You are on page 1of 8

1.

ANALISIS INDUSTRI
1.1 Gambaran Umum Industri Televisi Parabola Berbayar

1.1.1 Karakteristik Industri

Televisi adalah salah satu media untuk memenuhi kebutuhan manusia modern akan hiburan dan
informasi. Sesuai perkembangan zaman dan teknologi, media satu ini pun terus bergerak secara
dinamis mulai dari bentuk, teknologi, metode penyiarannya, dalam memenuhi kebutuhan dan
kehausan masyarakat akan hiburan dan informasi.

Dari jenis layanannya, siaran televisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu TV berbayar dan TV gratis.
Seiring tuntutan akan kebutuhan dan kenyamanan serta pengalaman menonton yang lebih baik,
permintaan akan televisi berbayar merangkak naik dari tahun ke tahun. Permintaan ini terus
meningkat didukung oleh kebutuhan akan siaran atau tayangan berkualitas dan informatif dari
mancanegara yang tidak bisa dipenuhi oleh TV Free to Air.

Dari model penyiarannya, TV berlangganan memiliki beberapa metode, dua yang teratas adalah
melalui satelit dan kabel. Kedua metode tersebut tentu memiliki keunggulan dan kelemahannya
masing-masing. Pembeda pertama dari layanan TV satelit dan TV kabel berada pada
perangkat pendukung yang dibutuhkan. Pada TV kabel, hanya memerlukan perangkat
berupa kabel coaxial atau penghantar sinyal dan receiver digital. Sedangkan untuk TV satelit,
pengguna harus memiliki receiver digital dan antena parabola yang berfungsi untuk
menangkap sinyal digital dari satelit. 1

Dari kualitas sinyal, TV Satelit sedikit lebih unggul, karena hanya memanfaatkan sinyal
digital, sementara, TV kabel mengkombinasikan sinyal analog dan kabel sehingga kapasitas
kabel terbagi, belum lagi biasanya TV Kabel juga mengkombinasikan layanan dengan
internet, alhasil, kualitas gambar pada layanan ini tidak sebagus dan sejernih layanan satelit.
Dari cakupan layanan, area TV satelit tidak terbatas, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan
yang tinggal di kota maupun di pedesaan. Sebaliknya, TV kabel kebanyakan hanya
dimanfaatkan oleh pengguna di tengah kota saja.

Namun, dari variasi layanan, TV berlangganan kabel memiliki keunggulan, karena biasanya
operator kerap melakukan bundling dengan layanan lain seperti layanan internet dan
telepon, sehingga tentang mana yang lebih baik, semua tentu bergantung kepada kebutuhan dan
kenyamanan pelanggan. Nex Parabola sendiri termasuk sebagai operator TV Satelit berbayar.

1
Suara, “Perbedaan TV Satelit Dan Kabel Layanan Mana Yang Terbaik?”, Internet, dapat diakses melalui .
https://www.suara.com/lifestyle/2021/01/25/185211/7-perbedaan-tv-satelit-dan-tv-kabel-layanan-mana-yang-terbaik?
page=all
1.1.2 Kondisi Industri Global

Global revenue di industri pertelevisian diramalkan akan terus menurun. Pada tahun 2020 saja,
tercatat global revenue di industry pertelevisian mendapatkan revenue sebesar  angka $173 miliar di
138 negara.2 Dibandingkan dengan revenue pada tahun 2016 yang tercatat mencapai $ 201 miliar.
Penurunan diestimasi akan masih terus berlanjut hingga tahun 2025 dengan estimasi revenue yang
diterima hanya sebesar hanya $143 miliar.

