You are on page 1of 2

Pada wanita sebagai persiapan kehamilan tidak hanya fungsi reproduksi saja yang harus sehat, tetapi

juga diperlukan status gizi yang baik sebelum terjadinya kehamilan. Oleh karena itu fokus dalam
konseling asupan zat gizi pada masa prakonsepsi ini tidak hanya pada gizi mikro yang menunjang
kesehatan reproduksi tetapi juga gizi makro yang mendukung status gizi. Kekurangan nutrisi akan
berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Sedangkan kondisi kelebihan gizi pun akan berdampak
pula pada fungsi reproduksi. Pada penelitian ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadap
ovulasi infertil, fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur. Keadaan ini terjadi apabila
peningkatan berat badan disebabkan asupan gizi berlebihan. Kondisi kegemukan berkaitan dengan
proses perubahan androgen menjadi estrogen. Hipotalamus merangsang pningkatan sekresi hormon LH
serta terjadi hiperandrogenisme (Chabibah, 2016).

Chabibah, Nur. 2016. “Efektifitas Konseling Gizi Dalam Peningkatan Asupan Zat Gizi Wanita Yang
Merencanakan Kehamilan.” Journal Univesity Research Coloquium 1(1): 199–206.
Li, Kelei, Mark L. Wahlqvist, and Duo Li. 2016. “Nutrition, One-Carbon Metabolism and Neural Tube
Defects: A Review.” Nutrients 8(11): 1–13.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5133124/pdf/nutrients-08-00741.pdf.
ASUPAN ASAM FOLAT

Asupan harian 0,4 mg (setidaknya satu bulan sebelum pembuahan


hingga tiga bulan pertama pembuahan) asam folat direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit untuk wanita yang
tidak memiliki riwayat kehamilan yang terkena dampak NTD
sebelumnya; dosis ini dapat mencegah 50% NTDs . Sedangkan untuk
wanita yang pernah mengalami kehamilan yang terkena NTD
sebelumnya, dosis asam folat ditingkatkan menjadi 4 mg per hari
(setidaknya satu bulan sebelum kehamilan sampai tiga bulan pertama
kehamilan) (Li, Wahlqvist, and Li 2016).

Chabibah, Nur. 2016. “Efektifitas Konseling Gizi Dalam Peningkatan Asupan Zat Gizi Wanita Yang
Merencanakan Kehamilan.” Journal Univesity Research Coloquium 1(1): 199–206.
Li, Kelei, Mark L. Wahlqvist, and Duo Li. 2016. “Nutrition, One-Carbon Metabolism and Neural Tube
Defects: A Review.” Nutrients 8(11): 1–13.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5133124/pdf/nutrients-08-00741.pdf.

Selain itu, konsumsi alkohol, teh dan kopi, serta rendahnya asupan buah dan sayur juga dikaitkan
dengan peningkatan risiko NTD, dan harus dihindari oleh wanita usia subur (Li, Wahlqvist, and
Li 2016).
Skrining gen untuk wanita usia subur sebelum kehamilan dapat
membantu mencegah NTD yang disebabkan oleh alel risiko (Li,
Wahlqvist, and Li 2016).

Pada tahun 2015 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


merekomendasikan nilai ambang batas konsentrasi folat sel darah
merah ibu sebesar 906 nmol/L (400 ng/mL) untuk mencegah
NTD. Suplementasi asam folat adalah solusi untuk asupan makanan yang
tidak mencukupi folat. Asupan harian 0,4 mg (setidaknya satu bulan
sebelum pembuahan hingga tiga bulan pertama pembuahan) asam folat
direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
untuk wanita yang tidak memiliki riwayat kehamilan yang terkena
dampak NTD sebelumnya; dosis ini dapat mencegah 50%
NTDs. Sedangkan untuk wanita yang pernah mengalami kehamilan yang
terkena NTD sebelumnya, dosis asam folat ditingkatkan menjadi 4 mg
per hari (setidaknya satu bulan sebelum kehamilan sampai tiga bulan
pertama kehamilan) (Li, Wahlqvist, and Li 2016).

You might also like