You are on page 1of 18

IMPLEMENTASI DAN TESTING

THE SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE


Dosen Pengampuh : Ilka Zufria, M. Kom

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Emir Syarif Machfudz (0701212049)


Harun Al Rasyid (0701213213)
Jayyid Jiddan (0701212047)
Dtm. M. Avin Al-Ghiffari (0701212185)
Andriani Sitorus (0701211002)
Gita Aulia (0701212062)
Priti Rindi Artika (0701211005)
Muhammad Syahuda Hasibuan (0701212172)

ILMU KOMPUTER
FAKULTAS SAINS AND TECHNOLOGY
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kepada Allah SWT. atas nikmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tulisan ini dengan judul "Implementasi dan Testing Software
Development Life Cycle" pada waktunya. Syahadat mengucapkan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah menyelamatkan manusia dari keburukan dan
menyalahkan dengan kabar gembiranya.

Makalah yang berjudul "Implementasi dan Testing Software Development Life


Cycle" ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan Bapak Ilka Zufria, M. Kom selaku dosen, semoga tulisan ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah


membantu penulis dalam penyusunan tulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan tulisan ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf
terlebih dahulu jika ada salah kata dalam pengucapan dan ejaan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk semua pembaca makalah ini, jika ada bagian
yang kurang jelas untuk memperbaiki dan meningkatkan makalah agar dapat
membuat makalah lebih baik di masa depan. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih dan selamat membaca.

Medan, 2 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Pengertian Normalisasi pada Database 2


2.2 Tujuan Normalisasi 3
2.3 Normalisasi Proses 4
2.4 Bentuk Normalisasi 4

BAB III KESIMPULAN 14

3.1 Kesimpulan 14
DAFTAR ISI 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang
menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan
(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Siklus hidup sistem merupakan
penerapan pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan
menggunakan sistem berbasis komputer.
Siklus hidup sistem terdiri dari lima tahap. Empat tahap awal
merupakan pengembangan yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan
penerapan. Sedangkan tahap kelima dimaksudkan untuk penggunaan.
Disini penulis hanya akan membahas tahap implementasi dan testing, pada
SDLC (The Software Development Life Cycle).

1.2 Perumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan the software development life cycle?
1.2.2 Apa pengertian implementasi dalam the software development life
cycle?
1.2.3 Apa saja contoh implementasi dan jelaskan bagan skemanya?
1.2.4 Apa pengertian testing dalam the software development life cycle ?
1.2.5 Apa pengertian testing dalam the software development life cycle?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Database
dan juga untuk menginformasikan pembaca tentang apa normalisasi dalam
database.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Normalisasi Dalam Database

Menurut beberapa sumber, inilah arti dari normalisasi itu sendiri.


Normalisasi adalah proses meningkatkan atau membangun dengan
model data relasional, dan secara umum lebih tepatnya terhubung ke
model data logis.1
Normalisasi adalah teknik menggunakan pendekatan bottomup yang
digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan. Mulai dari
menguji hubungan yang bersifat functional dependecies antar atribut.
Definisi lain dari normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen
ke dalam tabel yang menunjukkan entitas dan hubungannya. Normalisasi
juga dapat diartikan sebagai teknik untuk mengatur data ke dalam tabel
untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam suatu organisasi.2
Normalisasi adalah proses di mana ia dapat menguraikan atau
membagi hubungan menjadi lebih dari satu hubungan untuk
menghilangkan anomali dalam database relasional. Ini adalah proses
langkah demi langkah dan setiap langkah dikenal sebagai bentuk normal.3

1
Muhammad Fikri, Data Dasar, (Lhokseumawe: Unimal Press, 2019), hlm. 16.
2
Ika Ratna et al, Buku Teks Database untuk Informatika, (Sidoarjo: UMSIDA Press, 2020), p. 62.
3
Raissa, Buku Teks Database Edisi Kedua, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2022), hlm. 94.

