You are on page 1of 9

M@ddah Vol. 1, No.

2, Juli 2019

ANALISIS TEORI PERSON CENTERED THERAPY


DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

M. Syakur, Hanik Mufaridah


Email: syakurjezz@gmail.com & hanyfarida2801@gmail.com
Fakultas Dakwah Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo

Abstrak
Teori person centered therapy berlandaskan suatu filsafat tentang bagaimana manusia
menyusun dirinya sendiri menurut persepsi-persepsinya tentang kenyataan. Orang
termotivasi untuk mengaktualisasikan diri dalam kenyataan dipersepsinya. Maka
diperlukan adanya konsep diri dalam menghadapi masalah yang dihadapi tersebut, agar
mencapai aktualisasi diri yang seseorang miliki. Manusia memiliki kesanggupan untuk
mengarahkan diri dan melakukan perubahan pribadi yang konstruktif. Sedangkan
bimbingan dan konseling Islam berupaya membantu individu belajar mengembangkan
atau kembali kepada fitrah iman, dengan cara memberdayakan (enpowering), fitrah-fitrah
(jasmani, rohani, nafs, dan iman) mempelajari dan melaksanakan tuntutan Allah dan
Rasul-Nya, agar fitrah-fitrah yang ada pada individu berkembang dan berfungsi dengan
baik dan benar.

Kata Kunci: person centered therapy, bimbingan dan konseling Islam

Abstract
Theory of person centered therapy to be based on a philosophy about how does human
arrange himself to join in the perceptions about statement. A person motivated to
actualizate it body in statement was perceptioned it. So to be needed existence body
concept in to face problem that to be faced mentioned, so that to reach actualization body
that someone to own. Human own capability to instruct it body and to do personal
changing that constructive. Whereas guidance and islamic counseling efforty to assist
individual study to develop it or back to faith natural tendency, with way to delude it
(enpowering), natural tendencies, (body, spiritual, soul, and faith) to study and execute it
prosecutting Allah and his apostle, so that the natural tendencies that exist to flowery
individual and functiony goodly and truely.
.
Keywords: person centered therapy, Islamic guidance and counseling

