Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Tugas Akhir Oleh Diyaq Ulhaq
Jurnal Tugas Akhir Oleh Diyaq Ulhaq
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
DIYAQ ULHAQ
F1A 110 056
ABSTRAK
Pada umunya konstruksi perkerasan yang biasa digunakan di Indonesia yaitu lapis
perkerasan lentur. Lapis perkerasan lentur merupakan perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat yang terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah
dipadatkan. Untuk mendesain suatu lapis perkerasan khususnya perkerasan lentur, terdapat berbagai
macam metode seperti metode Bina Marga dan metode AASHTO.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil perencanaan tebal perkerasan
lentur yang dihitung dengan Metode Bina Marga (SNI 03-1732-1989) dan Metode AASHTO 1993.
Penelitian ini dilakukan pada studi kasus jalan Sulin –Simpang Penujak Kabupaten Lombok Tengah.
Data sekunder berupa, data lalu lintas tahun 2014, data curah hujan, data pertumbuhan lalu lintas dan
gambar rencana jalan(existing), sedangkan data primer berupa data CBR tanah dasar. Data yang
diperoleh, dianalisa menggunakan Metode Bina Marga (SNI 03-1732-1989) dan Metode AASHTO
1993.
Dari hasil analisa data diperoleh hasil untuk metode Bina Marga dengan lapis permukaan
menggunakan LASTON setebal 13 cm, lapis pondasi menggunakan batu pecah CBR 100% setebal
20 cm, dan lapis pondasi bawah menggunakan bahan butiran sirtu/pitrun CBR 50% setebal 25 cm.
Untuk AASHTO diperoleh hasil dengan lapis permukaan sejenis LASTON setebal 16 cm, lapis
pondasi atas batu pecah CBR 100% setebal 20 cm, dan lapis pondasi bawah berupa bahan butiran
sirtu/pitrun CBR 50% setebal 25 cm. Hasil tersebut merupakan penyesuaian dari kondisi yang ada
saat ini dilapangan.
Pengumpulan Data
Reliabilitas Standar Baku
Keseluruhan
Analisa Data
Selesai
Pengkajian dan
Pemilihan Hasil Gambar 3.4 Bagan alir metode AASHTO
Perencanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selesai
Analisa Data
Gambar 3.2 Bagan alir perencanaan Metode Bina Marga/Analisa Komponen (SNI
1732-1989-F)
BaganAlir Metode Bina Marga 1. Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Mulai
Tahapan – tahapan perhitungan nilai lintas
ekivalen rencana yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :
Kekuatan tanah dasar Input parameter
perencanaan
a. Lalu lintas harian rata – rata (LHRT) tahun
Daya Dukung Tanah
Dasar ( DDT )
2026 (akhir umur rencana )
LHR 2016 yang telah dihitung digunakan untuk
Faktor Regional ( FR )
- Intensitas curah hujan
mendapatkan LHR 2026 dalam memperkirakan
- Kelandaian jalan lintas harian rata – rata pada akhir umur
- % kendaraan berat
perkerasan. Untuk golongan 2, 3, dan 4 dihitung
dengan persamaa :
Beban lalu lintas LER
LHRTmp =LHRT0mp x (1+imp)UR
pada jalur rencana LHRT2026 mp =LHRT2016 x (1+imp )UR
Tentukan ITP
selama UR
LHRT2026 mp =5930 x (1+0,055)10 = 10130
kendaraan/hari
Untuk perhitungan selanjutnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Jenis Jenis LHR 2016 Persentase (%) LHR 2026
Indeks permukaan
Awal – IPo Kendaraan Golongan (Kendaraan/ Pertumbuhan (Kendaraan/
Akhir – Ipt Hari) Kendaraan Hari)
MP 2,3&4 5930 5,5 10130
Bus 5a 257 1,3 292
Jenis lapisan Koefisien kekuatan Tentukan tebal Bus 5b 649 1,3 738
perkerasan relatif lapis perkerasan
Truk 6a 205 5,0 334
Truk 6b 761 5,0 1239
Truk 7a 249 5,0 406
Selesai Truk 7b 40 5,0 65
Truk 7c 45 5,0 74
Gambar 3.3 Bagan alir metode Bina Marga
DDT = 4,3 log5 + 1,7 Hujan % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat
< 30% > 30% < 30% > 30% < 30% > 30%
DDT = 4,706 4,7 Iklim I 0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5
< 900
3. Indeks Permukaan (IP) mm/th
Indeks permukaan (IP) adalah suatu angka Iklim I 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5
> 900
yang dipergunakan untuk menyatakan mm/th
kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan (Sumber : SNI 1732-1989-F)
jalan yang berkaitan dengan tingkat pelayanan
bagi lalu lintas yang bergerak diatasnya. Nilai 5. Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
IP dan pengertiannya ditunjukkan pada Tabel Indeks tebal perkerasan (ITP) merupakan
2.6. fungsi dari daya dukung tanah, faktor regional,
Nilai indeks permukaan perkerasan lentur lintas ekivalen rencana, dan indeks permukaan.