2
Normalisasi adalah teknik dalam desain logis database relasional
yang mengelompokkan atribut suatu hubungan sehingga membentuk
struktur hubungan yang baik (tanpa redundansi).4
Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data
sehingga sebagian besar ambiguitas dapat dihilangkan. Normalisasi adalah
teknik dalam desain logis database relasional yang mengelompokkan
atribut tabel sehingga membentuk struktur tabel normal.5
Normalisasi sendiri merupakan salah satu teknik dalam desain
database untuk menghasilkan tabel yang memiliki atribut yang salah
sesuai dengan kebutuhan sistem.6
Normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan seperangkat
hubungan/tabel yang memiliki karakteristik tertentu, untuk memenuhi
kebutuhan organisasi.7
Di sini penulis dapat menyimpulkan bahwa normalisasi adalah
teknik logis dalam membangun struktur hubungan database dari
pengelompokan atribut seperti struktur hubungan menjadi struktur
hubungan yang baik.

2.2 Tujuan Normalisasi

Ada beberapa tujuan normalisasi ini: Untuk menghilangkan


cangkang data, untuk mengurangi kompleksitas, untuk membuat
modifikasi data lebih mudah.8
Menurut beberapa sumber, tujuan normalisasi dalam Database
adalah sebagai berikut.

4
Dwi Puspita Sari et al, normalisasi tabel pada database relasional, Proceedings of SENTIA, –
Politeknik Negeri Malang, Volume 8, ISSN: 2085-2347, 2016, hlm. A-340
5
Ibid. hlm. A-341.
6
Sri Mulyati et al, Normalisasi database dan migrasi database untuk manajemen data yang
mudah, Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, SEBATIK 2621-069X, hlm. 124.
7
Sayyid Yakan dkk, Data Engineering Research Group, Institut Teknologi Telkom Purwokerto,
Jurnal Dinda, Vol. 2 No. 2 (2022) 90 – 96, hlm. 92.
8
Lihat Ide Muhammadsaya hlm. 16.

3
Tujuan normalisasi data adalah: Untuk menghilangkan kerang data
atau redundacy data pada atribut, Untuk mengurangi kompleksitas, untuk
memfasilitasi modifikasi data.9
Manfaat normalisasi adalah: Menghasilkan tabel yang lebih kecil
dengan baris yang lebih kecil, Pencarian, pengurutan, dan membuat indeks
lebih cepat, karena tabel lebih sempit, dan lebih banyak baris cocok pada
halaman data, menghasilkan lebih banyak tabel dengan memecah tabel asli
sehingga dapat ada lebih banyak indeks berkerumun dan karenanya ada
lebih banyak fleksibilitas dalam menyetel kueri, Pencarian indeks
umumnya lebih cepat karena indeks cenderung lebih sempit dan lebih
pendek, Semakin banyak tabel memungkinkan penggunaan segmen yang
lebih baik untuk mengontrol penempatan fisik data, ada lebih sedikit
indeks per tabel dan karenanya perintah modifikasi data lebih cepat, ada
sejumlah kecil nilai nol dan redundansi. Hal ini membuat database lebih
kompak modifikasi data anomali berkurang, secara konseptual lebih bersih
dan lebih mudah untuk memelihara dan mengubah seiring perubahan
kebutuhan.10
Tujuan normalisasi adalah untuk: untuk menghilangkan shellage
data sehingga dapat meminimalkan penggunaan penyimpanan yang
digunakan oleh hubungan dasar (file), untuk mengurangi kompleksitas,
untuk memfasilitasi modifikasi data.11

2.3 Proses Normalisasi

Dimana Proses Normalisasi adalah dua langkah: data


didekomposisi dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis berdasarkan
persyaratan tertentu hingga beberapa tingkatan, jika tabel yang diuji belum
memenuhi persyaratan tertentu maka tabel perlu dipecah menjadi beberapa
tabel yang lebih sederhana hingga memenuhi bentuk optimal.12

9
Lihat Ika Ratna et al, p. 62.
10
Lihat Raissa, hlm. 95.
11
Lihat Dwi Puspita Sari dBulan hlm A-341.
12
Lihat Muhammad Fikri, hlm. 16.

