You are on page 1of 60

DASAR PENGAWASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

Peraturan Per-undang 2 an
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan

Instansi Pengawas Lain


(Itjen - BPKP– BPK - KPK )

Pemerintah Perusahaan
• Kepala Inspektur Tambang (KaIT) • Kepala Teknik Tambang
• Inspektur Tambang (IT) • PO dan PT
• Buku Tambang • Organisasi dan Personil Lingkungan
• Program Lingkungan
• Buku Kecelakaan • Anggaran & Biaya
• Dokumen & Laporan Lingkungan

2
1 UU No. 4 Tahun 2009 Pertambangan Mineral dan Batubara
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
2 UU No. 32 Tahun 2009
Hidup
3 PERMEN LH No. 05 Tahun 2012 Jenis Usaha Wajib AMDAL
4 PP No. 27 Tahun 2012 Izin Lingkungan
5 Permen ESDM No.7 Tahun 2014 Reklamasi dan Pasca Tambang
6 PP No. 101 Tahun 2014 Pengelolaan Limbah B3

PERMEN ESDM No.26 Tahun Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang


7
2018 Baik

KEPMEN ESDM 1827 Tahun Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik


8
2018 Pertambangan Yang Baik

3
Pengawasan Pertambangan
UU No.4 Th 2009 Psl 141
PP 55 Th 2010 Psl 16 & 17 Ruang
Sasaran
Lingkup

Keselamatan Operasi
Pertambangan Objek

K3 Pertambangan

Pengelolaan Lingkungan GMP Teknis Pertambangan

Hidup Reklamasi dan


Pasca Tambang
Konservasi Sumberdaya
Mineral & Batubara
Penguasaan,
Pengembangan &
Pnrapan Teknologi

EG -IT-2012-BPN 4
INSPEKTUR TAMBANG 4
UU No. 04 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan
IUPK wajib melaksanakan:
• ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
• Keselamatan operasi pertambangan
• Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
termasuk kegiatan reklamasi dan pasca tambang
• Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha
pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai
memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
media lingkungan

5
UU No. 04 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 99
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana
reklamasi dan rencana pascatambang pada saat mengajukan
permohonan IUP Operasi Produksi

(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang


dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pascatambang

6
UU No. 32 Th 2009
ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 4

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup:


a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian
d. Pengawasan
e. Penegakan Hukum

7
PERMEN LH No. 05 Tahun 2012
ttg Jenis Usaha Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL

Lampiran I Nomor 2 I

Jenis Kegiatan Mineral dan Batubara


Luas perizinan (KP) : ≥ 200 ha
Luas daerah terbuka
untuk pertambangan : ≥ 50 ha
(kumulatif/tahun)

8
PERMEN LH No. 05 Tahun 2012
ttg Jenis Usaha Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
Lampiran I Nomor K. 1

Eksploitasi Batubara
Kapasitas : ≥ 1.000.000 ton/tahun
Jumlah material penutup yang dipindahkan : ≥ 4.000.000 bcm/thn

Ekploitasi Mineral Logam


Kapasitas : ≥ 300.000 ton/tahun
Jumlah material penutup yang dipindahkan : ≥ 1.000.000 ton

Ekploitasi Mineral Bukan Logam atau Mineral Batuan


Kapasitas : ≥ 500.000 m3/tahun
Jumlah material penutup yang dipindahkan :
≥ 1.000.000 m3/tahun

9
PERMEN LH No. 05 Tahun 2012
ttg Jenis Usaha Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
Lampiran I Nomor K 1
Pengolahan dan Pemurnian:
Mineral Logam : Semua Besaran
Mineral Non Logam : ≥ 500.000 m3/tahun
Batuan : ≥ 500.000 m3/tahun
Batubara : ≥ 1.000.000 m3/tahun
Mineral Radioaktif : Semua Besaran
Ekploitasi Mineral radioaktif : semua besaran kecuali untuk tujuan
penelitian & pengembangan
Penambangan di Laut : semua besaran
Melakukan penempatan tailing di bawah laut : semua besaran

10
PP No. 27 Th 2012 tentang Izin Lingkungan
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.
Pasal 2

(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki


Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi :
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
11
Permen ESDM No. 7 Th 2014
tentang Reklamasi dan Pasca Tambang

Reklamasi adalah
kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Pascatambang adalah
kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut
kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan

12
PP No. 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
• Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah
B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
• Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.
• Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah
B3, Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3.
• Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
Pengangkutan Limbah B3.

