Professional Documents
Culture Documents
Awidiyah - Pemeriksaan Appendisitis
Awidiyah - Pemeriksaan Appendisitis
Nim : 200204005
Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan appendicitis biasanya mengalami demam ringan. Demam yang tinggi
mengindikasikan kemungkinan perforasi apendiks atau diagnosis lain seperti infeksi
virus atau infeksi saluran kemih.
Temuan pemeriksaan fisik seringkali tidak kentara terutama pada appendicitis dini. Saat
peradangan berlanjut, tanda-tanda peradangan peritoneum semakin nampak. Tanda
klinis ini dapat mencakup:
Nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah pada titik McBurney, kurang lebih 4 cm
pada garis bayangan dari spina iliaka anterior superior menuju umbilikus.
Tanda Rovsing yaitu nyeri pada perut kanan bawah yang ditimbulkan oleh palpasi perut
kiri bawah
Tanda psoas yaitu nyeri saat ektensi pasif tungkai bawah kanan yang menunjukan
appendicitis retrosekal
Tanda obturator yaitu nyeri akibat rotasi internal pasif pada tungkai bawah dalam
kondisi fleksi yang menunjukan appendicitis pelvik[1,2,6]
Skor Alvarado
Diagnosis Banding
Diagnosis banding nyeri abdomen kuadran kanan bawah mencakup proses
peradangan seperti Crohn’s disease atau ruptur kista; ataupun proses infeksi seperti
ileitis akut atau abses tubo-ovarium. Pada pasien wanita, terutama di Indonesia, kondisi
obstetri seperti kehamilan ektopik perlu dipertimbangkan.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik dapat dipertimbangkan pada wanita berusia subur yang mengalami
gejala dan tanda kehamilan, nyeri pada bagian perut bawah, dan keluarnya bercak atau
darah dari jalan lahir. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan nyeri goyang
serviks. Pada pemeriksaan penunjang, kadar hormone human chorionic
gonadotropin cenderung tinggi dan dapat ditemukan masa pada tuba falopi dari
pemeriksaan ultrasonografi.[18]
Gastroenteritis
Pasien dengan gastroenteritis terkadang dapat mengalami nyeri perut. Namun, berbeda
dengan appendicitis, nyeri perut tidak terjadi lebih dahulu sebelum awitan diare atau
mual dan muntah, serta tidak ditemukan nyeri tekan dan defans muskular perut bagian
bawah. Pemeriksaan pencitraan juga tidak menunjukkan adanya inflamasi apendiks.[3]
Obstruksi Intestinal
Nyeri perut bagian bawah, gejala gastrointestinal, dan demam terkadang juga dapat
disebabkan oleh infeksi saluran kemih. Urinalisis mikroskopik dan kultur urin dapat
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih.[3,16]
Penyakit Radang Panggung
Penyakit radang panggul merupakan suatu penyakit inflamasi pada sistem genitourinari
wanita, termasuk uterus, tuba falopi, dan organ lain yang berdekatan, yang diakibatkan
oleh infeksi terutama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini sering ditemukan pada wanita
berusia 20-40 tahun.
Pasien penyakit radang panggul mungkin mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah
5 hari setelah periode menstruasi, terkadang disertai dengan keluarnya cairan purulen
dari jalan lahir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri goyang serviks.
Pemeriksaan apusan endoserviks yang menemukan Chlamydia trachomatis dapat
mengkonfirmasi diagnosis.[17]
Crohn's Disease
Endometriosis
Karsinoma Kolon
Kolesistitis
Torsi omentum
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada appendicitis berupa pemeriksaan laboratorium darah dan
pencitraan.
Appendicogram
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien adalah hitung jenis
leukosit, presentasi neutrophil, dan C-Reactive Protein (CRP). Peningkatan leukosit
dengan atau tanpa shift to the left dapat ditemukan, namun hampir sepertiga pasien
dengan appendicitis memiliki kadar leukosit yang normal.
Adanya peningkatan pada pemeriksaan leukosit dan CRP berkolerasi dengan
peningkatan kemungkinan appendicitis komplikata. Jumlah leukosit 10.000
sel/mm3 dihubungkan dengan appendicitis akut, jumlah leukosit di atas 17.000
sel/mm3 dikaitkan dengan appendicitis komplikata, termasuk appendicitis perforasi dan
gangren.[1,2]
Ultrasonografi Abdomen
Pada kondisi sehat apendiks tidak dapat terlihat pada USG. Bila terdapat appendicitis,
tampak struktur tubular berukuran 7-9 mm yang tidak hilang dengan penekanan.
Namun bila apendiks tidak nampak, diagnosis appendicitis tidak dapat dikonfirmasi atau
dieksklusi.
CT Scan Abdomen
CT Scan tidak rutin dilakukan karena paparan radiasi yang lebih tinggi dan
meningkatkan beban biaya pada pasien. CT Scan abdomen memiliki akurasi di atas
95% untuk mendiagnosis appendicitis. Kriteria appendicitis pada CT Scan adalah
apendiks yang memiliki ukuran diameter lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks
lebih dari 2 mm, dan adanya appendikolith yang dapat ditemukan pada 25% pasien.[2]
MRI Abdomen
Appendicitis can be diagnosed when the outer diameter of the appendix measures greater than 6mm.
