You are on page 1of 31

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH:
Kelompok D-22

1. St. Nur Izzah Asy-syifa’ M (202010340311149)


2. Achmad Ade Septian I (202010340311162)
3. Sha’adilah Pramesti (202010340311166)
4. An Nur Rizky Firdaus (202010340311177)
5. Frea Fatimah Damayanty (202010340311194)
6. Muhammad Yafi (202010340311197)

JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA - GEODESI- HIDROLIKA –
MEKTAN - TEKNOLOGI BETON
Jl. Raya Tlogomas 246 Telp. (0341) 464318 Psw. 176 Malang 65144

LEMBAR KEGIATAN ASISTENSI


Nama Kelompok :

1. St. Nur Izzah Asy-syifa’ M (202010340311149)


2. Achmad Ade Septian I (202010340311162)
3. Sha’adilah Pramesti (202010340311166)
4. An Nur Rizky Firdaus (202010340311177)
5. Frea Fatimah Damayanty (202010340311194)
6. Muhammad Yafi (202010340311197)

No TANGGAL CATATAN ASISTENSI KETERANGAN


.

i
ii
Malang,

Dr. Ir. Sunarto, M.T.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami proses
pembentukan tanah, mengklasifikasikan tanah berdasar beberapa sistim klasifikasi,
menentukan sifat-sifat fisik tanah dan parameter teknik dasar tanah
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah mekanika tanah
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembentukan tanah
3. Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat tanah
1.3 Sejarah Perkembangan Mekanika Tanah
Mekanika tanah adalah bagian dari ilmu teknik yang mempelajari sifat-sifat
fisik tanah serta perilakunya. Mengapa ilmu ini sangat penting bagi Teknik Sipil? Kita
ketahui bahwa hampir semua pekerjaan teknik sipil bertumpu pada tanah, sehingga
bangunan yang akan dibuat tersebut berkaitan erat dengan tanah yang ada di bawahnya.
Hal-hal yang akan dipelajari dalam Mekanika Tanah antara lain : proses
pembentukan tanah, klasifikasi tanah, menentukan sifat fisik tanah dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan konstruksi tanah sebenarnya sudah
lama dikenal manusia, sejak mereka menggali gua-gua dan membangun tempat tinggal.
Pada perkembangannya Mekanika Tanah sebagai suatu ilmu teknik dimulai dengan
adanya publikasi buku “Erdbau Mekanich Auf Boden Physikasi Shear Grundlage “ oleh
Karl Terzaghi sebagai buku text pertama mengenai mekanika tanah terbitan Jerman tahun
1925. Buku tersebut tersebar hingga ke Eropa dan Amerika, sehingga beliau terkenal
sebagai Bapak Mekanika Tanah.
Sekarang ilmu ini telah berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan
ilmu teknologi, terutama di Negara-negara maju dan telah benyak menciptakan alat-alat
pengujian tanah, sehingga didapat hasil-hasil yang lebih akurat.

