You are on page 1of 13

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 07/02 Desember 2022.


Online ISSN: 2622-4283, Print ISSN: 2338-9184

https://doi.org/10.31800/jtp.kw

ANALISIS FAKTOR YANG PELAKSANAAN


TUTORIAL ONLINE (TUTON)
MEMPENGARUHI USER EXPERIENCE
PERKULIAHAN JARAK JAUH (DARING) PADA
MAHASISWA
ANALYSIS OF FACTORS THAT THE IMPLEMENTATION OF
ONLINE TUTORIALS (TUTON) AFFECTS USER EXPERIENCE
DISTANCE LEARNING (ONLINE) IN STUDENTS
Veno Dwi Krisnanda1, May Dana Izati2

Universitas Indraprasta PGRI1, STKIP Muhammadiyah Sampit2


Jl. Raya Tengah No.80, Rt.06/rw01 Gedong, Jakarta Timur1., Jl. Ki hajar Dewantara No.
3 Baamang Sampit-Kalteng2.

Pos-el: veenwow@gmail.com1, Danaizaty1@gmail.com2

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


Riwayat Artikel: The implementation of learning activities during the
Diterima : ......................... pandemic was carried out online, including learning
Direvisi : ......................... activities using Online-Based Tutorials (Tuton) using
Disetujui : ......................... the Microsoft team. Online learning requires students
to study independently. The purpose of this study was
to integrate the impact of user experience, academic
(diisi editor)
self-concept and adversity quetion on independent
learning in students. This type of research is
Keywords:
quantitative research. Data collection techniques
User Experience Tuton, using a psychological scale. Psychological scale used
Academic Self Concept, and in this study were (1) the scale of independent
learning independence learning. (2) academic self-concept scale (3)
adversity quotient scale and (4) user experience
. scale. The measurement results show a TLI of 0.955.
This output shows the accuracy, consistency of the
accuracy of the composite reliability measuring
Kata kunci:
instrument which shows the accuracy, consistency of
User Experience Tuton, the accuracy of a measuring instrument in making
Konsep Diri Akademik, dan measurements. Independence of students Prodi
Kemandirian Belajar Bimbingan Konseling influenced by academic self-
concept and user experience but adversity quotient

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 1


did not impact significantly.
.

ABSTRAK:
Pelaksanaan aktivitas pembelajaran pada masa
pandemic dilakukan secara daring termasuk aktivitas
pembelajaran yang menggunakan Tutorial berbasis
Online (Tuton) dengan menggunakan Microsoft
team. Pembelajaran dengan daring menuntut
mahasiswa untuk melakukan belajar secara mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintergrasikan
dampak user experience, konsep diri akademik dan
adversity quetion terhadap kemandirian belajar pada
mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunkaan
skala psikologis. Skala psikologis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (1) skala kemandirian
belajar. (2) skala konsep diri akademik (3) skala
adversity quotient dan (4) skala user experience.
Hasil pengukuran menunjukkan TLI sebesar 0.955.
Output ini yang menunjukkan akurasi, konsistensi
dari ketepatan alat ukur composite reliability yang
dimana menunjukkan akurasi, konsistensi dari
ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan
pengukuran. Kemandirian mahasiswa prodi
Bimbingan Konseling dipengaruhi oleh konsep diri
akademik dan juga user experience tetapi adversity
quotient tidak memberikan pengaruh secara
siginifikan

1. Pendahuluan kemajuan teknologi, penggunaan


Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penerapan pembelajaran dengan (TIK) berbasis jaringan pada dunia
system daring sudah dilakukan di hampir pendidikan termasuk pendidikan jarak
semua dunia Pendidikan dari sekolah jauh meningkat (Hu & Gramling, 2009).
dasar sampai perguruan tinggi selama Pembelajaran daring dituntut
masa pandemic, tetapi bukan hal baru untuk menggunakan teknologi informasi
bagi Pendidikan jarak jauh (PJJ). Hal ini sebagai sarana pemyampaian materi
berimplikasi terhadap terbatasnya seperti tutorial berbasis online (Tuton).
interaksi antara pengajar dan peserta Pelaksanaan aktivitas pembelajaran
didik, sehingga diperlukan teknologi menggunakan tutorial berbasis online
untuk memfasilitasi interaksi dan (Tuton) sudah dilakukan pada
aktivitas tersebut. Seiring dengan

