You are on page 1of 21

PERCOBAAN VI

PEMERIKSAAN BERAT ISI,


ANGKA PORI DAN DERAJAT KEJENUHAN

1. TUJUAN
Selain pemeriksaan kadar air, tidak kalah pentingnya juga adalah pemeriksaan
berat isi tanah, untuk mengetahui beratnya tanah persatuan volume. Selain itu berat
isi, angka pori dan derajat kejenuhan merupakan parameter yang diperlukan pada
pengujian geser langsung (Direct Shear) , kuat tekan bebas (Unconfined Compressive
Strength ) dimana sebenarnya dipakai benda uji asli (undisturb ). Bila tidak diperoleh
benda uji yang asli maka dapat diganti dengan benda uji buatan / sudah terganggu
(disturb ) tetapi berat isinya tidak mengalami perubahan. Atau pemeriksaan benda uji
dimana yang kita punyai adalah tanah dalam keadaan kering maka berat isi, angka
pori dan derajat kejenuhan tanah pada kondisi ini sangat dibutuhkan kehadirannya.

2. DASAR TEORI
Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat total tanah dengan isi
atau volume total tanah, dan dinyatakan dengan γwet (gram/cm3). Pengujian berat isi
ini menggunakan sebuah tabung silinder tipis yang dimasukkan kedalam tanah (drive
cylinber method), sehingga tanah yang terambil masih dalam kondisi yang tidak
terganggu. Pengujian berat isi ini tidak dapat dilakukan untuk tanah berpasir lepas
atau tanah yang mengandung banyak kerikil.
Berat isi tanah biasanya dinyatakan dalam berat isi tanah kering atau γdry, yang
diukur setelah sampel tanah dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 24 jam. Jika
tidak didapatkan benda uji yang asli, maka dapat diganti dengan benda uji buatan
(reumelded samples) dengan mempertahankan berat isi dan kadar air yang sesuai
dengan keadaan aslinya.

3. PERALATAN
1) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2) Ring cetakan
3) Alat pemotong untuk tanah / spatula
4) Jangka sorong
4. BENDA UJI
1) Contoh tanah dikeluarkan dari tabung yang ujungnya diratakan.
2) Cincin ditaruh di depan tabung dan tanah dikeluarkan supaya langsung masuk
kecincin cetakan, kemudian ujungnya diratakan.
3) Dalam pemeriksaan ini tercakup pula pemeriksaan kadar air dan berat jenis,
yang digunakan sebagai pelengkap dan perhitungan-perhitungan, sehingga
perlu disiapkan benda uji untuk percobaan kedua parameter tersebut.

5. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Ring / cincin cetakan ditimbang beratnya (W1).
2) Ukur diameter dan tinggi ring untuk menghitung volume tanah dalam ring.
3) Bagian yang tajam diletakkan pada permukaan tanah dan dorong hati-hati
sampai tanahnya masuk serta mempunyai sedikit kelebihan.
4) Kemudian ratakan permukaan tanah yang mempunyai kelebihan tadi dengan
menggunakan pisau / spatula
5) Kemudian timbang ring yang berisi tanah tadi (W2)
6) Kadar air dan berat jenis ditentukan dengan percobaan PB-0106-76 dan PB-
0108-76.
6. ANALISA DATA
Form.No.09
PROYEK :
LOKASI :
JENIS TANAH : TANGGAL PERCOBAAN :
DIKERJAKAN : TANGGAL PENIMBANGAN :

