You are on page 1of 11

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER – SEMESTER 1 TAHUN 2022/2023

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT URINDO

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN DAN AKUNTANSI

Tanggal : 26 Nopember 2022

Kelas : 35 B

Dosen :

1. Dr. apt. Eka Yoshida. AMM, MARS


2. Nurhayati SE MARS
3. Dr Susy Himawati MARS

Lama : 2 (dua) jam

Nama Mahasiswa : Rista Triana Kusumaningtyas

NPM : 216080243

SOAL :

1. Sebutkan cara penentuan harga barang pada nilai persediaan. Jelaskan?


Metode penilaian persediaan barang :
 FIFO : mengasumsikan bahwa persediaan yang diproduksi terlebih dahulu akan
menjadi unit pertama yang dijual dan dipenuhi. Fungsi dari penggunaan metode
ini ialah memudahkan untuk menentukan nilai inventaris berdasarkan
persediaan yang ada meskipun ada perubahan pada HPP. Harga barang = harga
beli terakhir
 LIFO : menurut metode LIFO, cara menghitung nilai inventaris adalah dari
barang yang paling baru dibeli atau diproduksi dijual terlebih dahulu. Dengan
LIFO, biaya produk terbaru yang dibeli atau diproduksi adalah yang pertama
dihitung sebagai barang yang terjual. Menggunakan metode ini, biaya produk
lama yang lebih rendah akan dilaporkan sebagai nilai persediaan. Harga barang
= harga beli awal
 WAC : dengan metode penilaian persediaan WAC, persediaan dan Harga Pokok
Penjualan dihitung berdasarkan harga rata-rata semua barang yang dibeli
selama suatu periode. Metode ini banyak digunakan oleh bisnis yang tidak
memiliki begitu banyak variasi dalam inventaris mereka. Harga barang = nilai
rata-rata/unit
2. Berapa HPP dan laba kotor dari Clopidogrel 75 mg tablet? Jika diketahui
persedian awal Rp. 1.000.000; persediaan akhir Rp 2.543.000 dengan Penjualan
bersih Rp 84.042.210 dan pembelian bersih sebesar Rp 69.870.000
Jawab:
DOH Clopidogrel tablet 75 mg tablet
Persediaan awal = Rp 1.000.000
Persediaan akhir = Rp 2.543.000
Pembelian bersih =Rp 69.870.000
Penjualan bersih = Rp 84.042.210,-
HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir
= Rp 1.000.000+ Rp 69.870.000 – Rp 2.543.000
= Rp 68.327.000
Laba kotor = Penjualan bersih – HPP
= Rp 84.042.210– Rp 68.327.000
= Rp 15.715.210,-

3. Jawab:
 MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan ialah bagaimana merencanakan dan memperoleh biaya


atau dana, kemudian mempergunakannya dengan efisien, dengan tujuan untuk
mencegah meningkatnya pembiayaan dan mencegah kebocoran yang tidak berguna.
Secara operasional manajemen keuangan di Rumah Sakit harus dapat menghasilkan
data, informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan Rumah Sakit dalam
merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan
dapat dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.

Manajemen Keuangan diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh manajer keuangan. Tanggung jawab utama seorang manajer
keuangan adalah perencanaan, pengadaan maupun penggunaan dana dengan tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, manajer keuangan bertugas
menentukan sumber dana, mengalokasian dana atau investasi dalam berbagai tujuan
perusahaan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan
menggunakannya seefektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan


pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut
dinamakan Manager Keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh manager
keuangan dan berbagai kegiatan yang harus mereka jalankan. Dalam prakteknya,
Manajemen Keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan
keuangan organisasi. Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan yang
baik perlulah kita untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang
baik.

Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.

1. Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke
waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.

2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu,
kelompok atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau
kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan.

3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang akurat,
lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan
dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan
ada sesuatu hal yang disembunyikan.

4. Kelangsungan Hidup (Viability)


Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun
operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup
(viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan
organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang
menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan
memenuhi kebutuhan keuangannya.

5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.

6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan
baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko
keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan
organisasi.

7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)


Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan
prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan
di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi.