59
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

A. Pendahuluan sedang dibangun. 3 Seseorang dalam


Terapi berfokus pribadi (person pendekatan person centered therapy dilihat
centered therapy) didasarkan pada sebagai sosok yang bertindak untuk
kepercayaan fundamental, bahwa manusia memenuhi kebutuhan pokokonya. Rogers
itu pada intinya terpercaya, sosial dan percaya bahwa setiap individu pada
kreatif. Ekspresi praktis kepercayaan dasarnya baik dan disini diberi nama
tersebut adalah kemauan terapis untuk aktualisasi diri.4
menggosongkan posisi keahliannya dan Aktualisasi diri adalah proses
justru bekerja untuk memampukan konseli menjadi diri sendiri dan mengembangkan
menyadari sumber daya dan pemahaman sifat-sifat serta potensi-potensi
dirinya. Konseling berfokus pribadi psikologinya yang unik. 5 Pertama,
menekankan pentingnya pengalaman kebutuhan untuk aktualisasi diri. Dan,
individual. Pada intinya terapi ini adalah kedua adalah kebutuhan untuk dicintai dan
teori relasi, yang mengakui saling dihargai oleh orang lain. Akan tetapi,
ketergantungan dengan cara memberikan sebagaimana yang dinyatakan oleh Maslow,
jalan menuju komunikasi yang dalam dan kebutuhan tersebut terlihat sebagai
bisa diterima dengan orang lain. 1 kebutuhan biologis untuk bertahan hidup
Rogers mengungkapkan konsep yang independent. Menurut Latipun, hal
person centered therapy dalam memandang penting lainnya yang ingin dicapai dari
kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek, person centered therapy adalah menjadikan
yaitu organisme, phenomenal field dan self konseli sebagai pribadi yang berfungsi
concept. Organisme merupakan individu sepenuhnya (fully fungctioning person)
sendiri, mencakup aspek fisik maupun yang memiliki arti sama dengan aktualisasi
psikologis. Sedangkan phenomenal filed diri.6
yakni berdasarkan pengalaman-pengalaman Hal di atas sejalan dengan prinsip-
hidup yang bermakna secara psikologis prinsip yang digunakan dalam pelayanan
bagi individu, berupa pengetahuan, bimbingan dan konseling yang bersumber
pengasuhan orang tua dan hubungan dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian
pertemanan. Dan terakhir self concept, dan pengalaman praktis tentang hakikat
yaitu interaksi organisme atau fisik individu manusia, perkembangan dan kehidupan
sendiri dengan phenomenal field yang akan dalam konteks sosial budayanya, pengertian,
membentuk “I/me/saya”, sehingga tujuan fungsi, dan proses penyelenggaraan
kesadaran tentang self akan membantu bimbingan dan konseling. Sedangkan
seseorang membedakan dirinya dari orang bimbingan dan konseling Islam hadir dalam
lain.2 masyarakat sebagai sarana dan wahana
Menurut Corey, pendekatan person yang sangat baik untuk pembinaan sumber
centered dibangun atas dua hipotesis dasar, daya manusia. Bimbingan konseling
yaitu (1) setiap orang memiliki kapasitas berperan dalam mencarikan jalan keluar
untuk memahami keadaan yang dari setiap kesulitan yang dihadapi
menyebabkan ketidak bahagiaan dan masyarakat dalam usaha mengembangkan
mengatur kembali kehidupannya menjadi potensinya.
lebih baik, dan (2) kemampuan seseorang
untuk menghadapi keadaan ini dapat terjadi
dan ditingkatkan jika konselor menciptakan 3
kehangatan, penerimaan, dan dapat John Mcloeod, Pengantar Konseling: Teori dan
Studi Kasus (Ed.3, Cet.3) (Jakarta: Kencana,
memahami relasi (proses konseling) yang
2010), 29.
4
Carl Rogers, Brian Thorne Second Edition
(London: Sage, 2003). 178.
5
YustinuS, Psikologi Pertumbuhan (Yogyakarta:
1
Stephen Palmer, Konseling dan Psikoterapi (Cet.1) Kanisius, 1991), 67.
6
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 21. Lumangga Namora Lubis, Memahami Dasar-
2
Gantina Komalasari, dkk., Teori dan Tekhnik Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Ed.1)
Konseling (Jakarta Barat: PT Indeks, 2011), 57. (Jakarta: Kencana, 2011), 29.

60
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling Islam yang menentukan pilihan atau keputusan