1
1.4 Susunan Tanah dan Asal-usulnya
Untuk kepentingan konstruksi bangunan, tanah tang dibicarakan disini dibatasi pada
lapisan luar dan kerak bumi.
1.5 Tanah (Soil)
1.5.1 Proses pembentukan tanah
Secara umum ada 4 proses pembentukan tanah, yaitu :
1. Pelapukan Batuan adalah perubahan batuan menjadi butiran tanah akibat
peristiwa mwkanis, kimia, maupun biologi.
2. Erosi adalah pengikisan tanah akibat aliran air sedang akibat ombak disebut
abrasi
3. Transportasi yaitu pemindahan butiran tanah akibat angina yang kemudian
mengendap di suatu tempat.
4. Sedimentasi yaitu terjadinya lapisan tanah akibat pengendapan butiran tanah,
missal proses terbentuknya delta di aliran sungai.
1.5.2 Bentuk fisik dan karakteristik tanah
Tanah merupakan material yang tidak homogen yang tersiri dari massa tanah
yang padat, pori-pori atau air. Massa padat dari tanah berupa butiran atau susunan
mineral yang ukuran dan kondisinya sangat menentukan karateristik tanah. Selain
itu sifat fisik tanah juga bergantung pada plastisitas, kapasitas, permeabilitas dan
parameter geser tanah.
Berdasar sifat lekat dari butiran, tanah dibagi menjadi 3 jenis :
1. Tanah Kohesif
Sering disebut tanah berbutir halus dengan gaya lekat antar butiran
yangmengakibatkan sifat plastis berbeda yang tergantung pada kadar air dan
kandungan mineral
2. Tanah Non Kohesif
Sering disebut tanah berbutir kasar dengan sudut geser dalam sebagai parameter
kekuatan geser dan tidak mempunyai daya lekat. Contoh : Pasir dan krikil.
Berdasar organ-organ yang terkandung di dalamnya, tanah dapat dibagi menjadi 2
jenis :
2
1. Tanah Organik
Tanah yang terdiri dari mineral tanpa kandungan bahan organic. Contoh : krikil,
pasir, dan mineral lainnya
2. Tanah Non Organik
Tanah yang banyak mengandung unsure organic dari tumbuhan maupun hewan.
Contoh : Hunus, gambut, batu bara dll.
Berdasar ukuran butiran, tanah dapat digolongkan menjadi 5 jenis :
a. Batuan (stone) lebih dari 63mm
b. Krikil (gravel) antara 2 – 63 mm
c. Pasir (sand) antara 0,06 – 2 mm
d. Lanau (silt) antara 0,002 – 0,06 mm
e. Lempung (clay)< 0,002 mm
1.6. Tanah Sebagai Dasar Bangunan
a. Tanah tak Kohesif
Tanah ini sangat baik untuk landasan bangunan bila kepadatannya cukup besar.
Tanah ini tidak mempunyai kekuatan tarik, maka gesekan antar butiran akan
mengikat pada saat mengalami tekanan yang besar.
b. Tanah Kohesif
Tanah ini tidak baik untuk dasar bangunan karena kondisinya licin, halus, kaku, agak
keras dan keras sekali. Terhadap air tanah kohesif harus benar-benar dilindungi
karena pori-porinya besar sehingga mudah menyerap air.
1.7. Tanah Sebagai Dasar Bangunan
a. Tanah tidak Kohesif
Tanah ini sangat baik untuk material bangunan seperti untuk urugan jalan, urugan
bangunan, dasar pondasi, karena dapat dipadatkan dengan mudah dan mempunyai
kuat geser yang besar.

b. Tanah Kohesif
Hanya baik bila dipakai pada daerah yang kering karena kandungan airnya sedikit.
3
c. Tanah Organik
Tanah ini tidak baik untuk bahan bangunan karena mempunyai sifat susut yang besar
dan mudah retak-retak bila kering.

4
BAB II
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
PERCOBAAN I
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DILAPANGAN (SOIL SAMPLING)
PB - 0100 – 76
1. TUJUAN
1. Dapat melaksanakan pengambilan contoh tanah, baik yang terganggu maupun
asli dengan prosedur pelaksanaan yang benar.
2. Dapat menggumpulkan berbagai informasi dan menggambarkan dalam grafik,
hubungan antara perubahan kadar air alami terhadap kedalaman.

