You are on page 1of 6

PROJECT AKHIR SEMESTER GANJIL KRISTAL DAN MINERAL

MINERAL HEMATIT

DISUSUN OLEH :
Rizky Agustian Divano (121370118)
Muhammad Afif Sanjaya (121370119)
Lindon Manullang (121370121)
Kristian Febriano Damanik (121370122)
Afifah Salwa Dilasukma (121370123)
Ade Amelia Ramadhani (121370124)
Josua Dwiki Arispan Sianipar (121370125)
Dimas Amiruliantaka Prameshwara (121370139)
Anisa Damayanti (121370171)
Erikson Pascal Marudut Lumbantobing (121370157)

Kelas : RC

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATRA


2022
MINERAL HEMATIT

Hematit merupakan salah satu mineral yang paling melimpah di permukaan bumi
maupun di kerak bumi yang dangkal. Hematit merupakan oksida besi dengan komposisi kimia
Fe2O3. Mineral ini merupakan mineral pembentuk batuan yang umumnya ditemukan pada
batuan sedimen, metamorf, dan batuan beku.
Sama seperti mineral pada umumnya, hematit memiliki karakteristik tersendiri.
Karakteristik ini digolongkan berdasarkan sifat fisik, sifat kimia, proses pembentukan,
keterdapatan (lokasi mineral tersebut banyak dijumpai), dan pemanfaatan mineral. Untuk
mengetahui lebih lanjut karakteristik mineral hematit,berikut adalah penjabaran lebih lanjut dari
masing masing karakteristik mineral hematit.

A. Sejarah Penemuan Hematit


Awalnya bernama sekitar 300-325 SM oleh Theophrastus dari bahasa Yunani,
"αιματίτις λίθος" ("aematitis lithos") untuk "batu darah". Ini mungkin mineral pertama
yang dinamai dengan akhiran "-ite". Diterjemahkan pada tahun 79 oleh Pliny the Elder
menjadi haematites, "seperti darah", mengacu pada warna merah cerah dari bubuk
tersebut. Bentuk modern yang dikembangkan oleh penulis sering menyederhanakan ejaan
dengan mengecualikan "a", agak sejajar dengan kata lain yang aslinya menggunakan akar
kata "haeme".
B. Sifat Fisik Mineral
Sifat fisik mineral adalah kenampakan fisik mineral yang dapat diamati tanpa
menggunakan bantuan alat. Sifat fisik mineral meliputi warna, cerat, perawakan, bentuk, kilap,
kekerasan dan berat jenis.

Sifat Fisik Mineral

Warna Hitam hingga abu abu,silver, kusam


hingga merah karat cerah dalam
material tanah yang padat dan
berbutir halus.

Cerat Coklat kemerahan (reddish brown)


Kilap Metallic, Sub-Metallic, Dull, Earthy

Kekerasan 5 - 6 skala mohs

Sistem kristal Trigonal

Transparansi Opaque

Specific Gravity 5.26

Tenacity Brittle

Cleavage None

Fracture Irregular/Uneven, Sub-Conchoidal


Sumber : https://www.mindat.org/min-1856.html

C. Sifat Kimia Mineral


Mineral didefenisikan yaitu sebagai padatan Kristal yang bersifat anorganik, suatu
bahan dapat dikatakan mineral jika terbuat dari proses alami serta mengandung
komposisi kimiawi. Mineral hematite merupakan mineral yang mengandung komposisi
mineral murni yaitu mineral oksida yang tersusun atas Besi (Fe) sebesar 70% dan
Oksigen (O) sebesar 30%, sehingga rumus kimia dari mineral hematite yaitu Fe2O3. Besi
II, III oksida merupakan senyawa kimia anorganik dengan memiliki rumus kimia Fe3O4.
Ini merupakan salah satu anggota besi oksida, yang lain adalah besi (II) Oksida (FeO),
dan besi (III) oksida (Fe2O3) yang juga disebut Hematite. Senyawa oksida ini
mengandung baik ion Fe2+ maupun Fe3+. Besi oksida ini ditemui di laboratorium
sebagai bubuk hitam yang menunjukan magnet permanen dan feromagnetik.

D. Proses Pembentukan Hematit


Mineral Hematit dapat mengkristal selama proses diferensiasi magma atau
presipitasi dari cairan hidrotermal yang bergerak melalui massa batuan. Mineral Hematite
juga dapat terbentuk selama proses metamorfosis kontak ketika magma panas bereaksi
dengan batuan yang terdapat di sampingnya. Mineral Hematit tergolong kedalam mineral
oksidat yang terbentuk melalui proses oksidasi, terutama membentuk persenyawaan dari
oksida maupun hidroksida besi. Persenyawaan oksida besi berlangsung ketika mineral
tersingkap atau berada di atas muka air tanah (MAT) dengan kadar oksigen yang tinggi
sehingga jika mineral asalnya kaya akan besi maka dengan mudah akan teroksidasi
membentuk mineral hematit (Fe2O3) dan ditandai dengan warna merah. Mineral Hematit
diperoleh melalui oksidasi pada suhu 800 derajat celcius.
Deposit hematite yang terpenting terbentuk dalam lingkungan sedimen. Sekitar
2,4 miliar tahun yang lalu, lautan banyak mengandung zat besi terlarut akan tetapi sangat
sedikit mengandung oksigen bebas. Setelah itu, sekelompok cyanobacteria bisa
melakukan fotosintesis. Bakteri tersebut menggunakan sinar matahari sebagai sumber
energi untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat, oksigen dan air.
Proses reaksi ini menghasilkan oksigen bebas pertama di lingkungan laut. Kemudian
oksigen bebas tersebut berikatan dengan besi dan membentuk hematite yang karam ke
dasar maritim, sehingga pada akibatnya menjadi unit batuan yang biasa dikenal dengan
“Banded iron formations”. Proses deposisi ini berlangsung selama ratusan juta tahun. Hal
tersebut memungkinkan pembentukan deposit besi yang tebalnya mencapai hingga ribuan
kaki dengan pelamparan lateralnya mencapai hingga ribuan mil persegi.

E. Keterdapatan Hematit
Keterdapatan mineral Hematite terdapat pada daerah-daerah dengan ciri khas
yang dapat menampung air atau sumber air panas contohnya daerah Yellowstone. Daerah
Yellowstone merupakan daerah yang dapat membuat mineral ini mengendap dengan air
serta tergabung pada sumber air panas, lapisan bawah danau, atau daerah penampungan
air lainnya. Mineral Hematite terbentuk pada lingkungan magmatik, sedimen,
metamorfik, hidrotermal. Apabila tubuh bijih mineral yang besar umumnya merupakan
asal sedimentasinya, apabila tubuh bijih tingkat tinggi ditemukan di batuan metamorf
akibat proses metasomatisme kontak, lalu dapat merupakan sublimasi dari batuan beku
ekstrusif (lava) sebagai akibat dari aktivitas vulkanik, lalu dapat juga terdapat pada
formasi lapisan besi.
F. Pemanfaatan Mineral Hematit
Hematit merupakan bijih yang cukup penting untuk menghasilkan besi.
Kebanyakan bijih hematit diproduksi di Cina, Australia, Brazil, India, Rusia, Ukraina,
Afrika Selatan, Kanada, Venezuela, dan Amerika Serikat.
Hematit memiliki berbagai macam kegunaan, tetapi dari sisi nilai ekonomis,
hanya sedikit hematit yang digunakan sebagai bijih utama dari besi. Hematit lebih banyak
digunakan untuk menghasilkan pigmen, bahan pelindung radiasi, ballast, dan masih
banyak produk-produk lainnya. Hematit juga memiliki kegunaan sebagai batu perhiasan,
selain itu hematit merupakan bijih besi yang digunakan untuk memproduksi baja dan juga
sebagai pigmen warna.
DAFTAR PUSTAKA

Blake, R.L., R.E. Hessevick, T. Zoltai, and L.W. Finger. 1966. Refinement of the
hematite structure. Amer. Mineral., 51, 123–129.

Deer, W.A., R.A. Howie, and J. Zussman. 1962. Rock-forming minerals, v. 5,


non-silicates, 21–27

L.W. Finger. 1966. Refinement of the hematite structure. Amer. Mineral., 51, 123–129.

Mahardika Prasetya Aji, Agus Yulianto, Satria Bijaksana. 2007. "SINTESIS NANO
PARTIKEL MAGNETIT, MAGHEMIT DAN HEMATIT DARI BAHAN
LOKAL." Jurnal Sains Materi Indonesia 106.

Maslen, E.N., V.A. Streltsov, N.R. Streltsova, and N. Ishizawa (1994) Synchrotron X-ray
study of the electron density in α−Fe2O3. Acta Cryst., 50, 435–441

Mira Meirawaty, Rosmalia Dita Nugraheni, Cahyaningratri Prima Riyandhani. 2021.


MINERALOGI. Banyumas: Zahira Media Publisher.

Palache, C., H. Berman, and C. Frondel. 1944. Dana’s system of mineralogy, (7th
edition), v. I, 527–534.

You might also like