You are on page 1of 14

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia dasar yang berjudul “Pembuatan


Larutan” disusun oleh:
anggota kelompok/NIM : 1. Ahmad Wahyu Hidayat / 220105501008

2. Radiah Arfah / 220105500006

3. Siti Nur Azizah / 220105502010

4. ST. Rahayu R / 220105500018

5. Ulil Asmi M / 220105501026

kelompok : III (Tiga)

kelas : Pendidikan Kimia B

telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten. Maka
dinyatakan diterima.

Makassar, November 2022


Kordinator Asisten, Asisten,

Wahyudi Rahmat Winni Wiranda


NIM. 1913041022 NIM. 1913141013

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dra.Hj.Sumiati Side, M.Si


NIP. 19610923 198503 2002
A. JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Larutan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk:
1. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu saterlardari
kristalnya.
2. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut
dari larutan yang lebih besar konsentrasinya.

C. LANDASAN TEORI
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut,paling
umum digunakan sebagai pelarut adalah air,zat terlarut sendiri bisa berbentuk padat
maupun cair. Adapun untuk menyatakan banyaknya zat yang terlarut dan
pelarut,dikenal dengan konsentrasi yang mencerminkan banyaknya kandungan zat
terlarut dalam pelarutnya. Pembuatan larutan adalah suatu hal mempelajari cara
membuat larutan dari bahan Cair atau padat dengan memperhatikan konsentrasi
tertentu (Nugroho dan Rahayu, 2018:42).
Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen terdiri dari minimal 2
penyusun/komponen. Distribusi konsentrasi larutan pada setiap bagian adalah
sama. Larutan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang sama pada semua
bagiannya. Larutan yang tersusun paling sederhana dari 2 komponen saja dan
dinamakan larutan lebiner. Larutan yang terdiri atas tiga komponen disebut larutan
terner dan larutan yang tersusun dari 4 komponen penyusun larutan ini disebut
larutan quartener (Buwono,dkk. 2020:60).
Larutan dapat dibuat dari zat yang berfase cair maupun padat. Apabila
dibuat dari zat yang berfase cair maka disebut dengan pengenceran, sedangkan
apabila zat asalnya berfase padat maka prosesnya disebut pelarutan. Pada
pembuatan larutan melalui pengenceran, konsentrasi (molaritas) dan volume
larutan yang akan dibuat ditentukan terlebih dahulu. Konsentrasi larutan/stok juga
harus diketahui (Alauhdin, 2020:91).
Secara teoritis semakin besar nilai konsentrasi larutan maka energi yang
digunakan larutan untuk mencapai kenaikan suhu yang ditentukan juga akan
semakin kecil sehingga waktu yang diperlukan larutan untuk mencapai suhu
tertentu akan semakin kecil. Ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi
larutan dan waktu larutan mengalami kenaikan suhu yaitu, semakin banyak jenis
zat terlarut dicampurkan semakin cepat waktu larutan tersebut mencapai kenaikan
suhu (Putri C, 2017:151-152).
Menurut Burwono ,dkk (2020:60), untuk membedakan pengertian antara zat
terlarut dan pelarutnya digunakan sebagai berikut:
a. Zat dengan bentuk yang sama dengan akhir larutan umumnya berperan
sebagai pelarut, sedangkan zat yang mengalami perubahan fasa (Secara
fisik) berperan sebagai zat terlarut.
b. Jika fasa/bentuk komponen-komponennya sama maka zat yang jumlahnya
paling banyak berperan sebagai pelarut, dan zat lain sebagai terlarut.
Menurut Nugroho dan Rahayu (2018:42), untuk menyatakan kepekaan atau
komponen konsentrasi suatu larutan, terdapat satuan yang digunakan adalah
diantaranya Molaritas (M),Molalitas (m),persen berat, atau sebagainya. Ada
beberapa cara yang menyatakan konsentrasi larutan, sebagai berikut:
1. Molaritas (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan.
Rumusnya adalah:
gr zat terlarut 1000
𝑀𝑀 = ×
Mr mL Larutan

2. Molalitas (m) menyatakan satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol


zat yang terdapat dalam 1000 g pelarut satuan mol.
gr zat terlarut 1000
m= Mr
×
mL Pelarut

Proses pelarutan pertama ditentukan massa molar atau BM zat yang akan
dilarutkan dan beberapa konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Selanjutnya massa zat (m) yang diperlukan dapat dihitung dengan
mempertimbangkan kemurniannya.

m = BM.C.V
C dan V berturut-turut adalah konsentrasi dan suatu volume larutan yang akan
dibuat (Alauhdin, 2020:92).