2. DASAR TEORI
Indikator yang berhubungan dengan karakteristik mekanik tanah pondasi harus dicari
dengan pengujian yang sesuai dengan letak asli tanah tersebut. Oleh karena itu perlu
diadakan pengambilan sampel tanah dengan mengeksplorasi lapisan tanah bagian bawah.
Untuk maksud ini, biasanya dibuat suatu lubang bor kedalam tanah pondasi yang
kemudian dilakukan berbagai pengujian. Pengeboran serta pengambilan contoh exsplorasi
tanah karakteristik fisik dan mekanis tanah pondasi dari pada cara yang lain, akan tetapi
metode ini hanya memberikan informasi dalam arah vertical pada titik pengeboran, sehingga
untuk memperkirakan luas penyebaran karakteristik tanah pada arah mendatar diperlukan
rencana survei yang menggabungkan pengujian pengeboran dengan metode survei yang lain,
misalnya penyelidikan geofisika. Apabila dibutuhkan penyelidikan yang continue, contoh
tanah yang banyak maka lebih baik diadakan penggalian sumur uji.
Alat-alat bor yang digunakan untuk ekplorasi tanah adalah :
1. Alat bor tangan (Hand Auger Boring)
2. Alat bor rotasi tangan (Hand Feed Rotary Driling )
3. Alat bor rotasi hidrolik (Hidrolic Feed Rotary Driling )
Pada pengambilan contoh tanah pada tempat aslinya, terutama diperlukan dinding lubang
bor yang bersih dan berbentuk baik. Pengambilan contoh tanah dibagi dalam pengambilan
contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sampling) dan pengambilan contoh tanah
5
terganggu (disturbed sampling). Untuk contoh tanah tidak terganggu diperlukan penentuan
berat isi, untuk mendapatkan karakteristik mekanik diperlukan kekuatan atau penurunan.
Untuk keperluan pengujian tanah seperti klasifikasi tanah, pengujian pemadatan untuk bahan
timbunan dapat digunakan contoh tanah terganggu.
Metode pengambilan contoh tanah dibagi dalam 4 metode :
1. Metode pembuatan lubang pengeboran sampai kedalaman tertentu. Metode ini
dilakukan pengambilan contoh tanah dengan alat bor tangan (contoh tidak terganggu dan
contoh terganggu)
2. Metode pengambilan tanah yang langsung (contoh terganggu dan contoh tidak
terganggu)
3. Metode pengambilan contoh tanah dengan mesin bor (contoh terganggu)
4. Metode pengambilan contoh tanah dengan tenaga manusia dari sumur uji atau
parit uji (contoh tidak terganggu dan contoh terganggu )
Contoh tanah yang telah diambil harus diberi tanggal dan dalam pengambilan dengan
tulisan yang jelas. Kadar air contoh tanah harus dijaga supaya tidak berubah sampai
diadakan pengujian. Khusus bagi contoh tidak terganggu harus dijaga agar tidak mengalami
benturan dan perubahan suhu. Pengujian contoh tanah sedapat mungkin dilakukan sesuai
contoh yang diambil, karena bilaman disimpan agak lama, maka tekstur tanah dapat berubah
oleh pengaruh perubahan suhu, perubahan kimia, atau perubahan kadar air.
3. PERALATAN

Peralatan lengkap yang dibutuhkan biasanya terdiri dari :


a. AugerJarret 4 inch mata bor spiral.
b. Auger Iwan 4 inch mata bor helical.
c. Kepala pengambil contoh 2½ inchi beserta kuncinya.
d. Stang bor beserta stang dalamnya (sesuai dengan kebutuhannya).
e. Pemutar stang bor (T - stuk).
f. Tabung contoh 16 inch x 2½ inch (40 cm x 6,8 cm).
g. Satu set casing lengkap dengan sepatu, dan kepalanya, kelem, dongkrak pencabut
casing.

6
h. Kantong contoh (kantong plastik).
i. Lilin untuk menutup tabung contoh.
j. Kompor untuk tempat lilin 0,5 liter.
k. Corong 15 cm, gayung kecil.
l. Pisau untuk memotong contoh-contoh.
m. Obeng untuk sekrup kepala pengambilan contoh, kunci, dan sebagainya.
n. Meteran rol 30 meter, sekop, pensil kertas, tali, pengenal contoh, lembaran log
untuk contoh tanah, alas terpal 150 cm x 150 cm.
4. BENDA UJI
a. Contoh tanah asli (Undisturbed)
Contoh tanah asli adalah contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari tanah
yang ada padanya. Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam tekstur, kadar air (water
content) atau susunan kimianya. Dalam prakteknya sampel yang benar-benar asli tidaklah
mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik-teknik pelaksanaan yang baik dan cara
pengamatan yang tepat, maka kerusakan-kerusakan terhadap contoh tanah dapat dibatasi
sekecil mungkin. Contoh tanah tersebut diambil dengan memakai tabung-tabung contoh
(sample tube), atau dengan mengambil secara langsung dengan tangan, sebagai contoh
dalam bentuk bongkah-bongkah. Sampel tanah ini dipergunakan untuk percobaan
Engineering Propertis, antara lain :
1. Permeability Test
2. Consolidation Test
3. Direct Shear Test
4. Unconfined Compressive Test
5. Triaxial Test

b. Contoh tanah tidak asli (Disturbed sample)