PEMERIKSAAN BERAT ISI, ANGKA PORI


DAN DERAJAT KEJENUHAN

NO. RING            
CONTOH TANAH     1 2 3 4
DALAM M.T            
MACAM TANAH            
1. Berat ring + tanah basah   (gr) 130,5 133,3 138 137,3
2. Berat ring   (gr) 50,8 50,8 50,8 50,8
3. Berat tanah basah (1)-(2) (gr) 79,7 82,5 87,2 86,5
4. Berat tanah kering (3)x100/100+(10) (gr) 56,92 58,92 62,83 62,32
5. Isi tanah basah   (cm3) 56,932 56,932 56,932 56,932
6. Isi tanah kering (4)/(11) (cm3) 25,37 26,26 26,99 26,77
7.Berat tanah kering (4)/(5)   1,000 1,035 1,104 1,095
8. Isi pori (5)-(6) (cm3) 31,566 30,675 29,944 30,160
9. Angka pori (12)/100-(12)   1,24 1,17 1,11 1,13
10. Kadar air tanah     40,020 40,020 38,790 38,790
11. Berat jenis tanah     2,24 2,24 2,33 2,33
12. Pori dalam tanah basah (8)/(5)x100   55,446 53,881 52,596 52,976
13. Berat isi (3)/(5)   1,400 1,449 1,532 1,519
14. Derajat kejenuhan (3)-(4)/(8)x100%   72,16 76,87 81,39 80,16
Contoh Perhitungan Pada A:
 Berat tanah basah (W) = (1)-(2) 
= 130,5 gram – 50,8 gram
= 79,7 gram
 Berat air (W) = Berat tanah basah - Berat tanah kering
= 79,7 gram – 56,92 gram = 22.78 gram
2
 Isi tanah basah = πxd xt
2
= π x 6,33 x 1,81
= 56,932 cm3
 Berat tanah kering ( d) = (berat tanah basah)x100/100+(kadar air tanah)
= (79,7 x 100)/(40,020 + 100)
= 56,92

 Berat pering per isi tanah  basah =


56,92
=
22,78
= 2,498 gr/cm3
 Isi pori (vv) = Isi tanah basah – Isi tanah kering
= 56,932 – 25,37
= 31,566 gr/cm3

 Pori dalam tanah basah (vv/v)= %


31,566
= X 100 %
56,932
= 55,446 %
Pori dalam tanah basah
 Angka Pori (e) =
100−Pori dalamtanah basah
55,446
=
100−55,446
= 1,24

 Derajat Kejenuhan (Sr) = %


79,7−56,92
= X 100 % = 72,16
31,566
7. KESIMPULAN :
Dari hasil pemeriksaan jenis material yang di maksudkan didapat hasil rata rata : 

Σ Berat isi
 Berat Isi Rata-rata =  = 1,475  gr/cm3
4
 Derajat kejenuhan rata-rata =  77,645 % = 0,776
Σ Angka pori
 Angka pori rata-rata =  = 1,162
4
Σ Isi pori
 Isi Pori =  = 30,586 gr/cm3
4

Dengan melihat besar dari derajat kejenuhan maka dapat disimpulkan tanah  basah, dan
dengan melihat angka pori maka tanah termasuk dalam jenis lempung lembek.

Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan


Tanah Kering 0
Tanah Agak Lembab > 0 – 0.25
Tanah Lembab 0.26 – 0.5
Tanah Sangat
0.51 – 0.75
Lembab
Tanah Basah 0.76 – 0.99
Tanah Jenuh 1
PERCOBAAN VII

KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)


PB-0116-76
AASHTO T-236-72
ASTM D-3080-72

6.1 Tujuan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser () dari
tanah. Parameter ini dipakai untuk menghitung daya dukung dan tegangan tanah.

6.2 Dasar Teori


Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan sangat
sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah c dan Ø. Dalam percobaan ini dapat
dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai kekuatan geser tanah dengan kondisi
tanpa pengaliran atau dalam konsep tegangan total. Pengujian ini diperuntukan bagi tanah
non-kohesif, namun dalam perkembangannya dapat pula diterapkan pada jenis ntanah
kohesif. Pengujian lain dengan tujuan yang sama, yakni : Kuat tekan bebas dan Triaksial serta
percobaan Geser Baling, yang dapat dilakukan di labolatorium maupun di lapangan.

Prinsip dasar dari pengujian ini adalah dengan pemberian beban geser/horizontal pada
contoh tanah melalui cincin/kotak geser dengan kecepatan yang tetap sanpai tanag
mengalami keruntuhan. Sementara itu tanah juga diberi beban vertikal yang besarnya tetap
selama pengujian berlangsung. Selama pengujian dilakukan pembacaan dial regangan pada
interval yang sama dan secara bersamaan dilakukan pembacaan beban dial geser pada bacaan
regangan yang bersesuaian, sehingga dapat digambarkan suatu grafik hubungan regangan dan
tegangna geser yang terjadi.

Umumnya pada pengujian ini dilakukan pada 3 sampel tanah yang identik, dengan beban
normal yang berbeda untuk melengkapi satu seri pengujian geser langsung. Dari ketiga hasil
pengujian akan didapatkan 3 pasang data tegangan normal dan tegangan geser, sehingga
dapat digambarkan suatu grafik hubungan keduanya untuk menentukan nilai c dan Ø.
Adapun prosedur pembebanan vertikal dan kecepatan regangan geser akibat pembebanan
horisontal, sangat menentukan parameter – parameter kuat geser tanah yang diperoleh.

Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam merencanakan kestabilan lereng,
serta daa dukung tanah pondasi, dan lain sebagainya. Nilai kekuatan geser ini dirumuskan
oleh Coloumb dan Mohr dalam persamaan berikut ini :

Keterangan :

τ =Tegangan Geser (kg /cm ²)

c = kohesivitas tanah (kg/cm2)

Ø = sudut geser dalam (o)

Dalam pelaksanaanya, percobaan geser langsung dapat dilaksanakan dalam tiga cara :

 Consolidated Drained Test


Pembebanan horisontal dalam percobaan ini dilaksanakan dengan lambat, yang
memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori bernilai tetap
selama pengujian berlangsung. Parameter c dan Ø yang diperoleh digunakan untuk
perhitungan stabilitas lereng.

 Consolidated Undrained Test


Dalam penguian ini, sebelum digeser benda uji yang dibebani vertikal (beban
normal) dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai. Selanjutnya pembebanan
horisontal dilakukan dengan cepat.

 Unconsolidated Undrained Test


Pembebanan horisontal dalam pengujian ini dilakukan dengan cepat, sesaat setelah
beban vertikal cdikenakan pada benda uji. Melalui pengujian ini diperoleh
parameter – parameter geser Cu dan Øu.

Pada dasarnya percobaan geser langsung lebih sesuai untuk jenis pengujian Consolidated
Drained test, oleh karena panjang pengaliran relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
pengujian yang sama, pada percobaan triaksial.

6.3 Peralatan
a. Alat geser langsung (direct shear apparatus) terdiri dari :
 Stang penekan dan pemberi beban
 Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan dua buah arloji
geser (extensiometer).
 Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletak dalam kotak.
 Beban-beban
 Dua buah batu pori (porous stone)
b. Alat pengeluaran contoh dan pisau pemotong.
c. Cincin cetak benda uji
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Stop watch
f. Oven yang lengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110  5) C.
g. Desikator.

6.4 Benda Uji


a. Benda uji tanah asli dari tabung contoh.
Contoh tanah asli dari dalam tabung, ujungnya diratakan dan cincin benda uji ditekan
pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya untuk minimal 3 benda uji.
Pakailah bagian yang rata sebagai alas dan ratakan bagian atasnya.
b. Benda uji asli lainnya.
Contoh yang digunakan harus cukup besar, minimal untuk tiga benda uji. Persiapkan
benda uji sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air, bentuk benda uji
dengan cincin cetak. Dalam mempersiapkan benda uji, terutama untuk tanah yang peka
harus hati-hati, guna menghindarkan terjadinya gangguan struktur asli dari tanah
tersebut.
c. Benda uji buatan (dipadatkan).
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat yang dikehendaki. Pemadatan
dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada tabung pemadatan.
d. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,5 cm tetapi tidak boleh kurang dari 6 kali diameter
butir maksimum.
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal harus 2 : 1. Untuk benda
uji bentuk persegi perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1.
Catatan :
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.