Tujuan manajemen keuangan organisasi pelayanan kesehatan termasuk RS, secara


umum adalah menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang membantu para
manajer untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Berikut adalah beberapa tujuan manajemen keuangan di RS;
1. Memfasilitasi hubungan organisasi dengan pihak pembayar. Manajemen keuangan
harus bersifat responsif pada pembayar pihak ketiga dan memperlakukan pembayar
pihak ketiga sebagai customer dalam konteks ekonomi karena pihak ketiga merupakan
pihak pembayar tagihan. Pada saat yang bersamaan, manajemen keuangan harus
memperhatikan pasien sebagai customer dalam konteks pelayanan karena pasien
memiliki pengaruh terhadap pembayar pihak-ketiga, dan dalam beberapa kasus,
bertanggung jawab secara parsial atas tagihan.
2. Memonitor potensi kerugian keuangan atas kealpaan pola pelayanan. Secara tidak
sadar, proses pelayanan yang kurang di RS dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran
RS secara berlebihan. Manajemen keuangan RS harus memastikan, melalui proses
kajian penggunaan, bahwa pola pelayanan dokter konsisten, tidak hanya sesuai dengan
kebutuhan pasien tetapi juga sesuai dengan kesepakatan tentang layanan yang akan
dibayar oleh pasien dan pihak ketiga (asuransi).
3. Melindungi status pajak organisasi. Organisasi RS yang for-profit mencari jalan untuk
mengurangi tanggungan pajaknya, dan organisasi RS yang non-profit mencari jalan
untuk melindungi status pajak mereka dari upaya negara untuk mencari sumber
pendapatan baru. Karena itu, manajemen keuangan harus paham betul tentang
peraturan perpajakan yang ada.

Ada lima fungsi manajemen keuangan :


a. Planning
Planning di sini adalah perencanaan dari mulai arus kas hingga laba rugi
perusahaan.
b. Budgeting
Fungsi ini meliputi perencanaan hingga pengalokasian anggaran biaya agar
efisien dan efektif.
c. Controlling
Dalam manajemen keuangan, pengawasan juga perlu dilakukan demi evaluasi
dan perbaikan di masa yang akan datang.
d. Auditing
Audit internal harus dilakukan agar sesuai dengan standar akuntansi dan tak terjadi
penyimpangan.
e. Reporting : Terakhir adalah laporan mengenai kondisi keuangan serta analisa rasionya.
 MANAJEMEN AKUTANSI
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat
memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit
dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan
Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum
terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan
pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan
Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan
dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.
Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan dalam
manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan
menyimpulkan semua transaksi dan kejadiankejadian dalam suatu organisasi yang
menyangkut keuangan, sehingga didapatkan suatu data atau informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan.
Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan yang berbentuk :
a. Neraca (Balance sheet)
b. Laporan keuangan (Income statement)
c. Laporan perubahan keuangan.
Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang sangat penting
yaitu :
1. Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel Yang telah dipakai oleh pemerintah kita termasuk
RS Pemerintah.
Dalam sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga
sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi lebih mudah. Penerimaan akan
dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang
ditentukan. b. Accrual Basis Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat
kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada
periode yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat penyerahan
barang/jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka
pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta di akui pada saat diperoleh
kepemilikannya.
Dalam sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga
sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi lebih mudah. Penerimaan akan
dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang
ditentukan.
2. Accrual Basis
Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan pada
saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang
bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada saat penyerahan barang/jasa,
bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka pada saat
kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta di akui pada saat diperoleh
kepemilikannya.
Sistem akuntansi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan informasi yang
sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk keberhasilan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan serta perencanaan, terlebih lagi saat ini yang mana Rumah
Sakit telah ditetapkan sebagai Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai
Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor
Kas Negara.
Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan
untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas
dari biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan
akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang
berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta
keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit
secara optimal.

4. Jelaskan pemahaman saudara tentang gambar tersebut diatas. Mengapa


masalah cash flow RS menjadi sangat penting dalam kebelangsungan RS.

