You are on page 1of 12

Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal.

107-118

PENGARUH PERDAGANGAN ONLINE


TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT KOTA SEMARANG
Farid Ahmadi, Sunyoto, Anindya Ardiansari
Universitas Negeri Semarang
Corresponding Email : farid@mail.unnes.ac.id

Abstrack
The rapid development of information technology including internet bringsgreat impacts
in many aspects such as business and sales. Many companies andindividuals use internet as
amedia for their sales and business. This will affectsocienty’s behavior in shopping to fulfill
theirneeds. This study was aimed to identify the profile of Semarang’s society who are involved in
e-commerce andfigure out the effects of e-commerce towards the Semarang’s people
behavior.This study is a descriptive research with people in Semarang as thepopulation.
Thesamples were determined by using purposive method samplingnamely judgement sampling
and quota sampling. The data were gathered throughquestionnaires and interviews. Thus,
thedata collected were analyzed descriptive-quantitatively and descriptive-qualitatively.The
studyshowed that 70% of Semarang people has done transactionsonline, and were dominated
bywomen (58%). They are mostly high schooleducated (60%) under the age of 30 years old.
Based on the type of the productsbought, people mostly bought goods (90%) specifically,fashion
clothes (63%)and electronics (24%). E-commerce sites that are used to shop online were
variedacross various sites (8 sites). Most of all, Shoope (25%) and company websites(21%) were
the most two used sites for doing e-commerce. In addition, people inSemarangstill rarely to
conduct online transactions with safety factor (42%), Considered as being less secure, as their
main reason.

Key words: e-commerce, society behaviour, effects

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat termasuk internet ternyata
membawa dampak yang besar bagi segala aspek, termasuk dalam dunia bisnis dan pemasaran.
Saat ini sudah sangat perusahaan atau perorangan yang memanfaatkan internet sebagai media
pemasaran dan bisnis. Hal ini tentu saja akan berdampak pada perilaku masyarakat dalam
berbelanja guna memenuhi kebutuhan barang maupun jasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi profil masyarakat kota Semarang yang terlibat dalam perdagangan online dan
bagaimana dampak perdagangan online terhadap perilaku masyarakat kota
Semarang.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan populasi masyarakat kota
Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu judgement sampling dan quota sampling. Data dikumpulkan dengan teknik
angket dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif-kuantitatif dan
deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) masyarakat
kota Semarang pernah melakukan transaksi secara online, dan didominasi oleh perempuan
(58%). Mereka kebanyakan berpendidikan SMA (60%) dengan usia di bawah 30 tahun.
Berdasarkan jenis produknya, sebagian besar adalah kelompok barang (90%), terutama
pakaian/fashion (63%) dan elektronik sebesar 24%. Media/situs online shop yang sering
dilakukan untuk bertransaksi cukup bervariasi dan menyebar diberbagai media/situs (8 media),
namun terbanyak adalah melalui media Shoope (25%) dan website (21%). Masyarakat kota
Semarang masih termasuk jarang melakukan transaksi secara online, dengan alasan utama
factor keamanan (42%) yang dianggap kurang terjamin.