Contoh tanah tidak asli diambil tanpa adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk
melindungi tekstur tanah asli tersebut. Pengambilan sample ini dapat dilakukan dengan
cara menggunakan cangkul, sekop, bor dan lain-lain. Dalam praktikum, contoh tanah
tidak asli ini digunakan untuk percobaan Indeks Propertis, antara lain :
7
1. Atterberg Limit
2. Berat Jenis
3. Analisa saringan
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum pemboran berlangsung daerah sekitar lubang pemboran harus dibersihkan.
Auger kemudian dimasukkan ke dalam tanah dan diputar melalui stang-stang bor, kemudian
dengan hati-hati dikeluarkan dari lubang. Tanahnya diambil dari auger dan diletakkan
sebagai gundukan kecil kira-kira 60 cm dari lubang, di atas telapak kanvas. Memukul kepala
auger perlahan-lahan dengan palu adalah cara yang baik untuk mengeluarkan tanah
kepasiran secara cepat. Untuk tanah kelempungan yang lekat gunakanlah tongkat. Auger
kemudian ditempatkan kembali ke dalam lubang dan pekerjaan diulangi kembali sesuai
dengan kedalaman yang dikeluarkan, contoh diletakkan di samping gundukan contoh tanah
yang terdahulu dalam bentuk setengah lingkaran sekitar lubang.
a. Contoh tanah tidak asli (Disturbed sample)
Cara A :
Contoh tanah tidak asli dapat diambil dari contoh tanah yang diambil dengan auger
atau mata bor lainnya. Contoh tanah tidak asli harus diambil sebagai rata-rata contoh
tanah dari setiap lapisan yang ditentukan oleh pemeriksaan visual. Contoh tanah
kemudian diletakkan ke dalam kantong plastik. Tanda pengenal contoh (label)
ditempatkan ke dalam kantong atau diikatkan pada leher.

Cara B : (alternatif lain)


Setelah diambil kesimpulan tentang keadaan dan kedalaman dari lapisan-lapisan tanah
yang diperoleh dalam pengeboran auger, auger kemudian digunakan untuk membuat
lubang kedua. Contoh tidak asli kemudian diambil langsung dari auger pada kedalaman
yang dipilih untuk memberikan contoh khas dari lapisan-lapisan. Cotoh-contoh
kemudian ditempatkan dalam kantong-kantong dan diberi tanda pengenal.
b. Contoh tanah asli (Undisturbed Samples)
Apabila contoh-contoh tanah asli dibutuhkan, tabung contoh 16 inch x 2½ inch (40
cm x 6,8 cm) dapat dipakai. Setelah diambil keputusan yang berasal dari pengboran auger

8
contoh-contoh asli dari beberapa kedalaman dapat ditentukan. Auger digunakan untuk
mencapai kedalaman yang dikehendaki. Dasar dari lubang kemudian dibersihkan dengan
hati-hati dari bahan-bahan yang lepas. Kepala pengambil contoh kemudian dipasang dengan
tabung contoh pada stang bor. Susunan ini kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan pipa
contoh di tekan perlahan-lahan sampai masuk sedalam 40 cm (16 inch). Pipa kemudian
diputar untuk melepaskan contoh pada tanah dasar tabung contoh dan keseluruhan contoh
diangkat. Apabila tabung tidak dapat dimasukkan ke dalam tanah yang ditekan, dapat
dimasukkan dengan pukulan secara hati-hati dengan menggunakan palu.
Tabung contoh kemudian dilepas dari kepala tabung dan dinding luarnya dibersihkan.
Ujungnya kemudian dipotong hati-hati sampai rata sedalam 1 cm untuk tempat lilin. Tabung
kemudian ditempatkan pada rak tabung dan cairan lilin kemudian dituangkan pada salah satu
ujung tabung dengan menggunakan corong. Apabila lilin telah mengeras tabung dibalik dan
lilin dituangkan pada ujung yang lain, kedua ujung ini kemudian ditutup dengan tutup
tabung contoh dan dimasukkan lagi ke dalam cairan ini untuk mendapatkan lapisan
pelindung. Tanda pengenal (label) kemudian diikatkan pada tabung contoh.
c. Percetakan contoh tanah.