Jawab:
Isu paling penting dalam Rumah Sakit yaitu keempat variable ini dan saling
terkait antara variable lainnya serta diperlukan keseimbangan yang nantinya akan
membentuk corporate value (nilai daripada organisasi). Rumah sakit memiliki profit,
asset dan pertumbuhan, dari ke 3 faktor ini cash flow nya rumah sakit harus berjalan
dengan baik.
Oplimalisasi asset nya harus benar jangan ada allat kedokteran atau ruangan
dokter yang mangkrak (tidak digunakan). Rumah sakit walau dikelola secara social
harus tetap ada pendapatan lebih tinggi dari biaya operasional supaya ada surplus
sehingga bisa menghidupi kebutuhan internal dari rumah sakit. Rumah sakit harus bisa
berkembang di masa depan, mengikuti perkembangan penyakit, iptek kedokteran.
Rumah sakit cash flownya harus bagus dan bisa dilihat dengan menghitung rasio
keuangan untuk menghitung kinerja rumah sakit.

5. Sebutkan dan jelaskan tahapan dan langkah penyusunan laporan keuangan


meliputi

Jawab:

1. Neraca
Disebut juga laporan posisi keuangan yang menunjukkan kondisi atau posisi keuangan
suatu entitas pada suatu tanggal tertentu.
Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi dari aktiva atau harta (assets),
kewajiban (liabilities) dan Modal (Owner's equality).
a. Pendekatan
Secara garis besar ada 2 pendekatan :
- Pendekatan pembelanjaan Kewajiban dan Modal pada Neraca menunjukkan sumber-
sumber pembelanjaan suatu entitas. Adapun Harta menunjukkan penggunaan dari
sumber-sumber pembelanjaan tersebut.
- Pendekatan sumber daya Harta menunjukkan jumlah sumber daya yang dimiliki suatu
entitas pada tanggal tertentu. Adapun kewajiban dan Modal pada Neraca menunjukkan
hak/klaim atas harta tersebut. Kewajiban menunjukkan hak/klaim pihak luar.
Sedangkan Modal menunjukkan hak/klaim pemilik. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa jumlah aktiva atau harta di dalam neraca selalu sama dengan jumlah kewajiban
dan modalnya.

b. Kegunaan Neraca
Untuk mengetahui :
- Laporan sisa hasil usaha Rumah Sakit
- Kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya - Jumlah total harta dan
susunannya
- Jumlah akumulasi Modal dan sebagainya. Dengan demikian dapat diproyeksikan
tindakan keuangan apa yang harus dilakukan, apakah jumlah persediaan mencukupi,
apakah dana untuk membeli peralatan tersedia dan sebagainya.

c. Komponen-komponen Neraca
 Aktiva/Harta
- Aktiva lancar : meliputi Kas dan Bank (tidak termasuk deposito, check kosong, check
mundur dan sebagainya). Kas yang disisihkan untuk tujuan khusus disajikan terpisah.
- Surat berharga : Saham, obligasi dan disajikan di Neraca sebesar biaya/nilai pasar
yang paling rendah.
- Piutang (Account Receivables) tagihan kepada pihak lain untuk melakukan
pembayaran jangka pendek, terdiri dari piutang usaha dan piutang bukan usaha.
- Persediaan (Inventory) Antara lain : persediaan obat, benang medis, bahan
laboratorium, bahan radiologi, alat keperawatan, linen, bahan makanan dan alatalat
kebersihan disajikan dalam neraca berdasarkan nilai realisasi bersih.
- Biaya bayar di muka (Prepaid expenses) Antara lain : ATK, barang cetakan, tissue,
premi asuransi, sewa bayar di muka, tidak termasuk uang muka pembelian aktiva dan
Pajak bayar di muka.
- Investasi : dinyatakan dalam neraca sebesar biaya perolehannya (termasuk komisi
broker, jasa bank dan lain-lain)
- Aktiva tetap adalah aktiva berwujud Yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan Rumah Sakit dengan
masa manfaat lebih dari satu tahun. Penyajian dalam neraca adalah nilai perolehannya
dikurangi penyusutan.
- Aktiva tak berwujud
Merupakan hak istimewa yang diperoleh organisasi usaha untuk digunakan dalam
kegiatannya seperti : hak cipta dan sebagainya.
- Aktiva lain-lain misalnya gedung dalam pembangunan. Uang muka pembelian aktiva
tetap, piutang jangka panjang dan sebagainya.