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 2


mahasiswa Semarang dengan kolektif diri sendiri terhadap persepsi
menggunakan Microsoft team. multidimensi akademik berdasarkan
Sistem pembelajaran online kemampuan diri dan evaluasi nilai yang
mengharuskan mahasiswa untuk dibentuk melalui pengalaman dan
melakukan aktivitas belajar secara interpretasi atas lingkungan sosial
mandiri artinya universitas menyiapkan (Sternke, 2010). Factor lain yang
banyak bantuan layanan belajar hanya mempengaruhi kemandirian belajar
saja mahasiswa yang menentukan sendiri adalah adversity quotient (Daya Juang)
layanan belajar sesuai dengan kebiasaan mahasiswa dalam mendapatkan hasil
belajarnya untuk mencapai kemandirian yang diinginkannya. Sehingga Stoltz
dalam belajar (Alpin Herman saputro, (2005) berpendapat bahwa siswa yang
2021). Mahasiswa yang mempunyai memiliki adversity quotient yang tinggi
kemandirian dalam belajar mampu maka akan mengarahkan segala potensi
menyelesaikan permasalahan yang yang dimiliki untuk memberikan hasil
berkaitan dengan belajar dan memiliki yang terbaik, serta akan selalu
inisiatif sendiri, seperti pendapat termotivasi untuk berprestasi.
Nurhayati (2011) kemandirian belajar Pembelajaran yang dapat
merupakan kemampuan belajar yang membantu meningkatkan kemandirian
didasarkan pada rasa tanggung jawab, belajar adalah menggunakan system
percaya diri, inisiatif dan motivasi informasi. Faktor penting dalam
sendiri dengan atau tanpa bantuan orang pengembangan system informasi adalah
lain yang relevan untuk menguasai apakah system dapat diterima dan
kompetensi baik dalam aspek digunakan oleh pengguna dalam hal ini
pengetahuan, keterampilan ataupun mahasiswa. Dalam pembelajaran yang
sikap yang bisa digunakan untuk dilakukan di Semarang untuk
memecahkan masalah dalam belajar. menggantikan pertemuan tatap muka
Mahasiswa yang memiliki kemandirian selama daring berganti dengan tutorial
aktif cenderung terlibat dalam berbasis onlinesecara sinkronus yang
pembelajaran. Schunk dan Zimmerman menggunakan Microsoft team. System
menggambarkan kemandirian belajar yang digunakan merupakan pengalaman
adalah individu yang secara aktif terlibat yang baru bagi mahasiswa, sehingga
dalam lingkungan belajar, mengatur pengalaman yang dirasakan mahasiswa
melatih, dan menggunakan merupakan user experience dalam
kemampuannya secara efektif, dan system TUTON ini. Pengalaman yang
memiliki keyakinan motivasi yang dirasakan pengguna dalam menggunakan
positif tentang kemampuannya dalam suatu teknologi tertentu, termasuk
pembelajaran (Iwamoto, Hargis, internet dan situs disebut dengan user
Bordner, & Chandler (2017) dalam experience (Noviandhi, K. Amanda,
Faridh, dkk :2018) 2012). Pengalaman pengguna
Untuk meningkatkan merupakan hal yang penting dan harus
kemandirian belajar terdapat beberapa diperhatikan karena merupakan hasil
factor yang mempengaruhinya, salah dari interaksi dengan aplikasi/produk
satunya adalah konsep diri. Konsep diri yang termasuk pengaruh usability,
merupakan pendapat atau gambaran useful, dan dampak emosi selama
tentang diri sendiri yang menyangkut berinteraksi. Menurut (Hartson &
fisik, psikikis, social, emosi, moral dan Pyla,2012) User Experience adalah ilmu
kognitif. Dalam keperluan akademik, yang membahas tentang apa yang user
konsep diri merupakan pandangan rasakan dalam penggunaan sebuah