Contoh tanah dibuat dengan jalan tanah yang mudah dihamparkan di sekitar lubang.
Setiap potong gundukan tanah menunjukkan kedalaman 30 cm, sehingga kedalaman dapat
dengan mudah diperkirakan. Catatan dibuat untuk setiap lapisan dan jenis tanah didata
menurut Deskripsi dan Klasifikasi Tanah.
Lokasi : Taman Sebelah Parkiran Tingkat Hari/Tgl. Penggalian : Senin, 06-06-2022
UMM Waktu : 10.00 – 11.30 WIB
Kedalaman : 0 - 80 cm Dikerjakan : Kelompok D-22
SOIL SAMPLING

Kedalaman (meter) Warna Tanah Deskripsi dan Klasifikasi Tanah / Batuan


0.0
Jenis tanah : Lempung
Warna : Coklat Tua Kekuningan
Butiran : Sedikit Halus

9
0.2
Jenis tanah : Lempung
Warna : Coklat tua
Butiran : Sedikit Halus
0.4
Jenis tanah : Lempung Sedikit Berpasir
Warna : Coklat tua
Butiran : Sedikit Kasar
0.6
Jenis tanah : Lempung Sedikit Berpasir
Warna : Coklat Kemerahan
Butiran : sedikit Kasar

0.8
Jenis tanah : Lempung Lebih Berpasir
Warna : Coklat Merah Kehitaman
Butiran : Kasar

Akhir penggalian pada kedalaman 8.0


meter

10
PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIR TANAH
PB-0107-76
AASHTO T-88-72
ASTM D-422-72

1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah,
hingga ukuran pasir (saringan No.10). Penentuan dan analisa butiran tanah yang lebih kecil
dari 0,075 atau lolos dari saringan No.10 digunakan analisa dengan hidrometer.

2. DASAR TEORI
Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran
bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif. Sifat
suatu tanah banyak ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya. Sehingga dalam
mekanika tanah analisa ukuran butir banyak dilakukan/dipakai sebagai acuan untuk
mengklasifikasikan tanah.

A. ANALISA SARINGAN
1. TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah, hingga
ukuran pasir (saringan No.10). Penentuan dan analisa butiran tanah yang lebih kecil dari
0,075 atau lolos dari saringan No.10 digunakan analisa dengan hidrometer.
2. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.


b. Saringan 3 inchi ; 1 inchi ; 3/4 inchi ; 1/2 inchi ; No.4 ; No.8 dan No.10
c. Alat penumbuk.
d. Oven
e. Talam / baki.
11
f. Sikat pembersih saringan
g. Shieve shaker

3. BENDA UJI

a. Tanah dibiarkan mengering diudara hingga tercapai keadaan rapuh. Setiap gumpalan
butiran dipecah hingga merata. Untuk penghancuran sampel dapat digunakan alat
penumbuk dari karet.
b. Benda-uji diaduk sampai merata lalu dibagi-bagi agar dapat dikeringkan dalam oven,
setelah kering sampel ditimbang.

4. PROSEDUR PENGUJIAN

Untuk memudahkan pekerjaan, penyaringan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yakni :


- Ukuran butiran halus (lebih kecil dari No.10)
- Ukuran butiran sedang (3/4 inchi sampai No.10)
- Ukuran butiran kasar (3/4 inchi)
Penyaringan butiran halus.
Penyaringan ini dilaksanakan pada analisa ukuran butiran tanah dengan hidrometer. (Lihat
analisa dengan hidrometer).
Penyaringan butiran kasar.
a. Sampel disaring dengan saringan 3/4 inchi, kemudian semua bahan yang melalui
saringan dikumpulkan. Butiran yang tertahan diatas saringan dibersihkan dengan
menggunakan penyikat kawat.
b. Dalam keadaan kering, sampel yang tertinggal diatas saringan 3/4 inchi disaring kembali
dengan saringan yang lebih besar. Jumlah sampel diatas masing-masing saringan
ditimbang dan dicatat.
c. Secara teliti, sampel yang melalui saringan 3/4 inchi dicampur, dengan cara quartering
diperoleh fraksi dengan berat yang cukup banyak untuk analisa butiran sedang.
Penyaringan butiran sedang

12
a. Sampel disaring dengan ayakan No.10 dan semua bahan yang melalui saringan ditabur
dalam baki atau piring yang besar, lalu sambil diaduk-aduk secara merata. Dibiarkan
sekurang-kurangnya selama 1 jam.
b. Sampel diguncang kemudian dituangkan kedalam air melalui saringan No.10 dengan
mebiarkan air pencucinya mengalir terbuang. Pencucian diteruskan hingga air
pencucinya tidak lagi kotor. Sampel yang tertinggal dalam saringan dikembalikan
kedalam baki.
c. Seluruh sampel dalam baki dikeringkan dalam oven, setelah kering lalu disaring dengan
saringan 3/4 inchi, No.4, No.8, dan No.10 dalam keadaan dingin.
d. Dari sampel yang melalui saringan No.10 diambil dan digunakan seluruhnya pada
analisa Hidrometer.