4
2.4 Bentuk Normalisasi

Dalam proses normalisasi, perlu diketahui terlebih dahulu definisi bentuk-


bentuk normalisasi, antara lain:
2.4.1 Bentuk abnormal (bentuk tidak diformalkan)
Form ini merupakan kumpulan data yang akan terekam
dalam database, tidak perlu mengikuti format tertentu, bisa berupa
data yang tidak lengkap atau digandakan. Data dikumpulkan apa
adanya sesuai dengan kedatangannya.13
Di sumber lain, formulir ini adalah kumpulan data untuk
dicatat dalam database, tidak perlu mengikuti format tertentu, bisa
tidak lengkap atau digandakan. Data dikumpulkan apa adanya
sesuai dengan kedatangan.14
Pada tahap ini, seluruh data yang ada dan diperlukan
diambil dalam database itu sendiri. Misalnya, pada contoh tabel
nilai mahasiswa, data tersebut terdiri dari NIM, nama mahasiswa,
alamat mahasiswa, ID Dosen, nama dosen, status dosen, nilai basis
data, nilai pemrograman, nilai pengantar ilmu komputer, nilai
interaksi manusia dan komputer.15

Tabel 2.1 Tabel Mentah

Tabel mentah di atas membutuhkan analisis karena tabel


dalam pertanyaan memiliki keanehan. Perhatikan kolom Database,
Programming, PIK, dan IMK. Setiap nama kolom yang telah
disebutkan memiliki kode tersendiri yang dapat mewakili nama
mata kuliah. Dengan begitu kode kursus dapat dikumpulkan ke
13
Lihat Muhammad Fikri, hlm. 17.
14
Lihat Ika Ratna et al, hlm. 64.
15
Lihat Raissa, hlm. 99.

5
dalam kolom baru yang dapat diberi nama Kode_Matkul.
Kemudian nama mata kuliah juga dapat dijadikan kolom baru
bernama Nama_Matkul sehingga bentuk tabel seperti terlihat pada
tabel di bawah ini.16

Tabel 2.2 Tabel Unnormalized

2.4.2 Bentuk Normal Pertama (1NF atau Bentuk Normal Pertama)


Bentuk normal pertama terpenuhi jika tabel tidak memiliki
beberapa atribut, yang berarti bahwa rapat baris dan kolom hanya
berisi satu nilai (atribut nilai tunggal).17
Bentuk normal pertama memiliki karakteristik setiap data
yang dibentuk dalam file dasar (file datar) dan data yang terbentuk
dalam satu catatan demi catatan. Tidak ada set atribut berulang atau
atribut bernilai ganda. Proses UNF ke 1NF adalah sebagai berikut:
Tentukan satu atau satu set atribut sebagai kunci untuk tabel yang
tidak diormlisasi, identifikasi grup berulang dalam tabel
unormalisasi berulang untuk kunci atribut, hapus grup berulang
dengan: a. masukkan data yang sesuai ke dalam kolom kosong di
baris yang berisi data berulang (meratakan tabel). b. Mengganti
data yang ada dengan menulis ulang dari kunci atribut aktual ke
dalam hubungan terpisah.18

16
Ibid.
17
Lihat Muhammad Fikri, hlm. 17.
18
Lihat Ika Ratna dkk, hlm. 64-65.

6
Hasil transformasi dari Unnormalized Form menjadi 1NF
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 Tabel Normal 1 (1NF)