 Kewajiban (Liabilitas)
Kewajiban lancar meliputi hutang yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau satu
siklus normal, seperti : Fee dokter yang belum dibayar, hutang pembelian obat, ATK
dan lain-lain. Kewajiban tak lancar yaitu hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam
waktu setahun, misalnya hutang investor.

 Modal/Ekuitas
adalah hak residual atas aktiva organisasi setelah dikurangi semua kewajiban. Terdiri
dari Modal dasar, akumulasi sisa hasil usaha dan modal yang berasal dari sumbangan.

2. Laporan laba/rugi berisikan keadaan laba/rugi dari suatu perusahaan. Catatan ini
bertujuan untuk memperjelas kondisi finansial perusahaan dalam periode tertentu agar
kemudian dapat pemilik usaha gunakan sebagai bahan evaluasi. Ada dua jenis catatan
laba-rugi, yaitu single step model dan multiple step model.
 Single step model, bentuknya lebih sederhana, menunjukan satu kategori pada
pendapatan dan pengeluaran
 Multiple step model, bentuknya lebih kompleks, berisikan informasi yang lebih
lengkap, karena di dalamnya terdapat pembagian pendapatan dan pengeluaran
menjadi beberapa kategori. Contoh konkretnya adalah adanya pendapatan
operasional dan biaya operasional.

3. Laporan Arus Kas Rumah Sakit


Berisi informasi tentang arus kas/setara kas masuk dan ke luar selama periode tertentu
yang berasal dari aktivitas operasi, investasi yang berjangka pendek dan pendanaan.
Tujuan : Untuk menilai kemampuan organisasi Rumah Sakit dalam menghasilkan kas
dan menilai kebutuhan arus kas ke luarnya. Karena dengan membaca laporan arus kas
dapat diketahui :
- Jumlah kas yang dihasilkan dalam suatu periode, berapa yang berasal dari kegiatan
operasional, investasi dan pendanaan.
- Berapa jumlah kas yang dikeluarkan untuk supplier, karyawan, membayar bunga,
pengembalian pinjaman
- Bagaimana kemampuan Rumah Sakit menghasilkan kas dan melunasi kewajiban-
kewajibannya.
- Bagaimana terjadinya SHU dengan penerimaan dan pengeluaran kas dan lainlain.

Sumber penerimaan dan pemakaian kas diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Aktivitas operasi
Merupakan penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan usaha/transaksi
yang berpengaruh pada sisa hasil usaha.
Ada 2 metode melaporkan arus kas dari aktivitas operasi tetapi yang akan digunakan
adalah : metode langsung.
Contoh : Sumber Penerimaan Kas
- Kas diterima dari pelanggan (pasien)
- Kas diterima dari bunga deposito

Sumber Pengeluaran Kas


- Untuk pembayaran persediaan
- Untuk pembayaran fee dokter
- Untuk pembayaran beban operasional, beban bunga dan sebagainya.

2. Aktivitas investasi
Sumber penerimaan kas : penjualan aktiva tetap, pelunasan piutang jangka panjang dan
lain-lain.
Sumber pengeluaran kas : pembelian aktiva tetap, investasi dan pemberian piutang
jangka panjang.

3. Aktivitas pendanaan
Sumber penerimaan kas : penambahan modal dasar, penambahan pinjaman jangka
panjang.
Sumber pengeluaran kas :
- pelunasan pinjaman jangka panjang
- pembayaran dividen.