adalah upaya membantu individu belajar yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
mengembangkan fitrah iman atau kembali Pemahaman dan penalaran yang baik dari
kepada fitrah iman, dengan cara konseli akan mempermudah pemecahan
memberdayakan (enpowering), fitrah-fitrah masalah sekaligus proses aktualisasi
(jasmani, rohani, nafs, dan iman) dirinya.9
mempelajari dan melaksanakan tuntutan
Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah-fitrah B. Metode Penelitian
yang ada pada individu berkembang dan Tujuan dari penelitian ini adalah
berfungsi dengan baik dan benar.7 Sehingga untuk menganalisis teori person centered
perkembangan zaman yang pesat dan terus- therapy dalam perspektif bimbingan dan
menerus menawarkan perubahan ini, telah konseling Islam. Sedangkan jenis penelitian
menuntut individu secara sadar atau tidak ini yaitu riset kepustakaan (library riset),
untuk meningkatkan kualitas hidupnya. dengan tujuan untuk menemukan jawaban
Permasalahan demi permasalahan turut dari analisis kedua teori tersebut, yang
mengiringi perubahan yang terjadi disetiap berupa persamaan-persamaan dan
sisi kehidupan.8 perbedaan-perbedaan dalam teori person
Permasalahan hidup yang semakin centered therapy dan bimbingan konseling
kompleks dan rumit sangat terasa diera Islam. Tidak hanya itu, peneliti juga
yang global ini, mulai dari permasalahan menggunakan jenis penelitian kualitatif,
sosial, ekonomi, politik, keluarga, dan sebab jenis data yang digali berupa kata-
masih banyak lagi permasalahan hidup kata atau kalimat-kalimat, dan ungkapan
yang timbul. Sehingga sifat negatif yang yang ada didalam buku person centered
ada dalam diri manusiapun terpacu untuk therapy dan bimbingan dan konseling Islam.
diaktualisasikan. Tentu hal ini sangat
dilematis sekali, karena dari semua itu C. Pembahasan
hanya akan memperburuk dan menambah
masalah saja. Oleh karena itu saat ini Person Centered Therapy
banyak sekali kita temukan permasalahan- Person centered therapy
permasalahan yang mengarah pada merupakan terapi yang berfokus pribadi
kehidupan efektif sehari-hari. Hal ini yang didasarkan pada kepercayaan
terhambat karena disebabkan banyaknya fundamental bahwa manusia itu pada
beberapa faktor-faktor kehidupan. Sehingga intinya terpercaya, sosial, dan kreatif.
pemikiran-pemikiran individu sudah tak Ekspresi praktis kepercayaan tersebut
dapat lagi berpikir rasional yang membuat adalah kemauan terapis untuk
emosi dalam diri seseorang labil, sehingga mengosongkan posisi keahliannya dan
melakukan tindakan-tindakan yang justru bekerja untuk memampukan konseli
menyimpang. menyadari sumber dayanya sendiri dan
Untuk menghindari penyimpangan pemahaman dirinya. 10 Pada awal
tersebut, maka konselor dan konseli perkembangan, Carl Rogers menanamkan
diharuskan untuk dapat membangun kerja non directive therapy sebagai reaksi kontra
sama yang baik. Sehingga sikap dan terhadap pendekatan psikoanalisis yang
keterampilan konselor dapat menciptakan bersifat direktif dan tradisional.11
peran serta konseli sacara aktif terlibat Peran therapis dalam psikoterapi ini,
dalam konseling keseluruhan. Faktor hanya menunjukkan kondisi permisif
intelegensi konseli juga mempengaruhi penerimaan (tidak banyak teknik yang
apakah tujuan konseling dapat tercapai atau digunakan). Pendekatan ini menekankan
tidak. Hal ini disebabkan karena konselilah pada penciptaan iklim permisif dan non-

7 9
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami Ibid., 40.
10
(Semarang: Widya Karya, 2008), 12. Palmer, Konseling dan Psikoterapi, 80.
8 11
Lubis, Memahami Dasar-Dasar, 34. Komalasari, Teori dan Tekhnik Konseling, 47.

