You are on page 1of 4

TUGAS INDIVIDU PENDIDIKAN PANCASILA

HUSNUL KHOTIMAH – 2022010057

POIN SATU

1. Pancasila di Masa Orde Lama

Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila mengalami
ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan,
kepribadian bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, pada masa itu menyampaikan ideologi
Pancasila berangkat dari mitologi atau mitos, yang belum jelas bahwa pancasila dapat
mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani
membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia.

Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi
dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada di dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa ini adalah
masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila
diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama.

1. Periode 1945-1950

Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil,
namun dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat diusir.
Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk
mengganti Pancasila sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui
pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang ingin mendirikan Negara
dengan agam Islam.

2. Periode 1950-1959

Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang pada nyatanya
tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar Negara tetap Pancasila, tetapi
rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak.
Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang
dianggap paling demokratis.
3. Periode 1956-1965

Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi demokrasi justru tidak berada
kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana
berada pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjado
otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan menggabungkan
Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok dengan kehidupan Negara
Indonesia. Terbukti dengan adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak
lagi hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila
dengan ideologi lain.

2. Masa Orde Baru

Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang menyimpang dari
pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) atau
Ekaprasetia Pancakarsa.

Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus
berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi implementasi dan aplikasinya
sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan
kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain.

3. Era Reformasi

Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya
belum mampu diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung dengan baik karena
Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat
yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum memahami makna sesungguhnya.

Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu di


interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan
kenyataan pada zaman saat itu.
POIN KEDUA

Perbedaannya pada masa

1.Pancasila pada masa orde lama mengalami ideologis. Pada masa ini Pancasila berusaha
untuk dibangun , dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia.

2.Pada mass orde lama Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia.

3.Pada masa orde baru berhasil mempertahnkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara
sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia.

4.Pada masa reformasi konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara
riil

5.Pada masa reformasi banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum
memahami makna sesungguhnya.

POIN KETIGA

Sistem presidensial yang diterapkan di Indonesia dinilai tidak efektif karena berkombinasi
dengan sistem kepartaian yang multipartai. Sekjen Perhimpunan Pendidikan untuk
Demokrasi Robertus Robert berpendapat, kombinasi ini berpeluang menciptakan
kemandekan politik. Menurutnya, hal inilah yang membuat kebijakan pemerintah menjadi
tidak efektif untuk rakyat.

Dengan presidensialisme yang ditopang multipartai, kemungkinan kemandekan politik bisa


lebih sering. Jadi, perlu mengubah jalan meskipun tidak bisa berubah total, ujar Robert pada
diskusi "Memperkuat Sistem Presidensial Pascapilpres 2009"

Pemerintahan yang lebih efektif, menurut dia, bisa berjalan jika tidak terganggu dengan
praktik transaksional politik. Marzuki Darusman, politisi Golkar yang juga aktif di
Partnership for Governance Reform, mengakui, kombinasi sistem presidensial dan
multipartai tidak bisa dihindarkan sering menciptakan hubungan yang tegang antara eksekutif
dan legislatif

Salah satunya, kata dia, karena presiden dan wakil presiden tidak berasal dari satu partai.
"Lima tahun terakhir, 2004-2009, sepertinya masih ada pencarian perimbangan antara
presiden dan realitas demokrasi yang multipartai. Jadi, pemerintahan tidak secepat dan
seefektif yang diharapkan,"ujar anggota Komisi I DPR ini

Wakil Ketua Tim Pakar SBY-Boediono, Bara Hasibuan, juga berpendapat sama. Menurut
dia, sistem presidensial saat ini tidak murni diterapkan. Berbagai kebijakan pemerintahan
dinilai sering kali terganjal restu parlemen. "Presiden akhirnya tidak bisa full melaksanakan
kebijakan pemerintahan," kata Bara.

Oleh karena itu, diharapkan presiden terpilih bisa melakukan "pemurnian" terhadap sistem
presidensial sesuai dengan UUD 1945 meskipun sistem presidensial murni dengan dukungan
kuat parlemen akan merumitkan fungsi check and balances di parlemen.

POIN KEEMPAT

Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti
manusia, memiliki identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna
untuk membedakan setiap negara.

Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu. Identitas
Nasional ini merupakan hal buatan karena identitas nasional ini dibuat, dan disepakati oleh
warga dari suatu bangsa sebagai identitasnya.

Identitas suatu negara merupakan suatu hal sekunder karena identitas nasional hadir setelah
identitas suatu bangsa mempunyai identitas yang berbeda-beda.

You might also like