(Image credit: Digital TV Research)

Penurunan pendapatan terbesar terjadi di AS. Setelah mencapai puncaknya sebesar $104 miliar
pada tahun 2015, AS turun menjadi $80,3 miliar pada tahun 2020. Pendapatan TV turun menjadi
$57,4 miliar. Sebagian besar negara lain—77 dari 138 diproyeksikan juga akan melihat lebih sedikit
pendapatan TV berbayar pada tahun 2026. Sementara India diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan dari $5 miliar pada 2020 akan naik menjadi $5,6 miliar pada 2026. 3

Meski global revenue mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun, namun muncul optimisme
dengan data tren kenaikan pelanggan TV berbayar memperkirakan akan ada penambahan 34 juta
pelanggan TV berbayar hingga 2025. Ini menjadikan total global menjadi 1,06 miliar. Jumlah
pelanggan TV berbayar menembus angka 1 miliar di tahun 2018.4

China akan terus memasok sepertiga dari pelanggan TV berbayar dunia, dengan 328 juta diharapkan
pada akhir tahun 2025. India akan mendatangkan 183 juta lagi. Oleh karena itu, China dan India
bersama-sama akan menyediakan separuh pelanggan TV berbayar dunia pada tahun 2026. 5

2
Global Pay-tv Revenue to fall $30B In 2026, internet, dapa diakses melalui “https://www.tvtechnology.com/news/global-pay-
tv-revenue-to-fall-dollar30b-by-2026”
3
Global Pay-tv Revenue to fall $30B In 2026, internet, dapa diakses melalui “https://www.tvtechnology.com/news/global-pay-
tv-revenue-to-fall-dollar30b-by-2026”
4
PR News Wire, “global pay tv forecasts report 2020-2025”, Internet, dapat diakses melalui
https://www.prnewswire.com/news-releases/global-pay-tv-forecasts-report-2020-2025-pay-tv-revenues-down-
subscriptions-up----revenues-peaked-in-2016-at-202-billion-but-will-fall-to-152-billion-in-2025-301291849.html
5
ibid
Sumber: Research and Market

1.1.3 Kondisi Industri di Indonesia


Dengan diluncurkannya satelit Palapa C-2 pada Agutus 1988, membuka babak baru dalam industri
pertelevisian di Indonesia. Pada tahun 1994 Indovision secara resmi mengudara pertama kali
sebagai pionir TV satelit berlangganan di Indonesia. Dengan sistem Direct Broadcast Satelite (DBS),
Indovision menawarkan kelebihan dibanding sistem penyiaran sebelumnya. Beragam program baik
luar maupun dalam negeri dapat dinikmati bagi pelanggan. Dengan harga yang sangat tinggi, layanan
tersebut hanya dinikmati bagi masyarakat kelas menengah keatas.
Kemunculan Indovision tentu membawa pengaruh besar pada perkembangan TV berbayar di
Indonesia. Dibelakangnya terus bermunculan pemain baru, baik dari dalam maupun luar negeri.
Masing-masing provider hadir dengan keunggulan dan daya Tarik masing-masing, dimana program
oahraga terutama sepakbola tetap menjadi andalan dalam meraih pelanggan sebanyak-banyaknya.

Menurut catatan Digital TV Research, sepanjang tahun 2020 tercatat lebih 12 juta pelanggan TV
berbayar di Indonesia. Mereka meramalkan di tahun 2026 mendatang jumlah pelanggan TV
berlangganan di Indonesia bisa menyentuh angka 17 juta. Asia Pasifik akan memiliki 630 juta
pelanggan TV berbayar pada tahun 2026, naik dari 609 juta dibandingkan akhir tahun 2020. India
akan menambah 21 juta. China dan India bersama-sama akan memiliki hampir 500 juta. 6

Pelanggan IPTV akan menyalip kabel pada tahun 2024. IPTV akan menambah 51 juta pelanggan
antara tahun 2020 dan 2026 sehingga totalnya menjadi 283 juta. Langganan kabel digital dan analog
akan turun masing-masing sebesar 19 juta dan 13 juta. TV satelit berbayar akan bertambah hanya 2
juta pelanggan sehingga total menjadi 83 juta.

6
Digital TV News, “Pay TV Subscription Continue To Grow in Asia Pacific,”Dapat diakses melalui:
https://www.digitaltvnews.net/?p=36095
Sumber: Digital TV Research

1.1.4 Tingkat Persaingan Industri Televisi Satelit Berbayar


Tingkat persaingan dalam memperebutkan pelanggan di industry ini bisa dibilang sebagai
pertarungan yang sangat sengit. Di Indonesia sendiri, persaingan dalam industri TV berbayar
semakin sengit dengan mulai bertambahnya provider penyedia layanan Pay-tv tersebut. Namun,
penetrasi Pay TV hanya 5 persen. Padahal, pemainnya sudah tergolong cukup banyak: 17 operator.
Tetapi, permintaan pasar tergolong tersendat. Jumlah pelanggan yang betul-betul berlangganan Pay
TV pada tahun 2014 hanya 2,29 juta.7 Tantangan bukan hanya datang dari perusahaan serupa, tetapi
dari platform lain yang juga ikut menggerus pelanggan. Tantangan terbesar bagi operator TV
berbayar adalah semakin berkibarnya platform OTT dan VOD. Baik karena memberikan kemudahan,
platform ini menjanjikan harga yang lebih murah.

Dengan munculnya penyedia layanan TV berlangganan dengan basis DTH maupun IPTV akan
mendorong pendapatan layanan TV berbayar di Indonesia menjadi $633 juta pada tahun 2025, dari
semula pada 2020 sebesar $497 juta. Dengan sokongan penyumbang terbesar dari DTH dan IPTV
sementara TV berbasis cable akan terdesak turun dengan masifnya perkembangan dua teknologi
tersebut.8

7
Nasib Pay-Tv : Hidup Segan, Mati Tak Mau, internet, dapat diakses melalui “https://www.tek.id/insight/nasib-pay-tv-di-
indonesia-hidup-susah-mati-tak-mau-b1Xji9eNh”
8
DTH, IPTV to drive pay TV revenue in Indonesia, internet dapat diakses melalui “https://www.digitaltvnews.net/?
p=36484”
Tren global dan nasional dalam menikmati hiburan memang mulai bergeser dari konvensional
kearah digital. Penikmat media konvensional di Indonesia makin menurun berdasarkan data
GlobalWebIndex dari semester-I 2019 ke semester-I 2020. Hal tersebut berlaku bagi penonton
televisi, pendengar radio, pembaca koran, dan pembaca majalah. Di semester I-2019, penonton
televisi Indonesia masih mencapai 93,3% dari total responden. Tetapi setahun setelahnya di
semester yang sama, penonton media tersebut menurun menjadi 90,7%. Penyusutan jumlah
pengguna media konvensional berbanding terbalik dengan durasi penggunaan media digital. Durasi
pengguna ponsel, laptop-tablet, dan media sosial bertambah dari semester I-2019 ke semester I-
2020. 9

Data Penikmat Media Konvensional

Sumber: GlobalWebIndex

Tantangan bukan hanya datang dari dari platform streamin macam OTT dan VOD. TV Lokal berbasis
free to air masih menjadi saingan utama bagi operator TV Berlangganan. Salah satu alasan dari
pelanggan FTA beralih ke TV berlangganan adalah ingin mendapatkan kualitas gambar dan suara
yang lebih baik, namun kini kualitas TV berbasis FTA juga makin membaik, terlebih saat semua
layanan FTA bermigrasi ke tayangan digital. Di industri TV berlangganan loyalitas pelanggan
tergolong sangat rendah, sehingga perpindahan antar operator dan antar platform sangat sering
terjadi.
Persaingan sesama operator TV berbayar juga tidak kalah sengit. Setiap tahun selalu saja hadir
pemain-pemain baru. Namun kerasnya persaingan membuat satu persatu bertumbangan. Nama-
nama seperti Astro, Aora, Centrin, Orange, Topas, Big dan Nexmedia adalah sederet operator yang
gagal dalam persaingan merebut dan mempertahankan pelanggan dan memilih untuk
mengundurkan diri dari industri.
Selain itu belakangan muncul pula layanan free to view dengan menggunakan parabola mini tanpa
harus membayar biaya langganan bulanan. Layanan ini menjadi favorit bagi mereka yang
emginginkan layanan bebasis satelit tapi tanpa harus membayar bulanan. Bahkan saat ini banyak
teknisi yang bisa memodifikasi parabola milik operator berbayar menjadi layanan free to view.

9
Katadata, “Media Konvensional di Indonesia Menuju Senjakala,” dapat diakses melalui
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/01/media-konvensional-di-indonesia-menuju-senjakala
Namun begitu, bisnis TV apalagi Pay-tv masih cukup menjanjikan apalagi data yang diperoleh
GlobalWebIndex, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan millennial yang masih menonton
TV dibanding layanan streaming ketiga se-Asia Tenggara. Ini tentu menjadi secercah harapan bagi
para perusahaan penyedia Pay-tv untuk tetap eksis, tinggal bagaimana caranya menggaet pasar yang
cenderung mulai beralih ke media digital.

1.1.5 Persaingan di Dalam Industri


PT Mediatama Televisi beroperasi dengan merk dagang Nex Parabola (Sebelumnya Nexmedia). Nex
Parabola merupakan penyedia layanan televisi satelit berlangganan di Indonesia milik Surya Citra
Media. Nex Parabola bermula dari Nexmedia yang awalnya merupakan penyedia layanan televisi
terestrial berlangganan di Jabodetabek. Nexmedia pertama mengudara 23 November 2011. Program
yang disajikan antara lain film, olahraga, hiburan, pendidikan, anak-anak dan berita.
Nexmedia berubah nama menjadi Nex Parabola pada 16 September 2019 dengan jargon baru “TV
Satelit Pilihan Terbaikmu”. Kehadiran NexParabola disertai dengan berbagai macam keunggulan
sehingga menjadi pilihan terbaik untuk TV satelit serta sebagai sarana hiburan yang sangat tepat
bagi seluruh keluarga di Indonesia. Nex Parabola menyajikan tayangan pilihan hiburan terbaik,
edukasi, olahraga hingga informasi untuk keluarga di rumah.

Tabel 2.1 Daftar Pesaing Usaha PT Mediatama Televisi


Nama Deskripsi
MNC VISION 10
PT MNC Sky Vision Tbk didirikan dengan nama PT Malicak
Nusa Semesta di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1988.
Perseroan berganti nama menjadi PT. MNC Sky Vision pada
2012. Hingga akhir 2020 MNC Vision memiliki pelanggan
sebanyak 9,8 juta dengan distribusi dan cakupan layanan
terluas dengan ratusan kantor cabang yang tersebar di seluruh
penjuru Indonesia.

K-Vison 11
K-Vision (PT Digital Vision Nusantara) adalah perusahaan TV
Satelit berbayar di wilayah Indonesia yang berada di bawah
MNC Vision Networks Group. K-Vision memiliki jumlah
pelanggan K-Vision sejumlah 5,4 juta pelanggan, dengan
penambahan sekitar 300 ribu pelanggan per bulan. K-Vision
hadir di satelit C-Band (Telkom) dan juga KU-Band (Measat)
dengan jenis Pelanggan yang dimiliki adalah pelanggan
Reguler Satelit/Parabola, pelanggan Corporate dan pelanggan
TV Kabel.

10
Profil MNC Vision, dapat diakses melalui https://www.mncvision.id/5002/101/company-overview
11
Profil K-Vision, dapat diakses melalui https://www.k-vision.tv/profil
Nama Deskripsi
Adapun keunggulan K-Vision dibanding TV berbayar lainnya.
Di antaranya tidak diperlukan biaya bulanan (beli putus)
namun akan tetap ON terus, perangkat menjadi hak milik
pribadi, proses berlangganan mudah, praktis dan cepat.

Transvison12
Transvision Lahir 8 Oktober 2013 dari sinergi 2 CT Corpora
dan Telkom yang sukses melakukan Sinergi Bisnis kepemilikan
TelkomVision. Transvision  Diperkaya dengan 50 channel High
Definition (HD) kualitas terbaik, 10 channel inhouse &
ditambah channel eksklusif: CNN Indonesia, CNBC Indonesia
dan channel Golf+ yang menghadirkan turnamen golf PGA
Tour terlengkap.

