You are on page 1of 28

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

“LUMPUR AKTIF”

Oleh :

1. TEGAR REGI SETIAWAN (19030014)


2. ADHI SURYA AMANDA (19030021)
3. ENDAH JOUSIYANDA PUTRI (19030023)

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022
MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
“LUMPUR AKTIF”

Oleh :

1. TEGAR REGI SETIAWAN (19030014)


2. ADHI SURYA AMANDA (19030021)
3. ENDAH JOUSIYANDA PUTRI (19030023)

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “LUMPUR AKTIF”.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Indramayu, Oktober 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB. I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................3

1.3 Tujuan .............................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................4

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................5

2.1 Limbah.............................................................................................5

2.2 Limbah Cair.....................................................................................5

2.3 Teknologi Pengolahan Limbah Cair................................................7

2.4 Air Limbah Domestik......................................................................10

2.5 Lumpur Aktif...................................................................................10

2.6 Sistem Lumpur Aktif Konvensional................................................13

2.7 Pengolahan Limbah Secara Biologis...............................................14

2.8 Proses Anarobik...............................................................................15

2.9 Proses Aerobik.................................................................................17

BAB III PENUTUP.........................................................................................20

iii
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran-Saran......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Sistem Lumpur Aktif Konvensional ....................................................13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang

berwujud cair. Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah cair memerlukan

pengolahan terlebih dahulu agar limbah tersebut sesuai dengan mutu yang

diijinkan dan tidak mencemari lingkungan. Pengolahan limbah bertujuan

untuk menghilangkan padatan tersuspensi, bahan terlarut serta untuk

memisahkan unsur hara atau nutrien (nitrogen dan fosfor) yang terdapat

dalam air limbah. Untuk mengolah limbah cair tersebut, terdapat tiga jenis

proses pengolahan yaitu proses secara fisik, biologi, dan kimia. Aplikasi

proses pengolahan limbah tersebut dapat dilakukan secara sendiri-sendiri

maupun dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan serta kekonomisan dalam

penggunaannya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengolahan

air limbah antara lain yaitu pengolahan menggunakan lumpur aktif dan

karbon aktif.

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi

kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari

kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan

di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air.

Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia

dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang

relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup

1
sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,

maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

Pencemaran air di banyak wilayah di Indonesia, penyebab

terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi

atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air

tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar,

yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin,

misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku atau penyebab dapat yang

disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sumber daya lain di

simping lahan juga diperlukan dalam jumlah yang meningkat. Hal ini

menghadapkan kita pada masalah penyusutan, kerusakan dan habisnya

sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini dikarenakan, kerusakan sumber

daya alam dan lingkungan yang terjadi selama ini berkaitan erat dengan

tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran yang kurang seimbang

dengan jumlah dan penyebaran sumber daya alam serta daya dukung

lingkungan yang ada. Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat

pertambahan penduduk ialah pencemaran lingkungan. Pencemaran itu

pertama-tama disebabkan oleh limbah rumah tangga, dan bersamaan dengan

meningkatnya kegiatan ekonomi juga terjadi pencemaran oleh industri dan

transportasi. Modernisasi yang didukung oleh industrialisasi dapat

diperkirakan akan memberi beban yang cukup berat terhadap lingkungan,

karena devisit sumber daya alam disertai pengotoran lingkungan.

2
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suat proses produksi,

baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah dikenal seagai

sampah yang keberadaannya sering tidak dikehendaki dan menggangu

lingkungan, karena sampah dipandang tidak memiliki nilai ekonomis.

Limbah Industri berasal dari kegiatan industri baik karena proses secara

langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan

industri adalah limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi,

dimana produk dan limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan, limbah

tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah proses

produksi.

Pada pengolahan limbah cair, salah satu bagian penting adalah

tahap pengolahan menggunakan mikroorganisme. Berdasarkan kondisinya,

pengolahan menggunakan mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu

pengolahan aerobik dan anaerobik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan limbah ?