dibagi menjadi dua yaitu pada awal umur Perkerasan tidak menggunakan metode
rencana dan akhir umur rencana. Penentuan konstruksi bertahap, maka nilai ITP dapat
indeks permukaan tersebut adalah sebagai langsung dihitung. Dari perhitungan
berikut. sebelumnya didapatkan IP0 > 4 dan IPt 2,5.
a. Indeks permukaan awal umur rencana (IP0) Nilai ini digunakan untuk menentukan
Nilai IP0 ditentukan berdasarkan jenis lapis nomogram yang digunakan, kemudian nilai
perkerasan yang digunakan. Nilai IP0 dapat DDT (4,7) dan LER (1750,2451) digunakan
dilihat pada Tabel 2.7. untuk mendapatkan nilai ITP dan selanjutnya
Karena jenis lapis perkerasan yang digunakan dikoreksi dengan FR (1,5) untuk mendapatkan
menggunakan aspal beton (LASTON), maka ITP seperti pada gambar dibawah ini.
besarnya IP0 adalah > 4. Cara Grafis
b. Indeks permukaan akhir umur rencana (IPt)
Nilai IPt ditentukan berdasarkan nilai lintas
ekivalen rencana (LER) dan klasisfikasi kelas
jalan. Nilai IPt dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya didapt
LER sebesar 1750,2451 dan jalan termasuk
LER = 1750,2451
kelas jalan arteri sehingga didapt nilai IPt FR = 1,5
sebesar 2,5.
Gambar 4.11 Nilai kekuatan relatif bahan butiran untuk pondasi bawah (a3 )
Daya Dukung Tanah Koreksi dengan nilai CBR Dinyatakan dengan Modulus
Perbedaan ketebalan antara metode Bina Marga
Resilent (MR)
Lintas Ekivalen Berdasarkan LEP, LEA, LET, LER Berdasarkan perhitungan dan AASHTO pada kondisi existing sebesar 3
Faktor Regional Menyatakan keadaan lokasi
ESAL, W18
Parameter baru
cm (Tabel 4.33) dikarenakan penggunaan
parameter dalam memperoleh nilai faktor
Parameter Baru Tidak digunakan Reliabilitas, Simpangan
baku, dan koefisien drainase
pertumbuhan yang dipergunakan AASHTO
Penentuan Tebal ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 SN = a1D1 + a2D2 m2 + berbeda dengan yang digunakan Bina Marga.
Perkerasan a3D3m3
Persamaan yang digunakan Bina Marga yaitu
Dari beberapa parameter metode di atas, (1+i)n , dan pada AASHTO ((1+g)n – 1)/g).
terlihat bahwa untuk perhitungan tiap metode
sudah disesuaikan dengan kondisi yang berlaku KESIMPULAN DAN SARAN
pada daerah masing – masing. Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan
Nilai Ketebalan Tiap Lapisan Masing – sebagai berikut :
Masing Metode 1. Peningkatan nilai CBR tanah dasar sangat
Berdasarkan analisis yang dilakukan (Tabel perlu dilakukan agar nilai CBR sebesar
4.32), didapatkan hasil akhir untuk susunan 1,10% sebelumnya yang diperoleh dengan
tebal perkerasan lentur (redesign) bahwa total pengujian DCP dapat memenuhi nilai
ketebalan lapisan dengan menggunakan metode standar CBR minimum yaitu 5% untuk
Bina Marga didapatkan sebesar 61 cm dan tanah berjenis lempung.
metode AASHTO sebesar 71 cm. Nilai total 2. Nilai ketebalan total (existing) dengan
ketebalan yang didapat baik menggunakan menggunakan metode Bina Marga
metode Bina Marga dan metode AASHTO didapatkan sebesar 58 cm, metode
lebih tebal dibandingkan dengan kondisi saat ini AASHTO sebesar 61 cm dan kondisi
dilapangan yaitu sebesar 55 cm. Dalam kondisi lapangan sebesar 55 cm. Nilai tersebut
ini (redesign), ketebalan pada lapangan menunjukkan agar lapis permukaan yang
khususnya ketebalan pada pondasi bawah masih ada dilapangan diganti dengan ketebalan
kurang jika dibandingkan dengan hasil sebesar 13 cm dengan metode Bina Marga
perhitungan yang didapat. Agar sesuai dengan dan 16 cm dengan metode AASHTO.
hasil perhitungan maka perlu dilakukan 3. Nilai ketebalan total (redesign) dengan
pelapisan ulang pada pondasi bawah dengan menggunakan metode Bina Marga
cara membongkar lapisan sebelumnya. didapatkan sebesar 61 cm, metode
Tabel 4.32 Perbedaan susunan tebal perkerasan lentur jalan akses BIL (redesign) AASHTO sebesar 71 cm dan kondisi
No Lapisan Bahan Tebal susunan perkerasan (cm) lapangan sebesar 55 cm pada akses Bandar
Bina Marga AASHTO Kondisi lapangan
1 Lapis permukaan LASTON 11 11 11
Udara Internasional Lombok. Nilai tersebut
2 Pondasi atas Batu pecah 20 20 20 menunjukkan agar seluruh lapisan
3 Pondasi bawah Sirtu/Pitrun 30 42 25
perkerasan yang ada dilapangan diganti
Total tebal lapisan 61 71 55
dengan yang baru dengan ketebalan tiap