Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Alhamdullilah,puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah Swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Auditing dengan baik. Shalawat serta salam kepada jujungan nabi besar
Muhammad Saw yang telah membawa risallahnya kepada seluruh umat manusia. Adapun
dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas Tentang” Tujuan Audit, Bukti
Audit,Testransaksi Dan Kertas Kerja Pemeriksaan”
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah Swt dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak anggota kelompok. Terimakasih kepada Ibu Sri
Herlina, SE, MA selaku dosen yang mengampu matakuliah Auditing besar harapan kami
agar kiranya makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghantarkan rasa hormat dan terimaksih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan juga dalam
penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, baikdalam penulisan
maupun dalam pengetikan serta kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh
auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
diauditnya. Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
yang cukup dan kompenten agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan
bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan pihak-pihak yang
berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang diberikan tidak pantas.
Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti documenter) juga penting bagi
auditor.
3
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan tujuan umum dalam auditing?
2. Apa yang dimaksud dengan bukti audit?
3. Bagaimana sifat keputusan dalam bukti audit?
4. Apa bedanya complimance tes dan substantive tes?
5. Bagimana cara pemilihan sampel?
6. Apa yang dimaksud kertas kerja pemeriksaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan umum audit yang mendasar
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang bukti audit
3. Untuk mengetahui sifat dan kefutusan dalam bukti audit
4. Untuk mengetahui cara dalam pemilihan sampel
5. Untuk mengetahui dan memahami kertas kerja periksaaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Audit
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai
tujuan ini , auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk
menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan dan
menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. 1
B. Bukti Audit
Bukti audit adalah seluruh informasi yang digunakan oleh auditor untuk
mencapai kesimpulan yang menjadi dasar pendapat audit dan mencakup informasi
yang terdapat dalam catatan-catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan
serta informasi lainnya.2
Bukti audit terdiri atas data akuntansi dan informasi pendukung lainnya, yang
digunakan auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Adapun jenis bukti audit yang diperlukan
oleh seorang auditor terdiri dari:
1. Data akuntansi Salah satu tipe bukti audit adalah data akuntansi yaitu
seperti: jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman
akuntansi, memorandum dan catatan tidak resmi.
2. Semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi
auditor. Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur,
surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak
yang mengetahui informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan
keterangan, pengamatan, infeksi dan pemeriksaan fisik, serta informasi
lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yang
memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang
kuat.
1
Resikno, SE Ak, MSi, Auditing I , hlm 7
2
Messier, Glower, dan Prawitt Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach, (2006)
5
C. Sifat Bukti Audit
Bukti adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang audit telah dinyatakan sesuai dengan criteria yang
ditetapkan. Informasi dalam bukti audit mencakup informasi sangat persuasive.
Empat sifat mengenai keputusan dalam bukti apa yang harus dikumpulkan :
1. Prosedur Audit, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti
audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya
proses audit.
2. Ukuran Sampel, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali
memilih beragam ukuran sampel dan hanya satu sampel hingga semua
item yang terdapat dalam populasi yang sedang diuji
3. Item-Item Yang Terpilih. Setelah penentan ukuran sampel untuk suatu
prosedur audit, auditor harus memilih dan menentukan item-item mana
dalam populasi yang akan diuji
4. Pemilihan Waktu Yang Tepat. Audit atas laporan keuangan umumnya
mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya
proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau
bulan setelah berakhimya suatu periode waktu Waktu pelaksanaan
berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode
akuntansi atau lama setelah periode akuntansi itu berakhir.
D. Complimance Tes Dan Substantive Tes
Tes ketaatan atau compliance test adalah tes terhadap bukti-bukti pembukuan
yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah
setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan
prosedur yang sudah ditetapkan. 3Dalam melaksanakan compliance test, auditor
harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kelengkapan bukti pendukung
2. Kebenaran perhitungan matematis
3. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
4. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit/dikredit
3
Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat. Jakarta
6
5. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
Substantive test adalah tes terhadapp kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan
keuangan (neraca dan laporan L/R). Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam
substantive test antara lain:
1. Inventarisasi aset tetap
2. Observasi atas stock opname
3. Konfirmasi piutang, utang, dan bank
4. Subsequent collection dan subsequent payment
5. Pemeriksaan rekonsiliasi bank
E. Cara Pemilihan Sample
Dalam melakukan pemeriksaannya,akuntan publik biasanya tidak memeriksa
keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan. Karena
kalau seluruhnya diperiksa ,tentunya akan memerlukan waktu yang lama dalam
dan memakan biaya yang besar.
Karena itu transaksi -transaksi dan bukti-bukti diperiksa secara “test basis” atau
secara sampling, dari keseluruhan diambil beberapa sampel untuk ditest dan dari
hasil pemeriksaan sampel ,auditor akan menarik kesimpulan mengenai secara
keseluruhan.