2. Apa yang dimaksud dengan limbah cair ?

3. Apa yang dimaksud dengan Lumpur aktif ?

4. Bagaimana proses pengolahan limbah secara aerobik ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian limbah;

2. Memahami tentang limbah cair;

3
3. Menjelaskan tentang lumpur aktif;

4. mengetahui proses pengolahan limbah secara aerobik.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Pengolahan Limbah Industri;

2. Menambah pengetahuan mengenai limbah cair;

3. Memberikan pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup

pengolahan limbah secara aerobik;

4. Memberikan pemahaman tentang lumpur aktif.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi

baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah dikenal sebagai

sampah, yang keberadaannya sering tidak dikehendaki dan mengganggu

lingkungan, karena sampah dipandang tidak memiliki nilai ekonomis (Arief

Muhammad, 2020:23).

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan

tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai

nilai ekonomi (Edahwati Luluk, 2009:80).

2.2 Limbah Cair

Limbah cair adalah sisa hasil buangan proses produksi atau

aktivitas domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta

bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut

dalam air. Limbah cair dari pabrik atau industri merupakan faktor terbesar

yang sangat signifikan dalam mencemarkan lingkungan akuatik dan

sekaligus menurunkan kualitas air di lingkungan tersebut. Limbah cair dari

pabrik dalam proses pengeluaran sisa hasil produksi biasa disebut dengan

efluen. Efluen limbah cair pabrik yang dikeluarkan ke lingkungan sangat

5
menentukan dan mempengaruhi kualitas air. Oleh karena itu, efluen limbah

cair yang akan dibuang ke lingkungan akuatik seperti sungai misalnya,

harus sudah melalui proses pengolahan limbah. Seperti halnya pencemaran

udara, pencemaran air sangatlah kompleks. Dalam proses produksi sebuah

industri pada umumnya dipergunakan berbagai bahan material dengan

berbagai jenis dan bentuk. Limbah cair industri, pertanian, perkotaan dan

rumah tangga selain mengandung logam berat (Cd, Cu, Hg, Zn dll.), juga

mengandung berbagai macam senyawa organik, seperti dioxin, phenol,

benzene, PCB, dan DDT (Idaman Said N, 2005:290).

Sistem pengolahan limbah cair yang ada sekarang umumnya

mempergunakan cara kombinasi antara pemakaian chlorine serta sistem

kondensasi, sedimentasi, dan filtrasi, sedangkan untuk pengolahan limbah

organik banyak mempergunakan mikrobiologi, karbon aktif atau membran

filtrasi. Air limbah industri kalau tidak diolah terlebih dahulu akan

menimbulkan banyak masalah. Air sungai, danau, atau badan air lain akan

menurun jumlah oksigen terlarutnya, di samping meningkatnya jumlah

mikroorganisme tertentu. Secara umum kualitas air limbah industri berbeda

dengan air limbah rumah tangga. Kandungan organik dalam air limbah

rumah tangga sebagian besar bersifat biodegradable artinya bisa diurai

secara biologis. Sedangkan air limbah industri belum tentu, kecuali industri-

industri pemroses hasil pertanian dan industri peternakan. Sifat limbah

industri lain yang perlu memperoleh perhatian adalah pH, temperatur, dan

unsur-unsur yang bersifat toksik bagi mikroorganisme seperti logam berat.

6
Masuknya limbah cair ke dalam lingkungan akuatik dapat menyebabkan

pencemaran air, jika limbah tersebut tidak melalui proses pengolahan

limbah yang baik terlebih dahulu. Masuknya unsur asing ke dalam air

disebut kontaminasi. Pencemaran adalah kontaminasi yang mencapai

tingkat yang dapat mengganggu penggunaan air tersebut. Dengan demikian,

maka pencemaran air dapat didefinisikan yaitu masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam

air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukkannya. Untuk itu, setiap industri diwajibkan mengolah limbahnya

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, maupun

oleh pemerintah pusat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penurunan

kualitas dan keseimbangan ekosistem khususnya lingkungan biotik,

termasuk di dalamnya adalah manusia (Idaman Said N, 2005:290).

