You are on page 1of 15

MAKALAH

“ Buktu Audit dan Kertas Kerja”

Dosan Pengampu :
Dra. Susfa Yetti, M.Si.,Ak.

Di Susun Oleh Kelompok 10 :

RADITYA MAHARDIKA C1C021229

TRI CANDRA ANGGRAINI C1C021247

LILIS WAHYU NINGSIH C1C021277

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan
bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah


menyelesaikan makalah yang kami beri judul Hukum Pajak sebagai tugas mata
kuliah Auditing 1 .Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan
tentang “Bukti Audit dan Kertas Kerja”

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami
jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat
kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami di lain waktu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
BAB 1 ...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................................... 5
BAB 2 ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
A. Bukti Audit .................................................................................................................... 6
B. Jenis – jenis Bukti Audit ................................................................................................ 9
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang
ditarik oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan
keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar kesimpulan yang
diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar
dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila
pendapat yang diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa
dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi auditor. Namun,
dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi
klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak
adanya pengecekandari pihak luar yang bebas.
Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus
didokumentasi- kan dengan baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan
keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksudkan
agar auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih lanjut,
sehingga proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik
berdasarkan unsur-unsurnya.
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan
catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja
merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya,
auditor harus mengkumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk
kepentingan pengumpulan dan pembuata bukti itulah auditor membuat kertas
kerja. SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor dalam
penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan
audit lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia.
Kertas kerja audit (KKA) merupakan media yang digunakan auditor
untuk mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang
dikumpulkan dan simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit.
Kertas kerja audit akan berfungsi mendukung laporan hasil audit. Begitu
pentingnya KKA ini sehingga KKA harus dijaga mutunya melalui proses
review secara berjenjang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bukti audit ?

2. Apasaja Jenis – jenis Bukti Audit ?

C. Tujuan
3. Menjelaskan pengertian bukti audit

4. Menjelaskan Jenis – jenis Bukti Audit


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Bukti Audit
2.1.1 Pengertian

Bukti Audit adalah informasi yang digunakan oleh Auditor untuk


menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai
dengan criteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai
kemampuannya dalam meyakinkan Auditor bahwa laporan keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Bukti Audit mencakup informasi yang sangat persuasif,
misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat
diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, misalnya
respons atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.

2.1.2 Audit Top-Down dan Audit Bottom Up

Pendekatan Auditor biasanya datang dari dua arah secara simultan.


Pada satu sisi, auditor bertolak dari pemahaman mereka atas bisnis dan
industri yang dikombinasikan dengan pemahaman atas keunggulan
kompetitif klien untuk mengembangkan harapan yang berkenaan
dengan laporan keuangan. Pada sisi lain, auditor juga mengaudit
pencatatan transaksi-transaksi individual dan kumpulan dari transaksi-
transaksi tersebut. Salah satu tantangan dalam audit ini adalah
menyeimbangkan dua pendekatan yaitu:

▪ Bukti Audit Top-Down, yaitu berfokus pada upaya auditor


dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry,
sasaran dan tujuan manajemen, bagaimana manajemen
menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran,
keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti,
serta laba dan arus kas yang dihasilkan. Prosedur audit Top-
Down memberikan bukti tentang risiko bisnis strategis yang
dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut ,
dan kelangsungan hidup entitas.
▪ Bukti Audit Bottom-UP, yaitu berfokus pada pengujian secara
langsung atas transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat
transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan saldo
akun. Bukti Bottom-UP meliputi beberapa bentuk penarikan
sampel transaksi, atau penarikan sampel terinci yang
mendukung saldo akun (misalnya, setiap
item-item dalam persediaan atau piutang usaha) dan
mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang
terakumulasi dalam laporan keuangan.

2.1.3 Keputusan Penting Tentang Bukti Audit

Ketika merencanakan Audit, auditor harus membuat empat keputusan


pentingtentang lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut
meliputi:
1. Sifat Pengujian Audit

Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas


pengujian audit yang akan dilaksanakan. Pertama, prosedur
audit tersebut harus dapat memberikan bukti tentang kinerja
kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuan audit
spesifik yang ingin dicapai auditor. Akhirnya bukti tersebut
harus relevan dengan asersi laporan keuangan manajemen.
Auditor juga harus mempertimbangkan biaya relatif serta
efektivitas prosedur dalam kaitannya dengan tujuan audit
yang spesifik. Auditor dapat memilih melaksanakan pengujian
guna memperoleh pemahaman yang diperlukan dalam audit,
melaksanakan pengujian pengendalian, atau melaksanakan
pengujian substantif. Setiap keputusan tersebut mencerminkan
pertimbangan audit yang penting tentang sifat pengujian audit
tersebut.
2. Saat Pengujian Audit

Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan


pengujian audit serta menarik kesimpulan audit. AU
313.02,Substantive Test Prior to Balance Sheet Date (SAS 45)
menyatakan bahwa pengujian audit pada tanggal interim
dapat memberikan pertimbangan awal tentang masalah-
masalah signifikan yang dapat mempengaruhi laporan
keuangan pada akhir tahun buku (sebagai contoh, transaksi-
transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa)
selain itu, banyak perencanaan audit yang meliputi upaya
memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal,
mengukur risiko pengendalian, dan penerapan pengujian
substantive atas transaksi, dapat dilaksanakan sebelum tanggal
neraca.

3. Luas pengujian Audit

Luas prosedur Audit berkaitan dengan keputusan auditor


tentang berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti
yang lebih banyak diperlukan untuk mencapai suatu tingkat
risiko deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko
yang tinggi. Sebagai contoh, seorang auditor dapat mengirim
permintaan konfirmasi sebanyak 50% dari akun yang ada
dalam akun piutang usaha atau hanya 10% saja dari akun-
akun yang ada.
4. Penetapan Staf Audit

Auditor harus ditugaskan pada tugas-tugas yang telah


ditetapkan dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuannya. Sehingga mereka dapat
mengevaluasi bukti audit yang sedang diperiksa. (AU 316.27),
consideration of fraud in a financial statement Audit SAS no
82, menyatakan bahwa auditor dapat menanggapi risiko salah
saji material yang disebabkan oleh kecurangan dengan cara
penugasan personel. Tanggung jawab yang ditetapkan harus
disesuaikan dengan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan personel yang ditugaskan sesuai dengan penilaian
auditor atas tingkat risiko yang berkaitan dengan tnggung
jawab tersebut. Singkatnya auditor membuat empat pilihan
penting yang berkaitan dengan bukti audit; 1) bukti apa yang
akan diperoleh (sifat), 2) bilamana akan memperoleh bukti
(saat), 3) berapa banyak bukti yang akan diperoleh (luas), 4)
siapa yang akan ditugaskan untuk memperoleh bukti
(penetapan staf audit).

B. Jenis – jenis Bukti Audit


Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor
dapat memilihnya dari delapan kategori bukti yang luas, yang disebut
tipe - tipe atau jenis - jenis bukti audit. Menurut Fachrudin (2007 : 7),
ada beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih oleh auditor dalam
rangka mengevaluasi bukti audit, yaitu :
a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset


yang berwujud, seperti : persediaan barang, uang kas, kertas
berharga ; seperti saham, wesel tagih, aset tetap berwujud ;
seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor.
Pemeriksaan fisik adalah untuk memeriksa kuantitas, deskripsi,
kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa. Dalam pemeriksaan
fisik ini indera yang digunakan dapat lebih dari satu indera dari
panca indera yang kita miliki.
b. Konfirmasi

Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis


maupun lisan mengenai keakuratan suatu informasi dari pihak
ketiga yang independen (sebaiknya tertulis). Jawaban tersebut
seyogyanya langsung disampaikan kepada auditor. Proses
konfirmasi adalah sebagai berikut :
1) Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.

2) Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut

3) Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil


pemeriksaannya kepada auditor.Konfirmasi terdiri atas 2
tipe :
a) Konfirmasi positif. Pada konfirmasi ini, pihak
ketiga diminta untuk menjawab baik informasi
yang diterimanyaakurat maupun tidak akurat.
b) Konfirmasi negatif. Pada konfirmasi ini, pihak
ketiga diminta untuk menjawab jika informasi
yang diterimanya tidak akurat.
c. Prosedur Analiis

Prosedur analitis menggunakan perbandingan - perbandingan dan


hubungan - hubungan untuk mengetahui apakah suatu angka atau
data merupakan angka atau data yang logis. Prosedur analitis
pada garis besarnya dapat dilakukan dengan lima cara :
1) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan
keuangan tahun yang diaudit dengan tahun sebelumnya.
2) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan
keuangan perusahaan yang diaudit dengan data
perusahaan yang sejenis untuk tahun/periode yang sama.

3) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan


keuangandengan anggarannya.
4) Membandingkan data yang di laporan keuangan dengan
data atauinformasi yang diketahui auditor atau hasil
perhitungan auditor.
5) Membandingkan data keuangan yang ada di laporan
keuangandengan data non – keuangan yang ada kaitannya
(relationship)
d. Dokumen

Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2


golongan, yaitu :
1) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang
independen yang dikirimkan langsung kepada auditor,
misalnya konfirmasi yang merupakan penerimaan
jawaban tertulis dari pihak yang independen di luar klien
yang berisi verifikasi ketelitian yang diminta oleh auditor.
2) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang
independen yang disimpan dalam arsip klien, misalnya
rekening koran bank, faktur dari penjual, order pembelian
dari pelanggan, dan lain - lain. Untuk menentukan tingkat
kepercayaan terhadap jenis bukti dokumenter ini, auditor
harus mempertimbangkan apakah dokumen tersebut
dapat dengan mudah diubah atau dibuat oleh karyawan
dalam organisasi klien.
e. Tanya Jawab (wawancara, interview, Inquiries)

Tanya jawab dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya


jawab dilakukan kepada personil atau pihak perusahaan. Apa saja
yang kurang jelas, boleh ditanyakan kepada pihak perusahaan,
misalnya mengenai metode pencatatan, proses produksi, proses
pembayaran gaji/upah dan sebagainya. Tetapi dalam tanya jawab
ini harus hati – hati, karena pihak perusahaan bukanlah pihak
yang independen, sehingga kemungkinan memperoleh jawaban
yang bias tetap ada. Dalam tanya jawab sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan alat komunikasi yang dimengerti oleh
pihak yang ditanya, sehingga informasi yang diperoleh lebih
baik. Sebagian hasil tanya jawab ini mungkin saja dapat
diperkuat atau di cek kesesuaiannya dengan bukti lain seperti
observasi atau dokumen dapat dicek kesesuaiannya dengan tanya
jawab.
f. Observasi

Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai


atau memeriksa kegiatan – kegiatan tertentu, misalnya jika di catatan
kepegawaian ada 15 personil di bagian akuntansi, auditor dapat
berkunjung ke bagian akuntansi untuk melihat apakah ada 15 orang yang
bekerja di bagian akuntansi. Jika kurang dari 15 orang, perlu ditanyakan
apakah ada personil yang cuti atau sedang keluar kantor. Demikian juga,
jika di catatan tidak ada barang setengah jadi (work in proccess), auditor
dapat berkunjung ke pabrik untuk melihat bagaimana proses produksi di
perusahaan, untuk memastikan tidak adanya barang setengah jadi. Juga,
misalnya menurut catatan dan informasi di perusahaan mesin yang baru
dibeli perusahaan, kapasitasnya dapat menghasilkan 1.000 unit produk
per jam. Untuk memeriksa hal diatas, auditor dapat meminta untuk
melakukan observasi beroperasinya mesin tersebut.
g. Pengerjaan Kembali

Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas


suatu data atau informasi. Misalnya suatu faktur penjualan, jumlah
rupiah di faktur tersebut Rp. 5 juta. Auditor akan menghitung kembali
dengan mengalikan kuantitas barang yang dijual dengan harga per unit
dari barang tersebut, kemudian menguranginya jika ada diskon dan
sebagainya, sehingga diperoleh angka Rp. 5 juta.
h. Bukti dari spesialis

Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan


khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing, misalnya pengacara,
insinyur, geologist, ahli teknik dan lain – lain. Pada umumnya spesialis
yang digunakan auditor bukan orang yang mempunyai hubungan dengan
klien. Auditor harus membuat surat perjanjian kerja dengan spesialis,
tetapi tidak boleh menerima begitu saja hasil – hasil penemuan spesialis
tersebut.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir audit tersebut. Tujuan
audit secara menyeluruh adalah memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
dicapai melalui pengumpulan dan mengevaluasi bukti audit. Bab ini me-review
keputusan-keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor berkenaan dengan sifat,
saat, serta luasnya prosedur audit maupun penetapan staf audit. Selain itu, auditor
harus dapat menetapkan tujuan audit spesifik dari asersi laporan keuangan
manajemen, karena setiap tujuan audit biasanya memerlukan bukti dan prosedur audit
yang berbeda pula.

Melihat perkembangan perekonomian dunia. Saat ini, ada banyak perusahaan yang
menggunakan bentuk elektronik dalam hal pegolahan setiap data perusahaan. Maka
diharapakn setiap auditor mampu untuk me-review pengaruh pemrosesan data
elektronik pada pertimbangan profesional dalam kaitannya dengan perencanaan dan
pengumpulan bukti audit.

Setiap prosdur yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh serta evaluasi auditor atas
bukti tersebut harus didokumentasikan dalam program audit dan kertas kerja yang
nantinya aka memberikan dukungan atas laporan auditor serta sebagai bukti
kepatuhan auditor terhadap GAAS.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5155562/BUKTI_AUDIT_TUJUAN_AUDIT_PROGRAM_AUDI
T_DAN_KERTA S_KERJA

You might also like