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 3


aplikasi sehingga mendapatkan kepuasan 1993; Novilita: 2013) menjelaskan
setelah menggunakan aplikasi tersebut. konsep diri sebagai pandangan,
Berdasarkan pada penjelasan di penilaian, dan perasaan individu
atas, penelitian ini mencoba untuk mengenai dirinya yang timbul sebagai
mengintegrasikan dampak user hasil dari suatu interaksi social.
experience, konsep diri akademik dan Menurut O’Mara (dalam Rosen, 2010;
adversity quotien terhadap kemandirian Sholikhin, S., Luawo, M. I. R., &
belajar pada mahasiswa Semarang. Djunaedi, D. (2016) mendefinisikan
konsep diri akademik secara umum
2. Tinjauan Pustaka sebagai persepsi diri siswa terhadap
2.1 Kemandirian Akademik kemampuan akademiknya yang
dibentuk oleh pengalaman pribadi dan
Kemandirian dalam bidang
interaksi dengan lingkungan. Menurut
akademik atau kemandirian belajar
Liu, W. C., & Wang, C. K. J. (2005);
merupakan salah satu perilaku yang
Blegur, J. (2017) Aspek konsep diri
penting dalam proses belajar mengajar.
akademik yaitu (1) Keyakina akademik,
Menurut Sriyono dan Suparman (2012:
yaitu penilaian tentang perasaan dan
4) Kemandirian belajar adalah suatu
persepsi mahasiswa tentang kompetensi
kebutuhan psikologis yang direfleksikan
akademik yang diimilikinya. 2) Usaha
dalam bentuk aktivitas yang dilakukan
akademik, penilaian tentang komitmen
dalam rangka menyelesaikan masalah
mahasiswa tentang keterlibatannya
yang dihadapinya atas inisiatif, kemauan
pada proses pembelajaran.
dan oleh diri sendiri tanpa bergantung
2.3 User Experience
pada orang lain.
Menurut (Hartson & Pyla,2012)
Kemandirian belajar juga dapat
diartikan sebagai kesiapan dari individu User Experience adalah ilmu yang
yang mau dan mampu untuk belajar membahas tentang apa yang user rasakan
dengan inisiatif sendiri, dengan atau dalam penggunaan sebuah aplikasi
tanpa bantuan pihak lain dalam hal sehingga mendapatkan kepuasan setalah
penentuan tujuan belajar, metode belajar, menggunakan. Pengalaman pengguna
dan evaluasi hasil belajar (Tahar, 2016). sangat penting untuk diperhatikan karena
Senada dengan pendapat tersebut, merupakan hasil dari interaksi dengan
Kemandirian belajar atau bisa dikatakan aplikasi/produk yang termasuk
sebagai Self directed learning readiness pengaruh dari usability, useful, dan
(SDLR) merupakan tingkat kesiapan atau dampak emosi selama berinteraksi.
kemampuan seseorang untuk belajar Menurut Schrepp dan Martin (2019)
secara mandiri yang terdiri dari tiga aspek user experience terdiri dari daya
komponen yaitu sikap, kemampuan, dan Tarik, kejelasan, efisiensi, keteguhan,
karakteristik personal (Fisher & King, stimulation dan novelty.
2010; Ramli, N., Muljono, P., & Afendi, Menurut usability.gov (dalam
M. F. (2018). Pemahaman mengenai Risma:2018), terdapat enam kriteria
SDLR sangat diperlukan dalam dalam menciptakan user experience yang
lingkungan belajar yang menuntut baik. Beberapa kriteria tersebut adalah
keaktifan dan kemandirian mahasiswa Useful (berguna), Usable (digunakan),
(Nyambe, Harsono, & Rahayu,2016; Desirable (diinginkan), Findable (dapat
Ramli, N., Muljono, P., & Afendi, M. F. ditemukan), Accesible (dapat diakses),
(2018). Credible (masuk akal) dan Valuable
2.2 Konsep Diri (berharga).
Menurut Mead (dalam Burns, 2.4 Adversity Quotient

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 4


Menurut Stoltz (2005) adversity keyakinan akademik dan usaha
quotient merupakan suatu kemampuan akademik (3) skala adversity quotient
yang dimiliki seseorang dalam yang terdiri 4 aspek yaitu control,
mengamati kesulitan dan mengolah origin/ownership, reach dan endurance
kesulitan tersebut dengan kecerdasan dan (4) user experience terdiri dari aspek
yang dimiliki sehingga menjadi sebuah user experience terdiri dari daya Tarik,
tantangan untuk diselesaikan. Menurut kejelasan, efisiensi, keteguhan,
Singh, Sandeep & Dr. Tanu Sharma stimulation dan novelty.
(2017) menyatakan bahwa adversity Uji validitas instrumen yang
quotient adalah kemampuan seseorang digunakan untuk menguji validitas Skala
untuk menangani kesulitan dalam konsep diri akademik, kemandirian
kehidupan. Individu yang memiliki akademik, adversity quotient dan user
adversity quotient yang baik dapat terus expeience Mahasiswa Tutorial Online
melaju dengan sukses serta terus dalam penelitian ini adalah internal
meningkat dalam kehidupannya karena konsistensi melalui koefisiensi Alpha
mereka memiliki kemampua untuk Cronbach. Indikator akurasi dan
menanggung kesulitan yang cukup kecermatan hasil pengukuran, tampak
besar. Penelitian Sandeep Singh & dalam nilai > 0.3 (Azwar, 2015) . Lebih
Dr.Tanu Sharma (2017) ini juga lanjut, uji validitas konstruk dan analisis
menunjukkan bahwa individu yang factor terhadap Skala penelitian ini
memiliki adversity quotient dapat dengan menggunakan uji Confirmatory
mengatasi kemalangan atau tekanan Factor Analysis (CFA). Uji CFA
yang ada, sehingga mereka bisa bangkit dilakukan dengan memodelkan
dan melanjutkan kehidupannya dengan hubungan antara variabel laten dengan
baik. variabel-variabel teramati yang bersifat
congeneric, yaitu satu variabel teramati
3. Metodologi hanya mengukur sebuah variabel laten
Jenis penelitian yang digunakan (Wijanto, 2008). Pengujian kualitas
dalam penelitian ini adalah penelitian instrument dengan uji validitas dan
kuantitatif dan desain penelitian reliabilitas CFA dilakukan menggunakan
menggunakan penelitian komparatif AMOS versi 22.
yang digunakan untuk mencari jawaban Teknik analisis data yang
secara mendasar tentang sebab akibat dilakukan adalah analisis data kunatitatif
dengan cara menganalisa berbagai factor deskriptif dan analisis regresi dengan
penyebab terjadinya suatu fenomena berbantuan SPSS dan IBM AMOS Versi
yang diteliti. 22. Analisis data deskriptif pada data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian skala kemandirian belajar,
penelitian ini adalah dengan konsep diri, adversity quotient dan user
menggunakan teknik non tes berupa experience dapat dilihat dari nilai mean
skala psikologis. Skala psikologis yang dan standar deviasi yang diperoleh
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bantuan SPSS 22 . sedangkan
(1) skala kemandirian belajar. Skala ini untuk analisis regresi menggunakan
di modifikasi dari teorinya Self directed bantuan software AMOS.
learning readiness (SDLR) (Fisher &
King, 2010) yang terdiri 3 aspek yaitu 4. Hasil dan Pembahasan
self management, keinginan untuk 4.1 Hasil Analisis Deskriptif
belajar dan self control. (2) skala konsep Deskripsi subjek penelitian
diri akademik, terdiri dari 2 aspek yaitu bertujuan untuk mendapatkan gambaran