ANALISA HIDROMETER
1. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan susunan ukuran butiran tanah yang
mempunyai diameter lebih kecil dari 0,075 atau yang lolos saringan No.10 dengan
menggunakan alat hidrometer. Hidrometer tersebut berfungsi untuk mengetahui specific
gravity larutan setiap waktu pengamatan. Dari data data tersebut dapat digambarkan grafik
distribusi butiran yang merupakan hubungan antara diameter dan prosentase yang lolos.
2. DASAR TEORI
Pada dasarnya tanah memiliki berbagai ukuran dan bentuk yang beraneka ragam
baik tanah kohesif maupun tanjah non kohesif . sifat tanah banyak ditentukan oleh
ukuran butiran dan distibusinya, sehingga analisa ukuran butiran banyak dipakai
sebagai acuan dalam Mekanika Tanah. Selain itu analisa ukuran butiran dapat
digunakan untuk :
1. Memperoleh informasi gradasi tanah
2. Kandungan butiran dan bahan organik
3. Mengetahui permeabilitas tanah
4. Untuk mengetahui perkiraan tinggi air kapiler
5. Perencanaan filter pencegahnya terhanyutnya butiran halus.
13
Pengujian ini dilakukan dengan dua cara yaitu analisa hidrometer dan analisa
ayak. Dalam pengujian kali ini sample yang digunakan adalah tanah yang lolos
ayakan no.200, hal ini berarti diklasifikasikan dalam tanah berbutir halus. Maka dari
itu untuk menganalisa butir tanah ini digunakan pengujian analisa hidrometer. Yang
dimaksud dengan hidrometer adalah alat yang dicemplungkan ke dalam suatu larutan
untuk menegetahui berat jenis larutan, dan kemudiadapat dipakai untuk menentukan
density larutan tanah dan air dari waktu kewaktu sebagai fungsi dari diameter butiran
ekivalen.

3. PERALATAN
a. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 - 60 gram/liter) atau untuk pembacaan
berat jenis campuran (0,995 - 1,038).
b. Tabung-tabung gelas kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5 cm.
c. Termometer 0 - 50 C dengan ketelitian 1 C.
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispresi / mechanical stirer.
e. Saringan-saringan No.10 ; No.20 ; No.40 ; No.80 ; No.100 ; No.200.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110  5 ).
h. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
i. Batang pengaduk dari gelas.
j. Stop watch.

4. BENDA UJI
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara menyiapkan contoh tanah pada pemeriksaan
PB - 0106 - 76 atau secara langsung sebagai berikut :
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu atau hampir semua butirannya lebih halus
dari saringan No. 10. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu
disaring dengan saringan No. 10.
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung yang lebih kasar dari
saringan no. 10. Keringkan contoh diudara sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang
lewat saringan No. 10.
14
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda uji sesuai PB - 0106 - 76.

5. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan 100 ml air suling dan bahan dispersi waterglass
sebanyak 20 ml, atau 50 ml air suling dan bahan dispersi SHP (sodium
hexametaphospat) sebanyak 100 ml, aduk sampai merata dengan pengaduk gelas dan
biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman, pindahkan campuran semua ke dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air suling sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran selama 15
menit.
c. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan tambahkan air suling
atau air bebas mineral sampai campuran menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat-rapat mulut
tabung tersebut dengan telapak tangan dan kocoklah dalam arah mendatar selama 1
menit.
d. Segera setelah dikocok letakan tabung dan dengan hati-hati masukkan hidrometer.
Biarkan hidrometer terapung bebas, dan tekanlah stop watch. Bacalah angka skalanya
pada saat stopwatch menunjukkan 0,5 menit ; 1 menit dan 2 menit dan catatlah pada
Form No.06. Bacalah pada puncak meniscus nya dan catatlah pembacaan itu sampai 0,5
gram per liter yang terdekat atau 0,001 berat jenis (Rh). Sesudah pembacaan pada menit
kedua, angkatlah hidrometer dengan hati-hati, cuci dengan air suling dan masukkan ke
dalam air tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu tabung
percobaan.
e. Masukkan kembali hidrometer dengan hati-hati ke dalam tabung dan lakukan
pembacaan hidrometer pada saat-saat 5, 15, 30 menit, 1, 4, 24 jam.Sesudah setiap
pembacaan dan kembalikan hidrometer ke dalam air suling. Lakukan proses
memasukkan dan mengangkat hidrometer masing-masing selama 10 detik.
f. Ukur suhu campuran tersebut sekali dalam 15 menit yang pertama, kemudian pada
setiap pembacaan berikutnya.
g. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran tersebut ke dalam saringan No. 200
dan cucilah air pencucinya hingga jernih dan biarkan air ini mengalir terbuang. Fraksi

15
yang tertinggal diatas saringan No. 200 harus dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan
analisa saringan agregat halus dan kasar.

16
6. DATA
Form.No.06
PROYEK :
LOKASI :
JENIS TANAH :
DIKERJAKAN :
PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIRAN TANAH
PB-0107-76

I. ANALISA SARINGAN
a. Fraksi Kasar Berat tanah kering = 2500 gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

3 inchi 0 0

1 inchi 0

3/4 inchi 50

1/2 inchi 145,3

Pan -

17
b. Fraksi Sedang Berat tanah kering = ……. gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

3/8 inchi 143,9

No. 4 687,3

No. 8 749,7

Pan -

c. Fraksi Halus Berat tanah kering = …….


gram
Saringan Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh
Tertahan tertahan lewat contoh yang lewat
(gram) (gram) (%) (%) (%)

No. 10 121,5

No. 20 446,3

No. 40 81,3

No. 80 25,2

No. 100 18,3

No. 200 10,4

Pan 21,8

18
II. ANALISA HIDROMETER

Fraksi lewat saringan No.200

Lama Suhu Pembacaan Diameter Koreksi Pembacaan Koreksi Persen Persen


pengamatan hidrometer butiran suhu terkoreksi berat jenis mengenda total
(menit) TC Rh D Kt (Rh+Kt) a p mengendap
(%) (%)

0 26 0
0,5 26 10
1 26 10
2 26 9
5 26 8
15 26 7,2
30 26 6
1 jam 26 5
4 jam 26 3
24 jam 26 -

19
7. ANALISA DATA

PEMERIKSAAN
UKURAN BUTIRAN TANAH
PB-0107-76

II. ANALISA SARINGAN


a. Fraksi Kasar Berat tanah kering = 2500 gram
Saringa Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh contoh yang
n (gram) tertahan (gram) Tertahan Lewat lewat (%)
3 inchi 0 0 0 100 100
1 inchi 0 0 0 100 100
3/4 inchi 50 50 2 98 98
1/2 inchi 145,3 195,3 5,812 92,188 92,188

Contoh Perhitungan :
50
 Persentase Tertahan ( % ) ¾ inchi = ×100 % = 2%
2500
 Persentase Lewat ( % ) ¾ inchi =100 %−Persentase Tertahan ( % )
=100% - 2%
=98%
b. Fraksi Sedang Berat tanah kering = 2500 gram
Saringa Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh contoh yang
n (gram) tertahan (gram) Tertahan Lewat lewat (%)
3/8 inchi 143,9 339,2 5,756 86,432 86,432
No.4 687,3 1026,5 27,492 58,94 58,94
No.8 749,7 1776,2 29,988 28,952 28,952

Contoh Perhitungan :
143.9
 Persentase Tertahan ( % ) 3/8 inchi = ×100 % = 5,756 %
2500

 Persentase Lewat ( % ) 3/8 inchi = Pesentase Lewat ( 12 )−Persentase Tertahan( 38 )