Sistem konsentrasi menyatakan perbandingan atau jumlah zat terlarut dalam


suatu system tertentu. Sistem konsentrasi dalam jumlah besar menggunakan satuan
persentase baik persen volume, persen berat, maupun persen mol. Dalam
konsentrasi yang lebih rendah, konsentrasi dinyatakan dalam molaritas dan
Normalitas. Sedangkan dalam konsentrasi yang sangat rendah, konsentrasi
dinyatakan dalam bagian persejuta ( Buwono,dkk. 2020: 62).
Persen berat (⁒b/b), persen volume (⁒v/v), dan persen berat volume (⁒b/v)
merupakan zat terlarut per 100 satuan sampel. Persen volume adalah volume zat
terlarut (mL) dalam 100 Ml, sedangkan persen berat-volume adalah massa zat
terlarut (gram)dalam 100 g larutan. Misalnya, suatu larutan yang memiliki
konsentrasi 25⁒ b/v artinya larutan tersebut mengandung 25g terlarut dalam 100ml
larutan (Alauhdin. 2020: 89)
Secara umum zat terlarut akan menguap terlebih dahulu dari pada pelarut,
dan dapat juga terjadi sebaliknya dimana pelarut akan menguap terlebih dahulu
daripada zat terlarut. Sifat larutan yang demikian disebut sebagai sifat koligatif
larutan. Sifat ini akan berdampak pada penurunan tekanan uap, penurunan titik
beku, kenaikan titik didih,dan tekanan osmotik larutan (Sartika, 2018:164).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
No. Nama Alat Jumlah Fungsi dalam Percobaan
1. Neraca 1 buah Naoh mengukur masa
padatan NaOH
2. Labu takar 3 buah Tempat untuk menyimpan
dan mengocok larutan NaOH
dan HCl.
3. Gelas Kimia 100 mL 1 buah Wadah untuk menimbang
dan menyimpan padatan
NaOH
4. Batang Pengaduk 1 buah Untuk Mengaduk padatan
NaOH agar larut dalam
aquades
5. Labu Semprot 1 buah Untuk menyimpan aquades
6. Pipet ukur 10 mL 1 buah Alat untuk mengukur
volume larutan HCl
7. Corong biasa 1 buah Untuk memindahkan larutan
ke labu tukar 50 mL
8. Pipet tetes 1 buah Memindahkan larutan dalam
jumlah yang kecil
9. Ball Pipet 1 buah Untuk menyedot larutan dan
memindahkan larutan
10. Spatula 1 buah Untuk mengambil padatan
NaOH
11. Lap halus 1 buah Untuk mengeringkan alat
yang telah dicuci
12. Lap Kasar 1 buah Digunakan sebagai alas
untuk alat yang telah dicuci