61
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

interventif. Ahli terapi secara nyata adalah pada pengalaman sadarnya sendiri
menghindarkan diri dari interaksi dengan dan pengalaman itu memberikan kerangka
konseli. Ahli terapi berfungsi sebagai intelektual dan emosional dimana
penjernih, tetapi tidak menampilkan kepribadian terus menerus bertumbuh.
kepribadiannya sendiri. Penerimaan dan Rogers percaya bahwa karena realitas ini
klarifikasi menjadi teknik-teknik yang tergantung pada pengalaman-pengalaman
utama dalam pendekatan ini.12 perseptual setiap orang, maka realitas itu
Pada tahun 1951 Rogers akan berbeda untuk setiap orang. Meskipun
mengembangkan teorinya dalam demikian, dia mengemukakan suatu tenaga
pendekatan client centered therapy. Dalam pendorong yang umum dan utama:
tindakannya, Ia menekankan peran sikap kecenderungan atau usaha untuk
daripada perilaku dalam konteks terapi. aktualisasi.14
Rogers juga menggambarkan teori client Aktualisasi melibatkan diferiensiasi
centered yang berpusat pada organ dan fungsi dan perkembangan menuju
pengembangan kepribadian. Namun hal ini otonomi, dengan cara ini proses aktualisasi
dikritik sebab memiliki metode terapi yang sangat sensitif terhadap kompleksitas seluk
terbatas, Rogers juga dikritik sebab gagal beluk perbedaan manusia. 15 Aktualisasi
dalam memberikan analisis psikologi memiliki sumber daya inti untuk mengubah
kepribadian secara rinci dan penyebab diri seseorang kearah yang positif. 16
psikologis sebagai landasan untuk terapinya. Aktualisasi diri memiliki arti sama dengan
Rogers menggambarkan pada prinsip- (fully fungctioning person), yang
prinsip ilmu pengetahuannya tentang menjelaskan karakteristik sebagai berikut:
sikapnya konselor terhadap konseli.13 1. Konseli terbuka dengan pengalamannya
Pada tahun 1970 Carl Rogers dan keluar dari kebiasaan defensifnya.
mengembangkan teorinya dalam 2. Seluruh pengalamannya dapat disadari
pendekatan person centered therapy yang sebagai sebuah kenyataan.
mencerminkan statusnya sebagai 3. Tindakan dan pengalaman yang
serangkaian prinsip yang berlaku dalam dinyatakan akurat sebagaimana
konteks sosial, bukan hanya sebagai pengalaman yang sebenarnya.
pendekatan untuk terapy psikologis. 4. Kepercayaan pada diri sendiri (self trust)
Pendekatan ini berdasarkan pada artinya konseli dapat mengambil
pengalaman sendiri, ide-ide teoritis keputusan secara mandiri.
Psikoanalisis Otto Rank, dan prinsip-
prinsip ilmiah psikologi empiris. Menurut Konsep Kepribadian Manusia
Cooper, terapi person centered mengalami Konsep kepribadian manusia
kemajuan secara teoritis yang menurut Rogers dalam Komalasari, dkk.
memperhitungkan tentang pemahaman terdiri dari tiga aspek, yaitu pertama,
psikologis kontemporer dari “diri” sebagai organisme, merupakan individu itu sendiri,
entitas kontekstual terdiri dari sejumlah mencakup aspek fisik maupun psikologi,
konfigurasi yang berbeda. kedua, phenomenal field, yaitu
Rogers percaya bahwa orang-orang pengalaman-pengalaman hidup yang
dibimbing oleh persepsi sadar mereka bermakna secara psikologis bagi individu,
sendiri, tentang diri mereka dan dunia dapat berupa pengetahuan, pengasuhan
sekitar mereka bukan oleh kekuatan- orang tua, dan hubungan pertemanan,
kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka ketiga, self concept yaitu interaksi antara
kontrol. Kriterium terakhir seseorang organisme atau individu dengan
phenomenal field akan membentuk
12
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan
14
Psikoterapy (Bandung: PT Rafika Adimata, 2013), Yustinus, Psikologi Pertumbuhan, 19.
15
62. Rogers, Brian Thorne Second Edition, 189.
13 16
Ewan Gillon, Person Centered Counseling Samsul Arifin, Sang Pelopor Kisah Tiga Kiai
Psichology An Introduction (London: Sage, dalam Mengelola Bekas Bajingan (Cet.1)
2007), 78. (Surabaya: Salsabila Putra Pratama, 2014), 45.