Cara pemilihan sampel tidak boleh seenaknya ,karena sampel tersebut harusla
mewakili keseluruhan secara tepat ,karena jika sampel yang dipilih tidak tepat
,akan sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik. Sampel harus dipilih
dengan cara tertentu yang bisa dipertanggung jawab, sehingga sampel tersebut
betul-betul representative
Menurut PSA No.26 :
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu
saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan
untuk menilai beberapa karakterastik saldo akun atau kelompok transaksi
tersebut”. Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit :nonstatistik dan
statistic,kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan
pertimbangan profesionalnya dam perencanaan ,pelaksanaan dan penilaian
sampel,serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel
7
4dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok
transaksi yang berkaitan.kedua pendekataan sampling audit diatas ,jika diterapkan
dengan semestinya, dapat menghasilkan bukti audit yang cukup.
Metode sampling apa pun yang digunakan auditor dianjurkan untuk terlebih
dahulu Menyusun ‘’sampling plan’’.beberapa cara pemilihan sampling yang
sering digunakan adalah :
a. Random/judge sampling pemilihan sampel dilakukan secara random
dengan menggunakan judgement si akutan public salah satu cara,
misalnya : dalam melakukan tes transaksi atas pengeluaran kan
auditor menetekukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar
atau sama dengan Rp 5000.000 harus di vounching, ditambah dua
setiap bulan yang berjumlah dibawah Rp 5000.000 cara lainnya
auditor bisa menggunakan random sampling table dalam memilih
sampel. Pemilihan sampel bisa juga dilakukan dengan menggunakan
computer.
b. Block sampling Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-
bulan tertentu sebagai sample misalnya bulan januari, juni dan
desember. Keberhasilan kedua cara diatas walaupun paling mudah,
tetapi sangat tergantung pada judgement si auditor, semakin banyak
pengalaman auditor, semakin baik hasilnya.
4
Agoes sukirsno , auditing , (Jakarta : salemba empat 2011)
8
Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh
auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal :
1. dari pihak klien yaitu neraca saldo,rekonsiliasi bank, analisis umur piutang
,rincian persediaan ,rincian utang ,rincian beban administrasi dan umum,rincian
beban penjual.
2. dari analisis yang dibuat oleh audit yaitu berita acara kas opname ,pemahaman
dan evaluasi internal control, analisis penarikan asset tetap, analisis mengenai
cukup , working balance sheet (wbs),working profit and loss (wpl),top schedule,
supporting schedule, konsep laporan audit.
3. dari pihak ketiga yaitu piutang,liabilities,dari bank, dan dari penasehat hukum
perusahaan.5
• Bahan bukti dalam memberikan pendapat dan saran perbaikan (audit report)
• Membantu dalam merencanakan, menjalankan, dan mereview proses audit
• Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang
didelegasikan telah dilaksanakan dengan baik
• Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana, dan mencakup semua aspek finansial serta operasional yang dapat
dijadikan pedoman
5
Bayangkara, IBK. 2008. Audit kertas kerja. Salemba Empat. Jakarta
9
• Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti
Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan
laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan. Kertas kerja biasanya harus berisi
dokumentasi yang memperlihatkan 6:
Keriteria dalam membuat kertas kerja pemeriksaan yang baik yang harus dipenuhi dalam
kereteria antara lain:
6
Hinduan, Nuri. Jasa Audit & Assurance: Kertas Kerja Pemeriksaan Salemba Empat. Jakarta 2006
10
5. kertas kerja harus dibuat oleh orang yang merivuew sehingga dapat diketahui
siapa yang bertanggung jawab.
Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan public. Hak auditor sebagai
pemilik kertas kerja pemeriksaan terkait pada Batasan-batasan moral yang di buat
untuk mencegah kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan data klein.
Walaupun kertas kerja akuntan public dapat digunakan sebagai referensi bagi
kleinnya namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai
bagian pengganti dari catatan akuntansi klein tersebut. Bila ada pihak lain yang
meminjam kertas kerja pemeriksaan baru bisa diberikan atas persetujuan penulis dari
klein yang bersangkutan. Akuntan public harus mengambil Langkah-langkah yang
tepat untuk keamana kertas kerja pemeriksaanya dan menyimpan kertas kerja tersebut
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku lima tahun.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan
oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Dalam proses
pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan
yang saling berkaitan yaitu: penentuan prosedur audit yang akan digunakan,
penentuan besarnya sampel, penentuan unsur tertentu yang dipilih sebagai
anggota sampel, dan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit
tertentu.
Kertas kerja pemeriksaan/Audit Documentation adalah catatan utama
auditor dari pekerjaan yang dilakukan dan merupakan dasar bagi kesimpulan
dalam laporan auditor.
Terdapat dua jenis kertas kerja pemeriksaan yakni arsip permanen dan arsip
tahun berjalan. Adapun, kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi sesuai
dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor, namun harus dapat mendukung
tercapainya tujuan audit. Kertas kerja pemeriksaan perlu diorganisasikan
sehingga anggota tim audit (dan lainnya) dapat menemukan bukti audit untuk
mendukung tiap akun laporan keuangan. Kertas kerja pemeriksaan adalah
milik dari auditor dan harus diarsipkan/disimpan sebaik mungkin oleh
Auditor.
12
DAFTAR ISI
Hinduan, Nuri. Jasa Audit & Assurance: Kertas Kerja Pemeriksaan Salemba Empat.
Jakarta 2006
13