= 92.188% - 5,756%
20
= 86,432%
c. Fraksi Halus Berat tanah kering = 723,8 gram
Saringa Berat tertahan Jumlah berat Persentase Persen seluruh contoh yang
n (gram) tertahan (gram) Tertahan Lewat lewat (%)
NO.10 121,5 121,5 4,86 24,092 24,092
NO.20 446,3 567,8 17,852 6,24 6,24
NO.40 81,3 649,1 3,252 2,988 2,988
NO.80 24,2 673,3 0,968 2,02 2,02
NO.100 18,3 691,6 0,732 1,288 1,288
NO.200 10,4 702 0,416 0,872 0,872
PAN 21,8 723,8 0,872 0 0

Contoh Perhitungan :
121.5
 Persentase Tertahan ( % ) NO. 10 = ×100 % = 4,86%
2500
 Persentase Lewat ( % ) NO. 10
= Pesentase Lewat ( no .8 )−Persentase Tertahan( no.10)
= 28,952 % - 4,86%
= 24,092%

21
II. ANALISA HIDROMETER

Fraksi lewat saringan No.200

Air suling : 100 ml

Silica : 50 ml

H2O2 : 30 ml

Tanah Lolos Pan Fraksi Halus : 21,8

                 
Koreksi
Lama Koreksi Pembacaan Persen
Jam Suhu Pembacaanhidrometer Diameter berat
pengamatan suhu terkoreksi total
jenis
  (menit)   Rh butiran Kt (Rh+Kt) a mengendap
    TC   D       (%)
0 0 26 0 0 0 0 0 0
30 0,5 26 10 0,0284 1,6 11,6 1 0,232
60 1 26 10 0,0201 1,6 11,6 1 0,232
120 2 26 9 0,0142 1,6 10,6 1 0,212
300 5 26 8 0,0090 1,6 9,6 1 0,192
900 15 26 7,2 0,0052 1,6 8,8 1 0,176
1800 30 26 6 0,0037 1,6 7,6 1 0,152
3600 60 26 5 0,0026 1,6 6,6 1 0,132
14400 240 26 3 0,0013 1,6 4,6 1 0,092
                 
Total 1,42

Contoh Perhitungan :
 Kt = Berdasarkan table nilai faktor koreksi suhu, ( tabel 6.1 Petunjuk Praktikum,
hal.22 )
 a = Berdasarkan tabel nilai faktor koreksi berat jenis ( a ), tabel 8.3,

 Diameter Butiran (D) = k x


√ Hr
t
=0.013102
143
30 √
=0,0286

- K = Faktor koreksi Total (Tabel 6.3, buku panduan praktikum )


- Hr = Dalam efektif hydrometer (Tabel 6.4, buku panduan praktikum)
- T = Waktu
Dari grafik gradasi tanah diperoleh:
22
D60 = 11,5 mm
D10 = 1,7 mm
D30 = 4,9 mm
A. Koefisien Keseragaman (Cu)
D 60 = 11,5
=6,76
Cu = D 10 1,7

B. Koefisien Gradasi (Cc )


2
( D30)
Cc = = ¿¿
D10 x D60

23
Grafik:

24
1. KESIMPULAN
 Dengan menggunakan berbagai ukuran ayakan, kita dapat membedakan
antara fraksi kasar, sedang, dan halus.
 Dengan alias hidrometer kita dapat mengetahui ukuran butiran tanah yang
lebih kecil dari butiran yang lolos ayakan No.200
 Tanah yang lolos ayakan No.200 adalah tanah lanau
 Semakin lama waktu pengamatan maka semakin kecil diameter butiran dan
semakin kecil pula persen total mengendapnya
 Dari hasil perhitungan Cu = 6,76 > 4, maka tanah tersebut bergradasi baik
dan memiliki susunan yang rapat
2. NOTASI & KETERANGAN
Hr = dalam efektif hydrometer (lihat tabel 5)
t = lamanya waktu pengamatan (detik)
K = factor koreksi total (lihat tabel 6.3)
K1 = factor koreksi suhu (lihat tabel 6.1)
a = factor koreksi untuk berat jenis (lihat tabel 8.3)
h1 = jarak dari pembacaan Rh ke leher hydrometer (cm), lihat nomogram.
h = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala (cm)
Vh = voume kepala hydrometer (ml)
A = luas penampang silinder (cm2), didapat dengan membagi volume silinder
(1000cm3) dengan jarak antara tanda 0 dan 1000

3. LAMPIRAN TA

25
26
`

4. DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M, dkk. (1995). “Mekanika Tanah Jilid I”. Jakarta.


Erlangga

27

You might also like