6.5 Prosedur Pengujian


a. Menimbang benda uji.
b. Memasukkan benda uji ke dalam cincin pemeriksaan (shearing box) yang telah terkunci
menjadi satu, dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji.
c. Memasang stang penekan vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji dan
diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberikan
pada stang tersebut.
d. Memasang penggeser benda uji pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar pada
bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembaca arloji geser sehingga menunjukkan angka
nol. Kemudian buka kunci cincin pemeriksaan.
e. Memberikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera setelah
pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai penuh
diatas permukaan benda uji. Jagalah permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan.
f. Melakukan pergeseran dengan kecepatan 1 mm/menit (satu putaran jarum arloji geser
tiap menit) segera setelah pemberian beban, catatlah pembacaan dial gauge dengan
interval yang teratur sampai terjadi keruntuhan.
g. Melakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji geser setiap
15 detik.
h. Memberikan beban normal pada bagian uji kedua sebesar dua kali beban normal yang
pertama dan lakukan langkah (f) dan (g).
i. Memberikan benda normal pada benda uji ketiga sebesar tiga kali beban normal yang
pertama dan lakukan langkah (f) dan (g), begitu juga terhadap beban selanjutnya.
6.6 Gambar Benda Uji
6.7 Analisa Data
GAYA NORMAL P1 = 5 Kg P2 = 10 Kg P3 = 15 Kg
TEGANGAN NORMAL σ1 = 0,170 kg/cm2 σ2 = 0,331 kg/cm2 σ3 = 0,494 kg/cm2
Waktu Dial Gaya Tegangan Dial Gaya Tegangan Dial Gaya Tegangan
Regangan
(Detik) Reading Geser Geser Reading Geser Geser Reading Geser Geser
0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
15 25 17,00 6,82 0,21 26,00 10,43 0,33 26,00 10,43 0,33
30 50 20,00 8,02 0,25 29,00 11,63 0,37 32,00 12,83 0,40
45 75 27,00 10,83 0,34 33,00 13,23 0,42 37,00 14,84 0,47
60 100 32,00 12,83 0,40 37,00 14,84 0,47 41,00 16,44 0,52
75 125 38,00 15,24 0,48 42,00 16,84 0,53 48,00 19,25 0,61
90 150 42,00 16,84 0,53 48,00 19,25 0,61 55,00 22,06 0,69
105 175 47,00 18,85 0,59 50,00 20,05 0,63 60,00 24,06 0,76
120 200 48,00 19,25 0,61 54,00 21,65 0,68 67,00 26,87 0,85
135 225 48,00 19,25 0,61 55,00 22,06 0,69 74,00 29,67 0,93
150 250 51,00 20,45 0,64 60,00 24,06 0,76
165 275 51,00 20,45 0,64
180 300 53,00 21,25 0,67

Contoh Perhitungan baris ke 2:


Data : Diameter = 63,6 mm = 6.36 cm
Tinggi = 17,3mm = 1,73 cm
1
π
Luas = 4 d2
1
π
= 4 .6,36 2
= 31,75 cm2
Kalibrasi = 0.401
Berat = 71,4 gr
 Gaya Geser = Dial Reading x Kalibrasi
= 17 x 0.401
= 6,82
 Tegangan Geser
GayaGeser 6,82
= =0,21 kg/cm 2
Luas 31,75
Grafik Hasil Uji kekuatan Geser Langsung

C = 0,53 Kg/cm2

Ө = 390
6.8 Kesimpulan
Dari grafik hasil uji kekuatan geser langsung didapatkan nilai kohesi (C) sebesar 0,53
Kg/cm2 dengan sudut antara tegangan geser dan tegangan normal ( ) dalam sebesar 39 0.

6.9 Notasi
Pmaks = Gaya geser maksimum (kg).
A = Luas bidang geser benda uji (cm2).
τ maks
= Tegangan geser maksimum (kg/cm2)

C = Tegangan Geser (Compression)


 = Sudut antara Tegangan Geser dan Tegangan Normal
PERCOBAAN VIII

KEKUATAN TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE TEST)


PB-0114-76
AASHTO T-208-70
AASTM D-2166-66

8.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas contoh
tanah berbentuk silinder yang bersifat kohesif dalam keadaan asli (undisturbed) maupun
tidak asli (compacted or remoulded), serta batuan. Percobaan ini tidak dapat dilakukan pada
tanah non-kohesif atau tanah kohesif yang terlalu lembek, sehingga tidak dapat berdiri tegak
pada alat percobaan karena akan runtuh sebelum dibebani. Yang dimaksud dengan kekuatan
tekan bebas adalah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat regangan aksial mencapai
20 %.

8.2 Dasar Teori


Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pembebanan vertical yang dinaikkan secara
bertahap terhadap benda uji berbentuk silinder yang didirikan bebas, sampai terjadi
keruntuhan. Pembacaan beban dilakukan pada interval regangan aksial tetap tertentu, yang
dapat dicapai dengan cara mempertahankan kecepatan pembebanan dengan besaran tertentu
pula selama pengujian berlangsung (strain control). Oleh karena beban yang diberikan hanya
dalam arah vertical saja, maka percobaan ini dikenal pula sebagai percobaan tekan satu arah
(uniaxial test)
Metode pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas (Unconfined
compressive strength) – qu untuk tanah kohesif dari benda uji asli (undisturbed) maupun
buatan (remoulded or recompated samples). Yang dimaksud dengan kuat tekan bebas (qu),
ialah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan (beban
maksimum), atau bila regangan aksial telah mencapai 15%.Nilai qu yang diperoleh dari
pengujian ini dapat digunakan untuk menentukan konsistensi dari tanah lempung, seperti
ditunjukkan pada table 10,1.
Selain itu, melalui pengujian ini dapat ditentukan nilai kepekaan (sensifity) dari tanah
kohesif, yaitu perbandingan antara nilai qu tanah asli terthadap qu tanah buatan. Pengujian
kuat tekan bebas pada dasarnya merupakan keadaan yang khusus pada percobaan triaksial,
dimana tegangan sel (confining pressure) - σ 3, besarnya sama dengan nol. Dengan demikian
dapat pula ditentukan nilai kohesi (c) dalam konsep tegangan total (total preassure), yaiyu
sebesar ½ dari nilai qu.