62
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

(“I”/”me”/saya). Kesadaran tentang self pemahamnnya terhadap apa yang


akan membantu seseorang membedakan diucapkan konseli sudah benar.
dirinya dari orang lain. Dalam hal ini untuk 3. Menyatakan kembali. Sering kali
menemukan self yang sehat (the real self), kalimat Rogers benar-benar
makaindividu memerlukan penghargaan, memberikan pantulan dari apa yang
kehangatan, perhatian, dan penerimaan diucapkan oleh konseli. Dalam
tanpa syarat. Akan tetapi jika seseorang kesempatan lain, pernyataan kembali
akan merasa berharga hanya bila dilakukan dalam bentuk pernyataan
berperilaku sesuai dengan yang pendek yang mengklarifikasi inti
dikehendaki orang lain, maka yang akan pernyataan konseli.
terbentuk adalah ideal self dalam
pandangan ini, masalah muncul karena Relasi antara Konseli dan Konselor
adanya ketidak sesuaian antara ideal self Relasi antara konseli dan konselor
dengan real self.17 dalam person centered therapy yaitu:20
1. Congruence, mencakup kesadaran,
Dasar Sikap Terapis keterbukaan konselor yang memiliki
Rogers menyimpulkan dasar sikap dua dimensi. pertama, konselor harus
terapis sebagai berikut:18 utuh dan menjadi diri mereka sendiri
1. Objektivitas, dimana termasuk dalam relasi terapeutik, selalu waspada
kapasistas simpati yang tidak boleh pada kehadiran dan gerakan pikiran,
berlebihan, seseorang yang benar- perasaan, dan persepsi, kehangatan,
benar menerima dan tertarik pada kekosongan, kebosanan, ketakutan,
sikap seseorang, dan pemahaman yang sukacita, kegairahan, keprihatinan,
mendalam akan menemukan kelulusan kemarahan, keingintahuan dan
dari penilaian moral atau mengejutkan. sebagainya. Kedua, kehadiran yang
2. Menghormati individu, tujuannya tulus menyentuh konseli. Merekayasa
adalah untuk meninggalkan tanggung keterasingan, menyajikan wajah
jawab utama ditangan konseli sebagai profesional atau menghindari
individu yang akan menuju kebebasan pentingnya kejujuran yang diperlukan
diri/ kemandirian. atau yang sesuai konseli akan
3. Pemahaman diri, artinya menerima menghambat pertumbuhan relasi.
dirinya sendiri serta sadar diri. Congruence berarti konselor terampil
4. Pengetahuan psikologis, yakni secara nyata, hakiki terintegrasi dan otentik
menyeluruh tentang perilaku manusia selama proses konseling.
dan fisik, sosial dan penentu psikologis. 2. Empaty, artinya mendengarkan dengan
seksama dunia internal orang lain.
Praktik-praktik Terapi Rogers Melibatkan pribadi utuh, termasuk
Praktik-praktik terapi yang pemahaman kognitif, dan respon tubuh,
dilakukan Rogers yaitu:19 emosional dan intuitif.
1. Mengonfirmasi perhatian. Biasanya 3. Positive regard (acceptance), yakni
Rogers membiarkan para konselinya menerima keadaan konseli apa adanya.
mengetahui bahwa dia ada dan
mendengarkan, dengan Bimbingan dan Konseling Islam
mencondongkan tubuhnya kedepan Islam adalah agama wahyu yang
dan menggumamkan m-hm atau langsung dari dzat yang Maha Suci, Maha
mengangguk setuju. Benar, dan Maha Sempurna, oleh sebab itu
2. Mengecek pemahaman. Sering kali ajarannya tidak mungkin bertentangan
Rogers mengecek apakah dengan fitrah manusia. Ajaran Islam justru
akan membimbing manusia kefitrah-nya
dalam rel yang benar. Konseling Islam
17
Komalasari, Teori dan Tekhnik Konseling, 78.
18
Rogers, Brian Thorne Second Edition, 190.
19 20
Ibid., 193. Palmer, Konseling dan Psikoterapi, 83.