Gambar 4. Perjalanan Penyakit Apendisitis
KARAKTERISTIK KLINIS
—Karakter klinis dari appendisitis dapat bervariasi, namun umumnya ditampikan dengan riwayat
sakit perut yang samar-samar, dimana dirasakan pertama kali di ulu hati.
—Mungkin diikuti mual dan muntah, demam ringan. Nyeri biasanya berpindah ke fossa ilaka kanan
setelah beberapa jam, sampai dengan 24 jam. Titik maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari
umblikus ke fossa ilaka kanan, itu disebut titik Mc Burney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk
Rovsing.
—Posisi pasien dipengaruhi oleh posisi dari apendiks. Jika apendiks ditemukan di posisi
retrosekal (terpapar antara sekum dan otot psoas) nyeri tidak terasa di titik Mc Burney, namun
ditemukan lebih ke lateral pinggang. Jika apendiks terletak retrosekal nyeri jika ilaka kiri ditekan
tidak terasa.
—Ketika apendiks dekat dengan otot psoas, pasien datang dengan pinggul tertekuk dan jika kita
coba meluruskan maka akan terjadi nyeri pada lokasi apendiks (tanda psoas).
—Ketika apendiks terletak retrosekal maka bisa menyebabkaniritasi pada ureter sehingga darah
— Jika apendiks terletak di pelvis, maka tanda klinik sangat sedikit, sehingga harus dilakukan
— Jika apendiks terletak di dekat otot obturator internus, rotasi dari pinggang meningkatkan nyeri
—Hiperestesia kutaneuspada daerah yang dipersarafi oleh saraf spinal kanan T10,T11 dan T12
—Jika apendiks terletak di depan ileum terminal dekat dengan dinding abdominal, maka nyeri
sangat jelas. Jika apendiks terletak di belakang ileum terminal maka diagnosa sangat sulit, tanda-
—Rovsing’s sign
Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada sisi kanan.
Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif jika timbul
—Obturator sign
Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif jika timbul
—Dunphy’s sign
Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut pada korda spermatic kanan
Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan
bawah.
Nyeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan pada sisi kiri
—Bartomier-Michelson’s sign
Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran kanan bawah pada pasien dibaringkan pada sisi kiri
—Aure-Rozanova’s sign
Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit triangle kanan (akan positif Shchetkin-Bloomberg’s sign)
—Blumberg sign
Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba-tiba
Kemungkinan apendisitis dapat diyakinkan dengan menggunakan skor Alvarado. Sistem skor dibuat untuk
kebidanan.
—Pemeriksaan USG dikerjakan jika tanda-tanda klinik tidak jelas, pemeriksaan USG mempunyai
kemih
—Infiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan
melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha
pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum,
usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi
nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses,
apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan
— Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding
apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah
— Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk
jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat
menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang
—Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan
timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan
—Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan
gangrene. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu
pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan
usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut
infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.
—Bila letak apendiks retrosekal di luar rongga perut, karena letaknya terlindung sekum maka tanda
nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke
arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan, karena kontraksi otot psoas mayor yang
menegang dari dorsal. Apendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang, dapat menimbulkan
gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristaltik meningkat, pengosongan
rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. Jika apendiks tadi menempel ke kandung
—Pada beberapa keadaan, apendisitis agak sulit didiagnosis sehingga tidak ditangani pada
waktunya dan terjadi komplikasi. Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya
sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya dalam
beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak akan menjadi lemah dan letargik.
Karena gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Pada bayi, 80-90 %
—Pada orang berusia lanjut gejalanya juga sering samar-samar saja, tidak jarang terlambat
diagnosis. Akibatnya lebih dari separo penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi. Pada
kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan muntah. Yang perlu diperhatikan
ialah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut
sekum dengan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan
Pemeriksaan Fisik
Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,50C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi
perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektal sampai 10C. Pada inspeksi perut tidak ditemukan
gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Appendisitis
infiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah.
Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Defans
muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale. Nyeri tekan perut kanan bawah ini
merupakan kunci diagnosis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirawakan nyeri di perut kanan bawah
yang disebut tanda Rovsing. Pada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk
Jika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengan cepat membendung
daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliaka kanan selama 3-4 hari (waktu yang dibutuhkan
untuk pembentukan abses) juga pada palpasi akan teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan tepi atas
massa dapat diraba. Jika apendiks intrapelvinal maka massa dapat diraba pada RT(Rectal Toucher) sebagai
—Pada apendisitis pelvika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosis adalah nyeri
terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. Colok dubur pada anak tidak dianjurkan. Pemeriksaan uji
psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak
apendiks. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan m. psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif.
Bila apendiks yang meradang menempel di m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Uji
obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator
internus yang merupakan dinding panggul kecil. Dengan gerakan fleksi dan endorotasi sendi
panggul pada posisi terlentang, pada apendisitis pelvika akan menimbulkan nyeri.
— Psoas sign. Nyeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan. Pasien dimiringkan kekiri.
Pemeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul / pangkal paha
kanan (tanda bintang). Dasar anatomi dari tes psoas. Apendiks yang mengalami peradangan kontak
Pemeriksaan Laboratorium
Pada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana. Lebih dari
13.000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan
apendisitis. Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri. Pada pemeriksaan urin, sedimen dapat
normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel