You are on page 1of 17

Syarat Nilai

Batas

Kelompok 2 - 2KA15
Anggota - anggota Kelompok 2:

1. Ahmad Ridho - 10121078


2. Arief Noer Rahman - 10121194
3. Fathan Nalendra Genza - 11121365
4. Firman Juliansyah - 10121488
5. Joseph Samuel A. - 10121621
6. M. Harits A. - 10121847
7. Nadira Putri B. - 10121966
8. Rafi Hermawan - 11121403
9. Saddam Luhur A. - 11121173
Nilai Batas
Secara umum, jika suatu persamaan diferensial parsial mempunyai solusi, maka
solusinya ada tak hingga banyak. Untuk memperoleh solusi tunggal, maka persamaan
diferensial perlu dilengkapi dengan informasi nilai awal atau syarat batas pada
domainnya. Domain yang sering digunakan dalam aplikasi adalah domain posisi x̄
dan domain waktu t. Untuk kasus 1 dimensi, variabel posisi biasanya dinyatakan
dalam notasi x̄ = x, untuk kasus 2 dimensi, x̄ = (x, y), sementara untuk kasus 3
dimensi, x̄ = (x, y, z).
Masalah nilai batas tidak perlu memiliki solusi tunggal. Nilai yang ditentukan y(a)
= y₀ dan y(b) = y₁ disebut Syarat Batas. Suatu persamaan diferensial yang dilengkapi
dengan syarat batas kemudian disebut dengan masalah syarat batas.
Nilai Batas

Fungsi dari nilai syarat batas itu berguna untuk membatasi solusi solusi yang
jumlah tak terhingga di dalam persamaan diferensial. Terdapat tiga jenis syarat
batas yang muncul di banyak aplikasi, disebut juga dengan syarat batas klasik,
sebagai berikut :

● Jika diketahui nilai dari solusi di batas domainnya, maka disebut syarat batas
Dirichlet.
● Jika yang diketahui adalah nilai turunan dari solusi di batas domainnya, maka
disebut syarat batas Neumann
● Jika diketahui nilai solusi dan turunannya di batas domain, maka disebut
syarat batas Robin.
Syarat Batas Dirichlet

Dalam menyatakan suatu fenomena fisik, umumnya kita menggunakan persamaan diferensial parsial di
dalam suatu domain, dan syarat batas di batasnya. Contohnya, persamaan panas di 2 dimensi:

dengan ΩΩ adalah persegi (0,1)×(0,1)(0,1)×(0,1). Solusi dari persamaan ini, yaitu u(x,y,t)u(x,y,t),
menyatakan temperatur di titik (x,y)(x,y) di waktu tt. Syarat batas u=g di ∂Ωu=g di ∂Ω disebut sebagai
syarat batas Dirichlet dari nama penemunya Peter Gustav Lejeune Dirichlet , yaitu syarat batas untuk
nilai uu secara langsung. Artinya, temperatur di keliling persegi dibuat bernilai gg sepanjang waktu (g
mungkin juga berubah terhadap waktu). Aplikasi sehari-harinya, bisa dibayangkan ΩΩ adalah suatu
ruangan tertutup, dan di dindingnya ada jendela yang terbuka, sehingga suhu udara di titik tersebut sama
dengan suhu di luar ruangan (yaitu g).
Syarat Batas Neumann

Syarat batas lain yang sering digunakan adalah ∂u/∂n = g di ∂Ω, dan syarat batas ini
disebut sebagai syarat batas Neumann dari nama penemunya Carl Gottfried
Neumann . Syarat batas Neumann adalah syarat batas untuk turunan pertama dari
u ke arah luar. Dalam bahasa sehari-hari, ini berarti aliran panas (atau kalor istilah
fisikanya?) dijaga tetap bernilai g. Dalam bahasa lebih sehari-harinya, andaikan di
dinding ruangan dipasang pemanas (atau pendingin) ruangan yang diatur dengan
“semburan angin” (entah apa istilah yang lebih bagus) tertentu, yaitu g.
Syarat batas Neumann adalah syarat batas untuk turunan pertama dari u ke arah
luar.
Syarat Batas Robin

Ada satu syarat batas lagi yang biasa digunakan, yaitu syarat batas Robin dari
nama Victor Gustav Robin , yang bentuknya . ∂u/∂n + ku = g di ∂Ω, yang
dapat dianggap sebagai pemanas (atau pendingin) ruangan yang otomatis,
menyemburkan angin tergantung dari suhu di dinding.