Kata kunci : perdagangan online, perilaku masyarakat, dampak


Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

Pendahuluan 42,6 persen penduduk Indonesia akan


Seiring perkembangan zaman mengakses media sosial. Saat ini,
yang semakin modern, mendorong ilmu terhitung baru 35,65 persen penduduk
pengetahuan dan teknologi pun Indonesia yang mengakses media sosial
mengalami kemajuan yang begitu pesat. (tirto.id, 2016).
Keduanya hadir di tengah-tengah Perubahan tersebut berdampak
masyarakat sebagai alat yang memberi pada perilaku konsumen yang mulai
manfaat dan kemudahan dalam menyenangi untuk berbelanja secara
kehidupan sehari-hari, internet online. Belanja online menjadi tren baru
merupakan salah satunya. Purwanto yang terasa lebih sederhana, efisien, dan
(2006) menjelaskan bahwa Internet cepat tanpa ditemui hambatan yang
sebagai sebuah jaringan komunikasi berarti. Biaya transportasi dan waktu
global memiliki berbagai fasilitas yang berbelanja terasa akan sangat menjadi
dapat digunakan untuk berbagai tujuan, lebih hemat dan lebih efektif. Akhirnya,
baik untuk kepentingan bisnis maupun belanja secara online menjadi salah satu
non bisnis. gaya hidup di Indonesia (Widianto &
Menurut Burhanudin (2015:216) Prasilowati, 2015).
dalam bidang bisnis, pemanfaatan Semarang merupakan salah satu
internet dapat dibagi menjadi dua bagian kota metropolitan di Indonesia yang
yaitu untuk bisnis online dan pemasaran. menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah.
Saini dan Johnson (2005) sendiri Atas dasar tersebut, kota Semarang
mendefinisikan bahwa aktivitas atau dijadikan sebagai pusat perdagangan,
transaksi perdagangan secara online perindustrian, transportasi serta tujuan
menggunakan media elektronik sebagai urbanisasi masyarakat Jawa Tengah
media komunikasi yang paling utama, selain kota Jakarta maupun kota-kota
umumnya disebut dengan electronic besar lainnya di Indonesia. Akibat
commerce atau disingkat dengan e- kondisi tersebut, kota Semarang
commerce. memiliki tingkat kepadatan penduduk
Ahli pemasaran Hermawan maupun tingkat pertumbuhan demografi
Kartajaya (2010) berpendapat bahwa yang sangat tinggi serta tujuan
ketika pengusaha yang tidak urbanisasai yang dihasilkan dari eksodus
mempromosikan produknya melalui e- penduduk dari pedesaan yang terus
commerce akan merugi dan tergeser. menerus tiap tahunnya sehingga tidak
Hal yang sama juga disampaikan mengherankan apabila pada tahun 2025,
Kusumadewi dan Bobby (2012), diproyeksikan bahwa 60% penduduk
melakukan komunikasi pemasaran Indonesia akan bermukim di perkotaan
melalui internet sangatlah efektif. khususnya kota di pulau Jawa (Lhomet
Dengan 250 juta penduduk, membuat & Cornelis, 2014: 8). Dari pertumbuhan
masa depan pangsa pasar e-commerce jumlah penduduk kota semarang ini
Indonesia sangat menjanjikan. Data dari maka diproyeksikan akan berpengaruh
Statista menyebut pertumbuhan e- Pula pada perilaku masyarakat kota
commerce pertahunnya diestimasi Semarang dalam menghadapi
sebesar 53,23 persen. Menurut APJII perdagangan online.
(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Berdasarkan latar belakang
Indonesia), jumlah pengguna Internet di masalah tersebut, maka ditetapkan
Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta identifikasi dan rumusan masalah
user atau 51,5% dari total jumlah penelitian yaitu Perkembangan
penduduk Indonesia. Pengaruh lainnya teknologi menyebabkan berkembangnya
adalah pertumbuhan pengguna media perdagangan secara online sehingga
sosial di Indonesia yang mencapai 11,24 market place yang ada di perdagangan
persen. Pada tahun 2020, diprediksi online pun turut berkembang sehingga
108
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 107-118

perlu diidentifikasi bagaimana Semarang dengan objek penelitian


perkembangan market place masyarakat Kota Semarang yang akan
perdagangan online yang ada di kota diidentifikasi bagaimana identifikasi
Semarang. Penelitian ini juga mengkaji market place dan perilaku masyarakat
perkembangan dan perilaku para kota Semarang dalam menghadapi
konsumen perdagangan online juga semakin menjamurnya perdagangan
menjadi pemikiran dalam penelitian ini secara online.
untuk menganalisis perilaku yang ada.
Sehingga tujuan penelitian ini adalah Metodologi Penelitian
Mengidentifikasi perilaku masyarakat Penelitian ini menggunakan data
kota Semarang terhadap perdagangan kuantitatif dan data kualitatif. Data
online dan Mengidentifikasi dampak kuantitatif sebagai sumber data untuk
perdagangan online terhadap perilaku digunakan dalam analisis deskriptif
masyarakat kota Semarang. kuantitaif, sedangkan data kualitatif
Adapun kegunaan penelitian ini digunakan untuk digunakan dalam
yaitu bagi pemerintah kota Semarang analisis deskriptif kualitatif. Sumber data
dapat merumuskan kebijakan terkait yang digunakan yaitu data primer dan
perdagangan online yang terjadi di kota data sekunder. Dalam penelitian ini,
Semarangdan bagi masyarakat kota data primer yang dibutuhkan mencakup
semarang, dapat mensikapi perilaku masyarakat kota Semarang
perkembangan perdagangan online. terhadap perdagangan online.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota

Adapun Tahapan Penelitian

Seminar
Pengumpulan Pengolahan Penyusunan
Hasil
Persiapan Data Data Laporan

Penentuan sampel dalam terhadap perdagangan online ditinjau dari


penelitian ini dilakukan dengan metode faktor kebudayaan, social, pribadi dan
purposive sampling, yaitu judgement psikologi. Untuk dapat memberikan
sampling dan quota sampling. Dalam pemahaman secara lebih terperinci,
sampel ini, peneliti dapat menentukan analisis ini ditambahkan visualisasi data
sendiri target kuota yang dikehendaki dalam bentuk grafik (pie chart atau bar).
(Kuncoro, 2009: 140). Responden dalam Pada pendekatan kualitatif, data
penelitian ini meliputi masyarakat Kota dianalisis dengan menggunakan model
Semarang dari usia 20-50 tahun yang interaktif yaitu melalui proses
melakukan transaksi perdagangan online pengumpulan data dan penyajian data.
baik market place nya maupun Pada saat data yang disajikan belum dapat
konsumennya. disimpulkan atau ditemukan kejanggalan-
Metode analisis yang digunakan kejanggalan maka data direduksi melalui
dalam penelitian ini yaitu Analisis verifikasi. Reduksi data dilakukan terus
deskriptif kuantitatif dan Metode menerus selama pengumpulan data
deskriptif kualitatif. Jenis analisis deskrptif berlangsung. Sejak analisis data dan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu verifikasi dilakukan, maka pada saat itu
studi eksploratif untuk mengidentifikasi juga peneliti mulai memberi arti dan
perilaku masyarakat kota Semarang memaknai data yang diperoleh.