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 5


tentang subjek penelitian. Subjek dalam d) Profil Adversity Quotient mahasiswa
penelitian ini berjumlah 1362 orang TUTON prodi Bimbingan dan
Mahasiswa Tutorial Online (TUTON) Konseling rata rata berada pada
prodi Bimbingan dan Konseling. kategori sedang yaitu sebesar (67.9
Berikut hasil analisis deskrptif variable %), sedangkan 15.9 % berada pada
penelitian: kategori tinggi dan sebesar 16. 2 %
Tabel 1 berada pada kategori rendah (Mean =
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 115, SD= 15).
Variabel Min Max M SD Kategori %

T S R 4.2 Analisis Konfirmatori Model


Kemandirian 33 165 135 19 18.8 65.1 16.1 Pengukuran
Konsep Diri 18 90 73 11 21.1 62.8 16.1 Penelitian ini bertujuan untuk
menguji Model Kemandirian pada
User 15 75 62 10 17.4 68.2 14.4
Mahasiswa Tutorial Online (TUTON).
Experience
Variabel independent dalam penelitian
Adversity 27 135 115 15 15.9 67.9 6.2
ini adalah 1) Konsep Diri, 2) User
Quiotient
Experience dan 3) Adversity Quotien.
Keterangan Analisis konfirmatori model pengukuran
M : Mean T : Tinggi R: dalam penelitian ini dilakukan melalui
Rendah
analisis persamaan struktural atau
SD : Standar Deviasi S : Sedang
Structural Equation Model (SEM)
Berdasarkan pada tabel diatas maka kita
dengan menggunakan bantuan program
dapat melihat gambaran profil sebagai
AMOS. Analisis meliputi dua tahap
berikut:
yakni a) Uji kecocokan keseluruhan
a) Profil Kemandirian Tutorial Online
model dan b) Analisis model
(TUTON) Mahasiswa Bimbingan
pengukuran.
dan Konseling rata – rata berada
a. Uji Kecocokan Keseluruhan Model
pada kategori sedang yaitu sebesar
(65.1%), sedangkan 18.8 % berada Kriteria Goodness of Fit
pada kategori tinggi dan hanya 16.1 diantaranya adalah probabilitas chi-
% berada pada kategori rendah (M = square lebih besar dari 0.05, dan
135, SD= 19). RMSEA < 0.08. Lebih lanjut, suatu
b) Profil Konsep diri mahasiswa model dinyatakan fit apabila nilai dari
TUTON prodi Bimbingan dan GFI, TLI, CFI, dan AGFI menunjukkan
Konseling rata rata berada pada cut-off value > 0.90. Mengacu pada
kategori sedang yaitu sebesar (62.8 kriteria tersebut, maka hasil uji
%), sedangkan 21.1 % berada pada kecocokan keseluruhan model struktural
kategori tinggi dan sebesar 16. 1 % dalam penelitian ini tampak pada tabel
berada pada kategori rendah (Mean = berikut:
73, SD= 11) Tabel 2
c) Profil User Experience mahasiswa Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan
TUTON prodi Bimbingan dan Model Struktural Kemandirian pada
Konseling rata rata berada pada Mahasiswa TTM Prodi Ilmu Hukum
kategori sedang yaitu sebesar (68.2 Semarang
%), sedangkan 17.4 % berada pada Ukuran Batas Hasil
Goodness Penerimaan
kategori tinggi dan sebesar 14. 4 % of Fit Goodness of
berada pada kategori rendah (Mean = Fit
62, SD= 10) Probability P  0,05 0.13
(P)

