You are on page 1of 2

6. Apa hubungan pendengaran menurun dengan pekerjaan pasien?

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan),
atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau dari
alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Risiko yang
timbul akibat kebisingan dengan tingkat tekanan bunyi diatas nilai ambang batas pendengaran
adalah dapat merusak pendengaran atau gangguan pendengaran.

Masa kerja yang lama di tempat kerja yang bising merupakan faktor yang mempengaruhi
kemampuan pendengaran. Tetapi hal ini tidak berarti semakin lama masa kerja, tingkat
kemampuan pendengarannya lebih buruk dibandingkan dengan yang masa kerjanya lebih sedikit.
Penurunan kemampuan pendengaran akibat bising dapat terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama, biasanya lima tahun atau lebih. gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
berkaitan erat dengan lama paparan yang diperoleh pekerja.

Pekerja yang pernah atau sedang bekerja di lingkungan kerja dalam waktu yang cukup
lama berisiko terhadap kejadian gangguan pendengaran. Berdasarkan lama paparan, pekerja yang
berisiko mengalami gangguan pendengaran jika bekerja lebih dari 8 jam per hari dengan
intensitas kebisingan melebihi 85 dB. Kebisingan merupakan salah satu faktor utama yang
menyebabkan gangguan pendengaran. Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB (A) dapat
merusak reseptor pendengaran di telinga dalam, yang mengalami kerusakan adalah organ corti
untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 3000 Hz sampai dengan 6000 Hz, dan yang paling berat
kerusakannya adalah organ corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi 4000 Hz.
Kebisingan dapat mengganggu percakapan sehingga mempengaruhi komunikasi yang
berlangsung (tatap muka/via telephone). Sebagai pegangan, gangguan komuniakasi oleh
kebisingan telah terjadi, apabila komunikasi pembicaraan dalam pekerjaan harus dijalankan
dengan suara yang kekuatannya tinggi dan lebih nyata lagi apabila dilakukan dengan cara
berteriak. Gangguan komunikasi seperti itu menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin mengakibatkan kesalahan atau kecelakaan, terutama pada penggunaan tenaga kerja
baru oleh karena timbulnya salah paham dan salah pengertian atau persepsi.

Sumber:

Ruth, D. 2017. Hubungan Kebisisngan dengan Gangguan Pendengaran Pada Tenaga Kerja
Di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PT. Salim Ivomas Pratama Tbk, Perkebunan
Sungai Dua Kabupaten Rokan Hilir Riau. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahmawati, D. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pada


Pekerja Di Departemen Metal Forming Dan Heat Treatment PT. Dirgantara Indonesia.
Skripsi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

You might also like