Konsistensi tanah Kuat Geser Undrained (kg/cm2)


Sangat lunak < 2.0
Lunak 2.0 – 4.0
Lunak s/d kenyal 4.0 – 5.0
Kenyal 5.0 – 7.5
Sangat kenyal 7.5 – 10.0
Kaku 10.0 - 15.0
Sangat kaku s/d keras > 15.0

8.3 Peralatan
a. Mesin tekan bebas (unconfined compressive machine).
b. Alat untuk mengeluarkan contoh (extruder).
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter.
d. Pisau tipis dan rata
e. Pisau kawat
f. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
g. Stop watch

8.4 Benda Uji


a. Benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder.
b. Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan tingginya diambil 2 kali diameter.
Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6,8 cm dan tinggi 13,6 cm.
c. Untuk benda uji berdiameter 3,3, cm, besar butiran maksimum yang terkandung dalam
benda uji harus lebih kecil dari 0,1 diameter benda uji. Untuk benda uji berdiameter 6,8
cm, besar butiran maksimum yang terkandung dalam benda uji harus lebih kecil dari 1/
6 kali diameter benda uji.
d. Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang lebih besar dari ketentuan diatas,
hal ini harus dicantumkan dalam laporan.
e. Menyiapkan benda uji.
i. Persiapan benda uji dari contoh tanah asli (undisturbed samples)
- Apabila ujung tabung contoh keadaannya tidak rata dan tidak lurus terhadap sumbu
tabung, maka contoh tanah harus dikeluarkan dari tabung contoh dan dipotong
dengan panjang secukupnya yaitu 2 cm lebih panjang dari pada contoh tanah
pengujian yang dipersiapkan.
- Masukkan contoh tanah ini kedalam "Split Mould" dan dengan mempergunakan
pisau tajam serta pelat baja yang bertepi lurus permukaan atas dan bawah contoh
dapat dibuat rata dan tegak lurus pada sumbunya.
- Apabila ujung tabung contoh, keadaannya sudah rata dan tegak lurus sumbu tegak
tabung, maka contoh tanah dikeluarkan sedikit saja dari dalam tabung dan dengan
mempergunakan pisau dan pelat baja yang bertepi lurus permukaan tanah dapat
dibuat benar-benar lurus dan rata dengan ujung tabung contoh.
- Ujung contoh yang sudah rata ini dapat langsung dipakai sebagai permukaan atas
atau bawah contoh tanah pengujian tanah yang dipersiapkan.
- Kemudian contoh tanah dikeluarkan dari tabung contoh, dipotong secukupnya dan
ditempatkan dalam "Split Mould" untuk meratakan ujung lainnya.
- Diameter dan panjang serta berat contoh tanah dapat diukur.
ii. Persiapan benda uji dari contoh tanah buatan (remoulded)
Contoh tanah ini dipersiapkan dari tanah asli yang mengalami kerusakan bentuk (a
failed undisturbed specimen) atau dari contoh tanah tidak asli ( a disturbed samples).

A failed undisturbed specimen


- Contoh tanah harus dibungkus dengan kawat membran dan diremas-remas dengan
jari tangan sedemikian rupa agar didalam pencetakannya kembali sempurna.
- Selain itu agar didalam pencetakannya diperoleh harga berat isi, void ratio, yang
sama seperti contoh tanah asli mula-mula, maka perlu dijaga ketetapan nilai kadar
airnya.
- Padatkan contoh tanah tersebut didalam moul silinder, sehingga diperoleh ukuran
contoh tanah pengujian seperti yang telah disyaratkan tersebut diatas.