First Media13
Semenjak melakukan re-branding dari Kabelvision menjadi
First Media di tahun 2007, PT First Media Tbk menjadi pelopor
layanan telekomunikasi dan multimedia terpadu di Indonesia
yang sejak awal mengusung konsep TriplePlay, yaitu layanan
televisi berlangganan, layanan internet pita lebar berkecepatan
tinggi dan layanan komunikasi data melalui jaringan
telekomunikasi digital.

Biznet14
Biznet merupakan perusahaan infrastruktur digital
terintegrasi di Indonesia, menyediakan layanan Internet, Data
Center, Cloud Computing dan IPTV. Kami memiliki komitmen
untuk membangun infrastruktur modern dengan tujuan
mengurangi kesenjangan digital Indonesia dengan negara
berkembang lainnya. Biznet memiliki dan mengoperasikan
jaringan Fiber Optic tercanggih dan data center terbesar di
Indonesia.
IndiHome15
Indonesia Digital Home (disingkat IndiHome) adalah salah satu
produk layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero)
Tbk berupa paket layanan komunikasi dan data seperti telepon
rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed
Internet), dan layanan televisi interaktif (UseeTV Cable, IPTV).
IndiHome resmi diluncurkan tahun 2015.

1.1.6 Posisi Perusahaan di Dalam Industri

Tayangan olahraga memang masih menjadi primadona dan flagship tersendiri bagi para provider TV
berlangganan. Secara global selama pandemi tercatat alasan pemirsa menonton televisi adalah
12
Profil Transvision, dapat diakses melalui https://www.transvision.co.id/profil-perusahaan.html
13
Profil FirstMedia. Internet, dapat diakses melalui http://www.firstmedia.co.id/about-us/slug:sekilas-perseroan
14
Profil Biznet. Internet, dapat diakses melalui https://www.biznetnetworks.com/company/about-us
15
Profil IndiHome. Internet, dapat diakses melalui https://indihome.co.id/about-indihome
untuk tayangan olahraga Lebih dari 70% penggemar olahraga yang menonton olahraga setiap bulan
berlangganan MVPD tradisional (penyedia kabel dan satelit). Sebaliknya, kurang dari 60% non-
pemirsa olahraga dan berita berlangganan TV berbayar. Di A.S., 72% pemirsa olahraga dan berita
berlangganan TV berbayar dibandingkan hanya 39% non-pemirsa olahraga dan berita. Di Eropa,
pasar untuk TV langsung sangat berbeda dibandingkan dengan AS, dengan penyiar free-to-air
nasional memainkan peran penting.16

Sumber: Altman Solo


Dengan kencenderungan tayangan olahraga sebagai alasan dominan pemirsa dalam menonton TV,
menjadi potensi bagi Nex Parabola dalam bersaing di industri ini. Apalagi Nex Media memegang hak
siar penanyangan penayangan siaran sepakbola top dunia. Sebut saja UEFA Champions League,UEFA
Europa League, UEFA Confederation League, Premier League. Belum lagi tayangan olahraga lain
seperti ATP (tenis), BWF (badminton), maupun Superbike yang tentu menjadi nilai plus tersendiri
bagi Nex Parabola ditunjang dengan TV berbasis satelit yang cakupannya lebih luas dan stabil
dibanding dengan platform streaming.
Selain berfokus pada penyajian saluran olahraga, Nex Parabola adalah salah satu provider TV
berlangganan dengan channel entertainment dan local free to air terbaik di Indonesia dengan genre
yang bervariasi seperti drama, kartun, film, dokumenter, musik, maupun religi.
Nex Parabola setidaknya memiliki 19 national service center untuk menunjang pelayanan terhadap
pelanggan. Nex Parabola juga memiliki keunggulan dalam penyajian kualitas gambar karena semua
produk Nex Parabola menggunakan sistem hybrid yang dipasang pada c-band maupun ku-band yang
memudahkan pengguna dalam memilih menggunakan parabola besar maupun parabola mini.17

16
Sports and news are critical to the future of pay TV and OTT, internet, dapat diakses melalui
“https://www.altmansolon.com/insights/global-sports-news-pay-tv/”
17
Teknologi Nex Parabola, internet, dapat diakses melalui “ https://www.nexparabola.co.id/teknologi-nex-parabola/”

You might also like