2.3 Teknologi Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan limbah cair bertujuan untuk menetralkan air dari bahan

bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegrable,

meminimalkan bakteri patogen, serta memperhatikan estetika dan

lingkungan (Arief Muhammad, 2020:89).

Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara

alami dan secara buatan.

2.3.1 Secara Alami

7
Pengolahan air limbah secara alami dapat dilakukan

dengan membuat kolam stabilisasi, air limbah diolah secara

alamiah untuk menetralisasi zat zat pencemar sebelum dialirkan ke

sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam

anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar

bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan

mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah,

cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang

berkembang (Arief Muhammad, 2020:89).

2.3.2 Secara Buatan

Pengolahan air limbah dengan buatan alat dilakukan pada

instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan

melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment, secondary

treatment, dan tertiary treatment (Arief Muhammad, 2020:90).

 Primary Treatment merupakan pengolahan pertama yang

bertujuan untuk memisahkan zat padat dan cair dengan

menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa

alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir

cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan

vacum filter (Arief Muhammad, 2020:90).

 Secondary Treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan

untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan

menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Sedangkan

8
pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi

kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor.

Penguraian bahan organik ini dilakukan oleh makhluk hidup

secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (Tanpa

oksigen). Secara aerobik penguraian bahan organik dilakukan

mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electron

acceptor dalam air limbah. Selain itu aktivitas aerobik ini

dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang

banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas

aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara

anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tampa

menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah

biogas, uap air, dan excess sludge (Arief Muhammad,

2020:90).

 Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua,

yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan

posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan

mikroorganisme patogen (Arief Muhammad, 2020:91).

Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami atau

secara buatan, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai cara

pengendalian, antara lain menggunakan teknologi pengolahan

limbah cair, teknologi proses produksi, daur ulang, resure,

9
recovery, dan juga penghematan bahan baku energi (Arief

Muhammad, 2020:91).

2.4 Air Limbah Domestik

Air limbah domestik mengadung bahan organik, deterjen, dan

partikel bahan anorganik, yang dapat diketahui dengan mengukur jumlah

oksigen yang dipakai oleh bakteri maupun proses kimiawi berdasarkan

BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen

Demand). Air limbah yang mengadung bahan pencemar apabila dibuang ke

saluran umum atau diresapkan ke dalam tanah akan menimbulkan

pencemaran lingkungan dan berpengaruh terhadap kesehatan. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sistem pengelolaan air limbah

untuk menurunkan kadar bahan pencemar (Casban, 2018:2).

2.5 Lumpur Aktif

Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan

mikroba tersuspensi. Proses pendegradasian pada dasarnya merupakan

pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2,

H2O, NH4, dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang

disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik.

Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan.

Kemampuan bakteri dalam membentuk flok menentukan keberhasilan

pengolahan limbah secara biologi, karena akan memudahkan pemisahan

10
partikel dan air limbah Lumpur aktif bertujuan untuk menghilangkan limbah

organik sederhana dan mudah urai, organik kompleks seperti warna, bau.

Proses ini juga mengilangkan logam berat. Sasaran dari penerapan teknologi

ini adalah air hasil pengolahan limbah tekstil tidak mencemari lingkungan.

(Nusanthary, 2012:455).

Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang

mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa

baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi

mekanik, sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki

penjernihan (Arief Muhammad, 2020:139).

Anna dan Malte (1997) menyatakan bahwa proses lumpur aktif

dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur

aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel

inorganik, dan polimer exoselular. Selama pengendapan flok, metrial yang

terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil, menempel pada permukaan

flok. Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan

flok akibat agregasi bakteri dan mekanismen adesi (Arief Muhammad,

2020:139).

Selanjutnya dinyatakan bahwa flokulasi dan sedimentasi flok

tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok serta material

ekopolimer dalam flok. Selain itu, tegangan permukaan larutan

mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular dari reaktor lumpur

anaerobik (Arief Muhammad, 2020:139).