A disturbed sample
- Contoh tanah dipadatkan dalam mould silinder dengan ketentuan nilai-nilai berat isi
dan kadar air telah ditentukan terlebih dahulu, dan setelah contoh tanah dibentuk,
ratakan permukaannya sehingga tegak lurus terhadap sumbu permukaan, kemudian
contoh tanah dikeluarkan dari mould dan ditimbang.

8.5 Prosedur Pengujian


a. Pemeriksaan kuat tekan bebas dengan cara mengontrol regangan (strain-controlled).
b. Menimbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram meletakkan benda uji pada mesin
tekan bebas, secara sentris.
c. Mengatur jarum arloji tegangan (proving ring), atau kedudukan arloji regangan (dial
gauge) pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan 0,5 %, 1 %, 2 % dan seterusnya
dengan kecepatan regangan diambil 1/2 % - 2 % per menit, biasanya diambil 1 % per
menit.
e. Percobaan dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan. Keruntuhan ini
dapat dilihat dari makin kecilnya beban, walaupun regangan makin besar.
f. Jika regangan mencapai 20 %, tetapi benda uji belum runtuh maka pekerjaan
dihentikan.
8.6 Gambar Benda Uji

Gambar 8.1 Mesin Tekan Bebas (Unconfined Compressive Machine)


8.7 Analisa Data
KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE TEST)
PB-0114-76
Diameter 4,8 cm Weight 259,7 gram
initial length 9,27 cm Proving ring No.
initial area 18,09 cm2 Calibration 0,397

Deflection, d Axial Load (kg) area (cm2) Tegangan


Time
Dial Dial Kalibrasi Beban Luas terkoreksi qu
(Detik) Strain (%) Corection factor (A)
Reading Reading cincin P A (kg/cm2)
0 0 0,00 0 0,397 0 1,000 0 0
15 25 0,50 2 0,397 0,794 1,005 18,177 0,044
30 50 1,00 3,5 0,397 1,390 1,010 18,267 0,076
45 75 2,00 5,5 0,397 2,184 1,020 18,448 0,118
60 100 3,00 7 0,397 2,779 1,031 18,647 0,149
75 125 4,00 8 0,397 3,176 1,042 18,846 0,169
90 150 5,00 10 0,397 3,970 1,053 19,045 0,208
105 175 6,00 11 0,397 4,367 1,064 19,244 0,227
120 200 7,00 12,5 0,397 4,963 1,075 19,443 0,255
135 225 8,00 14 0,397 5,558 1,087 19,660 0,283
150 250 9,00 16 0,397 6,352 1,099 19,877 0,320
165 275 10,00 17,5 0,397 6,948 1,111 20,094 0,346
180 300 11,00 18 0,397 7,146 1,123 20,311 0,352
195 325 12,00 20 0,397 7,940 1,137 20,564 0,386
210 350 13,00 21,5 0,397 8,536 1,149 20,781 0,411
225 375 14,00 23 0,397 9,131 1,162 21,016 0,434
240 400 15,00 24 0,397 9,528 1,177 21,288 0,448
255 425 16,00 24 0,397 9,528 1,900 34,364 0,277
270 450 17,00 23 0,397 9,131 1,205 21,794 0,419

Contoh Perhitungan Baris ke-2:


1
π
 Luas Contoh = 4 .d 2
1
π
= 4 .4,82
= 18,09 cm 2
 Luas Terkoreksi = Luas Contoh x Angka Terkoreksi
= 18,09 x 1.005
= 18,177 cm 2
P 0,794
 Tegangan = = = 0,044 kg/cm2
A 18,177
Grafik :

Grafik Hasil Uji UCT ( Unconfined Compression Test )

Tegangan (qu) Max = 0,448 Kg/cm2 = 44,8 KN/m2


8.8 Kesimpulan
Dari percobaan kekuatan tekan bebas yang telah dilakukan didapat tegangan
maksimum sebesar 0,448 Kg/cm2 pada regangan 15% termasuk kedalam konsistensi
lempung sangat lunak.

8.9 Notasi
ε = regangan aksial (%)
L = perubahan panjang benda uji (cm)
Lo = panjang benda uji semula (cm)
Ao = luas penampang benda uji semula (cm2)
n = pembacaan arloji tegangan
 = angka kalibrasi dari cincin penguji (proving ring)
qu = Kuat tekan bebas unconfined compressive strength (kg/cm2)
σ
= besar tegangan normal, (kg/cm )
2

You might also like