanakan (Adnan, 2009).
Mengingat kompleksnya pengelolaan lingkungan hidup dan permasalahan yang bersifat
lintas sektor dan wilayah, maka dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang sejalan dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup yang berimbang
sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan saling memperkuat satu sama lain. Di dalam
pelaksanaannya melibatkan berbagai fihak, serta ketegasan dalam penaatan hukum lingkungan.
Diharapkan dengan adanya partisipasi barbagai pihak dan pengawasan serta penaatan hukum
yang betul-betul dapat ditegakkan, dapat dijadikan acuan bersama untuk mengelola lingkungan
hidup dengan cara yang bijaksana sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan betul-betul dapat
diimplementasikan di lapangan dan tidak berhenti pada slogan semata. Namun demikian fakta di
lapangan seringkali bertentangan dengan apa yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan
menurunnya kualitas lingkungan hidup dari waktu ke waktu, ditunjukkan beberapa fakta di
lapangan yang dapat diamati.
Kerusakan lingkungan terjadi karena penggunaan sumberdaya yang salah yang pada
akhirnya akan menimbulkan bencana. Saat ini, masalah lingkungan hidup tidak hanya
berhubungan dengan gejala-gejala perubahan alam yang sifatnya evolusioner, tetapi juga
menyangkut pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah industri dan domestik yang
menghasilkan berbagai rupa barang dan jasa sebagai pendorong kemajuan pembangunan di
berbagai bidang. Berbagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup dilakukan
dengan memperkuat sanksi dan memperluas jangkauan peraturan-peraturan tentang
pencemaran lingkungan hidup.
Terkait teknologi, Produksi Bersih merupakan strategi baru yang inovatif dengan
memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan. Penerapan Produksi Bersih akan dapat meningkatkan efisiensi baik dari segi
ekonomi maupun lingkungan, keuntungan ini telah dapat dinikmati oleh industri yang
menerapkan system manajemen lingkungan dengan produksi bersih sebagai kendalinya.
Konsep produksi berih dapat dicapai apabila eko-efisiensi dapat tercapai yaitu usaha

Kebijakan Lingkungan (PWKL4305)


Page 2
meminimumkan penggunaan bahan baku yang berbahaya dalam proses termasuk sumber daya
alam dan energi sehingga dapat meminimumkan limbah dan dampak negatif yang timbul.

Sumber yang dapat di unduh untuk memperkaya pemahaman materi:


- dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Clean_Production.1_.ppt -- berisi tentang produksi
bersih mulai dari kebijakannya hingga contoh-contohnya yang dikemas dalam bentuk
powerpoint.
- http://www.unpad.ac.id/2012/09/kebijakan-lingkungan-hidup-di-indoensia-belum-
sepenuhnya-optimal/ -- berisi tentang berita terkait kebijakan lingkungan hidup
diIndonesia yang belum optimal

B. Jenis-jenis Kebijakan Lingkungan

Saat ini, sikap dan kelakuan terhadap lingkungan hidup sangat didominasi oleh
pertimbangan ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka persepsi terhadap lingkungan
harus diubah, tapi juga mendukung pembangunan ekonomi. Ada beberapa sistem kebijakan
yang dapat digunakan untuk mengelola lingkungan yaitu sistem dengan instrumen pengaturan
dan pengawasan (Command and Control, CAC), instrumen suasif atau Atur Diri Sendiri
(ADS) dan instrumen ekonomi (Economic Instrument, EI).
Instrumen CAC pada dasarnya berusaha mendorong untuk berkelakuan ramah
lingkungan dengan ancaman sanksi tindakan hukum. Pemerintah mengawasi kepatuhan
masyarakat dalam pelaksanaan undang-undang dan peraturannya dan menindak yang
melanggar. Kekuasaan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan dan penindakan
mengalir dari pusat ke daerah dan dari atas ke bawah (top down). Sehingga ciri-ciri CAC
adalah penindakan, top down dan instruktif serta kaku dan birokrasi. Bentuk pengendalian
CAC dilakukan dengan menentukan standar baik emisi maupun standar ambien, serta standar
teknologi.
Pendekatan pengelolaan lingkungan konvensional, yang menitik-beratkan pada rumusan
command and control ternyata tidak mampu mendorong kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan secara menyeluruh. PROPER merupakan salah satu upaya Kementerian Negara
Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup melalui instrumen informasi.
Kebijakan Lingkungan (PWKL4305)
Page 3
Selain kebijakan CAC, ada pula instrumen yang dapat digunakan dalam pengelolaan
lingkungan hidup, yaitu instrumen ekonomi. Instrumen ekonomi bertolak belakang dengan
pengaturan langsung yaitu memberi kebebasan kepada pemeran ekonomi memberi tanggapan
terhadap stimulus tertentu sesuai dengan manfaat yang diperkirakan. Untuk tujuan perbaikan
lingkungan, instrumen ekonomi menjanjikan insentif moneter bagi “volunteer” dan upaya tidak
dipaksakan pada pencemar. Ada berbagai macam instrument ekonomi, antara lain yaitu pajak
lingkungan, retribusi, subsidi dan sebaginya.
Pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang secara dinamis. Sistem CAC yang
konvensional tidak mengakomodasi perkembangan baru yang sifatnya lebih lentur.
Perkembangan baru ini berupa ADS yang lentur dan lebih bertumpu pada inisiatif dan inovasi
masyarakat untuk mengelola lingkungannya secara adaptif. Sistem ADS mempunyai potensi
besar untuk memperbaiki kinerja lingkungan hidup. Perbaikan ini dapat membalikan
kecenderungan makin besarnya laju kerusakan lingkungan hidup ke arah naiknya kualitas
lingkungan hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat diciptakan instrumen insentif-
disinsentif untuk mendorong sikap dan kelakuan yang ramah lingkungan, dan sebaliknya
menghambat sikap dan kelakuan yang merusak lingkungan.
Kunci keberhasilan dalam penerapan ADS adalah mengubah pandangan lingkungan
hidup sebagai faktor eksternal bisnis menjadi faktor internal bisnis. Internalisasi lingkungan
hidup ke dalam bisnis membuka kemungkinan untuk dikembangkan strategi bisnis-lingkungan
hidup yang terintegrasi. Dengan demikian pengelolaan lingkungan hidup menjadi bagian
integral pengelolaan bisnis (business management). Untuk mencapai tujuan internalisasi biaya
lingkungan hidup yang menguntungkan bisnis para usahawan telah mengembangkan 2
instrumen implementasi yang saling terkait, yaitu: instrumen administrasi finansial dan
instrumen teknologi yang terdiri atas eko-efisiensi dan ekologi industry. Selain itu, pemerintah
juga memegang peranan penting dalam berkembangnya ADS. Terbentuknya sistem ADS
memerlukan proses demokratisasi dan debirokratisasi pengelolaan lingkungan hidup yang ada.

Sumber yang dapat di unduh untuk memperkaya pemahaman materi:


- http://eprints.undip.ac.id/5890/1/titi_wahyu.pdf -- yang berisi tentang hak, kewajiban
dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Kebijakan Lingkungan (PWKL4305)


Page 4
- http://skpd.batamkota.go.id/dampaklingkungan/proper/ -- yang berisi tentang penjelasan
proper, kriteria, mekanisme, beserta contoh-contohnya.

Kebijakan Lingkungan (PWKL4305)


Page 5

You might also like