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 6


RMSEA RMSEA ≤ 0.076 koefisien pengaruh antar variable dalam
0,08
tabel berikut:
CFI 0,80 ≤ CFI ≤ 0.964
1
Tabel 3
Hasil Analisis Data Hipotesis
GFI ≥ 0.90 0,928
Variabel Estimat S.E. C.R. P
e
AGFI ≥ 0.80 0,898 Konsep 0,517 0,068 7,60 0,000
Diri 7
TLI ≥ 0.90 0,955  Kemandirian

User 0,162 0,027 5,95 0,000


Experienc 7
Dari tabel diatas menunjukkan
e Kemandirian
bahwa hasil uji kecocokan keseluruhan
Adversity 0,075 0,069 1,09 0,272
model struktural Kemandirian pada Quoetient 8
Mahasiswa Tutorial Tatap Muka prodi  Kemandirian
Ilmu Hukum Semarang dengan
memperbandingkan kriteria fitness dan
hasil uji, maka diketahui bahwa : (1)
Probability (P) = 0.13 adalah good fit; Berdasarkan hasil uji signifikansi
(2) RMSEA = 0.076 adalah good fit; (3) pada tabel di atas dapat dijelaskan
CFI = 0.964 adalah good fit; (4) TLI hubungan antar variable sebagai berikut:
adalah 0.955 good fit; (5) GFI = 0.928 a) Pengaruh secara langsung
adalah good fit ; (5) AGFI = 0.89 adalah Konsep Diri akademik dengan
good fit. kemandirian belajar mahasiswa
Adapun hasil model fit TUTON. Parameter estimasi
Kemandirian pada Mahasiswa TUTON nilai koefisien standardized
tersebut dapat dilihat sebagai berikut: regression weight diperoleh
sebesar 0,517 atau 51.7 % dan
nilai C.R 7,607. hal ini
Gambar 1 menunjukan bahwa semakin
Model Fit Kemandirian tinggi konsep diri maka akan
semakin tinggi pula kemandirian
mahasiswa. Selain itu juga bisa
dikatakan semakin baik konsep
Diri maka akan meningkatkan
Kemandirian mahasiswa.
Pengujian hubungan kedua
variabel tersebut menunjukkan
nilai probabilitas 0,000 (p<0,05),
sehingga dapat dinyatakan jika
ada pengaruh secara langsung
b. Hasil Model Pengukuran antara Konsep Diri dengan
Pengujian hipotesis yang dilakukan Kemandirian.
adalah untuk menjawab pertanyaan- b) Pengaruh secara langsung User
pertanyaan pada penelitian ini atau Experience dengan kemandirian
menganalisis hubungan- hubungan belajar mahasiswa TUTON.
structural model. Analisis data hipotesis Parameter estimasi nilai
dapat dilihat dari nilai standardized koefisien standardized regression
regression weight yang menunjukkan weight diperoleh sebesar 0,162

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 7


atau 16.2 % dan nilai C.R 5,957 dengan Kemandirian. Dengan adanya
hal ini menunjukan bahwa ada konsep diri yang positif mahasiswa akan
pengaruh User Experience lebih termotivasi dalam belajar dan
terhadap kemandirian membuat mahasiswa sadar akan
mahasiswa. Artinya semakin tanggung jawabnya sehingga akan
besar pengalaman yang didapat belajar berdasarkan kemauannya sendiri
oleh mahasiswa dalam TUTON tanpa paksaan orang lain. Temuan
maka akan meningkatkan penelitian ini mendukung hasil
kemandirian mahahasiswa. penelitian sebelumnya yang dilakukan
Pengujian hubungan kedua oleh Rahim (2018) dimana konsep diri
variabel tersebut menunjukkan memberikan pengaruh kepada
nilai probabilitas 0,000 (p<0,05), kemandirian santri. Selain itu, penelitian
sehingga dapat dinyatakan jika Novilita (2013) bahwa terdapat
ada pengaruh secara langsung hubungan yang positif antara konsep diri
antara User Experience dengan dan kemandirian belajar yang artinya
Kemandirian. semakin tinggi konsep diri maka
c) Pengaruh secara langsung semakin tinggi kemandirian belajar, dan
Adversity Quotien dengan sebaliknya semakin rendah konsep diri
kemandirian belajar mahasiswa yang dimiliki maka semakin rendah juga
TUTON. Parameter estimasi kemandirian belajar yang dimiliki.
nilai koefisien standardized Hal ini didukung oleh pendapat
regression weight diperoleh Rusman (2014:357) yang menyatakan
sebesar 0,075 dan nilai C.R bahwa kegiatan belajar mandiri
1,098. Pengujian hubungan merupakan salah satu bentuk kegiatan
kedua variabel tersebut belajar yang lebih menitik beratkan pada
menunjukkan nilai probabilitas kesadaran belajar atau lebih banyak
0,272 (p<0,05), sehingga dapat menyerahkan kendali pembelajaran pada
dinyatakan jika tidak terdapat siswa. Menurut Flowers, Raynor, &
pengaruh secara signifikan White, (2013) mengatakan bahwa
antara Adversity Quotient konsep diri akademik merupakan sebuah
dengan Kemandirian mahasiswa. konstruk psikologis yang digunakan
4.3 Pembahasan untuk mendiskripsikan keyakinan
Hasil uji analisis regresi pengaruh mahasiswa tentang kemampuan yang
konsep diri dengan kemandirian belajar mereka miliki dibidang akademik.
menggunakan TUTON diperoleh Mahasiswa yang memiliki konsep diri
parameter estimasi nilai koefisien akademik positif akan mendatangkan
standardized regression weight sebesar sebuah keyakinan mahasiswa atas
0,517 atau 51.7 %. hal ini menunjukan potensi atau kemampuan yang dimiliki
bahwa semakin tinggi konsep diri maka dalam bidang akademik. Sehingga
akan semakin tinggi pula kemandirian mahasiswa merasa dirinya lebih unggul
mahasiswa. Selain itu juga bisa dari mahasiswa yang lain dalam bidang
dikatakan semakin baik konsep Diri akademik (Ellingsen, 2013; Baran &
maka akan meningkatan Kemandirian Maskan, 2011). Oleh karenanya
mahasiswa. Pengujian hubungan kedua impilkasi penelitian ini bagi mahasiswa
variabel tersebut menunjukkan nilai Tutorial online (Tuton ) untuk dapat
probabilitas 0,000 (p<0,05) sehingga belajar mandiri, maka salah satu factor
dapat dinyatakan jika ada pengaruh penting yang perlu diperhatikan adalah
secara langsung antara Konsep Diri konsep diri akademik yang positif .