109
Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

Keputusan peneliti memberi arti menyukai pembelian online adalah di usia


tersebut pada dasarnya adalah untuk tersebut merupakan usia produktif
menarik kesimpulan sementara yang dimana pengetahuan tentang
masih memungkinkan untuk diperbaiki. perkembangan teknologi di era sekarang
Kesimpulan sementara yang belum jelas sudah tidak asing. Selain itu, rentang usia
direduksi kembali melalui verifikasi. tersebut juga mayoritas berprofesi
Kemudian setelah peneliti yakin bahwa sebagai pelajar atau mahasiswa. Jika
kesimpulan telah kuat maka peneliti dilihat dari jenis kelamin laki-laki dan
memaknai hasil penelitian dengan perempuan, penduduk di Kota Semarang
menginterpretasikan makna–makna mayoritas berusia 20-24 tahun, untuk
tersebut dalam bentuk simpulan akhir. laki-laki berjumlah 89780 jiwa atau
sekitar 10.59% sedangkan untuk
Hasil Dan Pembahasan perempuan berjumlah 86233 atau sekitar
Gambaran responden berdasar 9.78 %. Gambaran piramida tersebut
jenis kelamin sesuai dengan hasil penelitian yang
Dari 240 responden yang berasal menyatakan bahwa pada usia rentang 20-
dari berbagai kecamatan se kota 24 tahun merupakan usia yang sedang
Semarang dapat diketahui bahwa produktif dimana pengetahuan tentang
sebagian besar responden mayoritas perkembangan teknologi di era sekarang
berjenis kelamin perempuan yaitu sudah tidak asing, sehingga menyebabkan
sebesar 58%, dan sisanya laki–laki yaitu pada usia tersebut banyak yang
sebesar 42%. Alasan mengapa responden melakukan pembelian secara online.
yang melakukan pembelian secara online
lebih banyak berasal dari jenis kelamin Gambaran Responden Berdasarkan
perempuan karena perempuan identik Tingkat Pendidikan
dengan hobi berbelanja, bahkan aktivitas Sebaran tingkat pendidikan
belanja bisa menjadi obat yang efektif di responden dalam penelitian ini sangat
kala stres bahkan patah hati. Selain itu, beragam yaitu mulai dari SD hingga lulus
menurut Coley (2002) juga pendidikan Magister (Strata 2 atau S2).
mengemukakan bahwa pria memiliki Sebagian besar responden dalam
perbedaan yang signifikan sehubungan penelitian ini mempunyai pendidikan
dengan proses afektif termasuk dorongan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu
untuk membeli. Dikutip dari Campbell sebesar 60%, dan tingkat pendidikan
(1997) dalam Putrie dan Murti (2016) terendah yaitu berpendidikan S2 sebesar
Perbedaan gender/jenis kelamin sangat 3%. Tingkat pendidikan merupakan
berpengaruh dalam hal membeli. contoh variabel demografis (Sangadji dan
Perempuan akan lebih memiliki Sopiah, 2013:89). Menurut Wild (2003)
keterlibatannya penuh dibandingkan dalam Sari (2015) mengatakan bahwa
dengan laki-laki. dengan pendidikan yang baik, maka
pemahaman seseorang terhadap sesuatu
Gambaran Responden Berdasarkan akan lebih baik, yang nantinya akan
Usia menjadi indikator dalam memprediksi
Dari 240 responden dalam niat berperilaku.
penelitian ini dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden berada pada Gambaran Responden Berdasarkan
rentang usia 21 sampai dengan 30 tahun Tingkat Pekerjaan
yaitu sebanyak 44%, dan terkecil yaitu Dari 240 responden dalam
responden yang berusia lebih dari 50 penelitian ini dapat diketahui bahwa
tahun yaitu sebesar 1%. Alasan sebagian besar responden yang berminat
responden yang berada pada rentang usia untuk melakukan pembelian secara
21 sampai dengan 30 tahun lebih online mayoritas masih berprofesi
110
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 107-118