4. Pemahaman Konsep Penyusutan Aktiva Tetap : Inventarisasi Aktiva Tetap, Konsep


dasar penyusutan, Tehnik estimasi penyusutan: Plus Minus berbagai tehnik

Semua aktiva tetap kecuali tanah akan rusak/usang. Untuk beberapa aktiva tetap,
kerusakan fisik dan aus menyebabkan penyusutan dikarenakan aktiva tetap
memiliki batasan masa manfaat. Berkurangnya kapasitas atau kemampuan aktiva
tetap maka nilai aktiva tersebut juga akan berkurang dan perlu dicatat dan
dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut
dengan penyusutan (depreciation).

konsep dasar penyusutan


Pengertian Penyusutan
Pengertian penyusutan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) (2011:16:3) paragraf 06, yaitu: “Penyusutan adalah alokasi sistematis
jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

” Menurut dwi Martani, dkk (2012:313), menerangkan bahwa: “Penyusutan adalah


metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara
sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut.”
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Menentukan Biaya Penyusutan
Ada faktor yang menyebabkan kenapa aktiva tetap harus disusutkan yaitu:

1. Faktor fisik
Penyusutan dilakukan karena keadaan fisik aktiva tetap yang semakin
menurun dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak dapat dihindari meskipun
perawatannya dilakukan dengan baik dan teratur. Faktor fisik menyebabkan aktiva
tetap mengalami aus dan rusak karena pemakaiannya, bertambahnya umur dan
karena faktor lainnya.

2. Faktor fungsional
Aktiva tetap yang secara teknis/fisik masih berjalan belum tentu dianggap
memiliki umur fungsional, misalnya apabila produk tersebut dianggap tidak laku
atau sudah ketinggalan zaman. Dalam proses perhitungan penyusutan ada tiga
faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:

a. Harga Perolehan
Harga perolehan suatu aktiva adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
sampai aktiva tersebut siap digunakan. Pernyataan Standar Akuntansi keuangan
(PSAK) No. 16 Revisi 2011 paragraf 16 dan 17, menyatakan: Biaya perolehan aset
tetap meliputi:
• Perolehan termasuk bea impor dan pajak yang tidak boleh dikreditkan setelaah
dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
• Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intense
manajemen;
• Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan
selain menghasilkan persediaan.

b. Estimasi masa manfaat


Estimasi masa manfaat adalah lamanya periode manfaat/jasa yang diharapkan dari
aktiva tersebut. Masa manfaat dapat diungkapkan dalam tahun, unit produksi,
mil/kilometer atau pengukuran lainnya.

c. Estimasi nilai sisa


Estimasi nilai sisa disebut juga nilai akhir (salvage) merupakan jumlah kas yang
diharapkan didapat dari aktiva tersebut saat berakhir masa pemanfaatannya.

6. Sebutkan dan jelaskan tentang kategori penomoran dan membedakannya dari 3


laporan keuangan dan Pengenalan kode rekening / Chart of Account dalam
akuntansi, Nomor akun neraca, laba rugi dan arus kas RS kaitannya dengan
penggolongan asset dll

Jawab:
Rangkaian yang disusun berupa angka, huruf, atau kombinasi angka dan huruf.
Kode akun bertujuan untuk membedakan tiap jenis akun yang masuk kedalam bagan
akun. Jadi pencatatan, pelaporan sampai perhitungan akan dimasukkan sesuai dengan
kode akun yang telah dibuat.
Akun dapat dikelompokkan menjadi akun neraca dan akun laba rugi. Akun
neraca merupakan akun yang termasuk kelompok harta, kewajiban dan modal.
Sedangkan untuk yang termasuk ke dalam akun laba rugi adalah pendapatan dan beban.
Hal – Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kode akun:
 Nomer harus unik (artinya setiap nomer hanya digunakan untuk satu akun
perkiraan saja)
 Akun dimasukkan kedalam kelompok atau sub kelompok. Contohnya kas,
piutang dan peralatan dimasukkan kedalam aktiva lancar.
 Akun yang berkaitan hendaknya disusun secara berurutan. Contohnya: piutang
dagang dengan piutang lain-lain.
 Penomeran diusahakan tidak terlalu ketat, alasanya akan memudahkan jika
terjadi penambahan sejumlah akun baru. Contohnya : kelompok beban diberi
nomer 600.605 beban angkutan. 610 beban lainnya. Jika terjadi penambahan
dapat disisipkan antara 605 -610.
 Nama akun rekening sebaiknya singkat dan jelas. Contohnya: Beban perjalanan
dinas lebih baik daripada beban perjalanan ke luar kota bagi direksi.

You might also like