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 8


Hasil uji analisis pengaruh user Aplikasi kegiatan TUTON menggunakan
experience dengan kemandirian Microsoft teams. Microsoft Teams
mahasiswa menggunakan TUTON memberikan fitur dimana peserta didik
menunjukkan bahwa user experience dan pendidik mampu berkomunikasi
memberikan kontribusi sebesar16.2 % secara verbal layaknya pembelajaran
terhadap kemandirian belajar. Artinya didalam kelas. Pendidik dapat
semakin besar pengalaman yang didapat memberikan penugasan kepada peserta
oleh mahasiswa dalam TUTON maka didik demi melacak peningkatan
akan meningkatkan kemandirian kemampuan peserta didik. selain itu
mahasiswa. Pengujian hubungan kedua aplikasi ini juga memberikan fungsi tim
variabel tersebut menunjukkan nilai yang mendukung pelaksanaan
probabilitas 0,000 (p < 0,05) sehingga pembelajaran secara berkelompok
dapat dinyatakan jika ada pengaruh (Situmorang, A.S, 2020; Nurlaily, F.
secara langsung antara User Experience 2020).
dengan Kemandirian mahasiswa prodi Hasil uji analisis pengaruh
Bimbingan dan Konseling.. Hal ini adversity quotient dengan kemandirian
terbukti bahwa cukup antusias mahasiswa menggunakan TUTON
mahasiswa terkait pembelajaran menunjukkan nilai probabilitas 0,272 (p
menggunakan Tutorial Online (TUTON) < 0,05) sehingga dapat dinyatakan jika
sehingga dapat meningkatkan tidak terdapat pengaruh secara signifikan
kemandirian mahasiswa. Selain itu, antara Adversity Quotient dengan
penelitian oleh Lee,Yeung&IP (2017) Kemandirian mahasiswa TUTON prodi
dalam penelitian yang mengkaji tentang Bimbingan dan Konseling. Temuan
penggunaan teknologi komputer dalam penelitian ini mendukung hasil
pembelajaran mandiri pada mahasiswa penelitian yang dilakukan oleh Novilita,
menunjukkan bahwa keinginan untuk H., & Suharman,S (2013) dimana
belajar memiliki hubungan yang paling adversity quotient yang dimiliki siswa
kuat dengan penggunaan teknologi SMPN 44 Surabaya tidak memberikan
computer dibandingkan dengan self pengaruh yang nyata terhadap
management dan self control. kemandirian belajar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hasil temuan ini tentu sangat tidak
Reiser dan Dick (dalam Kiki: 2020) mendukung ungkapan yang dikemukan
menjelaskan mengenai pemilihan media oleh Stoltz (2005) yang menyatakan
instruksional. Media instruksional bahwa seseorang yang memiliki AQ
mencakup pengajaran, pemberian tugas yang tinggi akan mengerahkan segala
dan penggunaan paket presentasi seperti potensi yang dimiliki untuk memberikan
PowerPoint, internet, computer-assisted- hasil yang terbaik, serta akan selalu
instruction dan lainnya. Sehingga sangat termotivasi untuk berprestasi. Untuk
penting untuk menemukan media mana meningkatkan kemandirian belajar
yang paling membantu dalam memenuhi banyak faktor yang dapat
tujuan, yang kemungkinan berbeda mempengaruhinya seperti yang
untuk semua peserta didik. Selama masa dikemukakan oleh Thoha, 1996;
pandemic kegiatan tutorial tatap muka Novilita, H., & Suharnan, S. (2013)
dilakukan secara daring melalui aktivitas bahwa kemandirian belajar dipengaruhi
Tutorial berbasis Online (TUTON)). oleh faktor dari dalam yang antara lain
Interaksi pembelajaran dilakukan dengan kematangan usia; kecerdasan
menggunakan aplikasi Online yang (intelegensi), dan faktor dari luar yang
terkoneksi dengan jaringan internet. meliputi kebudayaan dan keluarga.