sebagai mahasiswa yaitu sebesar 32%, adanya penghematan biaya, barang bisa
dan profesi terendah yaitu Pegawai langsung diantar ke rumah, pembayaran
Negeri Sipil (PNS) sebesar 4%. Alasan dilakukan secara transfer dan harga lebih
mengapa sebagian besar yang minat bersaing (Juju dan Maya, 2010) dalam Sari
untuk melakukan pembelian secara (2015). Selanjutnya, menurut Shenli dan
online, menurut Hasugian (2005) dalam Demoss (2012) menambahkan suatu
Sari (2015) umumnya mahasiswa transaksi belanja online selain dipengaruhi
melakukan belanja online bukan oleh desain website dan reputasi juga
didasarkan pada kebutuhan semata, dipengaruhi oleh kemudahan yang
melainkan demi kesenangan dan gaya dilakukan dalam bertransaksi. Adanya
hidup. Selain itu, mahasiswa juga identik manfaat yang di rasakan dalam berbelanja
dengan tren masa kini serta mereka online ini tentunya pada gilirannya akan
berpendapat bahwa pembelian secara mempengaruhi perilaku seseorang dalam
online itu lebih murah dan praktis berbelanja online. Konsumen akan merasa
dibandingkan dengan pembelian secara senang berbelanja secara online karena
langsung. umumnya mereka menemukan berbagai
kemudahan manakala melakukan
Gambaran Penilaian Responden transaksi secara online (Widiyanto dan
Terkait Indikator 1: Pernah Prasilowati, 2015).
Melakukan Pembelian Barang/ Jasa
Secara Online Gambaran Penilaian Responden
Pada indikator “Pernah Terkait Indikator 3: Frekuensi
Melakukan Pembelian Barang/ Jasa Secara Pembelian Barang/ Jasa Secara
Online”, terdiri dari 2 komponen yaitu Ya Online
dan Tidak. Dari 2 komponen yang ada Pada indikator “Frekuensi
pada indikator 1 terlihat bahwa sebagian Pembelian Barang/ Jasa Secara Online”,
besar responden lebih menjawab “Ya” terdiri dari 3 komponen yaitu Sangat
dengan persentase sebesar 70%, Sering, Sering dan Jarang. Dari 3
sementara yang menjawab “Tidak” komponen yang ada pada indikator 3
sebesar 30%. terlihat bahwa sebagian besar responden
menjawab “Jarang” dengan persentase
Gambaran Penilaian Responden sebesar 64%, sementara persentase
Terkait Indikator 2: Alasan Lebih terendah menjawab “Sangat Sering” yaitu
Memilih Pembelian Barang/ Jasa sebesar 3%. Alasan mengapa sebagian
Secara Online besar responden menjawab “Jarang”
Pada indikator “Alasan Lebih pada indikator frekuensi pembelian online
Memilih Pembelian Barang/ Jasa Secara karena sebagian besar pembeli lebih
Online”, terdiri dari 4 komponen yaitu: memilih pembelian secara langsung, yang
Mudah, Hemat Waktu, Lebih Murah, menurut pendapat responden pembelian
Lainnya. Dari 4 komponen yang ada pada secara langsung itu lebih aman, dimana
indikator 2 sebagian besar responden mereka dapat melihat barang yang dibeli
dalam penelitian ini memilih “Mudah” secara jelas serta bertemu dengan
dengan persentase sebesar 56%, penjualnya. Selain itu kurangnya Undang-
sedangkan yang memilih dengan Undang yang mengatur jual-beli online
komponen terendah yaitu “Lainnya” mengakibatkan responden takut untuk
dengan persentase sebesar 6%. Alasan melakukan pembelian secara online.
mengapa sebagian besar responden
memilih “Mudah” saat melakukan
pembelian secara online, karena online
shop memberikan beragam kemudahan
bagi konsumennya diantaranya adalah

111
Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

Gambaran Penilaian Responden Bukalapakdan Lainnya. Dari 8 komponen


Terkait Indikator 4: Jenis yang ada pada indikator 6 sebagian besar
Pembelian Secara Online yang responden dalam penelitian ini memilih
Paling sering Dilakukan “Shopee” dalam pembelian online dengan
Pada indikator “Jenis Pembelian persentase sebesar 25%, sementara
Secara Online yang Paling sering persentase terendah memilih “Website”
Dilakukan”, terdiri dari 2 komponen yaitu sebentar 4%. Dalam online shop
yaitu Barang dan Jasa. Dari 2 komponen informasi yang diberikan kepada penjual
yang ada pada indikator 4 terlihat bahwa dapat mempengaruhi tingkah laku
sebagian besar responden menjawab konsumen dalam mengambil keputusan
“Barang” dengan persentase sebesar yang akan diambilnya (Wijaya dan Sutapa,
90%, sementara persentase terendah 2014). Menurut Sarwono dan Prihartono
menjawab “Jasa” yaitu sebesar 10%. (2012) dalam Widiyanto dan Prasilowati
Berdasarkan hasil wawancara dengan (2015) mengemukakan bahwa teknik
para responden alasan mengapa mereka yang memudahkan akses dan publikasi
lebih memilih membeli barang informasi adalah menggunakan interaksi
dibandingkan jasa secara online karena sosial melalui sosial media. Diseminasi
penawaran jenis barang lebih banyak informasi melalui sosial media selain
ditawarkan di jual-beli online. mulai menjamur karena tingginya ikatan
sosial dari pengguna juga merupakan cara
Gambaran Penilaian Responden baru yang lebih efektif dalam pencarian
Terkait Indikator 5: Barang yang informasi. Dalam penyebaran informasi
Sering Dibeli Secara Online inilah, kemenarikan desain website
Pada indikator “Barang yang menjadi salah satu pemandu yang handal
Sering Dibeli Secara Online” terdiri dari 4 guna mendorong calon konsumen untuk
komponen yaitu Elektronik, Fashion, mengunjungi akun yang ada. Oleh
Perlengkapan Rumah Tangga, Lain-Lain karenanya semakin menarik desain
Dari 4 komponen yang ada pada website diharapkan mampu memantabkan
indikator 5 sebagian besar responden keputusan berbelanja online. Alasan
dalam penelitian ini memilih “Fashion” mengapa sebagian besar responden
dengan persentase sebesar 63%, memilih “Shopee” saat melakukan
sedangkan yang memilih dengan pembelian secara online, karena pada
komponen terendah yaitu “Perlengkapan online shop ini memiliki desain website
Rumah Tangga” dengan persentase yang menarik, informasinya lengkap serta
sebesar 4%. Berdasarkan hasil iklan yang menarik. Hal inilah yang dapat
wawancara dengan para responden menarik konsumen untuk belanja online
alasan mereka lebih memilih membeli di Shopee. Selain itu, di Shopee
barang fashion pada pembelian online menawarkan berbagai jenis barang yang
karena tersedia berbagai pilihan jenis murah dan berkualitas serta proses
fashion yang menarik serta terdapat pengiriman barangnya pun murah.
diskon pada saat pembelian.
Gambaran Penilaian Responden
Gambaran Penilaian Responden Terkait Indikator 7: Jasa yang
Terkait Indikator 6: Situs Online Sering Dibeli Secara Online
Shop yang Sering Dilakukan untuk Pada indikator “Jasa yang Sering
Bertransaksi Dibeli Secara Online” terdiri dari 4
Pada indikator “Situs Online Shop komponen yaitu Transportasi,
yang Sering Dilakukan untuk Pengiriman barang, Pijat dan Lainnya.
Bertransaksi” terdiri dari 8 komponen Dari 4 komponen yang ada pada
yaitu Website, Facebook, Instagram, indikator 7 sebagian besar responden
Tokopedia, Lazada, Shopee, dalam penelitian ini memilih
112
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 107-118

