TERHADAP KECEPATAN PEMAKANAN PADA MILLING MACHINE (1) Sugiyanto (2 Yogi Prabowo (1,2) Prodi Teknik Mesin Universitas Surakarta (1) Email: Sugiyantoputro@yahoo.co.id Jl. Raya Palur Km.5 Palur Karanganyar
ABSTRACT
One of the ideal geometric characteristics of a component is a smooth or rough surface. In
practice it is not possible to obtain a component with a smooth / rough surface. This is due to several factors, such as the human factor (operator) and the factors of the machines used to make it. However, with technological advancements the growing apparatus capable of forming surface components with a high degree of fineness / roughness, according to the standard measures applicable in metrology, is advanced by geometric measurement experts through research experience. Fineness level / roughness of a surface is very important role in the planning of a machine components, especially concerning the problem of lubrication friction, wear and tear, resistance to fatigue and so on. Therefore, in the planning and manufacture must be considered first about which machine equipment should be used to make it and how much the cost must be incurred. In order for the process of manufacture there is no significant deviation, then the characteristics of this surface should be understood by the planner even more by the operator. Communication of surface characteristics is usually done in engineering drawings. But to explain perfectly about the characteristics of a surface seems difficult. The research method is started by preparing instrument that is Milling Machine which is used to make surface roughness and Surface Roughness Tester is done 3 times test with variable speed of food which is different equal to 7,3; 13; 24.5 mm / put. With a speed of 102 rpm Rpm, and a depth of 0.4. Next determine the material roughness level with Surface Roughness Tester. After all done will get the data test results, followed by analysis and discussion so that will get final conclusion. From the research results obtained the following results: there is a difference in the level of roughness in each material with different feeding speed. The feed rate of 7.3 mm / put yielded 0.64 μ, 13 mm / put roughness generated 1.32 μ, 24.5 mm / put yielded 3.77 μ. The process of measuring the roughness of the material with the speed of feeding is slower, the smoother the surface roughness, the faster the speed of the feeding the more rough. The range of syrup result is also influenced by the speed of the food. The faster the movement of the range range the wider the surface roughness is the opposite.
Keywords: speed of food, milling machine, roughness, material ST 37
I. PENDAHULUAN berkembang peralatan yang mampu
membentuk permukaan komponen dengan Salah satu karakteristik geometris tingkat kehalusan/kasar yang cukup tinggi, yang ideal dari suatu komponen adalah menurut standar ukuran yang berlaku permukaan yang halus atau kasar. Dalam dalam metrologi, yang dikemukakan oleh prakteknya memang tidak mungkin untuk para ahli pengukuran geometris benda mendapatkan suatu komponen dengan melalui pengalaman penelitian. permukaan yang betul-betul halus/kasar. Tingkat kehalusan/kekasaran suatu Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, permukaan memang peranan yang sangat misalnya faktor manusia (operator) dan penting dalam perencanaan suatu faktor-faktor dari mesin-mesin yang komponen mesin khususnya yang digunakan untuk membuatnya. Akan menyangkut masalah gesekan pelumasan, tetapi, dengan kemajuan teknologi semakin keausan, tahanan terhadap kelelahan dan -1- Jurnal ENGINE Vol. 2 No 1, Mei 2018, pp no: 1-6 e-ISSN 2579-7433
sebagainya. Karenaitu, dalam perencanaan penutup alat pengaman diamati. Pada
dan pembuatannya harus dipertimbangkan penelitian ini, perbandingan antara efek terlebih dulu mengenai peralatan mesin pendingin yang berbeda dengan baja tahan yang mana harus digunakan untuk karat AISI 304 dilakukan dan hasil dari membuatnya serta berapa ongkos yang penelitian ini dapat memberikan informasi harus dikeluarkan. Agar proses yang sangat berguna di bidang manufaktur. pembuatannya tidak terjadi penyimpangan Hasil percobaan menunjukkan bahwa yang berarti, maka karakteristik emulsi berbasis air memberikan permukaan ini harus dapat dipahami oleh permukaan akhir yang lebih baik dan gaya perencana lebih-lebih lagi oleh operator. potong yang lebih rendah diikuti oleh Komunikasi karakteristik permukaan minyak sintetis dan udara dingin tekan. biasanya dilakukan dalam gambar teknik. Kondisi pendinginan yang berbeda Namun untuk menjelaskan secara memerlukan parameter yang berbeda untuk sempurna mengenai karakteristik suatu mendapatkan kekasaran permukaan bawah permukaan nampaknya sulit. dan gaya potong. Deepak Kumar (2012), Permukaan I I . L A N D AS A N T E O R I kekasaran adalah respon output penting dalam produksi berkenaan dengan kualitas Kajian tentang Kekasaran Permukaan dan kuantitas masing-masing. Proses Permukaan adalah batas yang penggilingan mesin abrasif banyak memisahkan benda padat dengan digunakan untuk mencapai toleransi yang sekelilingnya. Karakteristik suatu lebih dekat dengan permukaan akhir yang permukaan memegang peranan penting lebih baik. Pekerjaan ini baja kerja panas dalam pemberian adhesive sebagai media AISI H11 digunakan untuk menyelidiki penyambung. Proses penyambungan secara peran lingkungan kerja yang berbeda lap joint kedua penampang permukaan (pendinginan kering, pendinginan basah komposit memerlukanan kekasaran. dan gas tekan) dan parameter proses (laju Pengukuran kekasaran menggunakan alat umpan, kedalaman kecepatan potong dan pengukur keasaran (Surface Roughness roda) pada kekasaran permukaan. Telah Tester). diamati bahwa di bawah lingkungan Dhiah Purbosari (2010), tingkat pendinginan basah, penurunan laju umpan, kekasaran permukaan terkecil sebelum kedalaman pemotongan dan kenaikan awal waktu pemberian pendingin pada kecepatan roda menghasilkan peningkatan proses pemesinan CNC milling ZK 7040 kualitas permukaan yang signifikan. terjadi pada feed rate 0,11 mm/rev dan Kekasaran permukaan dapat awal waktu pemberian pendingin 10 menit diwakilkan kedalam sebuah grafik yang yaitu sebesar 1,616 µm, sedangkan tingkat memiliki bentuk yang sama dengan profil kekasaran paling besar terjadi pada feed yang diukur. Grafik tersebut merupakan rate 0,15 mm/rev dan awal pembesaran dari kekasaran permukaan waktupemberian pendingin 20 menit yaitu pada profil tersebut. Dari grafik yang sebesar 3,603 µm.angka kekasaran 3,85 didapatkan tersebut, dapat dicari beberapa µm, 3,73µm, 3,40 µm, 3,20µm. parameter-parameterguna menganalisa dan P. Chockalingam, (2012), Penelitian mengidentifikasi konfigurasi suatu ini membahas pengaruh kondisi pendingin permukaan yang berbeda pada baja tahan karat AISI Permukaan adalah suatu batas yang 304. Metode pendinginan yang digunakan memisahkan benda padat dengan dalam penelitian ini adalah banjir minyak sekitarnya. Profil atau bentuk yang sintetis, emulsi berbasis air, dan udara dikaitkan dengan istilah permukaan dingin tekan. Kekuatan pemotong dan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil kekasaran permukaan dipelajari dan pemotongan secara normal atau serong -2- Jurnal ENGINE Vol. 2 No 1, Mei 2018, pp no: 1-6 e-ISSN 2579-7433
dari suatu penampang permukaan. b. Profil terukur (measured profil),
Kekasaran terdiri dari ketidakteraturan merupakan profil permukaan terukur. tekstur permukaan benda, yang pada c. Profil referensi adalah profil yang umumnya mencakup ketidakteraturan yang digunakan sebagai acuan diakibatkan oleh perlakuan selama proses untukmenganalisa ketidakteraturan produksi. konfigurasi permukaan. Tekstur permukaan adalah pola dari d. Profil akar/alas yaitu profil referensi yang permukaan yang menyimpang dari suatu digeserkan ke bawah sehingga permukaan nominal. Penyimpangan menyinggung titik terendah profil terukur. mungkin atau berulang yang diakibatkan e. Profil tengah adalah profil yang digeserkan oleh kekasaran, waviness, lay, dan flaws. ke bawah sedemikian rupa sehingga Kekasaran permukaan (surface roughness) jumlah luas bagi daerah-daerah diatas dibedakan menjadi dua, yaitu: profil tengah sampai profil terukur adalah a) Ideal Surface Roughness Ideal surface sama dengan jumlah luas daerah-daerah di roughness bawah profil tengah sampai ke profil Kekasaran ideal (terbaik) yang bisa terukur. dicapai dalam suatu proses permesinan Berdasarkan profil-profil di Gambar 1. dengan kondisi ideal. Faktor-faktor yang di atas, dapat didefinisikan beberapa mempengaruhi kekasaran ideal di parameter permukaan, yaitu yang antaranya: berhubungan dengan dimensi pada arah tegak - Getaran yang terjadi pada mesin. dan arah memanjang. Untuk dimensi arah - Ketidaktepatan gerakan bagian bagian tegak dikenal beberapa parameter, yaitu: mesin. a. Kekasaran total (peak to valley height/total - Ketidakteraturan feed mechanism. height), Rt(µm) adalah jarak antara profil - Adanya cacat pada material. referensi dengan profil alas. - Gesekan antara chip dan material b. Kekasaran perataan (depth of surface b) Natural Surface Roughness Natural smoothness/peak to mean line), Rp (µm) surface roughness adalah jarak rata-rata antara profil referensi Kekasaran alamiah yang terbentuk dalam dengan profil terukur. proses permesinan karena adanya berbagai c. Kekasaran rata-rata aritmetik (mean faktor yang mempengaruhi proses roughness index/center line average, permesinan tersebut. Parameter kekasaran CLA), Ra(µm) adalah harga rata-rata permukaan sebelum jauh melangkah ke aritmetik dibagi harga absolutnya jarak parameter kekasaran perlu diketahui antara profil terukur dengan profil tengah. terlebih dahulu tentang profil yang penting seperti yang terlihat pada Gambar 1.1. Tinjauan Tentang Milling Machine berikut ini : Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau Gambar 1. Suatu kekasaran permukaaan melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa Profil kekasaran permukaan terdiri dari: bentuk. Mesinyang digunakan untuk a. Profil geometrik ideal ialah profil memegang benda kerja, memutar pahat, pemukaan yang sempurna dapat berupa dan penyayatannya disebut mesin frais garislurus, lengkung atau busur. (Milling Machine). -3- Jurnal ENGINE Vol. 2 No 1, Mei 2018, pp no: 1-6 e-ISSN 2579-7433
mesin frais dengan spindel ganda (dua,
tiga, sampai lima spindel), dan mesin frais planer. Penggunaan mesin frais khusus, maka potensi produktifitas mesin sangat tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak memerlukan seting yang rumit. Selain Gambar 2.Milling Machine mesin frais manual, pada saat ini telah dibuat mesin frais dengan jenis yang sama Mesin frais yang digunakan dalam proses dengan mesin konvensional tetapi pemesinan ada tiga jenis , yaitu : menggunakan kendali CNC (Computer 1. Column and knee milling machines Numerically Controlled). Bantuan kendali 2. Bed type milling machines CNC, maka mesin frais menjadi sangat 3. Special purposes fleksibel dalam mengerjakan berbagai Mesin jenis column and knee dibuat bentuk benda kerja, efisien waktu dan dalam bentuk mesin frais vertikal dan biaya yang diperlukan dan produk yang horisontal. Kemampuan melakukan dihasilkan memiliki ketelitian tinggi. berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada mesin jenis ini. Tinjauan Tentang Material ST 37 Pada dasarnya pada mesin jenis ini meja Baja adalah seluruh macam besi (bed), sadel, dan lutut (knee) dapat yang dengan tidak dikerjakan terlebih digerakkan. Beberapa asesoris seperti dahulu lagi, sudah dapat di tempa. Baja cekam, meja putar, kepala pembagi adalah bahan yang serba kesamaannya menambah kemampuan dari mesin frais (homogenitasnya) tinggi, terdiri terutama jenis ini. Walaupun demikian mesin ini dari Fe dalam bentuk kristal dan C. memiliki kekurangan dalam hal kekakuan Pembuatannya dilakukan sebagai dan kekuatan penyayatannya. Mesin frais pembersihan dalam temperatur yang tinggi tipe bed (bed type) memiliki produktivitas dari besi mentah yang di dapat dari proses yang lebih tinggi dari pada jenis mesin dapur tinggi. Baja adalah besi mentah tidak frais yang pertama. dapat ditempa (Robert L. Mott, 2004). Kekakuan mesin yang baik, serta Sifat-sifat umum dari baja : tenaga mesin yang biasanya relatif besar, a. Keteguhan (solidity) artinya mempunyai menjadikan mesin ini banyak digunakan ketahanan terhadap tarikan, tekanan pada perusahaan manufaktur. Mesin frais atau lentur. pada saat ini telah banyak yang dilengkapi b. Elastisitas (elasticity) artinya dengan pengendali CNC untuk kemampuan atau kesanggupan untuk meningkatkan produktivitas dan dalam batas- batas pembebanan fleksibilitasnya. Jika menggunakan mesin tertentu, sesudahnya pembebanan produksi CNC maka waktu produksi bisa ditiadakan kembali kepada bentuk dipersingkat, bentuk benda kerja sangat semula. bervariasi. c. Kekenyalan/keliatan (tenacity) artinya Produk pemesinan di industri kemampuan atau kesanggupan untuk pemesinan semakin kompleks, maka mesin dapat menerima perubahan bentuk yang frais jenis baru dengan bentuk yang tidak besar tanpa menderita kerugian- biasa telah dibuat. Mesin frais tipe khusus kerugian berupa cacat atau kerusakan ini, biasanya digunakan untuk keperluan yang terlihat dari luar dan dalam untuk mengerjakan satu jenis penyayatan dengan jangka waktu pendek. produktivitas/duplikasi yang sangat tinggi. d. Kemungkinan ditempa (malleability) Mesin tersebut misalnya mesin frais profil, sifat dalam keadaan merah pijar -4- Jurnal ENGINE Vol. 2 No 1, Mei 2018, pp no: 1-6 e-ISSN 2579-7433
menjadi lembek dan plastis sehingga d. Mesin Gerinda Potong
dapat dirubah bentuknya. e. Kemungkinan dilas (weklability) artinya B. Bahan Penelitian sifat dalam keadaan panas dapat Material uji yang digunakan Material baja digabungkan satu sama lain dengan ST 37 memakai atau tidak memakai bahan tambahan, tanpa merugikan sifat-sifat keteguhannya. f. Kekerasan (hardness) kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain Menurut kekuatannya terdapat beberapa jenis baja, diantaranya: ST 37, ST 42, ST 50, dan seterusnya. Standart DIN (Jerman) St X X kekuatan dalam kg/mm2 steel (baja). Contoh : ST37: baja Gambar 3. Baja ST 37 dengan kekuatan 37 kg/mm2. Baja ST 37 banyak digunakan untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN kontruksi umum karena mempunyai sifat mampu las dan kepekan terhadap retaklas. A. Hasil Penelitian Baja ST 37 adalah berarti baja yang mempunyaikekuatan tarik antara37 2 2 kg/mm sampai 45kg/mm . Kekuatan tarik ini adalah maksimum kemampuan sebelum material mengalami patah. Kekuatan tarik yield (σy) baja harganya dibawah kekuatan tarik maksimum. Baja pada batas kemampuan yield merupakan titik awal Gambar 4. Hasil Kekasaran dimana sifatnya mulai berubah dari elastis menjadi plastis, Perubahan sifat material Tabel. 1. Hasil pengujian kekasaran baja tersebut pada kondisi tertentusangat material ST 37 membahayakan fungsi konstruksi mesin. Kemungkinan terburuk konstruksi mesin akan mengalami kerusakan ringan sampai serius. Baja St 37 dijelaskan secara umum merupakan baja karbon rendah, disebut juga baja lunak, banyak sekali digunakan untuk pembuatan baja batangan, tangki, perkapalan, jembatan, menara, pesawat angkat dan dalam permesinan.