2.4.3 Bentuk normal kedua (2NF atau bentuk normal kedua)


Bentuk norma kedua akan dipenuhi jika formulir data telah
memenuhi kriteria bentuk normal pertama dan setiap atribut non-
kunci harus secara fungsional bergantung pada kunci utama. Jadi
untuk membentuk normal kedua, bidang kunci harus ditentukan.19
Bentuk normal kedua memiliki kondisi bahwa bentuk data
telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama, atribut non-kunci
harus bergantung secara fungsional pada kunci primer, atau kunci
primer, sehingga untuk bentuk normal kedua kunci atribut harus
telah ditentukan. Kunci atribut harus unik dan dapat mewakili
atribut lain yang menjadi anggotanya. Proses 1FN ke 2NF adalah
sebagai berikut: 1. Identifikasi kunci utama untuk hubungan 1FN.
2. Identifikasi depedencies fungsional dalam hubungan. 3. Jika ada
dependensi parsial ke kunci utama, maka hapus dengan
menempatkannya dalam hubungan baru bersama dengan salinan
penentu.20

19
Lihat Muhammad Fikri, hlm. 17.

20
Lihat Ika Ratna dkk, hlm. 66.

7
Pada tahap ini, bagi berdasarkan jenis dan berikan kunci
utama untuk setiap tabel. Tabel dapat dikategorikan sebagai tabel
2NF jika tabel sudah dalam status 1NF dan setiap kolom dalam
tabel adalah ketergantungan fungsional untuk semua kunci
(Ketergantungan Penuh), tidak hanya untuk satu kunci
(Ketergantungan Parsial). Berarti harus ditentukan terlebih dahulu
kunci yang ada di tabel. Dari tabel di atas, dapat ditentukan bahwa
ada dua kunci kandidat yang tersedia pada tabel di atas, yaitu NIM
+ Kode_Matkul, dan NIM + Nama_Matkul. Setelah dipilih dari
kedua kunci kandidat, cara paling efisien untuk menjadi Kunci
Utama adalah NIM + Kode_Matkul.21
Setelah itu, tentukan Ketergantungan Fungsional dalam
tabel sebagai berikut:

Tabel 2.4 Ketergantungan Fungsional

Setelah mendapatkan semua Functional Dependency pada


tabel, maka untuk mengubah tabel 1NF menjadi 2NF harus
dipindahkan kolom dependen hanya ke salah satu kunci (Partial

21
Lihat Raissa, hlm. 101.

8
Dependency) ke dalam tabel baru sehingga saat ini merupakan
tabel terpisah seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.22

Tabel 2.5 Tabel Siswa 2NF

Tabel 2.6 Tabel Kursus 2NF

Tabel 2.7 Tabel Nilai 2NF

22
Lihat Raissa, hlm. 102.

9
2.4.4 Bentuk normal ketiga (3NF atau tiga bentuk normal)
Bentuk normal ketiga memenuhi kriteria bentuk normal
pertama dan kedua dan tidak ada ketergantungan transitif, yang
merupakan atribut yang bukan kunci selain bergantung pada atribut
kunci, juga tidak bergantung pada atribut lain, juga tidak
bergantung pada kunci lain. Sehingga setiap atribut non-key harus
bergantung hanya pada atribut key.23
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka hubungan harus
dalam bentuk normal kedua dan semua atribut non-primer tidak
memiliki hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut non-
kunci harus bertumpu pada kunci primer secara keseluruhan.
Contoh bentuk ketiga (3NF) sama dengan contoh dalam bentuk
kedua (2NF) karena semua atribut dalam contoh kedua sepenuhnya
bergantung pada kunci utama.24
Pada tahap ini, bagilah menjadi lebih detail untuk
menghindari terjadinya redundansi. Tabel dapat dikategorikan
sebagai tabel 3NF jika tabel sudah berada di 2NF dan setiap kolom
yang bukan kunci harus bergantung fungsional dengan kunci
utamanya. Dapat dilihat pada Tabel Nilai dan Tabel Mata Kuliah
yang memenuhi persyaratan 3NF. Namun pada Student Table
terdapat kolom yang tidak bergantung pada key (Transitive
Dependency), yaitu Nama_Dosen dan Status_Dosen. Hal ini
menunjukkan bahwa Student Table belum memenuhi persyaratan
menjadi 3NF. Nama_Dosen dan Status_Dosen ketergantungan
fungsional pada ID_Dosen diketahui bahwa ID_Dosen bukanlah
kunci utama. Jadi untuk membuat Tabel Nilai ke dalam bentuk
3NF, kolom yang merupakan dependensi fungsional alih-alih kunci
(Transitive Dependency) harus ditempatkan ke dalam tabel baru
sehingga bentuk tabel menjadi seperti tabel di bawah ini:25