“Transportasi” dengan persentase Salah satu kunci utama kesuksesan


sebesar 50%, sedangkan yang memilih bisnis Shopee di Indonesia adalah karena
dengan komponen terendah yaitu “Pijat” perusahaan merupakan pelopor aktivitas
dengan persentase sebesar 4%. belanja melalui ponsel dan secara
Alasan mengapa sebagian besar konsisten memfokuskan bisnisnya untuk
responden memilih jasa “Transportasi” menghadirkan pengalaman berbelanja
dalam penelitian ini karena untuk akses melalui ponsel yang mudah untuk
dalam memesan transportasinya mudah pengguna. Hingga kini Shopee menerima
dan harganya terjangkau dibandingkan lebih dari 200.000 pesanan setiap harinya
dengan transportasi offline. di Indonesia untuk transaksi produk fisik,
di luar produk digital. Dari jumlah itu,
Gambaran Penilaian Responden lebih dari 90%-nya berasal dari aplikasi
Terkait Indikator 8: Alasan tidak ponsel.
Melakukan Pembelian Barang/ Jasa
Gambaran responden terkait
Secara Online persentase pengeluaran belanja online
Pada indikator “Alasan tidak dan offline.
Melakukan Pembelian Barang/Jasa Secara
Online” terdiri dari 5 komponen yaitu Dari 16 responden yang telah
Keamanan, Rumit, Tidak Ada Waktu, diwawancarai, rata-rata perbandingan
Tidak Familier dengan Internet dan antara belanja online dengan offline
Lainnya. Dari 5 komponen yang ada pada sebagian besar responden dalam
indikator 8 sebagian besar responden penelitian ini memilih “offline” dengan
dalam penelitian ini memilih “Keamanan” persentase sebesar 65%, sedangkan yang
dengan persentase sebesar 42%, memilih “online” yaitu dengan persentase
sedangkan yang memilih dengan sebesar 35%. Gambaran responden
komponen terendah yaitu “Tidak terkait persentase apakah ada
Familier dengan Internet” dengan peningkatan pengeluaran belanja setelah
persentase sebesar 3%. melakukan pembelian secara online.
Hambatan yang signifikan menurut Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan
Jarvenpaa et al dan Hoffman et al dalam Pembelian Online
Sibghatulloh (2011) adalah kurangnya
kepercayaan konsumen terhadap Kelebihan Kekurangan
internet. Faktor keamanan transaksi Barang tidak sesuai dengan
Mudah
masih menjadi kendala utama mengapa gambar iklan
penetrasi transaksi online masih sangat Harganya
Waktu pengiriman terlambat
murah
kecil di indonesia Hasanudin dalam
Hemat
Sibghatulloh (2011). Hal ini yang waktu
Ongkirnya mahal
menyebabkan mayoritas responden Praktis Barang cacat
memilih keamanan pada indikator ini. Sumber: Wawancara dengan responden

Perkembangan Market Place Dari 16 responden yang telah


Perkembangan Toko Online paling diwawancarai, rata-rata adanya
diminati adalah Shopee. peningkatan pengeluaran belanja setelah
Shopee adalah salah satu melakukan pembelian secara online
perusahaan e-Commerce yang bisa dibilang sebagian besar responden dalam
baru di Indonesia. Meski baru dua tahun, penelitian ini memilih “Ya” dengan
Shopee mengklaim telah memiliki lebih persentase sebesar 62%, sedangkan yang
dari 50 juta listing aktif. Selain itu, Shopee memilih “Tidak” yaitu dengan persentase
juga menempati peringkat "Top 1 sebesar 38%.
Shopping App" di Play Store dan App Alasan responden mayoritas
Store selama beberapa bulan terakhir. memilih jawaban “Ya”, karena setelah