III. METODE PENELITIAN
Gambar 5. Grafik Kekasaran A. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian B. Pembahasan ini adalah : Grafik kekasaran diatas a. Milling Machine menunjukkan bahwa, tingkat kekasaran b. Surface Roughness Tester Surfome 120 permukaan suatu benda, kecepatan A milik Laboratorium UNS pemakanan merupakan faktor yang c. Mesin Polles menyebabkan nilai angka kekasaran (Ra). -5- Jurnal ENGINE Vol. 2 No 1, Mei 2018, pp no: 1-6 e-ISSN 2579-7433
Kecepatan pemakanan dengan 7,3 mm/put Daniel, 2012. ”Surface Analysis of
dihasilkan kekasaran 0,64 µ, 13 mm/put Machined Fiber Glass Composite dihasilkan 1,32 µ, 24,5 mm/put dihasilkan Material”, Recent Researches in 3,77µ. Hasil kecepatan pemakanan nilai Manufacturing Engineering, angka kekasaran (Ra) paling tinggi pada 24,5 mm/put, sedangkan nilai kekasaran Université de Franche-Comté. paling rendah pada kecepatan pemakanan Deepak K (2012), Effect of Process 7,3 mm/put. Parameters On Surface Proses pengukuran kekasaran pada Roughness During Grinding Of material dengan kecepatan pemakanan Hot Work Steel AISI H11 Under semakin lambat, nilai kekasaran Dry, Wet And Compressed Gas permukaan semakin halus, sedangkan Environment, Department of semakin cepat kecepatan pemakanan semakin kasar. Hal ini yang menyebabkan Mechanical Engineering, M.Tech. nilai kekasaran permukaan suatu material Scholar, DAVIET Jalandhar, berbeda. Perbedaan ini disebabkan jarak India kisar sayatan antara kisar sayatan yang Dhiah P, 2010, “ Karakterisasi Tingkat lain, akibat feeding speed pada pisau Kekasaran Permukaan Baja St 40 berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh Hasil Pemesinan CNC Milling Zk kecepatan pemakanan. Semakin cepat 7040 Efek Dari Kecepatan gerak pemakanan jarak kisar semakin hasil kekasaran permukaan semakin lebar dan Pemakanan (Feed Rate) dan Awal sebaliknya. Waktu Pemberian Pendingin,” Tugas Akhir, UNS V. KESIMPULAN Dwi Rahdianta (2010), Pengantar Mesin Dari hasil tersebut disimpulkan : Bubut dan Frais, Universitas 1. Tingkat kekasaran permukaan suatu Negeri Yogyakarta, benda, kecepatan pemakanan merupakan faktor yang menyebabkan P. Chockalingam, Lee Hong Wee (2012), nilai angka kekasaran (Ra). Kecepatan “Surface Roughness and Tool pemakanan dengan 7,3 mm/put Wear Study on Milling of AISI dihasilkan kekasaran 0,64 µm, 13 304 Stainless Steel Using mm/put dihasilkan 1,32 µm, 24,5 Different Cooling Conditions,” mm/put dihasilkan 3,77µm. Hasil Faculty of Engineering and kecepatan pemakanan nilai angka Technology, Multimedia kekasaran (Ra) paling tinggi pada 24,5 mm/put, sedangkan nilai kekasaran University, Melaka, Malaysia. paling rendah pada kecepatan Robert L. Mott, (2004), Elemen-elemen pemakanan 7,3 mm/put. Mesin dalam Perancangan 2. Kecepatan pemakanan semakin lambat, Mekanis, University of Dayton. nilai kekasaran permukaan semakin Syed2012, Machinability Of Glass Fiber halus, sedangkan semakin cepat Reinforced Plastic (GFRP) kecepatan pemakanan semakin kasar. Composite Materials, Hal ini dibuktikan adanya perbedaan jarak kisar sayatan antara yang satu International Journal of Materials dengan kisar sayatan lain. Processing Technology, African.
Surface Roughness Analysis in Machining of Glass Fiber Reinforced Epoxy Composite With Carbide Tool Using Taguchi A. K. Parida Volume - 1, Number - 1 Publication Year: 2012, Page(s) : 67 - 73
International Journal of Creative Mathematical Sciences and Technology