63
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

adalah aktifitas yang bersifat “membantu”, Fitrah (Potensi-potensi) Manusia


dikatakan membantu karena pada Pengertian fitrah adalah bagian
hakikatnya individu sendirilah yang perlu dari khalq (penciptaan) Allah dan ayat-ayat
hidup sesuai tuntunan Islam (al-Qur’an dan lain yang membicarakan tentang
sunnah Rasul-Nya). Pada akhirnya penciptaan manusia, akhirnya
diharapkan agar individu selamat dan menyimpulkan bahwa fitrah manusia
memperoleh kebahagiaan yang sejati di bukan hanya fitrah keagamaan, tetapi lebih
dunia dan akhirat. dari itu fitrah adalah bentuk dan sistem
Hakikat bimbingan dan konseling yang diwujudkan Allah pada setiap
Islam adalah upaya membantu individu makhluk, fitrah yang berkaitan dengan
belajar mengembangkan fitrah dan kembali manusia adalah apa yang diciptakan Allah
kepada fitrah dengan cara memperdayakan pada manusia yang berkaitan dengan
(enpowering) iman, akal dan kemauan jasmani, rohani dan nafs. 23 Sedangkan
yang dikaruniakan Allah SWT, kepadanya pada ayat al-qur’an dan keterangan
untuk mempelajari tuntutan Allah dan Rasulullah, ditemukan beberapa sifat khas
Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada (karakteristik) manusia yang
individu itu berkembang dengan benar dan membedakannya dengan makhluk lain,
kukuh sesuai tuntutan Allah SWT.21 Pihak yaitu:
yang membantu adalah konselor, yaitu 1. Manusia diciptakan Allah terdiri dari
seorang mukmin yang memiliki dua unsur yakni jasmani dan ruh Illahi
pemahaman yang mendalam tentang (akal dan rohani). Jasmani merupakan
tuntutan Allah dan menaatinya. aspek biologis yang dipersiapkan
sebagai wadah rohani. Unsur rohani ini
Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam tidak terdapat pada makhluk jenis jin,
Berikut beberapa fungsi iblis, dan binatang. Dengan rohani
bimbingan dan konseling Islam menurut manusia mampu mengenal Allah,
Taufik yaitu:22 berperasaan halus dan berakhlak mulia.
1. Fungsi pencegahan, yaitu menghindari 2. Manusia sejak asal kejadiannya
segala sesuatu seluruh potensi yang dilengkapi dengan “fitrah beragama”
dimiliki seseorang perlu kembangkan, yaitu mengakui keesaan Allah dan
mengembangkan potensi itu tidak tunduk kepada-Nya.
dapat terjadi tanpa ada kemauan diri 3. Manusia diciptakan Allah dilengkapi
sendiri dan dorongan dari pihak lain, dengan akal pikiran, yang
seperti: dari keluarga, fasilitas yang memungkinkan manusia mampu
tersedia dan lain sebagainya. membedakan antara yang benar dan
2. Fungsi pengembangan, yakni salah.
membimbing konseli dalam
pengembangan seluruh potensi yang Pribadi yang Sehat dalam Konteks
dimilikinya. Bimbingan dan Konseling Islam
3. Fungsi penyaluran, yakni mengarahkan Pribadi yang sehat menurut Arifin
konseli pada sesuatu yang baik atau yaitu pribadi yang mencerminkan sebagai
menyesuaikan dengan bakat, potensi umat yang terbaik (khaira ummah),
yang dimiliki. mengajak kebaikan (amar ma’ruf) dan
4. Fungsi perbaikan, yakni mengatasi mencegah keburukan (nahi mungkar) ini,
suatu perbuatan yang sudah terlanjur amat sangat penting dalam Islam. Pribadi
terjerumus kedalam kemaksiatan dan khaira ummah merupakan pribadi yang
usaha dalam memperbaiki. sedapat mungkin mengemban tugas
sebagai abdi Tuhan (beribadah) sekaligus

21
Lubis, Lubis, Memahami Dasar-Dasar, 36.
22
Muhammad Izzuddin Taufik, Panduan Lengkap
dan Praktis Psikologi Islam (Jakarta: Gema Insani,
23
2006), 71. Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, 81.

64
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

sebagai kholifah Tuhan (membangun dengan rahasia (confidencial)