13
PERMEN ESDM NO.26 TAHUN 2018
Tentang

Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik
dan
Pengawasan Pertambangan Minerba.

14
RUANG LINGKUP Permen No.26 /2018
(Pasal 2)

1) Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yg Baik

2) Pengawasan terhadap Penyelenggaraan


Pengelolaan Usaha Pertambangan

3) Pengawasan terhadap pelaksanaan Kegiatan


Usaha Pertambangan.

15
KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK
Wajib Bagi Pemegang IUP & IUPK (Pasal 3 (1 – 4))
Tata kelola pengusahaan
Kaidah teknik pertambangan yg baik (2)
pertambangan (2)
Pasal 3 ayat (3) Pasal 3 ayat (4)

a. Teknis pertambangan; a. Pemasaran;


b. Keuangan;
b. Konservasi Mineral dan Batubara; c. Pengelolaan data;
c. Keselamatan dan kesehatan kerja d. Pemanfaatan barang, jasa dan
pertambangan; teknologi;
e. Pengembangan tenaga kerja teknis
d. Keselamatan operasi pertambangan; pertambangan;
f. Pengembangan dan pemberdayaan
e. Pengelolaan lingkungan hidup
masyarakat setempat;
pertambangan, reklamasi, dan pasca g. Kegiatan lain di bidang Usaha
tambang, serta pascaoperasi; dan Pertambangan yang menyangkut
kepentingan umum;
f. Pemanfaatan teknologi, kemampuan h. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rekayasa, rancang bangun, IUP atau IUPK; dan
pengembangan, dan penerapan i. Jumlah, jenis dan mutu hasil Usaha
teknologi pertambangan. pertambangan;
16
KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK - Pasal 4 (1 – 4)
Wajib Bagi
Pemegang IUP-OP Khusus Pengolahan Dan/Atau Pemurnian

Kaidah teknik pengolahan Tata kelola pengusahaan pengolahan


dan/atau pemurnian Psl 4 (2) dan/pemurnian Psl 4 (2)

Pasal 4 ayat (3) Pasal 4 ayat (3)


a. Teknis kegiatan pengolahan a. Pemasaran;

dan/atau pemurnian b. Keuangan;


c. Pengelolaan data;
b. Keselamatan Pengolahan
d. Pemanfaatan barang, jasa dan teknologi;
dan/atau pemurnian
e. Pengembangan tenaga kerja teknis
c. Pengelolaan lingkungan hidup pertambangan;
dan pascaoperasi; dan f. Tanggung jawab sosial dan
lingkungan; dan
d. Konservasi mineral dan
g. Jumlah, jenis dan mutu hasil usaha
batubara
Pengolahan dan/atau pemurnian

17
KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK - Pasal 5 (1 – 4)
Wajib Bagi Pemegang IUJP

Kaidah teknik Usaha Jasa Tata kelola pengusahaan Jasa


pertambangan Yg baik Psl 5 (2) Pertambangan Psl 5 (2)

Pasal 5 ayat (3) Pasal 5 ayat (3)


a. Upaya pengelolaan Lingkungan Pengutamaan :
hidup, Keselamatan a. Produk Dalam Negeri
pertambangan, konservasi
b. Subkontraktor lokal sesuai
mineral dan batubara, dan
kompeensi
Teknis Pertambangan.
c. Tenaga kerja lokal, dan
b. Mengangkat penanggung jawab
d. Pembelanjaan lokal untuk
operasional sbg pemimpin
barang maupun jasa.
tertinggi di lapangan.

18
KEPUTUSAN MENTERI ESDM
No. 1827.K/30/MEM/2018

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK


PERTAMBANGAN YANG BAIK

19
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Kepmen. 1827.K - (Lamp.V.A)

Pedoman Pengelolaan LH Minerba meliputi :


a. Pengelolaan LH pada kegiatan eksplorasi
b. Pengelolaan LH pada kegiatan konstruksi
c. Pengelolaan LH pada kegiatan penambangan
d. Pengelolaan LH pada kegiatan pengangkutan
e. Pengelolaan LH pada kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian
f. Pemantauan lingkungan hidup
g. Penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup;
h. Sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan; dan
i. Penghargaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan

20
PEDOMAN PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
SERTA PASCAOPERASI PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
Kepmen. 1827.K - (Lamp.VI.A)

Pedoman Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang serta Pascaoperasi


meliputi :
1. Penyusunan Rencana Reklamasi, Rencana Pascatambang, dan Rencana
Pascaoperasi;
2. Penilaian dan Persetujuan;
3. Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pascatambang;
4. Pelaksanaan Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi;
5. Pelaporan dan Pencairan Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pascatambang;
6. Penyerahan Lahan Reklamasi; dan
7. Penyerahan Lahan Pascatambang dan Pascaoperasi.