113
Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

mereka melakukan pembelian online Undang Perlindungan Konsumen (Pasal


pengeluaran belanja responden 3 huruf d) tentang tujuan perlindungan
mengalami peningkatan. Hal ini konsumen yang salah satunya berisi
disebabkan, dalam belanja online terdapat tentang adanya penciptaan sistem
penambahan biaya yang berupa ongkos perlindungan konsumen yang
kirim (ongkir). mengandung unsur kepastian hukum dan
Gambaran responden terkait keterbukaan informasi serta akses untuk
kelebihan dan kekurangan sistem belanja mendapatkan informasi.
online. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Dari 16 responden yang sudah Konsumen yang menyebutkan bahwa
diwawancarai mengenai kelebihan dan “Perlindungan konsumen adalah segala
kekurangan sistem belanja online dapat upaya yang menjamin adanya kepastian
dilihat pada Tabel 1. hukum untuk memberi perlindungan
Secara Hukum konsumen”, dalam transaksi yang
Transaksi secara elektronik, pada biasanya menggunakan paper based
dasarnya adalah perikatan ataupun economy, akan tetapi dalam transaksi E-
hubungan hukum yang dilakukan secara Commerce berubah menjadi digital
elektronik dengan memadukan jaringan electronic economy perlu penanganan
dari sistem elektronik berbasiskan khusus dalam kacamata hukum itu
komputer dengan sistem komunikasi, sendiri. Peninjauan transaksi E-commerce
yang selanjutnya difasilitasi oleh yang dilihat dari kacamata hukum
keberadaan jaringan komputer global perikatan khususnya yang diatur dalam
atau internet. Kitab Undang Undang Hukum Perdata
Transaksi elektronik yang (KUHPer) pasal 1320 kiranya berbasis
menggunakan perjanjian baku sebagai pada kekuatan hukum yang dimiliki oleh
dasar perjanjian jual-beli potensial konsumen dalam melakukan transaksi.
merugikan hak-hak konsumen, karena Dalam Undang-Undang Informasi dan
konsumen tidak dapat membatalkan Transaksi Elektronik, pasal 5 ayat 1 dan
perjanjian jika ternyata produsen atau 2 yang menyebutkan bahwa “Informasi
penjual memerlukan wanprestasi atau Elektronik dan/atau Dokumen
ingkar janji. Dalam beberapa kasus, Elektronik dan/atau hasil cetakannya
produsen atau penjual sering melanggar merupakan alat bukti hukum yang sah
perjanjian yang mereka buat sendiri. dan daripada hak-hak konsumen untuk
Salah satu peristiwa yang sering terjadi mendapatkan perlindungan hukum dan
adalah barang atau jasa yang diberikan sudah dapat menjadi awal yang baik bagi
tidak sesuai dengan apa yang telah kepastian hukum untuk konsumen.
diperjanjikan. Bahkan, barang atau jasa Dalam kegiatan perniagaan,
yang telah dipesan dan dilunasi transaksi memilki peranan yang sangat
pembayarannya tidak sampai ke tangan penting. Pada umumnya makna transaksi
konsumen. Berpedoman kepada prinsip- seringkali direduksi sebagai perjanjian
prinsip perjanjian, seharusnya konsumen jual beli antara pihak yang bersepakat
dapat membatalkan perjanjian itu. Sering untuk itu, padahal dalam perspektif
dan sangat memungkinkan dalam banyak yuridis, terminologi transaksi tersebut
hal, konsumen tidak meminta pada dasarnya ialah keberadaan suatu
pertanggungjawaban produsen atau perikatan maupun hubungan hukum
penjual. yang terjadi antara para pihak. Makna
Keharusan adanya keterbukaan yuridis transaksi pada dasarnya lebih
informasi di atur dalam Undang-Undang ditekankan pada aspek materiil dari
Keterbukaan Informasi dan Undang- hukumnya secara formil. Oleh karena
itu keberadaan ketentuan hukum
114
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 107-118