2. Bahan
No. Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah (mg/mL)

1. Natrium Hidroksida NaOH 4000 mg

2. Asam Klorida HCl 46,6 mL

3. Aquades H2O 63,4 mL

4. Label C6H10O5 4 buah

5. Tissue C6H10O5 4 buah

E. Prosedur Kerja
1. Larutan NaOH 2 M dari Kristal NaOH.
a. Massa NaOH yang akan dipakai dihitung untuk dibuat 50 mL larutan
NaOH 2 M.
b. Padatan NaOH ditimbang sebanyak yang telah dihitung pada gelas
kimia 50 mL (terlebih dahulu gelas kimia kosong ditimbang).
c. Larutan NaOH yang telah ditimbang ditambahkan sedikit aquades.
d. Campuran diaduk hingga rata di dalam gelas kimia 50 mL.
e. Larutan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL.
f. Gelas kimia yang digunakan dibilas dengan aquades dan air pembilasan
dimasukkan ke dalam labu takar.
g. Aquades ditambahkan menggunkan labu semprot sebelum tanda batas.
h. Dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setetes demi setetes
sampai berimpit dengan tanda batas.
i. Larutan dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar.
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari larutan HCl 6 M.
a. Volume HCl 6 M yang akan digunakan dihitung untuk dibuat 50 mL
larutan HCl 2M.
b. Volume HCl diukur sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
c. Aquades ditambahkan menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
d. Dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setetes demi setetes
sampai berimpit dengan tanda batas.
e. Larutan dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar.
f. Volume HCl yang akan digunakan dihitung untuk dibuat 50 mL larutan
HCl 1 M.
g. Volume HCl diukur sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
h. Aquades ditambahkan menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
i. Dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setets demi setetes
samapai berimpit dengan tanda batas.
j. Larutan dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar.
k. Volume HCl yang akan digunakan dihitung untuk dibuat 50 mL larutan
HCl 0,1 M.
l. Volume HCl diukur sebanyak yang telah dihitung dengan menggunakan
pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.
m. Aquades ditambahkan menggunakan labu semprot sebelum tanda batas.
n. Dengan menggunakan pipet tetes ditambahkan setets demi setetes
samapai berimpit dengan tanda batas.
o. Larutan dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH.
No. Percobaan Hasil

1. Menimbang padatan NaOH dan gelas 41,01 gram


Kimia kosong
2. Melarutkan padatan NaOH Terjadi reaksi Eksotern
Larutan menjadi hangat
3. Larutan dimasukkan kedalam Labu
Takar dan berwarna bening

4. Limbah Larutan disimpan ke Tetap berwarna bening


penampungan limbah Larutan

2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M dam 0,1 M dari larutan HCl 6 M

No. Percobaan Hasil

1. a.Menakar volume untuk HCl 2M 16,6 mL


b.Menambahkan Aquades (H2O) 34,4 mL
2. a.Menakar Volume HCl 1M 25 mL
b.Menambahkan Aquades (H2O) 25 mL
3. a.Menakar Volume untuk HCl 0,1 M 5 mL
b.Menambahkan Aquades (H2O) 45 L

G. ANALISIS DATA
1. Massa NaOH yang digunakan untuk membuat 50 ml larutan NaOH 2 M.
Dik : M NaOH =2M
Mr NaOH = 40
V larutan = 50 ml
Dit : Massa NaOH .....?
Penyelesaian :
gram 1000
M= x
Mr V
gram 1000ml
2M= x
40 50ml
gram
2M= x20ml
40
20
2M= x gram
40
1
2 M = x gram
2
4 = gram
Massa NaOH = 4 gram
2. Volume HCl yg digunakan untuk membuat 50 ml larutan HCl 2 M, 1 M,
0,1 M.
a. HCl 6 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 2 M.
Dik : M1 = 6 M
M2 = 2 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian:
M1 . V1 = M2 . V2
6 M. V1 = 2 M. 50 mL
100 M mL
V1 =
6M
= 16,7 mL
b. HCl 2 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 1 M.
Dik : M1 = 2 M
M2 = 1 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
2 M. V1 = 1 M. 50 mL
50 M mL
V1 =
2M
= 25 mL
c. HCl 1 M yang akan digunakan untuk membuat 50 ml HCl 0,1 M.
Dik : M1 = 1 M
M2 = 0,1 M
V2 = 50 ml
Dit : V1 …….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M. V1 = 0,1 M. 50 mL
5 M mL
V1 =
1M
= 5 mL

H. PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat, yang jumlah
zatnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak atau lebih besar disebut zat pelarut (Sumardjo,2009:489). Tujuan dari
percobaan ini yaitu pembuatan larutan dari kristalnya dan larutan yang memiliki
konsentrasi yang lebih besar sesuai dengan kemolaran zat tertentu menggunakan
prinsip-prinsip yang sesuai.
Percobaan ini yaitu dilakukan perlakuan pada pembuatan larutan NaOH 2
M dari kristalnya dan pembuatan HCl 1 M, 2 M, dan 0,1 M volume 50 ml dari
larutan 6 M.
1. Pembuatan larutan NaOH 2 M dari kristalnya (NaOH padat)
Prinsip dasar pembuatan larutan adalah melarutkan padatan suatu zat
tertentu pada perbandingan antara massa dan volume yang tepat. Prinsip kerja
pembuatan larutan adalah perhitungan, penimbangan, pelarutan, dan pengocokkan.
Pada pembuatan larutan NaOH 2 M dari Kristal (zat padat) NaOH terlebih dahulu
kita menghitung massa dari padatan NaOH dengan menggunakan rumus
pembuatan larutanyang akan diambil untu k membuat 50 ml larutan
NaOH.Menghitung massa NaOH yang akan digunakan yaitu menggunakan rumus
𝑔𝑔𝑔𝑔 1000 𝑚𝑚𝑚𝑚
Molaritas, Persamaannya yaitu:. 𝑀𝑀 = 𝑥𝑥 sehingga akan diperoleh massa
𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑉𝑉

NaOH sebesar 4 gram.


Kristal NaOH berfungsi sebagai zat terlarut dan aquades sebagai zat pelarut.
Aquades dimasukkan dalam gelas kimia kemudian dilarutkan dengan cara diaduk
menggunakan batang pengaduk. Fungsi dari aquades yaitu untuk melarutkan
senyawa NaOH, pada saat proses pengadukan gelas kimia menjadi panas saat
dipegang, karena NaOH dan molekul air membentuk sebuah molekul atau proses
dari pembentukan senyawa hidrat dalam bentuk ion. Proses ini bersifat melepas
kalor ke sistem yang biasa disebut reaksi Eksoterm (Aryni,N,. 2020: 9).
Setelah larut, larutan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml. Gelas kimia yang
digunakan tadi dibilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu takar.Setelah
itu ditambahkan aquades kedalam labu takar menggunakan labu semprot
menghampiri tanda batas yaitu miniskus bawah air berhimpit dengan tanda batas.
Dengan menggunakan pipet tetes sedikit demi sedikit dimasukkan aquades hingga
berhimpit dengan tanda batas kemudian larutan dikocok agar larut dan tercampur.
Adapun reaksi yang terjadi pada larutan yaitu :

NaOH(s) → Na+(aq) + OH-(aq) + H2O(aq)

(Natrium hidroksida) (Ion Natrium) (Ion Hidroksida) (Air)

Gambar 1.1 Hasil Akhir pembuatan Larutan NaOH 2M dari kistalnya (zat padat)
2. Pembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, 0,1 M dari HCl 6 M.
Percobaan ini memiliki prinsip pembuatan larutan dengan kemolaran
tertentu zat tertentu dari larutan yang lebih besar konsentrasinya yaitu dengan
pengenceran sejumlah volume tertentu larutan induk.Larutan induk adalah larutan
yang lebih besar konsentrasinya. Pengenceran yaitu proses untuk menyiapkan
larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat. Proses pengenceran
didasarkan pada penambahan sebuah zat pelarut dan zat terlarut.
Prinsip dasar pengenceran adalah pembuatan larutan konsentrasi rendah
dari larutan yang konsentrasinya tinggi. Prinsip kerja pengenceran adalah
penentuan volume,pemipetan dan pengocokkan. Percobaan kedua yang telah
dilakukan yaitu membuat larutan HCl dari larutan HCl yang memiliki konsentrasi
lebih pekat atau tinggi dengan cara pengenceran. HCl berfungsi sebagai zat yang
akan diencerkan dengan menggunakan aquades.
Kegiatan percobaan iniyaitupembuatan larutan HCl 2 M, 1 M, dan 0,1 M
dari larutan HCl diencerkan sebanyak tiga kali pengenceran dari larutan HCl 6 M.
Kegiatan pertama yaitu untuk membuat larutan HCl 2 M, konsentrasi HCl dari
larutan HCl 6 M, kedua yaitu untuk membuat larutan HCl 1 M, maka konsentrasi
HCl dari larutan HCl 2 M, dan yang ketiga yaitu untuk membuat larutan HCl 0.1
M dari larutan HCl 1 M. Volume HCl ini diperoleh dengan rumus pengenceran.
Persamaan untuk pengenceran dapat dituliskan sebagai berikut:
Mawal . Vawal = Makhir . Vakhir
dimana M1 > M2 dan V1 <V2.
Larutan HCl diukur dengan menggunakan pipet ukur agar volumenya sesuai
dengan volume yang telah dihitung dan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml
.Aquades ditambahkan dengan menggunakan labu semprot sebelum tanda batas
kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pipet tetes sampai volume HCl
berhimpit dengan tanda batas. Larutan HCl dalam labu takar 50 ml dikocok agar
larutan tercampur sempurna. Adapun reaksi kimia yang terjadi apabila larutan HCl
dilarutkan dalam air yaitu :
HCl + H2O → H3O+(aq) + Cl-(aq)
(Asam Klorida) (Air) (Ion Hidronium) (Ion Klorida)
Gambar 2.1 Hasil Gambar 2.2 Hasil Gambar 2.3 Hasil
pembuatan Larutan pembuatan Larutan pembuatan Larutan
HCl 2 M dari HCl 6 M HCl 1 M dari HCl 2 M HCl 0,1 M dari HCl 1 M