peradaban dan membuat kemakmuran).24 mengenai individu yang dibimbingnya.
Sedangkan Al-Ghazali 3. Dalam merujuk ayat-ayat al-Qur’an
mengatakan hidup merupakan cinta dan konselor harus menggunakan
ibadah (al-hayah mahabbah wa ‘ibadah). penafsiran para ahli. Sedangkan
Sedangkan menurut Al-Maliki, manusia prinsip yang harus dimiliki oleh
sebagai khalifah mempunyai tugas konselor dalam konseling
kemakmuran dengan nilai-nilai kebaikan, keseimbangan (at-tawazun) yakni,
keutamaan, dan petunjuk. Disamping itu alim, kasih sayang (rahmah), sabar,
agar manusia dapat menegakkan keadilan, wara’ dan zuhud, ikhlas dan
persamaan, kasih sayang, rahmat, tawadhu’dan pandai berkomunikasi.
pembelaan kepada golongan yang lemah,
membantu kaum tertindas, Prinsip yang Berhubungan dengan
memperjuangkan masyarakat sesuai Individu yang Dibimbing (Konseli)
dengan kemampuannya agar terwujud Prinsip yang berhubungan dengan
kehidupan yang bahagia dan sejahtera.25 individu yang dibimbing dalam hal ini
konseli menurut Sutoyo yaitu:29
Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam 1. Kehidupan individu secara pribadi
Tujuan Bimbingan dan Konseling maupun keseluruhan pasti berakhir
Islam adalah meningkatkan Iman, Islam, dalam waktu yang tidak diketahui,
dan Ikhsan individu yang dibimbing setiap orang akan diperhitungkan
menjadi pribadi yang utuh dan pada amalnya dan mendapat balasannya.
akhirnya diharapkan mereka bisa hidup Dalam membimbing individu perlu
bahagia di dunia dan akhirat. 26 Sedangkan diingat bahwa ia perlu mempersiapkan
tujuan konseling at-tawazun, yang bekal sebelum ajal tiba, dan tidak perlu
merupakan bagian dari konseling Islam sakit bila ada yang mendholimi-nya
adalah membantu individu memperbaiki sebab semua pasti ada balasannya.
nafsu amarah, yang selalu mengajak 2. Akal dan hati nurani manusia adalah
kepada keburukan menjadi khairu ummah potensi penting bagi kehidupan yang
yaitu pribadi yang selalu mengajak kepada sehat bagi individu, sayogyanya akal
kebaikan, mencegah kepada kemungkaran, dan hati nurani tidak diabaikan.
dan beriman kepada Allah untuk mencapai 3. Ada tujuan Allah menciptakan setiap
kebahagiaan dunia dan akhirat. 27 bagian dari organ tubuh manusia. Oleh
sebab itu, dalam membimbing ia harus
Prinsip yang Berhubungan dengan menjaga dan memanfaatkan sesuai
Konselor tuntutan Allah.
Prinsip yang berhubungan dengan
konselor yaitu:28 Proses Bimbingan dan Konseling Islam
1. Konselor dipilih atas dasar kualifikasi Peran utama konselor dalam
keimanan, ketaqwaan, pengetahuan pendekatan ini adalah sebagai “Pengingat”,
tentang konseling dan syariat Islam yaitu sebagai orang yang mengingatkan
serta keterampilan dan pendidikan. individu yang dibimbing dengan cara
2. Konselor harus menghormati dan Allah. 30 Konselor sebagai “pendamping”
memelihara informasi berkenaan maksudnya, posisi konselor dan konseli
sama dihadapan Allah. Dengan individu
yang didampingi, yang membedakan tinggi
24
Arifin, Sang Pelopor, 34. rendahnya hanyalah tingkat kepatuhan
25
Ibid., 37. seorang terhadap syariat agama. Dalam
26
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami istilah pendamping tergantung pula makna
Teori dan Praktik (Ed.2, Cet. 1) (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), 47.
27 29
Arifin, Sang Pelopor, 37. Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, 85.
28 30
Ibid., 43. Ibid., 90.