mengenai perikatan tetap mengikat fasilitas informasi bagi konsumen terkait


walaupun terjadi perubahan media dengan legalitas pelaku usaha Online
maupun perubahan tata cara Shop, sehingga konsumen tidak memiliki
bertransaksi. Hal ini tentu saja terdapat informasi aktual terkait pelaku usaha
pengecualian dalam konteks hubungan lawan transaksinya pada saat akan
hukum yang menyangkut benda tidak memutuskan untuk membeli atau tidak
bergerak, sebab dalam konteks tersebut membeli.
perbuatannya sudah ditentukan oleh Dinas Perindustrian dan
hukum, yaitu haras dilakukan secara Perdagangan Kota Semarang tidak dapat
“terang” dan “tunai”. melakukan pengawasn terhadap usaha
Dalam lingkup keperdataan online shop karena tidak ada aturan
khususnya aspek perikatan, transaksi mengenai ijin usaha online demikian pula
tersebut akan merujuk keperdataan akses informasi masyarakat terhadap
khususnya aspek perikatan, makna eksistensi dan legalitas pelaku usaha
transaksi hukum secara elektronik itu terbatas, website tidak bisa diakses oleh
sendiri akan mencakup jual beli, lisensi, masyarakat umum sehingga masyarakat
asuransi, lelang dan perikatan- perikatan selaku konsumen tidak memiliki
lain yang lahir sesuai dengan pedoman untuk menentukan pilihan
perkembangan mekanisme perdagangan pada waktu hendak memutuskan
di masyarakat. Dalam lingkup publik, membeli atau tidak membeli barang
maka hubungan hukum tersebut akan secara online pada pelaku usaha tertentu
mencakup hubungan antara warga karena daftar pelaku usaha online shop
negara dengan pemerintah maupun yang berijin merupakan salah satu
hubungan antara sesama anggota pedoman untuk menilai legalitas pelaku
masyarakat yang tidak dimaksudkan usaha.
untuk tujuan–tujuan perniagaan. Perlindungan hukum yang timbul
Transaksi elektronik yang dari hak dan kewajiban para pihak dalam
menggunakan perjanjian baku sebagai melakukan transaksi, kewajiban bagi
dasar perjanjian jual beli potensial pelaku usaha (dalam hal ini adalah
merugikan hak-hak konsumen, karena penjual online), diatur dalam Pasal 7
konsumen tidak dapat membatalkan Undang–Undang Perlindungan
perjanjian jika ternyata produsen atau Konsumen. Di sisi lain, pihak konsumen
penjual melakukan wanprestasi atau seharusnya mengetahui bagaimana
ingkar janji. Namun realitasnya pelaku haknya sebagai konsumen yang tertuang
usaha yang memasarkan produknya dalam Pasal 4 Undang–Undang
secara online di kota Semarang, tidak Perlindungan Konsumen.
memiliki izin usaha khusus, sebab SIUP
hanya diperuntukkan bagi usaha Kesimpulan
perdagangan secara terang dan nyata. Berdasarkan analisis data yang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah dilakukan, dapat disimpulkan
Kota Semarang memberikan ijin bagi bahwa sebagian besar pelaku
pelaku usaha yang memiliki bangunan perdagangan online di Kota Semarang
sebagai tempat usaha namun tidak ada berjenis kelamin perempuan yaitu
ijin khusus bagi pelaku usaha yang sebesar 58%, dan sisanya laki-laki yaitu
memasarkan produknya melalui sebesar 42%. Sebagian besar pelaku
transaksi elektronik. Pemasaran online perdagangan online di Kota Semarang
yang menunjukkan praktek pasar bebas berada pada rentang usia 21 sampai
tidak bisa diawasi oleh Disperindag Kota dengan 30 tahun yaitu sebanyak 44%, dan
Semarang. di bawah usia 20 tahun sebanyak
Selama ini Dinas Perindustrian 38%.Sebagian besar pelaku perdagangan
dan Perdagangan tidak menyediakan online di kota Semarang mempunyai

115
Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

pendidikan Sekolah Menengah Atas University of Georgia. Athens


(SMA) yaitu sebesar 60%, disusul dengan Georgia.
tingkat pendidikan sarjana 16%, dan SMP Diana, Anastasia & Tjiptono, Fandy.
13%. Sebagian besar pelaku perdagangan (2007). E-Business. Yogyakarta:
online di kota Semarang adalah ANDI
mahasiswa yaitu sebesar 32%, disusul Hermawan Kartajaya. (2010). Brand
dengan karyawan dan pelajar masing- Operation The Official MIM
masing 22%. Sebanyak 70% masyarakat Academy course book. Jakarta:
kota Semarang pernah melakukan Esensi Erlangga Group.
transaksi/belanja secara online. Alasan
utama masyarakat lebih memilih https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee_Ind
pembelian barang/jasa secara online onesia diakses pada tanggal 29
adalah karena mudah (56%) dan hemat Juni 2018.
(26%). Masyarakat Kota Semarang yang https://shopee.co.id/ diakses pada
melakukan transaksi secara online masih tanggal 29 Juni 2018.
dalam kategori jarang (64%), disusul
sering (33%) dan sangat sering (3%). Jenis https://www.liputan6.com/tekno/read/29
produk yang dibeli melalui transaksi 46712/ini-kunci-sukses-bisnis-e-
secara online bagi masyarakat kota commerce-shopee-di-indonesia
Semarang sebagian besar adalah barang diakses pada tanggal 30 Juni 2018
(90%) dan jasa sebesar 10%. Jenis barang Pukul 10.15.
yang dibeli melalui transaksi secara online https://bisnis.tempo.co/read/1097359/libu
bagi masyarakat Kota Semarang sebagian r-lebaran-layanan-pengiriman-
besar adalah fashion (63%) dan lazada-dan-shopee-tetap-normal
elektronik sebesar 24%. Media/situs diakses pada tanggal 30 Juni 2018
online shop yang sering dilakukan untuk Pukul 10.19
bertransaksi cukup bervariasi dan
menyebar diberbagai media/situs (8 https://artikel.pricearea.com/toko-offline-
media), namun terbanyak adalah melalui atau-toko-online-kelebihan-dan-
media Shopee (25%) dan website (21%). kekurangannya/ diakses pada
Jenis jasa yang dibeli melalui transaksi tanggal 30 Juni 2018 Pukul 11.36
secara online bagi masyarakat kota https://www.jateng.bps.go.id
Semarang sebagian besar adalah
Kasali, Rhenald. (2011). Cracking Zone.
transportasi (50%) dan jasa pengiriman
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
barang sebesar 32%. Alasan masyarakat
Kota Semarang tidak melakukan Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2006).
pembelian barang/jasa secara online” Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
sebagian besar karena faktor keamanan Erlangga.
(42%) dan dianggap rumit sebesar 28%. Kotler, Philip& Keller, Kevin L. (2007).
Manajemen Pemasaran. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA PT. Indeks.
Andi. (2003). Promosi Efektif dengan Web --------. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran
(1st ed.). Yogyakarta: Andi; Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Semarang: Wahana.
Lupiyoadi, Rambat & Hamdani, A. (2009).
Burhanuddin. (2015), Komunikasi Bisnis, Manajemen Pemasaran Jasa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Salemba Empat.
Coley, A. (2002). Affective and Cognitive Mahendra, Made M., dan Ardani, I Gusti
Processes Involved In Impulse A.K.S. (2015). Pengaruh Umur,
Buying. Master of Science. The Pendidikan dan Pendapatan