11
Akumulasi besi dapat berasal dari influent air limbah atau melalui

penambahan FeSO yang digunakan untuk menghilangkan fosfor. Jumlah

besi dalam lumpur aktif akan berkurang setelah memasuki kondisi

anaerobik dan bisa beasosiasi dengan adanya aktifitas bakteri heterotrofik.

Berkurangnya fosfor dalam lumpur aktif dapat menyebabkan fosfor lepas

kedalam air. Jika ini terjadi, maka berpotensi terjadinya eutrofikasi pada

perairan (Arief Muhammad, 2020:139).

Secara umum, pengolahan lumpur aktif terdiri dari 3 (tiga)

komponen penting yakni reaktor pertumbuhan mikroorganisme dengan

penambahan proses aerasi di dalamnya, unit pemisahan padatan dan cairan

atau sedimentasi kedua (secondary sedimentation) yang berfungsi untuk

memisahkan bioflok dan air, dan sistem resirkulasi lumpur yang bersumber

dari unit pengendapan kedua (secondary sedimentation). Dalam proses

pengolahan lumpur aktif, terdapat tiga jenis aliran reaktor yakni plug

flow, complete mix, dan arbitrary. Pada reaktor plug flow partikel

melewati tangki dan habis dalam jumlah yang sama ketika mereka masuk.

Tipe aliran ini dicapai ketika berada di cekungan panjang dan sempit. Pada

reaktor complete mix, partikel yang masuk tersebar ke kolam secara cepat.

Aliran complete mix dicapai ketika bentuk kolam lingkaran dan persegi.

Reaktor aliran arbitraty menunjukkan pencampuran parsial antara plug flow

dan complete mix di suatu tempat (Hartoyo Sri 2018:62).

12
2.6 Sistem Lumpur Aktif Konvensional

Proses lumpur aktif konvensional dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Sistem Lumpur Aktif Konvensional

Tangki aerasi, Oksidasi material organik dilakukan dalam tangki

ini. Effluent pertama masuk dan tercampur dengan lumpur aktif balik

(Return Activated Sludge = RAS) atau disingkat LAB, dan membentuk

lumpur campuran (mixed liqour) yang mengandung padatan tersuspensi

sekitar 1500-2500 mg/l. Aerasi dilakukan secara mekanik. Karakteristik dari

proses lumpur aktif adalah adanya daur ulang biomassa. Keadaan itu

membuat waktu tinggal rata rata sel (biomassa) menjadi lebih lama

dibanding waktu tinggal hidrauliknya. Keadaan tersebut membuat sejumlah

besar mikroorganisme mengoksidasi senyawa organik dalam waktu yang

singkat. Waktu tinggal dalam tangki aerasi berkisar 4-8 jam (Arief

Muhammad, 2020:140).

Tangki sedimentasi, tangki ini digunakan untuk sedimentasi flok

mikroba (lumpur) yang dihasilkan selama fase oksidasi dalam tangki aerasi

seperti disebutkan diawal bahwa sebagian dari lumpur dalam tangki

13
penjernih di daur ulang kembali dalam bentuk LAB kedalam tangki aerasi

dan sisanya dibuang untuk menjaga rasio yang tepat antara makanan dan

mikroorganisme (F/M Ratio) (Arief Muhammad, 2020:140).

Parameter, parameter yang umum digunakan dalam lumpur aktif

adalah sebagai berikut:

 Mixed-liqour suspended solids (MLSS). Isi tangki aerasi dalam sistem

lumpur aktif disebut sebagai mixed liqour yang diterjemahkan sebagai

lumpur campuran. MLSS adalah jumlah total dari padatan tersuspensi

yang berupa material organik dan mineral, termasuk didalamnya adalah

mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan cara menyaring lumpur

campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter dikeringkan pada

temperatur 105oC, dan berat padatan dalam contoh ditimbang (Arief

Muhammad, 2020:141).

 Mixed-liquor volatile suspended solids (MLVSS). Porsi material organik

pada MLSS diwakili oleh MLVSS, yang berisi material organik bukan

mikroba, mikroba hidup dan mati, dan hancurkan sel. MLVSS diukur

dengan memanaskan terus sampai filter yang telah kering pada 600-

650oC, dan nilainya mendekati 65-75% dari MLSS (Arief Muhammad,

2020:141).