65
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

bahwa hubungan konselor dengan individu pengalaman dimasa lalu itu penting, namun
yang dibimbing adalah dekat (seperti orang pengalaman-pengalaman disaat sekarang
yang menuntut), dengan sesama makhluk jauh lebih penting dari pada dimasa lalu.
ciptaan Allah yang sama-sama ada Dibalik dari alasan Rogers adalah
berkewajiban saling mengingatkan dan pengalaman dimasa lalu akan
saling menolong. mempengaruhi cara bagaimana seseorang
Mengingat esensi konseling memandang pengalaman-pengalaman hidup
dengan pendekatan ini adalah upaya dimasa sekarang. Sedangkan teori
membantu individu belajar bimbingan dan konseling Islam adalah
mengembangkan fitrah dan kembali pengalaman-pengalaman hidup dimasa lalu
kepada fitrah maka dalam hal ini perlu dan sekarang sama-sama penting untuk
dilakukan dengan cara-cara yang diajarkan diaplikasikan, namun hal ini seseorang
oleh Allah dalam al-Qur’an. Dengan dituntut untuk pandai dalam memilah dan
tafsiran yaitu (a) dengan cara yang terbaik, memilih pengalaman-pengalaman hidupnya.
dengan rujukan yang paling benar atau Sebagaimana yang telah di syari’atkan oleh
bebas dari kesalahan, dan mendatangkan agama Islam dan hal ini tidak luput dari
manfaat dan kebaikan yang paling besar landasan al-Qur’an dan al-Hadist.
(al-hikmah), (b) dengan ucapan-ucapan Sedangkan persamaan teori person centered
yang menyentuh hati dan mengantar therapy dengan bimbingan dan konseling
kepada kebaikan (almau’idah al-hasanah), Islam yaikni terapi person centered memuat
agar ucapan itu bisa menyentuh hati maka diantaranya tentang tiga struktur dalam
perlu keteladanan dari yang potensi diri manusia yaitu organisme,
menyampaikan, dan (c) jika perlu fenomenal field dan self consep. Sedangkan
dilakukan diskusi, maka diskusi dilakukan menurut dalam bimbingan dan konseling
dengan cara-cara yang baik, yaitu dengan Islam adalah aktualisasi iman, Islam dan
argument-argumen yang bisa diterima. ihsan.

D. Simpulan
Daftar Pustaka
Berdasarkan pembahasan dapat
disimpulkan bahwasaanya terdapat
Arifin, Samsul. Sang Pelopor Kisah Tiga Kiai
perbedaan dan persamaan antara person
dalam Mengelola Bekas Bajingan (Cet.1).
centered therapy dengan bimbingan dan
Surabaya: Salsabila Putra Pratama, 2014.
konseling Islam. Adapun perbedaan teori
person centered therapy dengan bimbingan Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling
dan konseling Islam yaitu person centered dan Psikoterapy. Bandung: PT Rafika
therapy adalah teori yang berpusat pada Adimata, 2013.
konseli. Artinya konseli dipercaya dapat
Gillon, Ewan. Person Centered Counseling
menyelesaikan masalahnya sesuai
Psichology An Introduction. London:
pengalaman-pengalaman dan persepsi-
Sage, 2007.
persepsi konseli. Sedangkan Bimbingan
dan Konseling Islam adalah membantu Komalasari, Gantina, dkk. Teori dan Tekhnik
konseli untuk menyelesaikan masalahnya Konseling. Jakarta Barat: PT Indeks,
sesuai dengan bekal keimanan konseli yang 2011.
berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadist. Jika Lubis, Lumangga Namora. Memahami Dasar-
bekal ilmu pengetahuan konseli terhadap Dasar Konseling dalam Teori dan
al-Qur’an dan al-Hadist kurang. Maka Praktik (Ed.1). Jakarta: Kencana, 2011.
konselor berperan sebagai penasihat ahli
didalam bidang al-Qur’an dan al-Hadist. Mcloeod, John. Pengantar Konseling: Teori
Selain itu, jika dipandang dari dan Studi Kasus (Ed.3, Cet.3). Jakarta:
pemikiran Rogers yang menyatakan, Kencana, 2010.
seseorang hidup pada saat dan sekarang
(here dan now). Artinya pengalaman-

66
Analisis Teori Person Centered Therapy dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam

Palmer, Stephen. Konseling dan Psikoterapi ____. Bimbingan dan Konseling Islami Teori
(Cet.1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, dan Praktik (Ed.2, Cet. 1). Yogyakarta:
2011. Pustaka Pelajar, 2013.
Rogers, Carl. Brian Thorne Second Taufik, Muhammad Izzuddin. Panduan
Edition.London: Sage, 2003. Lengkap dan Praktis Psikologi Islam.
Jakarta: Gema Insani, 2006.
Sutoyo, Anwar. Bimbingan dan Konseling
Islami. Semarang: Widya Karya, 2008. Yustinus. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius, 1991.

67

You might also like