Nah, yang disebut dengan kondisi campuran (mixed condition) adalah


campuran dari dua syarat batas. Misalkan di suatu ruangan, ada pintu yang
dibiarkan terbuka (syarat batas Dirichlet) dan ada pendingin ruangan (syarat
batas Neumann) di sisi lain.
Pendahuluan
Perhatikan persamaan diferensial linear orde dua berikut:
a2(x)y’’ + a1(x)y’ + a0(x)y= f(x)…… (1)

y(x0) = y0 dan y’(x0) = y1 ……………(2)

Dengan koefisien a2(x), a1(x), a0(x), dan fungsi f(x) merupakan fungsi-fungsi yang
kontinu di dalam suatu selang a ≤ x ≤ b dengan a2(x) ≠ 0 di dalam selang ini.

Persamaan diferensial (1) bersama-sama dengan syarat awal (2), disebut suatu
masalah nilai awal (MNA). Kita ingin mencari suatu penyelesaian y(x) dari
persamaan diferensial (1) yang memenuhi syarat pada titik akhir dari selang a ≤ x
≤ b.
Namun,
Jika persamaan diferensial linear orde dua berikut:
a2(x)y’’ + a1(x)y’ + a0(x)y= f(x)…… (1)

y(p) = y0 dan y’(q) = y1 ……………(2)

Dengan koefisien a2(x), a1(x), a0(x), dan fungsi f(x) merupakan fungsi-fungsi yang kontinu
di dalam suatu selang a ≤ x ≤ b dengan a2(x) ≠ 0 di dalam selang ini.

Persamaan diferensial (1) bersama-sama dengan syarat awal (2), disebut suatu masalah
nilai batas (MNB). Suatu MNB dapat mempunyai tepat satu penyelesaian, tak berhingga
penyelesaian, atau tak mempunyai penyelesaian
CONTOH SOAL 1

1. Selesaikan MNB = d²y / dx² + y = 0 Penyelesaian :


Dengan y (0) = 1 dan y (2π/4) = 1. Solusi umum: y = c1 sin x + c2 cos x
● Subtitusi y(0) = 1, maka
Penyelesaian : 1 = c1 sin 0° + c2 cos 0° -> 0 = c2 lalu,
Kerena memiliki dua syarat maka, tidak ● Subtitusi syarat y(2π/4) = 1, maka
hanya mencari solusi yang memenuhi
persamaan diferensial, tetapi juga 1 = c1 * sin 90° + c2 cos 90°
memenuhi kedua syarat tersebut. 1 = c1 * 1 + c2 * 0
Jadi solusi di atas adalah tunggal :
Y = sin x
CONTOH SOAL 2

2. Selesaikan MNB d²y / dx² + y = x untuk 0 < x < π. Dengan y(0) = 2 dan y(π) = 1.
Jawab:
● Masukkan syarat y(π) = 1, maka
Solusi umum: y = x + c1 sin x + c2 cos x 1 = π + c1 * sin π + c2 cos π
● Masukkan syarat y(0) = 2, maka 1 = π + c1 * sin 180° + c2 * cos 180°
2 = 0 + c1 * sin 0° + c2 * cos 0° 1 = π + c1 * 0 + c2 * (-1)
2 = 0 + c1 * 0 + c2 * 1 1 = π - c2
2 = c2 c2 = π - 1
Masalah nilai batas ini tidak
mempunyai penyelesaian.
CONTOH SOAL 3
Lanjutan Penyelesaian Soal 3
CONTOH SOAL 4

4. Diketahui persamaan diferensial y’’ + y = 0 dengan y(0) = 2, y(𝛱/2) = 3


Solusi umum persamaan diferensial di atas adalah sebagai berikut:
y(x) = C1 cos x + C2 sin x
Jawab :
Substitusi y(0) = 2
y(x) = C1 cos x + C2 sin x
y(0) = C1 cos 0° + C2 sin 0°
2 = C1 + 0
2 = C1
Lanjutan Penyelesaian Contoh Soal 4

Substitusi y(𝛱/2) = 3 𝛱/2= 90


y(x) = C1 cos x + C2 sin x
y(90) = C1 cos 90° + C2 sin 90°
3 = 0 + C2
3 = C2
Sehingga C1 = 2 , C2 = 3, untuk kasus ini nilai batas memiliki solusi tunggal yaitu
y(x) = C1 cos x + C2 sin x
y(x) = 2 cos x + 3 sin x
CONTOH SOAL 5
5. Carilah solusi dari masalah nilai batas ini
d²y / dx² - y = 0; y(0) = 0, y(1) = 1. Jika diketahui y(x) = c1 e𝘹 + c2 e-x adalah solusi umum.

Jawab:
THANK
YOU!

You might also like