116
Riptek Vol. I2, No. 2, Tahun 2018 Hal. 107-118

terhadap Nilai Beli Konsumen Shopping. Skripsi. Fakultas


pada Produk Kosmetik The Body Ekonomi, Universitas
Shop di Kota Denpasar. E-Jurnal Diponegoro. Semarang.
Manajemen Universitas Udayana, Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen:
4(2), 442-456 . Implikasi pada Strategi Pemasaran.
McLeod, Raymond, Jr & Schell, George Yogykarta: Graha Ilmu.
P. (2008). Sistem Informasi Suryani, Tatik. (2013). Perilaku Konsumen
Manajemen. Terjemahan oleh Ali di Era Internet: Implikasi pada
Akbar Yulianto dan Afia R. Strategi Pemasaran. Yogyakarta:
Fitriati. Jakarta: Salemba Empat. Graha Ilmu.
Putrie, Nadia K., Murti, Heru A. S. M. Tirto.id. (2016). “Geliat E-Commerce
(2016). Perbedaan Motivasi Berkah Industri Logistik”. Diakses
Membeli Produk Fashion secara pada 20 Maret 2017, dari
Online pada Laki-Laki dan https://tirto.id/geliat-e-commerce-
Perempuan di Universitas Kristen berkah-industri-logistik-b854.
Satya Wacana. Skripsi. Universitas
Kristen Satya Wacana. Salatiga. Tirto.id. (2016). Gila Belanja di Dunia
Maya. Diakses pada 25 April
Purwanto, J., (2006), Komunikasi Bisnis, 2017, dari https://tirto.id/gila-
Edisi 3, Jakarta: Erlangga.
belanja-di-dunia-maya-b9tj
Saini, A., J.L. Johnson, Organizational Tirto.id. (2017). “Masyarakat Indonesia
Capabilities in E-Commerce: An Kian Gemar Berbelanja Online”.
Empirical Investigation of E- Diakses pada 20 Maret 2017,
Brokerage Service Providers. darihttps://tirto.id/masyarakat-
Journal of The Academy of indonesia-kian-gemar-berbelanja-
Marketing Science. Vol. 33, 2005. online-ckub.
Sangadji, Mamang E., dan Sopiah. (2013). Tjiptono, Fandy. 2004. Strategi
Perilaku Konsumen Pendekatan Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Praktis. Yogyakarta: C.V. Andi
Offset. Tjiptono, Fandy & A. Diana. 2007. Total
Quality Management. Yogyakarta:
Sari, Chacha Andira. (2015). Perilaku Andi.
Berbelanja Online di Kalangan
Mahasiswi Antropologi Tjiptono, Fandy. 2009. Strategi
Universitas Airlangga. Jurnal Pemasaran. Yogyakarta: ANDI
AntroUnairdot Net, 4(2), 205-216. Widiyanto, Ibnu dan Prasilowati, Sri
Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Lestari. (2015). Perilaku
Konsumen. Jakarta: Prentice Hall. Pembelian Melalui Internet. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan.
Shen, Y., Li, S., & Demoss, M. (2012).
17(2). 109-112.
The Effect of Quantitative
Electronic Word of Mouth on Wijaya, Ronald A., dan Sutapa, Nyoman.
Consumer Perceived Product (2014). Faktor-Faktor Penentu
Quality. International Journal of dalam Berbelanja Secara Online.
Management and Marketing Jurnal Titra. 2(1). 23-28.
Research. 5, 19–30.
Sibghatulloh, M. H. (2011). Analisis Faktor-
Faktor yang Dapat Meningkatkan
Kepercayaan Konsumen serta
Dampaknya pada Persepsi Risiko
Konsumen terhadap Online
117
Kajian Pengaruh Perdagangan Online
Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Semarang (Farid Ahmadi, dkk)

118

You might also like