 Food-to-microorganism ratio (F/M Ratio). Parameter ini merupakan

indikasi beban organik yang masuk kedalam sistem lumpur aktif dan

diwakili nilainya dalam kilogram BOD/kilogram MLSS/hari (Arief

Muhammad, 2020:141).

14
2.7 Pengolahan Limbah Secara Biologis

Air limbah dapat terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar

yang melampaui penetapan nilai. Kemungkinan di dalamnya terdapat

minyak dan lemak, bahan anorganik seperti besi, alumunium, nikel,

plumbum, barium, fenol, dan lain lain sehingga perlu kombinasi dari

beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan

metode aerasi. Metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengendapan

suspensi solid (Arief Muhammad, 2020:128).

Perlakuan terhadap limbah dengan metode tertiary treatment

adalah menggunakan organisme perombak limbah. Metode ini seing juga

disebut metode biologi yaitu memanfaatkan kehidupan bakteri dalam

merombak limbah (Arief Muhammad, 2020:128).

2.8 Proses Anaerobik

Secara harfiah, anaerobik berarti “tanpa udara” dimana “udara”

biasanya berarti oksigen. Kata yang berlawanan denganny adalah aerobik.

Dalam pengolahan limbah, tidak adanya oksigen dinamakan anoxic;

sedangkan anaerobik digunakan untuk mengindikasikan tidak adanya

akseptor elektron (nitrat, sulfat atau oksigen) (Arief Muhammad,

2020:131).

Proses anaerobik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,

yaitu:

15
 Kelebihan

- Sesuai untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi BOD lebih

tinggi dan untuk kapasitas menengah sampai besar,

- Menghasilkan biogas (70-90% CH4),

- Tidak membutuhkan energi untuk oksidasi,

- Membutuhkan area lebih kecil.

 Kekurangan

- Temperatur air limbah harus dijaga sekitar 20-35oC,

- Setelah diolah dalam sistem anaerobik effluen perlu diolah lagi

secaea aerob sebelum dibuang ke badan penerima untuk

mereduksi parameter NH4,

- Tidak sesuai untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi nitrat

atau sulfat tinggi,

- Pengoprasian cukup rumit karena sangat tergantung pada

temperatur dan pH air limbah.

Suatu metabolisme tanpa menggunakan oksigen yang dilakukan

oleh bakteri anaerobik. Pengolahan air limbah secara anaerobik digunakan

untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang sangat tinggi. Tujuan

utamanya untuk mengurai kandungan bahan pencemar terutama senyawa

organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Proses

16
anaerobik memiliki keuntungan antara lain derajat stabilitas yang tinggi,

produk lumpur buangan biologis rendah, kebutuhan nutrien rendah, dan

dihasilkannya gas metan yang dapat digunkan sebagai sumber energi

(Casban, 2018:3).

2.9 Proses Aerobik

Penghapusan polutan organik oleh bakteri yang memerlukan

oksigen untuk bekerja dengan memanfaatkan kehadiran secara buatan dari

kelompok mikroba yang melekat pada media yang dipakai (Casban, 2018:3

).

Istilah aerobik dalam proses penanganan biologis adalah proses

dimana terdapat oksigen terlarut (memerlukan oksigen). Oksidasi bahan

organik dengan menggunakan molekul oksigen sebagai aseptor elektron

terakir merupakan proses utama yang menghasilkan energi kimia untuk

mikroorganisme. Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor

elektron terakir adalah mikroorganisme aerobik (Arief Muhammad,

2020:137).

Bakteri memiliki peran penting dalam biodegradasi limbah minyak,

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri berdampak pada

keberhasilan proses biodegradasi. Bakteri yang berkembang dalam

lingkungan yang kaya oksigen bekerja untuk mencerna air limbah, selama

proses pembiakan dilakukan pemberian oksigen secara terus menerus agar

proses oksidasi biologi oleh mikroba dapat berjalan dengan baik.