21
Lingkungan Hidup adalah (UU 32 Tahun 2009)
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lain.

Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan adalah (Kepmen 1827)


upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan
akibat dari kegiatan pertambangan.

Pemantauan Lingkungan Hidup Pertambangan adalah (Kepmen 1827)


upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
akibat dari kegiatan pertambangan.

22
Pencemaran Lingkungan Hidup adalah (UU 32 Tahun 2009)
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Kerusakan Lingkungan Hidup adalah (UU 32 Tahun 2009)


perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.

23
PP No.27 Tahun 2012
ttg Izin Lingkungan
Pasal 1
• Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya
disebut AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha
dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
Usaha dan/atau Kegiatan.

• Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
Kegiatan.

24
PP No.27 Tahun 2012
ttg Izin Lingkungan
Pasal 1
• Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
• Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
• Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
RKL, adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
• Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
RPL, adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

25
• Terjadi perubahan bentang alam (tamka)

• Erosi dan sedimentasi

• Terjadinya air asam tambang

• Penurunan kualitas udara

• Getaran di permukaan dan air blast

• Penurunan kualitas air permukaan dan air bawah tanah

• Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan

• Penurunan produktivitas lahan

• Perubahan pada aspek sosekbud

26
• Air Asam Tambang • Sumber
• Pengendalian Erosi dan Sedimentasi • Pencegahan
• Pemeliharaan
• Tailing
• Kestabilan Lereng
– pit /ex pit
– Timbunan batuan penutup
• Reklamasi
– Pemulihan fungsi permukaan tanah
– Mencegah banjir / longsor
• Lahan Basah/Rawa Buatan (construction Wet Land)
• Penutupan Tambang
– Keamanan thd lingkungan
– Keberlangsungan pembangunan

27
Air Asam Tambang

28
AIR ASAM TAMBANG

29
Air asam yang terjadi
akibat oksidasi mineral
sulfide oleh air dan
oksigen pada kegiatan
tambang

30
PRINSIP PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN AAT

Dengan menghilangkan salah satu unsur pembentuknya


(mineral sulfida, air, oksigen)
 Cara kering (ex. Pelapisan dengan tanah liat, aspal,
semen, geotekstil, dll)
 Cara basah (ex. Penambahan sodium lauril sulfat / SLS
pada coal refuse)

31
32
33
PENGENDALIAN EROSI

34
Teknik pemasangan row sprigging,
jute netting dan hydroseeding di
lahan reklamasi

PENGENDALIAN EROSI

35
• Settling Pond adalah lokasi/kawasan yang berfungsi untuk mengendapkan
lumpur dari suatu aliran permukaan di area tambang
• Tailing Pond adalah kolam yang dibuat untuk mengendapkan/ menetralkan
suatu limbah cair, sebuah proses pengolahan dengan tujuan mengendapkan
muatan partikel maupun racun dalam limbah agar tidak mencemari
lingkungan, yang dapat dialirkan ke perairan umum setelah memenuhi Baku
Mutu Limbah
• Oil Trap adalah lokasi/kawasan yang berfungsi untuk memisahkan sisa-sisa
oli/minyak/limbah hidrokarbon dari hasil kegiatan pekerjaan/sarana yang
potensial terjadi ceceran minyak.
• Titik Penaatan (Point of Compliance) adalah satu atau lebih lokasi yang
dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air
limbah (Kepmen LH 113 2003 – Baku Mutu Air Limbah Tambang Batubara)

36
37
Kolam Pengendap/Sedimen

38
Oil Trap

39
RENCANA REKLAMASI DAN RENCANA PENUTUPAN TAMBANG

• Perusahaan wajib menyusun dan menyampaikan Rencana Reklamasi


dan Rencana Penutupan Tambang sebelum memulai kegiatan
eksploitasi (operasi/produksi)
• Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi menyampaikan
rencana Reklamasi tahap Eksplorasi kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam jangka
waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum
memulai kegiatan Eksplorasi.
• Rencana reklamasi dan Rencana penutupan Tambang disusun
berdasarkan Studi Kelayakan dan Dokumen Lingkungan Hidup yang
telah disetujui

40
PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

• Pelaksanaan Reklamasi tahap Operasi Produksi dilakukan paling


lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan pada
lahan terganggu.

• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi


melaksanakan Pascatambang paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah kegiatan Penambangan, pengolahan, dan/atau
pemurnian berakhir sesuai dengan rencana Pascatambang yang telah
disetujui.

41
LAPORAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

• Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan


laporan pelaksanaan Reklamasi tahap Eksplorasi setiap 1 (satu)
tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya paling lambat tanggal 31 Januari pada tahun
berjalan.
• Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Pascatambang setiap
triwulan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur
sesuai dengan kewenangannya.

42
JAMINAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG

• Perusahaan wajib menyediakan jaminan reklamasi sesuai


perhitungan rencana reklamasi.

• Perusahaan wajib menyediakan jaminan penutupan tambang


sesuai perhitungan rencana penutupan tambang.

43
JAMINAN REKLAMASI (1)

• Bentuk jaminan reklamasi dapat berupa Deposito Berjangka,


Bank Garansi, Asuransi, atau Cadangan Akuntansi
(Accounting Reserve).
• Jaminan reklamasi harus menutup seluruh biaya pelaksanaan
pekerjaan reklamasi.
• Perusahaan wajib menempatkan jaminan reklamasi sebelum
melakukan eksploitasi/operasi produksi.

44
JAMINAN REKLAMASI (2)

• Perusahaan wajib mengajukan bentuk jaminan reklamasi


kepada menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangan
masing-masing.
• Bentuk jaminan reklamasi ditetapkan oleh menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai kewenangan masing-masing.
• Penempatan jaminan reklamasi tidak menghilangkan kewajiban
perusahaan untuk melaksanakan reklamasi
• Kekurangan biaya pelaksanaan reklamasi tetap menjadi
tanggung jawab perusahaan

45
JAMINAN PENUTUPAN TAMBANG

• Bentuk jaminan penutupan tambang berupa DEPOSITO


BERJANGKA
• Penempatan jaminan penutupan tambang tidak
menghilangkan kewajiban perusahaan untuk melakukan
penutupan tambang.
• Kekurangan biaya untuk menyelesaikan penutupan tambang
tetap menjadi tanggung jawab perusahaan.
• Jaminan penutupan tambang ditempatkan setiap tahun dan
wajib terkumpul seluruhnya (100%) dua tahun sebelum tutup
tambang.

46
PENGELOLAAN TANAH PUCUK/TOP SOIL
Pengupasan Top Soil Penghamparan Top Soil

Pemindahan Top Soil Stock Top Soil

47
48
49
KEGIATAN REVEGETASI

50
KEGIATAN PERTAMBANGAN
• Eksplorasi
• Pembukaan Lahan
• Pengupasan Tanah Penutup
• Penggalian (Ekstraksi) Bahan Tambang
• Pengoperasian Sarana Penunjang
• Pengangkutan/Pengapalan
• Pengolahan/Pemurnian
• Penimbunan
• Penghentian/Penutupan Kegiatan
51
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN

52
• Menggunakan prinsip 4 R:

– Reduce (kurangi limbah yang dihasilkan)

– Reuse (pakai kembali limbah yang dihasilkan)

– Recovery (ambil material yang masih berguna dari


limbah yang dihasilkan)

– Recycle (daur ulang/proses kembali limbah yang


dihasilkan, menjadi material yang bermanfaat).

53
LIMBAH PERTAMBANGAN
• Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 101 Tahun 2014
Limbah didefinisikan sebagai sisa buangan dari suatu usaha atau
kegiatan manusia.
• Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Kandungan
limbah ini terutama berupa material tambang, seperti logam atau batuan

54
Pengelompokkan Limbah B3

55
56
57
PENGELOLAAN LIMBAH B3

IZIN
TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA
LIMBAH B3

58
 Pengelolaan sumber daya mineral harus bijak dan hati-hati,
sebab tidak dapat terbarukan dan mempunyai dampak
terhadap lingkungan.
 Mendorong kegiatan pertambangan melakukan Good Mining

Practice yang lebih baik.


 Mengembangkan sistem kemitraan (partnership).
 Prinsip pengelolaan lingkungan mengutamakan pencegahan
dibanding pengendalian. Secara teknis lebih mudah dilakukan
sedangkan secara ekonomis lebih murah nilainya pencegahan
di bandingkan pengendalian jika sudah terjadi

59
Terima Kasih

60

You might also like