You are on page 1of 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Teori Belajar Humanistik, Konstruktivistik dan Teori Belajar Sosial Serta Penerapannya
dalam Kegiatan Pembelajaran
B. Kegiatan Belajar : Kegiatan Belajar 2 (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep A. Toeri Belajar Humanistik
(Beberapa istilah 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
dan definisi) di Teori humanistik berangkat dari aliran humanisme sebagai reaksi atas
KB aliran behaviorisme. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada siswa itu sendiri sebagai manusia. Meskipun teori ini sangat
menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih
banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya
yang paling ideal bukan pada belajar seperti apa adanya.
2. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik
a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin
tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk
mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru;
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan
dengan kebutuhan peserta didik;
c. Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar;
d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif
dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri;
e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi,
pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama; dan
f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat
ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting
3. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas;
b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas, jujur, dan positif;
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri;
d. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri;
e. Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari
perilaku yang ditunjukkan; Guru menerima keadaan masing-masing siswa
apa adanya; dengan tidak memihak, memahami karakter pemikiran siswa,
dan tidak menilai siswa secara normatif belaka melainkan dengan cara
memberikan 2 pandangan dua sisi dalam hal moral dan etika
berkomunikasi;
f. Menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil);
B. Teori Belajar Konstruktivisme
1. Konsep Belajar Menurut Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
dengan bantuan orang lain, sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap
seseorang untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau
teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Pandangan konstruktivistik menjelaskan bahwa realitas ada pada pikiran
seseorang dan manusia mengkonstruksi dan menginterpretasikannya
berdasarkan pengalamannya.
2. Proses mengkonstruksi pengetahuan
Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan menggunakan indranya.
Melalui interaksinya dengan obyek dan lingkungan, misalnya dengan melihat,
mendengar, menjamah, membau, atau merasakan, seseorang dapat
mengetahui sesuatu. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan,
melainkan sesuatu yang dihasilkan dari proses pembentukan. Semakin banyak
seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, maka pengetahuan
dan pemahamannya akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan
lebih rinci.
Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa
kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan,
yaitu;
a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman,
b. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan
dan perbedaan,
c. kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada
lainnya.
3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik
Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan
konstruktivistis, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu
arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh
siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang
bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih
dipandang aspek prosesnya dibandingkan dengan aspek perolehan
pengetahuannya dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
a. Peranan Siswa
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan dan harus dilakukan oleh siswa. Dia harus
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.
b. Peranan Guru
Dalam belajar konstruktivistik, guru atau pendidik berperan membantu
agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar.
c. Sarana Belajar
Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan
utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan,
media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk
membantu pembentukan tersebut.
4. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam Kegiatan Pembelajaran
a. Proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan student centered,
dimana fungsi guru hanya sebagai fasilitator yang bisa mendorong siswa
untuk menemukan sendiri potensi yang dimilikinya;
b. b. Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada hasil, tetapi lebih
diorientasikan kepada proses bagaimana siswa memperoleh pemahaman;
c. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan
pengalaman dan pemahamannya untuk berpikir, sehingga menumbuhkan
kemandirian pada siswa dalam mengambil keputusan dan tindakan;
d. Guru harus mengembangkan pembelajaran yang collaborative, sehingga
siswa bisa mendapatkan pemahaman dan pengalaman melalui interaksi
sosial dengan teman-temannya.
e. Guru harus menghindari pola pembelajaran yang memberikan tekanan
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
kepada siswa untuk bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
guru;
f. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi
informasi baru, sehingga menghasilkan pengetahuan baru yang
selanjutnya akan membentuk struktur kognitif baru bagi siswa;
g. Guru harus memfasilitasi siswa agar dia bisa belajar dengan sumber yang
tidak terbatas pada apa yang diberikan oleh guru, oleh karenanya guru
harus membantu siswa agar bisa memanfaatkan media internet untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
C. Teori Belajar Sosial
1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang
tradisional (behavioristik) Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-
prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan
pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses
mental internal.
2. Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan Pembelajaran
a. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang baik dan yang buruk dari
tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa, misalnya dengan menampilkan para
sahabat nabi atau orang-orang terkenal yang memiliki pengalaman untuk
ditiru dalam hidupnya;
b. Dalam menentukan model, karakteristik model perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi efektif tidaknya modeling itu untuk siswa. Pilih model
yang memiliki kelebihan atau kekuatan di atas yang lain, sehingga siswa
dapat menentukan apakah perbuatan atau pengalamannya perlu ditiru
atau tidak;
c. Observasi adalah kegiatan pembelajaran yang paling utama dilakukan oleh
siswa, sehingga penggunaan media pembelajaran yang bisa merangsang
inderawi siswa untuk mengamati secara maksimal menjadi penting untuk
diperhatikan;
d. Mengamati perilaku orang lain lebih penting, dibandingkan dengan
mengalami sendiri, karena siswa akan lebih mudah mempelajari
konsekuensi-konsekuensi dari pengalaman orang dibandingkan dengan
konsekuensi-konsekuensi yang dialami sendiri;
e. Reinforcement bukanlah syarat yang utama untuk terjadinya proses
pembelajaran, karena yang paling penting adalah mengamati model-
model yang harus terus menerus diperkuat
2 Daftar materi -
pada KB yang
sulit dipahami
3 Daftar materi -
yang sering
mengalami
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

You might also like