17
Proses aerobik dapat dilakukan dengan 2 mekanisme dasar, yaitu:

 Proses pembuatan suspensi, Suspensi terbentuk karena adanya interaksi

antara mikroorganisme dengan limbah, sehingga membentuk gumpalan

menjadi massa flokulan yang mampu bergerak sesuai dengan arah aliran

limbah. Pengadukan (agitasi) campuran limbah dengan mikroorganisme

membentuk mikroba tetap berada dalam tersuspensi (Arief Muhammad,

2020:138).

 Proses pelekatan suspensi, Proses pelekatan suspensi adalah proses

peningkatan mikroorganisme. Hal ini dapat berupa batu-batuan, pasir,

lembaran platrik dan bijian plastik. Perbedaan kedua proses tersebut

tergantung dari jenis padatan yang terkandung dalam limbah. Proses

pembentukan suspensi digunakan pada pengolahan limbah yang dominan

mengandung senyawa tersuspensi, sedangkan proses pelekatan suspensi

dipergunakan pada pengolahan limbah yang mengandung senyawa

terlarut (Arief Muhammad, 2020:138).

Proses aerobik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,

yaitu:

 Kelebihan

- Sudah dikenal dan banyak digunakan. Pada umumnya digunakan

untuk kapasitas kecil sampai besar,

- Diterapkan dalam pengolahan air limbah dengan konsentrasi

BOD dan COD rendah pada temperatur 5-30oC,

- Mampu menanggulangi “Loading Fluctuation”,

18
- Effluen dapat langsung dibuang ke badan penerima (misalnya

sungai).

 Kekurangan

- Membutuhkan area yang lebih luas,

- Pemakaian energi lebih tinggi dengan adanya aerator,

- Lumpur yang dihasilkan banyak.

BAB III
PENUTUP

19
3.1 Kesimpulan

Limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik

industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah dapat berupa sampah, air

kakus , dan air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya.

Limbah cair dalam proses pengeluaran sisa hasil produksi biasa

disebut dengan efluen. Efluen limbah cair pabrik yang dikeluarkan ke

lingkungan sangat menentukan dan mempengaruhi kualitas air. Limbah cair

industri, pertanian, perkotaan dan rumah tangga selain mengandung logam

berat (Cd, Cu, Hg, Zn dll.), juga mengandung berbagai macam senyawa

organik, seperti dioxin, phenol, benzene, PCB, dan DDT.

Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan

mikroba tersuspensi. Proses pendegradasian pada dasarnya merupakan

pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2,

H2O, NH4, dan sel biomassa baru.

3.2 Saran

Saran kami adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian

alam dan menjaganya dengan baik, seperti halnya dalam limbah, seharusnya

kita sebagai manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha dan

pemilik industri mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum

membuangnya kelingkungan agar lingkungan sekitar tidak tercemar oleh

limbah-limbah yang dihasilkan dari pabrik. karena limbah merupakan bahan

20
pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika

tidak dikelola dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Casban, dan Ariya Purnamasari Dewi. 2018. “Analisis Efektivitas Teknologi Proses
Biologis Anaerob-Aerob Dengan Menggunakan Moving Bed System Contact
Media Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Di Perkantoran.” STR-004 17.
Hartoyo Sri. 2018. Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). B. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum
Perumahan Rakyat.
Idaman Said N, dan Firly. 2005. Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap
Menggunakan Media Biofilter Sarang Tawon Untuk Pengolahan Air Limbah
Rumah Potong Ayam. Vol. 1. JAKARTA.
Luluk  Edahwati, dan Suprihatin. 2009. “Kombinasi Proses Aerasi, Adsopsi, Dan
Filtrasi Pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan.” Jurnal IlmiahTeknik
Lingkungan 1(2).
Muhammad Arief Latar. 2020. Pengolahan Limbah Industri. CV Andi offset.
Yogyakarta
Nusanthary, Rosida Colby, dan Herry Santosa. 2012. “Pengolahan Air Limbah
Rumah Tangga Secara Biologis Dengan Media Lumpur Aktif.” Jurnal
Teknologi Kimia Dan Industri 1(1).

You might also like