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 9


Dari hasil penelitian ini, maka
5. Simpulan dan Saran penulis memberikan saran sebagai
5.1 Simpulan berikut :
Berdasarkan hasil penelitian serta a. Adanya informasi terkait
pembahasan yang telah dikaji Kemandirian akademik, konsep
sebelumnya terkait analisis dampak user diri, user experience, dan
experience pelaksanaan tutorial online adversity quotient serta
(TUTON), konsep diri, adversity qutient penggunaan teknologi khususnya
(AQ) dengan kemandirian belajar pada yang berkaitan dengan Tutorial
mahasiswa dapat disimpulkan sebagai Online sehingga dapat
berikut: meningkatkan kemandirian
a. Profil Kemandirian akademik, belajar pada Mahasiswa
konsep diri, user experience, dan b. Perlu ada layanan secara khusus
adversity quotient pelaksanaan untuk dapat meningkatkan
TUTON pada mahasiswa prodi konsep diri akademik mahasiswa
Bimbingan dan Konseling rata – sehingga mampu meningkatkan
kemandirian belajar diantaranya
rata berada pada kategori sedang.
melalui pembimbingan akademik
b. Ada pengaruh secara langsung
maupun pelatihan soft skill.
antara Konsep Diri dengan
c. Perlu adanya modul kemandirian
Kemandirian pada mahasiswa
belajar khususnya yang berkaitan
prodi Bimbingan dan Konseling.
dengan teknologi modern yang
Hal ini menunjukan bahwa
diberikan kepada mahasiswa baru
semakin tinggi konsep diri maka
sebagai usaha preventif sehingga
akan semakin tinggi pula
mahasiswa mudah untuk
kemandirian mahasiswa.
beradaptasi dengan sistem
c. Ada pengaruh secara langsung
pembelajaran online.
antara User Experience dengan
d. Untuk meningkatkan adversity
Kemandirian mahasiswa prodi
quotient pada mahasiswa perlu
Bimbingan dan Konseling. Hal
diberikan layanan terpadu dan
ini berarti semakin besar
pemberian informasi untuk
pengalaman yang didapat oleh
memotivasi mahasiswa sehingga
mahasiswa dalam TUTON maka
mampu mengetahui cara dalam
akan meningkatkan kemandirian.
meningkatkan kemandirian
d. Pada hasil analisis antara
belajar.
Adversity Quotient dengan
Kemandirian mahasiswa prodi
Bimbingan dan Konseling tidak Daftar Pustaka
terdapat pengaruh secara Alpin, Herman, S & Steven,
signifikan. Hal ini menunjukkan Anthony (2021). Pedagogical
bahwa kemandirian mahasiswa Competence: Effective
tidak dipengaruhi oleh Adversity
Communication of students of
Quotient jadi terdapat factor lain
yang dapat lebih meningkatkan Primary School Teacher Education
kemandirian mahasiswa. of Universitas Terbuka in
Palembang. Jurnal Basicedu Vol 5
5.2 Saran (5), 4247 – 4260.