Peralatan pengukur volume larutan ada yang tertera dengan teliti dan ada
yang tidak perlu diterah dengan teliti. Peneraan yang sangat teliti dilakukan
terhadap alat ukur seperti pipet volumetri, pipet mohar, labu ukur dan Buret.
Pengukuran dengan alat tersebut akan mempengaruhi hasil kuantitatif cara
penggunaan pemeliharaan dan pembacaan meniskus sangat penting sebelum
digunakan alat tersebut harus bersih dibilas dengan larutan yang akan diukur yang
harus digunakan dengan cara benar, setelah digunakan harus dicuci agar larutan
tidak menempel pada dinding kaca pembacaan meniskus pada Buret harus sejajar
mata untuk larutan yang tidak berwarna atau transparan dibaca meniskus bawahnya
sedangkan untuk larutan berwarna dibaca meniskus atasnya (Khairi, A.,2019: 07)

I. KESIMPULAN
1. Pembuatan Larutan NaOH dari kristalnya (zat padat)
Pembuatan larutan NaOH 2 M dari padatan atau kristal NaOH dilakukan
dengan penambahan aquades dalam jumlah tertentu hingga menghasilkan larutan
bening dengan menggunakanprinsip penimbangan dan pelarutan. Pada pembuatan
larutan dari kristalnya terjadi reksi eksoterm yaitu reaksi pelepasan energi panas
dari sistem ke lingkungan yang ditandai dengan larutan yang terasa
panas.Berdasarkan hasil dari perhitungan massa yang akan digunakan sebanyak 4
gram NaOH zat padat
2. Pembuatan HCl dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 2 M, 1 M, 0,1 M
dari larutan HCl 6 M
Pembuatan HCl dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 2 M, 1 M, 0,1 M
dari larutan HCl 6 M dengan menggunakan prinsip-prinsip pembuatan larutan
dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya
yaitu dengan pengenceran sejumlah tertentu volume larutan induk.

J. SARAN
Saran untuk unit 2 Pembuatan larutan,Khusu Khususnya untuk praktikan
agar tidak hanya kuat dalam teori unit ini,tapi juga di perkuat dalam hal perlakuan
kepada alat dan bahan.
DAFTAR PUSTAKA

Alauhdin,M. 2020 . Kimia Analitik Dasar. Semarang : UNNES Press

Burwono,H.P.Dwi N. Gofur D.A. 2020. Kimia Teknik untuk Teknisi Pesawat


Udara. Yogyakarta : CV Budi Utama

Nugroho E.D dan Rahayu D.A. 2018.Penuntun Praktikum Bioteknologi.


Yogyakarta. CV Budi Utama

Putri,L.A.,Trapsilo P.,Bambang S. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap


Laju Kenaikan Suhu Larutan

Sartika, R.P. 2018. Peranan Model siklus Belajar 5E Dalam Meningkat kan
Pemahaman Konsep Sifat Koligatif Larutan. Jurnal Kimia Dan
Pendidikan : Vol 3 ( 2)

You might also like