Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH PKR-hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (KEL.1)
MAKALAH PKR-hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (KEL.1)
Dosen Pembimbing:
Di susun oleh:
1. Andi Julitra
2. Ekang Andrianto
3. Lesti Wahyuni
4. Ewit Susri Ayu
5. Linsi Yulian Sari
POKJAR KERINCI
UPBJJ-KERINCI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022.2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap.......................................................3
B. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) Diperlukan......................................3
C. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).........6
D. Prinsip-prinsip yang Mendasari PKR........................................................7
E. Gambaran PKR yang Ideal........................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan
pulau, tak dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan
perbedaan. Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran
guru SD, sistem pendidikan kita belum mampu menyebarkan guru SD secara
merata ke segala penjuru wilayah di tanah air. Akibatnya masih terjadi
kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana, termasuk di Papua masih
mengalami masalah kekurangan guru SD sekitar 4000 orang.
Disamping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi
oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru
yang tidak mengajar dikelas rangkap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
2. Mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan (PKR) ?
3. Apa tujuan, fungsi, dan manfaat PKR ?
4. Prinsip apakah yang mendasari PKR?
5. Bagaimana gambaran PKR yang ideal ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan hakikat kelas rangkap (PKR).
2. Mengetahui perlunya pembelajaran kelas rangkap (PKR).
3. Menjelaskan tujuan, fungsi, dan manfaat PKR.
4. Menjelaskan prinsip-prinsip yang mendasari PKR.
5. Menjelaskan gambaran PKR yang ideal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alasan Geografis
3
adanya ragam mata pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari
ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu dihutan, maka hal ini
dapat mendorong penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal
di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan
pendekatan yang tepat dan praktis.
3. Kekurangan Guru
5. Kehadiran Guru
4
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak
hanya karena alasan-alasan letak gegorafis, kekurangan murid, atau
kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana
meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi
perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan
tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaran; 1) Combined grades,
2) continuous progress, 3) mixed age/multiage grouping.
5
· Dengan model ini memungkinkan anak dapat belajar tentang aspek
sosial, pemahaman tentang diri dan orang lain, kepercayaan diri dan
konsep diri, partisipasi anak dalam kelompok, pada akhirnya dapat
meningkatkan hubungan sosial dan pertemanan.
Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat dikaji dari beberapa aspek berikut,
2. Ekonomis
3. Pedagogis
6
4. Keamanan
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar
mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai
tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan
dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan
murid hanya untuk mengisi kekosongan saja, maka bukan PKR yang
diharapkan.
7
2. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dangan berbagai cara agar
semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus
menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat bersamaan dan
kemudian mampu meyakinkan murid bahwaguru selalu berada bersama
mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan
tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.
8
harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar
tinggi.
· Kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan
Bu guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari
itu. Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan
secara mental siap menerima pelajaran hari itu.
9
· Adanya asas kooperatif-kompetitif, murid bersemangat mengerjakan
tugas, apalagi ketika guru menyanyakan siapa yang sudah selesai lebih
dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang
atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dan
sebagainya.
· Ada perhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat. Pada
yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan
guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid
yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk
mengambil gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran
yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
· Sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas,
guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari
lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi
lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab
murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.
10
· Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang
dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi
di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir
yang tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakn dengan
memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutan pun
mengalami keulitan. Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau
bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir
itu guru memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan
mengurutkan kembali tujuan instruksional uang ingin dicapainya
berdasarkan kelas.
Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya
secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru
mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu
memanfaatkan segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
11
· Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayon dan juga
sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat
tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk
mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku
anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di sekolah dan melalui
interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di
sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat.
Pendek kata, guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan
perubahan yang berguna bagian anak didik, orang tua dan masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disamping itu, ada sejumlah alasan lain, yaitu alasan yang lebih
memusatkan pada keuntungan dari pada kerugiannya. Antara lain, jika
dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian
murid. Dari aspek ekonomis, PKR lebih efisien. Dengan PKR pemerintah
dapat mendirikan sekolah-sekolah kecil dimana-mana, sehingga setiap anak
Indonesia berkesempatan untuk lulus dari SD.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Kelas Rangkap 2 Sks. Susilowati, dkk. 2009.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
http://ayietajima.blogspot.com/2013/11/gambaran-pkr-yang-ideal-dan
praktik_9.html
http://chaerulhatami.blogspot.com/2013/04/
materipembelajarankelasrangkap_7481.html
14