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 10


Azwar, Saifuddin.(2015). Penyusunan Kiki, Ayu F & Endryansah, Dkk (2020).
skala psikologi edisi 2. Kepraktisan Media Pembelajaran
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berbasis Web Untuk Menunjang
E-Learning pada Mata Pelajaran
Baran, M., & Maskan, A. K. (2011). A Instalasi Motor Listrik di SMK.
study of relationship between Jurnal Pendidikan Teknik Elektro,
academic self concepts, some 9(3), 675-683
selected variables and physics Lee, C.,Yeung, A.S. ., & Ip, T (2017).
course achievement. International University English Languange
Journal of Education, 3(1),1-12 Learners readliness to use
Blegur, J. (2017). Konsep diri akademik computer technology for self
mahasiswa pascasarjana. directed learning. System, 67, 99 –
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan 110.
Kebudayaan, 7(3), 226-233. Http://doi.org/10.1016/J.SYSTEM.2
Faridh, A. R. F., Wardono, & Masrukan. 017.05.001
(2018). Kemampuan Literasi Noviandhi, K. Amanda.(2012).
Matematika dan Kemandirian Perbandingan Pengaruh User
Belajar Siswa Pada Model Experience pada situs terhadap Citra
Pembelajaran RME Berbantuan Merek pada pengguna Goal-
Geogebra. PRISMA (1), Prosiding Directed dan pengguna Experiential
Seminar Nasional Matematika (Studi Eksperimen pada www.
https://journal.unnes.ac.id/sju/inde hellosaoursally. com terhadap Citra
x.php/prisma/ Merek Sour Sally).
Fisher, M. J., & King, J. (2010). The Novilita, H., & Suharnan, S. (2013).
self- Konsep diri adversity quotient dan
directed learning readiness scale kemandirian belajar siswa. Jurnal
for nursing education revisited: A Psikologi Tabularasa, 8(1).
confirmatory factor analysis. Nurse Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi
education today, 30(1), 44-48. Pendidikan
Flowers, L. O., Raynor, J. E., & White, Inovasi. Yogyakarta: Pustaka
E. N. (2013). Investigation of Pelajar
academic self-concept of
Nurlaily, F. (2020). Implementasi
undergraduate in STEM course.
Microsoft Teams For Education
Hartson, R., & Pyla, P. (2012). The UX Dalam Pembelajaran Pendidikan
Book: Process and guidelines for Agama Islam Dan Budi Pekerti
ensuring a quality user experience. Di Smp Negeri 1 Purwokerto
Elsevier (Doctoral dissertation, IAIN
Hu, H. & Gramling, J. 2009. Learning PURWOKERTO).
Strategies For Success In A Web Nurul, Adha, O.S & Puspita,
Course . A Descriptive Exploration. Marrieayu, H. (2016). Analisis
The Quarterly Review of Distance Efektifitas Penggunaan Web Based
Education, 10(2),123-134 Learning pada Matakuliah

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 11


Pratikum Struktur Data. Jurnal Framework for the Creation of
Sistem Informasi, Teknologi User Experience Questionnaires.
Informatika dan Komputer, 8(2), International Journal of
69 – 75 Interactive Multimedia & Artificial
Nyambe, H., Harsono, & Rahayu, G. R. Intelligence, 5(7).
(2016). Faktor-faktor yang Sholikhin, S., Luawo, M. I. R., &
mempengaruhi self directed Djunaedi, D. (2016). Konsep Diri
learning readiness pada Akademik Peserta Didik Jenjang
mahasiswa tahun pertama, kedua Menengah Pertama Berdasarkan
dan ketiga di Fakultas Kedokteran Jenis Kelamin (Studi Survei di
Universitas Hasanuddin dalam Lembaga Bimbingan Belajar
PBL. Jurnal Pendidikan Primagama Kampung Makasar).
Kedokteran Indonesia, 5(5), 67-77 INSIGHT: Jurnal Bimbingan
Konseling, 5(1), 100-107.
Singh, Sandeep & Dr. Tanu Sharma.
2017. Affect of Adversity Quotient
on the Occupational Stress of IT
Managers in India, Elsevier B.V.:
Rahim, A. (2018). Pengaruh Konsep
Procedia Computer Science, 122
Diri dan Adversity Quotient
86–93
terhadap Kemandirian Santri.
Sriyono H. & Suparman, I.A. (2012)
Fenomena, 16(1)
Bimbingan dan Konseling Belajar
Ramli, N., Muljono, P., & Afendi, M.
Bagi Siswa di Sekolah. Jakarta: PT
F. (2018). Faktor-faktor yang
Rajagrafindo Persada
berpengaruh terhadap self directed
Sternke, J. C. (2010). Self-concept and
learning readiness dan prestasi
self-
akademik. Jurnal Kependidikan,
2(1), 153-166. esteem in adolescents with learning
disabilities. A research paper
Risma, Ismulia, R., Retno, I.R &
submitted in partial fulfilment of the
Aditya, R. (2018). Analisis User
requirements for the masters of
Experience pada Website
science in education degree.
Streaming Video (Studi Kasus:
University of Wisconsin-Stout,
Youtube dan VLIVE). Jurnal
Menomonie, United States.
Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, Stoltz, P. 2005. Adversity Quotient :
2(8), 2907 – 2917 Mengubah Hambatan Menjadi
Peluang. Alih Bahasa : Hermaya.
Rusman (2014). Model – Model Jakarta : Grasindo
Pembelajaran : Mengembangkan Tahar, I. (2006). Hubungan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Kemandirian Belajar dan Hasil
Rajawali Press Belajar pada Pendidikan Jarak
Schrepp, M., & Thomaschewski, J. Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh, 7(2), 91-101.
(2019). Design and Validation of a

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 12


Wijanto, Setyo, H (2008). Structural
Equation Modeling dengan Lisrel 8.8.
Yogyakarta: Graha Ilmu

K- JTP: Vol. 07, No.02/Desember 2019/hal: 101 – 200. 13

You might also like