23
Lihat Muhammad Fikri, Pp. 17-18.

24
Lihat Ika Ratna dkk, hlm. 67.

25
Lihat Raissa, hlm. 104.

10
Tabel 2.8 Tabel Mahasiswa 3NF

Tabel 2.9 Tabel Dosen 3NF

Tabel 2.10 Tabel Kursus 3NF

11
Tabel 2.11 Tabel Nilai 3NF

2.4.5 Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)


BCNF memiliki ketentuan bahwa masing-masing atribut
utama bergantung sepenuhnya pada setiap kunci yang kuncinya
bukan bagian. Relasi adalah BCNF (optimal) jika setiap
determinan atribut relasi adalah kunci relasi. Hubungan adalah
BCNF (optimal) jika setiap kali fakta disimpan tentang beberapa
atribut, maka atribut ini adalah salah satu kunci untuk hubungan
tersebut. BCNF dapat memiliki lebih dari satu kunci. Properti
penting dari BCNF adalah bahwa hubungan tersebut tidak
memiliki informasi yang berlebihan.26
Boyce-Codd Normal Form memiliki paksaan yang lebih
kuat daripada bentuk ketiga normal. Untuk menjadi BCNF,
hubungan antara tabel harus dalam bentuk normal pertamanya dan
setiap atribut harus bergantung pada fungsi dengan atribut
superkey. Penerapan BCNF dapat dilihat pada contoh berikut, ada
hubungan seminar, kunci utamanya adalah nim + seminar. Siswa
dapat mengikuti satu atau dua seminar. Setiap seminar

26
Lihat Muhammad Fikri, hlm. 18.

12
membutuhkan 2 instruktur dan setiap siswa dibimbing oleh salah
satu dari 2 instruktur seminar. Setiap instruktur hanya boleh
mengikuti satu seminar.27

BAB III
27
Lihat Ika Ratna dkk, hlm. 67-68.

13
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

3.1.1 N ormalisasi adalah teknik logis dalam membangun struktur


hubungan database dari pengelompokan atribut struktur hubungan
menjadi struktur hubungan yang baik.

3.1.2 Tujuan normalisasi pada database adalah Untuk menghilangkan


shell data pada atribut juga untuk mengurangi kompleksitas dan
untuk memfasilitasi modifikasi data.

3.1.3 Bentuk normalisasi meliputi bentuk unformalized, First Normal


Form (1NF atau First Normal Form), Second normal form (2NF
atau bentuk normal kedua), Third normal form (3NF atau tiga
bentuk normal), Boyce-Codd Normal Form (BCNF).

DAFTAR PUSTAKA

14
Dwi Puspita Sari dkk. Normalisasi Tabel dalam Basis Data Relasional. Prosiding
SENTIA. – Politeknik Negeri Malang. Jilid 8. ISSN: 2085-2347. 2016. 340-345.

Ika Ratna dkk. 2020. Buku Teks Database untuk Informatika. Sidoarjo:
UMSIDA Press.

Muhammad Fikri. 2019. Databases. Lhokseumawe: Unimal Press.

Raissa. Buku Teks Database Edisi Kedua 2022. Bandung: Ilmu Media Indonesia.

Sayyid Yakan dkk. Data Engineering Research Group, Institut Teknologi Telkom
Purwokerto. Jurnal Dinda. Vol. 2 No. 2 (2022) 90 – 96.

Sri Mulyati dkk. Normalisasi Basis Data Dan Migrasi Basis Data Untuk
Memudahkan Pengelolaan Data. Departemen Teknik Informatika. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. SEBATIK 2621-
069X. 124-129.

15

You might also like